PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X2 TKJ SMKS CITRA ABDI NEGORO BATUBARA.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS
PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA KELAS X2 TKJ
SMKS CITRA ABDI NEGORO BATUBARA

TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
ZAINI YULIANA
8146171093

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK


ZAINI YULIANA, Pengembangan Model Pembelajaran Matematika
Berbasis Pendekatan Scientific Berbantuan Software Autograph Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Siswa
Kelas X2 TKJ SMKS Citra Abdi Negoro Batubara. Tesis. Medan: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Februari 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan berpikir kreatif matematik siswa (2) mengetahui keefektifan model
pembelajaran matematika berbasis pendekatan Scientific berbantuan software
Autograph. Model pembelajaran yang dikembangkan dilengkapi dengan
perangkat pembelajaran berupa RPP, dan LKS. Jenis penelitian ini adalah
penelitian model pengembangan 4-D (define, design, develop, dan disseminate)
Thiagarajan, dan kemudian dimodifikasi menjadi 3-D dengan subjek penelitian ini
siswa kelas X2 TKJ SMKS Citra Abdi Negoro Batubara yang berjumlah 30 orang.
Uji coba dilakukan sebanyak tiga kali. Pada uji coba-1, dan uji coba-2 diperoleh
peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik
tetapi keefektifan model pembelajaran belum terlaksana, karena terdapat kriteria
ketercapaian tujuan pemebelajaran dan alokasi waktu yang belum mencapai
efektif. Hasil uji coba-1, dan uji coba-2 dijadikan bahan untuk merevisi model

pembelajaran. Pada uji coba-3 model pembelajaran sudah meningkat dan
mencapai kriteria efektif. Hal ini ditunjukkan oleh: (a) Ketercapaian tujuan
pembelajaran melebihi minimal 60%, (b) Ketercapaian kriteria ketuntasan klasikal
terpenuhi yaitu 75% dari seluruh sampel telah mampu mencapai nilai minimal
2,67 atau B-, (c) Ketercapaian alokasi waktu terpenuhi. Model pembelajaran yang
dikembangkan menghasilkan sintaks yang meliputi: (1) Mengamati tampilan
melalui infokus, (2) Menanyakan hal yang tidak dipahami ke guru maupun
temannya, (3) Mencoba eksperimen menggunakan software Autograph, (4)
Mengolah informasi yang terkumpul dan menyelesaikan LKS menggunakan
software Autograph, (5) Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok menggunakan
infokus.
Kata kunci: Pendekatan Scientific berbantuan software Autograph, pemecahan
masalah, dan berpikir kreatif matematik.

ABSTRACT

ZAINI YULIANA, Development of Mathematics Instructional Model-Based
Approach Scientific Autograph Aided Software To Improve Problem Solving
Ability and Creative Thinking Students Class X2 TKJ SMKS Citra Abdi
Negoro Batubara. Thesis. Terrain: Graduate School, State University of Medan,

in February 2016.

This study aims to: (1) enhance the problem solving and creative thinking
mathematical students (2) determine the effectiveness of mathematics teaching
model based approach to software-aided Scientific Autograph. Learning model
developed learning tools such as lesson plans and worksheets. This research is a
study model of development of the 4-D (define, design, develop, and disseminate)
Thiagarajan, and then modified into 3-D with this research subject class X2 TKJ
SMKS Citra Abdi Negoro Batubara totaling 30 people. The trials were conducted
three times. In the trial-1, and trial-2 is obtained an increase in the problem
solving and creative thinking, but the effectiveness of mathematics teaching
model has not been done, because there are criteria pemebelajaran goal
achievement and time allocations that have not reached effectively. The results of
trials-1, and trial-2 used as material for revising the learning model. At trial-3
model of learning has increased and reached the criteria effectively. This is shown
by: (a) Achievement of learning goals exceeded at least 60%, (b) Achievement of
classical completeness criteria are met, namely 75% of the entire sample has been
able to achieve a minimum score of 2.67 or B -, (c) Achievement time allocation
are met. Learning model developed generates a syntax that includes: (1) Viewing
the display through infokus, (2) Asking for things is not understood to teachers

and friends, (3) Try an experiment using software Autograph, (4) Processing
information collected and completed worksheets using Autograph software, (5)
Communicate the results of the group work using infokus.
Keywords:

Scientific Approach Autograph aided software,
problems, and creative thinking mathematically.

solving

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, yang
senantiasa menganugerahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini yang berjudul: " Pengembangan Model Pembelajaran Matematika
Berbasis Pendekatan Scientific Berbantuan Software Autograph Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif
Matematik Siswa Kelas X2 TKJ SMKS Citra Abdi Negoro Batubara”. Tesis
ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika di Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Sejak mulai dari persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis
mendapatkan semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut.
Terima kasih dan penghargaan khususnya penulis sampaikan kepada :
1) Ayahanda tercinta Drs. H. Zakaria Zain dan ibunda Mahyuni Lubis, Amd
(Almh), Taty Hasnita, SE (kakak), Zaini Azizah, S.Pd (Kakak), Khairil Azhar,
SP (Adik) serta semua sanak keluarga yang selalu memberikan doa, rasa kasih
sayang, perhatian dan dukungan penuh dalam setiap langkah dalam
menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan penulisan tesis ini.

2) Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. W.
Rajagukguk, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak
ilmu, bimbingan, arahan, serta motivasi yang sangat bermanfaat dan berharga
bagi penulis dalam penyusunan tesis ini sampai dengan selesai.
3) Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd, Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S, dan
Drs. Zul Amry, M.Si, Ph. D, selaku penguji yang telah banyak memberikan
saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan dan menjadi

motivator dalam penyelesaian proposal tesis ini.
4) Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf
Program Studi Pendidikan Matematika.
5) Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur dan Asisten Direktur I
Program Pascasarjana UNIMED.
6) Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika Program Pascasarjana
UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna
kepada penulis selama menjalani pendidikan.
7) Kepada Bapak Drs. Jamaluddin Sirait selaku kepala sekolah dan seluruh rekan
Guru SMKS Citra Abdi Negoro yang telah memberikan dukungan,
kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8) Seluruh teman-teman Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Matematika
Kelas A-1 angkatan 2014 khususnya Ropinus Sidabutar, Reza Handika, Sony

Thomas Saragih, Halimahtusyakdiyah, Nurhafifah Imran, Nurfi Syahrina yang
telah memberi motivasi dan dukungan dalam penyelesaian tesis ini.
9) Kepala sekolah dan rekan guru di SMAN 1 Ujung Padang serta semua pihak
yang telah membantu penulis dalam penulisan tesis ini yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan tesis ini. Akhir kata
semoga tesis ini dapat memberi sumbangan dalam memperkaya khasanah ilmu
dalam bidang pendidikan dan menjadi masukan bagi penelitian lebih lanjut.

Medan, 3 Maret 2016
Penulis

Zaini Yuliana
8146171093

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………… i
ABSTRACT……………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………… ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah………………………………………………
1.2.Identifikasi Masalah…………………………………………………..
1.3.Batasan Masalah………………………………………………………
1.4.Rumusan Masalah……………………………………………………..
1.5.Tujuan Penelitian……………………………………………………...
1.6.Manfaat Penelitian…………………………………………………….

1
13
14
14
15
15

BAB II. KAJIAN TEORITIS
2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik………………………. 16
2.1.1. Pengertian Masalah……………………………………………. 16

2.1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik…………………17
2.1.3 Langkah-Langkah kemampuan Pemecahan Masalah………….18
2.2 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik…………………………… 25
2.2.1. Kreativitas…………………………………………………….. 25
2.2.2. Berpikir Kreatif……………………………………………….. 32
2.2.3. Berpikir Kreatif Matematik…………………………………… 39
2.2.4. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan
Masalah……………………………………………………….. 43
2.3 Belajar dan Hasil Belajar Matematika……………………………… 45
2.4 Efektivitas Model Pembelajaran……………………………………. 50
2.4.1. Pengertian Efektivitas………………………………………… 50
2.4.2. Ciri-Ciri Efektivitas Pembelajaran……………………………. 53
2.4.3. Kriteria Efektivitas Model Pembelajaran……………………... 54
2.5 Pembelajaran Efektif……………………………………………….. 54
2.6 Pencapaian Tujuan Belajar Siswa…………………………………... 58
2.7 Model-Model Pengembangan Pendukung………………………….. 60
2.7.1 Rancangan Pengembangan Model Addie…………………….. 60
2.7.2 Rancangan Model Borg & Gall……………………………….. 66
2.8 Pengertian Model Pembelajaran Matematika………………………. 68
2.9 Pengertian Pendekatan Scientific ( Pendekatan Ilmiah )…………… 69

2.9.1. Kriteria Pendekatan Scientific………………………………… 71
2.9.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Pendekatan Scientific.72
2.9.2.1. Mengamati (Observing)……………………………………. 74
2.9.2.2. Mempertanyakan (Questioning)……………………………. 76
2.9.2.3. Mengumpulkan Informasi/ Mencoba (Experimenting)…….. 78
2.9.2.4. Mengolah Informasi (Associating)…………………………. 79

2.9.2.5. Mengkomunikasikan (Communicating)……………………. 81
2.10 Media Software Autograph dalam Pembelajaran Matematika……… 83
2.11 Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific
Berbantuan Software Autograph……………………………………. 90
2.12 Materi Grafik Fungsi Trigonometri…………………………………. 91
2.13 Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometri dengan Pendekatan
Scientific Menggunakan Software Autograph………………………. 92
2.14 Teori Belajar Yang Mendukung……………………………………. 97
2.13.1. Teori Belajar Piaget dan Pandangan Konstruktivistik……….. 97
2.13.2. Teori Belajar Vygotsky………………………………………. 99
2.13.3. Teori Belajar Bruner………………………………………….. 100
2.13.4. Teori Belajar Ausubel……………………………………….... 101
2.13.5. Teori Kecerdasan Majemuk………………………………….. 102

