Penyu Hijau Penyu Sisik

pemangsannya baik binatang maupun manusia, maka telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu dua bulan Weller et al, 1996 dalam Djohan, 2004: 6. Penyu laut dapat melakukan perjalanan sampai 1600 km atau lebih. Dilaporkan bahwa, penyu hijau yang diberi tanda kemudian dilepas di perairan Amerika tengah di Pulau Ascension, penyu tersebut ditemukan kembali sejauh 2240 km dari pantai Brazil. Penyu selalu kembali ke area bertelurnya pada pulau yang sama. Sampai sekarang mekanisme ini belum begitu jelas. Akan tetapi diduga ada hubungannya dengan kombinasi antara penggunaan berbagai sensor, pengelihatan, bau, pendengaran, suhu, ombak atau gelombang, dan sensifitas arus Weller et al, 1996 dalam Djohan, 2004: 7.

2.2 Kerangka Pikir

Keadaan ekosistem pantai merupakan tolak ukur dimana habitat penyu di katakan baik atau buruk. Bila melihat keadaannya belumlah dipahami secara detail ekosistem pantai tersebut. Oleh karena itu dengan mendeskripsikan dan menelitinya secara seksama akan diketahui secara sepesifik keadaan pantai sebagai habitat penyu. Penelitian ini melihat keadaan ekosistem pantai menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui keadaan ekosistem pantai sebagai habitat penyu. Untuk menjalankan penelitian ini maka beberapa aspek yang diperlukan antara lain lingkungan fisik yang merupakan faktor utama yang memberikan tempat bagi biota untuk hidup berupa lingkungan abiotik dan biotik, dan dalam penelitian ini yang ingin diketahui adalah ekosistem pantai sebagai penunjang penyu untuk hidup. Selain lingkungan fisik yang paling dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tempat dimana akan dilakukannya penelitian yaitu di Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, Indonesia. Dan yang paling menonjol dalam penelitian ini adalah penyu yang merupakan hewan yang unik dan harus dijaga kelestariannya dan tempat hidup habitat penyu. Maka itu semua digambarkan pada diagram alir, sebagai berikut: Gambar 2. Diagram Alir. Lokasi Biota Penunjang Kehidupan Penyu 1. Penyu Hijau Chelonia Mydas 2. Penyu Sisik Eretmochelys Imbricate 3. Penyu Lekang Lepidochelys Olivaceae 4. Penyu Belimbing

Dokumen yang terkait

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS NGAMBUR KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2013

1 34 121

PERAN STAKEHOLDERS DALAM KONSERVASI PENYU DI PEKON MUARA TEMBULIH KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN LAMPUNG BARAT

0 3 9

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KONSERVASI PENYU DALAM MENJAGA KELESTARIAN HABITAT PENYU (Studi Pada Kawasan Konservasi Laut Daerah di Pekon Muara Tambulih Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat)

2 11 75

Pantai Perancak di Kabupaten Jembrana, Bali sebagai Habitat Peneluran Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea E.)

0 8 62

Tipologi Habitat Penelusuran Penyu Hijau (Chelonia mydas L.) di Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

0 14 15

Studi Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Habitat Penyu Melalui Pendekatan Skema Pembayaran Jasa Ekosistem (Studi Kasus Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi)

0 36 153

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK HABITAT BERTELUR PENYU LEKANG (LEPIDOCHELYS OLIVACEA) DI SEBAGIAN PESISIR PANTAI Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Habitat Bertelur Penyu Lekang(Lepidochelys Olivacea)Di Sebagian Pesisir Pantai Pelangi Kabupaten Bantul.

0 11 13

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK HABITAT BERTELUR PENYU LEKANG (LEPIDOCHELYS Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Habitat Bertelur Penyu Lekang(Lepidochelys Olivacea)Di Sebagian Pesisir Pantai Pelangi Kabupaten Bantul.

0 3 15

Hidrologi dan Ekosistem PANGKAL LAUT

0 1 7

PENGARUH STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI PANTAI TERHADAP PENDARATAN PENYU (Chelonioidea) DI PEKON MUARA TEMBULIH KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN PESISIR BARAT - Raden Intan Repository

0 1 96