g. Isi pesan, mencakup apa yang dikomunikasikan, termasuk
level konotatif dan refenesi denotatif atau makna.
h. Urutan tindakakan, atau urutan tindak komunikatif atau
tindak tutur, termasuk alih giliran atau fenomena percakapan.
i. Kaidah interaksi, atau properti apakah yang harus
diobservasikan.
j. Norma-norma interpretasi , termasuk pengetahuan umum,
kebiasaan kebudayaan, nilai yang dianut, tabu-tabu yang harus dihindari, dan sebagainya.
3. Tindakan Komunikatif, yaitu fungsi interaksi tunggal, seperti
peryataan, permohonan, perintah, ataupun perilaku non verbal Kuswarno, 2008:41-43
2.1.4. TinjauanTentangKomunikasiPersonal 2.1.4.1. Berfikir dalam Komunikasi Interpersonal
2.1.4.1.1. Pengertian Berfikir
Dalam berpikir kita melibat semua proses yang kita sebut sensasi, persepsi, dan memori. Menurut Floyd L. Ruch dalam
buku “Psychology and Life 1967 Berpikir merupakan
manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung
melakukan kegiatan yang tampak. Berpikir menunjukan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan
lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir kita lakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil
keputusan decision making, memecahkan persoalan problem solving. Dan menghasilkan yang baru creativity. Taylor et al.
1977:55.
2.1.4.1.2. Macam-macam berpikir:
a. Berpikir autistik, dengan melamun, berfantasi, menghayal,
dan wishful thinking. Dengan berpikir autistic prang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai
gambar-gambar fantastis. b.
Berpikir realistik, disebut juga nalar reasoning, ialah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia
nyata. Floyd L. Ruch, menyebutkan tiga macam berpikir realistic :
1. Berpikir deduktif : mengambil kesimpulan dari dua
pernyataan, dalam logika disebutnya silogisme. 2.
Berpikir Induktif : Dimulai dari hal-hal yang khusu kemundian mengambil kesimpulan umum; kita melakukan
generalisasi. 3.
Berpikir evaluatif : berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan, kita tidak menmbah