2.13.6. Teori Aktivitas……………………………………………….. 103
2.15 Hasil Penelitian Yang Relevan……………………………………... 104
2.16 Kerangka Konseptual……………………………………………...... 107
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian……………………………………………………… 110
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………. 110
3.3. Populasi dan Sampel………………………………………………... 111
3.4. Prosedur Penelitian……………………………………………….... 112
3.4.1. Tahap Persiapan……………………………………………… 112
3.4.2. Tahap Pelaksanaan…………………………………………… 112
3.4.3. Tahap Analisis Data…………………………………………. 112
3.4.4. Tahap Penyusunan Laporan………………………………….. 112
3.5. Prosedur Pengembangan Model Pembelajaran…………………….. 112
3.5.1. Prosedur Pengembangan……………………………………... 114
3.5.2. Tahap Pendefinisian (Define)…………………………………… 114
3.5.2.1 Analisis Awal-Akhir…………………………………………… 114
3.5.2.2 Analisis Siswa…………………………………………………. 114
3.5.2.3 Analisis Materi…………………………………………………. 114
3.5.2.4 Analisis Tugas………………………………………………….. 115
3.5.2.5 Spesifikasi Tujuan Pembelajaran…………………………... 115
3.5.3. Tahap Perancangan (Design)………………………………… 115
3.5.3.1 Pemilihan Media…………………………………………… 115
3.5.3.2 Pemilihan Format………………………………………….. 116
3.5.3.3 Rancangan Awal…………………………………………… 116
3.5.4. Tahap Pengembangan (Develop)……………………………… 117
3.5.5. Penyebaran (Disseminate)…………………………………….. 118
3.5.5.1 Uji Validasi…………………………………………………. 118
3.5.5.2 Difusi dan Adopsi………………………………………….. 118
3.6. Defenisi Operasional………………………………………………... 118
3.7. Instrumen dan Teknik Pengumpul Data……………………………… 123
3.7.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah…………………….... 123
3.7.2 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik………………. 124
3.7.3 Lembar Validasi Model Pembelajaran………………………. 127
3.7.4 Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran…………………… 128

3.8. Teknik Analisis Data………………………………………………… 129
3.8.1 Analisis Data Validasi Ahli Model Pembelajaran…………… 129
3.8.2 Analisis data Validasi ahli Perangkat Pembelajaran…………. 130
3.8.3 Analisis Data Ketercapaian Tujuan Pembelajaran…………… 130
3.8.4 Analisis Data Tes Hasil Belajar………………………………. 131
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tahap Penelitian……………………………………………………… 135
4.1.1. Tahap Persiapan………………………….………………………135
4.1.2. Tahap Pelaksanaan…………………………………………….... 138
4.1.3. Hasil Analisis dan Pembahasan……...………………………….. 154
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
4.1. Kesimpulan………………………………………………………….. 165
4.2. Implikasi…………………………………………………………….. 167
4.3. Saran………………………………………………………………… 168
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 172
LAMPIRAN………………………………………………………………… 176

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Hubungan Kreativitas dan Pemecahan Masalah............................. 43
Tabel 2.2 Deskripsi Langkah Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific..80
Tabel 2.3 Kegiatan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Scientific
Menggunakan Software Autograph……………………………… 91
Tabel 2.4 Kecerdasan Majemuk……………………………………………. 100
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kemampuan Pemecahan Masalah……………………... 122
Tabel 3.2 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik……………………………………………………….. 123
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik……………... 124
Tabel 3.4 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematik……………………………………………………….. 124
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan
Scientific Berbantuan Software Autograh………………………... 126
Tabel 3.6 Predikat Nilai Kemampuan Siswa……………………………….. 132
Tabel 4.1 Perancangan Awal Model Pembelajaran………………………… 143
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Umum Validator terhadap Model Pembelajaran
Pembelajaran…………………...………………………………… 144
Tabel 4.3 Revisi Model Pembelajaran Uji coba- 1………………………… 145
Tabel 4.4 Revisi Model Pembelajaran Uji coba- 2………………………… 145
Tabel 4.5 Revisi Model Pembelajaran Uji coba- 3…………………………. 146
Tabel 4.6 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Pada Uji coba-1……………... 147
Tabel 4.7 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Pada Uji coba-2……………... 149
Tabel 4.8 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Pada Uji coba-3……………... 152
Tabel 4.9 Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik………... 153
Tabel 4.10 Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik…...…………155
Tabel 4.11 Kerercapaian Tujuan Pembelajaran…………..………………….. 157
Tabel 4. 12 Rekapitulasi Ketuntasan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Dan Berpikir Kreatif Matematik Siswa…………………………. 160
Tabel 4.13 Kesesuaian Alokasi Waktu………………………………………. 161
Tabel 4.14 Pencapaian Kriteria Efektivitas Model Pembelajaran……………. 163

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alur Pemecahan Masalah Menurut Polya…………………… 20
Gambar 2.2 Tiga ranah pembelajaran berbasis pendekatan Scientif.............. 72
Gambar 2.3 Sintaks pembelajaran berbasis pendekatan Scientific……….... 73
Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Model Pembelajaran dengan
Menerapkan Model 4-D yang Telah Dimodifikasi…………... 112
Gambar 4.1 Analisis Materi Trigonometri…………………………………. 140
Gambar 4.2 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik….. 154
Gambar 4.3 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik……….. 155

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LampiranA………………………………………………………………… 174
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1……………………………….. 175
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2……………………………….. 185
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3………………………………... 193
4. Lembar Kerja Siswa 1………………………………………………... 201
5. Lembar Kerja Siswa 2………………………………………………… 206
6. Lembar Kerja Siswa 3………………………………………………… 209
Lampiran B………………………………………………………………… 211
1. Hasil Validasi Model Pembelajaran………………………………… 212
2. Hasil Validasi RPP, dan LKS………………………………………... 213
3. Hasil Validasi dan Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Berpikir Kreatif Matematik……………………………………… 215
Lampiran C………………………………………………………………… 223
1. Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif
Matematik………………………………………………………….. 224
2. Alternatif Jawaban Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir
Kreatif Matematik…………………………………………………. 229
3. Pedoman Penyekoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik 234
4. Pedoman Penyekoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik…... 235
Lampiran D…………………………………………………………………. 237
1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Uji Coba-1 238
2. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Uji Coba-2 239
3. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Uji Coba-3 240
4. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Uji Coba-1…… 241
5. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Uji Coba-2…… 242
6. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Uji Coba-3…… 243
7. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif
Matematik Uji Coba-1……………………………………………… 244
8. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif
Matematik Uji Coba-2……………………………………………… 245
9. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif
Matematik Uji Coba-3……………………………………………… 246
Lampiran E………………………………………………………………….
1. Tim Observer…………………………………………………………..
2. Jadwal Penelitian Kelas Eksperimen………………………………….
3. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen……………………………..

247
248
248
249

Lampiran F………………………………………………………………….. 250
1. Dokumentasi penelitian……………………………………………… 251

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

perkembangan zaman. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut
adanya perubahan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai. Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP, 2010) dalam artikelnya yang berjudul Paradigma
Pendidikan Nasional Abad XXI bagian VII, menjelaskan bahwa:
“Paradigma pendidikan yang terlalu terfokus pada kepentingan
pragmatis, teaching mind melalui drill dan skill sekarang perlu
diseimbangkan dengan tujuan ideal teaching heart melalui ethics
dan esthetics. Mesti disegarkan kembali bahwa pendidikan
merupakan kekuatan moral dan intelektual yang berjalan seimbang,
tidak boleh timpang. Selama ini nampak bahwa pendidikan di
Indonesia terlalu menekankan aspek intelektual, kurang
memperhatikan aspek moralitas. Lebih banyak berkutat tentang
pemenuhan kepentingan pasar dan industri ketimbang
pengembangan karakter dan kearifan”.
Pendidikan yang hanya berfokus pada aspek intelektual dirasa masih
kurang memenuhi tuntutan zaman. Aspek moralitas yang mencerminkan karakter
dan kearifan masyarakat Indonesia perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai
salah satu fokus pendidikan sehingga menjadi salah satu tujuan pendidikan
Indonesia. Oleh karena itu, kurikulum 2013 yang mulai diberlakukan di Indonesia
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.

Untuk menciptakan pribadi yang kreatif, dalam pembelajaran perlu
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik.
Kedua kemampuan ini sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap
orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan dan
menuntut kreativitas untuk menemukan solusi dari permasalahan yang
dihadapinya. Oleh karena itu, pada Kurikulum 2013 kemampuan berpikir kreatif
dan kemampuan pemecahan masalah mendapat perhatian yang cukup besar. Hal
itu terlihat pada upaya-upaya pengambilan kebijakan dibidang pendidikan untuk
memasukkan kedua komponen ini dalam berbagai kegiatan pendidikan, baik
dimuat dalam kurikulum, pendekatan pembelajaran maupun model pembelajaran
yang lainnya.
Upaya tersebut dimaksudkan agar supaya setiap kegiatan pendidikan atau
pembelajaran kepada siswa, dapat dilatihkan keterampilan yang dapat
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Dengan
demikian dunia pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap
pengembangan SDM yang kreatif dan memiliki kemampuan pemecahan masalah
yang handal untuk menjalani masa depan yang penuh tantangan. Seperti
tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
dan berpikir kreatif bagi siswa pada pendidikan adalah melalui pembelajaran
matematika. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sriyanto (2007) bahwa:
“Selain matematika pintu masuk untuk menguasai sains dan
teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, dengan belajar
matematika seseorang dapat mengembangkan kemampuan berpikir
secara sistematis, logis, kritis dan kreatif, yang sungguh dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari”.
Dalam hal ini dikemukakan bahwa pada proses pembelajaran matematika,
siswa memperoleh latihan secara implisit maupun secara eksplisit cara berpikir
kreatif dan cara memecahkan masalah. Bahkan dengan jelas dikemukakan dalam
kurikulum matematika bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika yang
hendak dicapai adalah untuk menjadikan siswa mempunyai pandangan yang lebih
luas serta memiliki sifat menghargai kegunaan matematika, sifat kritis, obyektif,
terbuka, inovatif, dan kreatif.
Hal tersebut diatas sesuai dengan standar isi untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi) telah
disebutkan bahwa: “Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama”. Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
pemecahan masalah, maupun bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan
perhatian pendidik matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan
karakteristik keilmuan matematika.

Tujuan tersebut berimplikasi pada upaya untuk menjadikan pembelajaran
matematika menarik bagi siswa sehingga mereka menjadi aktif dan kreatif dalam
mengikuti pembelajaran. Dengan aktif dan kreatifnya siswa mengikuti
pembelajaran matematika, maka diharapkan hal itu akan memberikan efek positif
terhadap hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar yang dimaksud antara lain
tercermin pada kemampuan komunikasi matematik, penalaran, kemampuan
kreatif

matematik

serta

kemampuan

pemecahan

masalah

yang

dapat

diaplikasikannya pada masalah matematika dan pada masalah yang dihadapinya
sehari-hari.
Namun pada kenyataan yang ditemukan dilapangan ternyata kemampuan
pemecahan masalah dan berpikir kreatif masih rendah. Hal ini sesuai dengan hasil
prasurvei yang telah dilaksanakan di SMK Swasta Citra Abdi Negoro (SMKS
CAN) Batubara kelas X2 Tekhnik Komputer dan Jaringan (TKJ). Peneliti
memberikan tes kepada 30 orang siswa kelas X2 TKJ SMKS CAN Batubara untuk
menguji kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik, dari
hasil pengujian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan
masalah dan berpikir kreatif matematik siswa rendah. Hal ini terlihat dari hasil
jawaban siswa terhadap soal-soal berikut:
Peneliti memberikan soal berikut untuk melihat kemampuan pemecahan
masalah siswa. Dari soal tersebut peneliti mendapatkan siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal dalam bentuk pemecahan masalah.
Hitunglah luas daerah yang diarsir
pada gambar disamping!

Gambar 1.2 Penyelesaian Siswa Untuk Soal Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik
Dalam penyelesaian soal diatas, diharapkan siswa dapat menghitung luas
lingkaran dan luas trapesium kemudian mencari selisih luas trapesium dan
lingkaran. Namun ada 27 orang (90%) siswa tidak bisa menyelesaikan soal
tersebut karena kurang mampu memahami masalah (siswa bingung untuk
menentukan panjang BC) dan merencanakan pemecahan. Soal yang diberikan
tersebut seharusnya dapat diselesaikan dengan mudah, hanya saja karena
kurangnya pemahaman siswa mengenai luas bangun datar, soal tersebut terlihat
lebih sulit. Jadi ketika siswa dihadapkan dengan soal non rutin siswa mengalami
kesulitan untuk menyelesaikannya.
Peneliti juga memberikan soal berikut untuk melihat kemampuan berpikir
kreatif matematik siswa:
Gambar dibawah ini adalah sebuah persegi panjang dengan panjang 5 cm dan
lebar 3 cm. Buat bangun lain dengan luas yang sama dengan persegi panjang
tersebut!

Gambar 1.1 Penyelesaian Siswa untuk Soal Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematik
Dari penyelesaian yang diberikan oleh siswa dapat disimpulkan bahwa
kemampuan kreatif matematik siswa masih rendah, karena dalam menjawab soal
ini ada 25 orang ( 83,33% ) siswa menggambar dua buah bangun persegi panjang
lain yang mempunyai luas yang sama dengan persegi panjang dalam soal, maka
siswa belum dikatakan memenuhi unsur berpikir kreatif. Siswa masih terpaku
pada bentuk persegi panjang atau masih mengikuti pola yang ada.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif siswa ini
juga dapat dilihat dari contoh soal dalam menggambarkan grafik fungsi,
menentukan nilai maksimum dan nilai minimum dari persamaan fungsi
dengan interval

. Siswa terkadang mengalami kesulitan

dalam menggambarkan grafik tersebut dengan cara mentranslasikan sejauh
satuan dalam arah horizontal ke kanan menentukan nilai minimum dan nilai
maksimum dari fungsi tersebut. Keadaan ini terjadi karena siswa tidak memahami
konsep dasar matematika trigonometri, dan rendahnya kemampuan pemecahan
masalah dan berpikir kreatif yang dimiliki siswa, sehingga siswa tidak mampu
menemukan sendiri konsep belajarnya dan membuat pembelajaran menjadi tidak
bermakna.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan
masalah dan berpikir kreatif matematik siswa adalah proses pembelajaran dikelas.
Sesuai dengan observasi awal penulis, sejauh ini proses pembelajaran disekolah
masih didominasi oleh paradigma yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan
(knowledge) merupakan model fakta-fakta yang harus dihafal. Disamping itu,
situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru (teacher) sebagai sumber
utama pengetahuan, kurangnya penggunaan media (khususnya media elektronik)
dalam pembelajaran serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama
pendekatan belajar mengajar.
Dalam

proses

pembelajaran,

siswa

kurang

didorong

untuk

mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran dikelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi
yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Padahal
untuk mempelajari matematika dengan baik, siswa harus terlibat secara aktif
terlibat dalam proses pembelajaran matematika. Pendidikan tidak diarahkan untuk
mengembangkan dan membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan
kata lain, proses pendidikan kita tidak diarahkan membentuk manusia cerdas,
memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk
membentuk manusia kreatif dan inovatif.
Sebagai upaya pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah
melakukan perubahan terhadap Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013. Mulai
Tahun Ajaran 2013/2014 pemerintah memberlakukan Kurikulum 2013.

Kurikulum ini juga disebut kurikulum berbasis Scientific, dalam arti proses
pembelajarannya

menggunakan

pendekatan

Scientific.

Perubahan

dalam

Kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar
Proses, dan Standar Penilaian. Pengimplementasian Kurikulum 2013 memiliki
tolak ukur diantaranya: (1) berorientasi pada SKL, adanya peningkatan dan
keseimbangan soft skills dan hard skills, (2) menggunakan pendekatan Scientific
dalam proses pembelajaran (mengamati, mempertanyakan, mengumpulkan
informasi/

eksperimen,

mengasosiasikan/

mengolah

informasi,

mengkomunikasikan) (Depdiknas, 2013), (3) menggunakan objek fenomena alam,
sosial, seni, dan budaya, (4) dan TIK digunakan sebagai sarana dalam
pembelajaran.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 A Tahun 2013 yang berkaitan
dengan implementasi kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa untuk setiap satuan
pendidikan

melakukan

perencanaan

pembelajaran,

pelaksanaan

proses

pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas ketercapaian kompetensi. Strategi pembelajaran sangat diperlukan
dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum
2013. Dalam arti bahwa kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada
peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang
diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului
dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan
oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun model pembelajaran

yang lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif,

menyenangkan,

menantang,

memotivasi

peserta

didik

untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Seperti yang
disampaikan dalam Nurlailiyah (2013): “Pembelajaran dalam kurikulum 2013
harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk untuk mencari,
mengolah, mengkonstruksi dan menggunakan pengetahuan dalam proses
kognitifnya”. Oleh karena itu dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran yang
dilakukan tidak serta merta hanya memindahkan ilmu pengetahuan yang dimiliki
oleh guru kepada peserta didik secara langsung melalui ceramah, melainkan guru
harus membimbing peserta didik untuk secara aktif mencari, mengolah, dan
mengkonstruksi pengetahuan.
Proses pembelajaran pendekatan ilmiah (Scientific approach) terdiri dari
lima langkah pembelajaran, diantaranya adalah Observing (mengamati),
Questioning (mempertanyakan), Experimenting (mengumpulkan informasi/
mencoba), Associating (mengolah informasi/ menalar) dan Communicating
(mengkomunikasikan). Permendikbud (2013) juga menyatakan bahwa:
“Pendekatan Scientific adalah pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa, yang memiliki kriteria sebagai berikut: (1)
Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas
kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. (2) Penjelasan
guru, respon peserta didik , dan interaksi edukatif guru-peserta

didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
(3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara
kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
(4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama
lain dari materi pembelajaran. (5) Mendorong dan menginspirasi
peserta
didik
mampu
memahami,
menerapkan,
dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespon materi pembelajaran. (6) Berbasis pada konsep, teori,
dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya”.
Pendekatan Scientific telah diterapkan oleh Putrawan (2014), Dewi (2014),
Yuniarti (2014), Nurlailiyah (2014), Erlangga (2014), yang menemukan dampak
positif dari penerapan Scientific. Kelima penelitian tersebut menekankan pada
daya matematik siswa aspek kognitif serta dilakukan penelitian pada tingkat SMP/
MTs dan SMA/ SMK sedangkan pembelajaran matematika di tingkat SD
sepanjang pengetahuan peneliti belum diteliti. Mereka mengatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Scientific yang berpusat pada
siswa merupakan pilihan yang tepat, karena banyak siswa yang termotivasi untuk
mengembangkan kemampuan matematik yang mereka miliki.
Selain itu, dalam pembelajaran matematika yang paling penting
ditekankan adalah keterampilan dalam proses berpikir. Siswa dilatih untuk dapat
mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sitematis, dan konsisten.
Untuk membantu dalam proses berpikir tersebut, selain adanya pendekatan
pembelajaran yang efektif, gambar dan atau animasi juga dapat digunakan. TIK
dapat berperan disini. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media
berbasis teknologi komputer sangat baik apabila kita mendukungnya dengan

software-software matematika yang akan sangat membantu siswa dalam
mengerjakan atau menganalisa persoalan yang ada. Salah satu software yang
dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah Autograph.
Autograph adalah software atau model lunak yang sangat membantu
dalam proses belajar disekolah, software ini dikembangkan oleh Douglas Butter
pada tahun 1984. Pemanfaatan Autograph dalam pembelajaran dikelas merupakan
suatu inovasi baru dalam pembelajaran matematika, karena yang selama ini
diketahui bahwa dalam pembelajaran matematika dikelas selama ini bersifat
tradisional tanpa menggunakan media yang memadai. Kegiatan pembelajaran
lebih didominasi oleh guru sehingga siswa merasa bosan, tetapi dengan
menggunakan software Autograph siswa dapat mengembangkan cara belajarnya
menjadi lebih baik.
Pembelajaran dengan Autograph dapat mengubah siswa yang lamban
menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang bersifat afektif
dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, dapat
merangsang siswa untuk mengerjakan latihan-latihan. Selain itu penggunaan
Autograph sebagai media pembelajaran bisa memudahkan guru dalam
menyampaikan materi, mempermudah siswa untuk menyerap apa yang
disampaikan guru, dan terjadinya simulasi karena tersedianya animasi grafik,
warna dan musik yang dapat menambah realisme. Pernyataan ini diperkuat oleh
Hamalik (1994), ia mengemukakan bahwa: “Pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan
pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman matematik dan kemampuan
berpikir, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data, dan mendapatkan informasi yang lebih banyak.
Informasi teknologi pada kemampuan menerapkan suatu pengetahuan dan
kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan suatu produk, yang
berhubungan dengan seni, yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta
berdasarkan pada aplikasi dan implikasi pengetahuan itu sendiri. Kurikulum 2013
dan pembelajaran matematika saat ini masih terkesan banyak kekurangan bila
diorientasikan dengan kemajuan teknologi dewasa ini. Teknologi yang merupakan
aplikasi kemajuan ilmu pengetahuan yang membawa dunia pendidikan untuk
menyesuaikannya. Pendekatan pembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan
teknologi masa kini, artinya setiap materi yang sudah dirancang dalam jabaran
kurikulum dicarikan link dengan masalah teknologi. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan Cahyo (2008) bahwa: “Perkembangan teknologi saat ini menuntut
penggunaan komputer yang lebih bervariatif dan efektif, termasuk didalamnya
aplikasi komputer dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai media
pembelajaran atau media pendidikan”.

Dengan menggunakan software Autograph pada materi pergeseran grafik
fungsi trigonometri, siswa tidak perlu lagi menggambarkan setiap pergeseran
fungsi yang tentukan akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Siswa hanya
perlu menentukan persamaan dan mendapatkan gambar yang diinginkan dengan
Autograph. Sehingga, kesempatan siswa untuk mengembangkan dan menjelajah
lebih besar. Dan hal tersebut diharapkan dapat berpengaruh kepada penanaman
konsep dasar yang nantinya akan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
dan berpikir kreatif matematik siswa.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul: “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berbasis
Pendekatan Scientific Berbantuan Software Autograph Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X2 TKJ
SMKS Citra Abdi Negoro Batubara.”
1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini, adalah:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih rendah.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa masih rendah.
3. Guru belum mengembangkan model pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan pembelajaran yang inovatif.
4. Siswa mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif matematik.
5. Situasi kelas sebagian besar sebagian besar masih berfokus pada guru

sebagai sumber utama pengetahuan.
6. Kurangnya penggunaan media (khususnya media elektronik) dalam
pembelajaran serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama
pendekatan belajar mengajar.
1.3

Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penelitian ini perlu dibatasi agar

penelitian ini lebih terfokus. Masalah pada penelitian ini hanya dibatasi pada
pengembangan model pembelajaran matematika berbasis pendekatan Scientific
berbantuanan software Autograph, untuk meningkatkan pemecahan masalah dan
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada materi trigonometri di SMKS
Citra Abdi Negoro Batubara.
1.4

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan

masalah yang telah diuraikan diatas, serta yang diungkapkan oleh Borg & Gall
(2003: 46) bahwa “if a study not designed to test hypotheses derived from a
theory, you instead can state research questions, purposes or objectives”, maka
selanjutnya masalah pada penelitian ini dirumuskan dan menjadi pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir
kreatif matematik siswa dengan menggunakan model pembelajaran
matematika yang dikembangkan berbasis pendekatan Scientific berbantuan
software Autograph pada materi trigonometri?

2. Bagaimana

keefektifan

model

pembelajaran

matematika

yang

dikembangkan berbasis pendekatan Scientific berbantuan software
Autograph dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan
berpikir kreatif matematik siswa pada materi trigonometri?

1.5

Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang ditetapkan, maka yang menjadi

tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui:
1.

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif
matematik siswa dengan menggunakan model pembelajaran matematika
yang dikembangkan berbasis pendekatan Scientific berbantuan software
Autograph pada materi trigonometri.

2.

Keefektifan model pembelajaran matematika yang dikembangkan
berbasis pendekatan Scientific berbantuan software Autograph dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif
matematik siswa pada materi trigonometri.

1.6

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan agar dapat menyesuaikan gaya
mengajarnya

yaitu

dengan

menggunakan

pendekatan

scientific

menggunakan software Autograph sehingga tercapai kemampuan berpikir
kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa yang tinggi.
2. Bagi siswa, melalui pendekatan scientific menggunakan software
Autograph diharapkan terbina sikap belajar yang positif sehingga
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan msasalah
matematis siswa.
3. Bagi sekolah, akan menjadi bahan pertimbangan bagi pemimpin sekolah
dalam mengambil kebijakan untuk menyetujui pelaksanaan pembelajaran
matematika

dengan

pendekatan

scientific

menggunakan

software

Autograph disekolah yang bersangkutan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa.
4. Tim pengembangan dan LPTK diharapkan mampu memberikan kelebihan
dan kekurangan pendekatan scientific menggunakan software Autograph
dan mensosialisasikannya di sekolah–sekolah untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Khalili, Amal A. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak (Diterjemahkan
oleh Ummu Farida). Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar
Amabile, dkk. 1993. Questions of Creativity. Dalam Brockman, John (ed.).
Creativity. The reality Club 4. hal. 7-27. New York: Touchstone, Simon &
Schuster.
Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. ed.
Rev. IV. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azhar Arsyad, 4. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Barak, Moses. & Doppelt, Yaron. 2000. Using Portfolio to Enhance Creative
Thinking. The Journal of Technology Studies Summer-Fall 2000, Volume
XXVI, Number 2.
BSNP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI Dalam Bulletin BSNP:
Media Komunikasi Dan Dialog Standar Pendidikan. Vol. VIII (1): 37
Cahyo, N. A. 2008. Pengembangan Model Creative Problem Solving Berbasis
Teknologi. (http://adi-negara.blogspot.com, diakses 4 Juli 2015).
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah. Jakarta: Asa Mandiri.
Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Erlangga. Yohana. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Dengan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika Pada
Siswa Kelas VII MTsN Batu Taba. Padang Panjang: Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat.
Evans. J. R. 1991. Creative Thinking In The Decision And Management Sciences.
South-Western: Thomson Publishing Group.
Daryanto. H. 2005. Evaluasi pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan (Cetak ke-7). Bandung: Citra Aditya
Bakti.
Handayaningrat, Soewarno. 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.

H. Daryanto. 2005. Evaluasi pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Hurlock, B.E. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjamg
Rentang Kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 Jenjang SMA/ SMK Tahun 2015. Jakarta
Kennedy, L.M, dan Tipps, S. 1994. Guiding’s Learning of Mathematics (7th ed).
California: Wadsworth
Kentjil, WI. 2010. Efektivitas Pembelajaran Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Kurniawan, Agung.2005.
Pembaruan.

Transformasi

Pelayanan

Publik.

Yogyakarta:

Karnasih, Ida. 2008. Paper Presentated In International Workshop: ICT For
Teaching And Learning Mathematics. Medan: UNIMED. (In
Collaboration Between UNIMED and QED education Kuala Lumpur.
Malaysia. 23-24 May 2008.
Latief, Adnan. 2010. Penelitian Pengembangan. Laporan Bahan Pengembangan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Lumsdaine, Edward & Lumsdine, Monika.(1995). Creative Problem Solving.
Thinking Skills for a Changing World. Singapore: McGraw-Hill Book Co.
Mahmudi. Ali. 2008. “Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif,” Makalah pada
Konferensi Nasional Matematika (KNM) XIV Universitas Sriwijaya
Palembang. Palembang: Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Yogyakarta.
Munandar. Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Mulyana. T & Sabandar. J. 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir
Kreatif Matematik Siswa SMA Jurusan IPA Melalui Pembelajaran
Dengan Pendekatan Induktif-Deduktif.
NCTM.
2000.
Defining
Problem
Solving.
[Online].
Tersedia:
http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/session_0
3/sectio_03_a.html. [20 Agustus 2015].
Noer, S.N. 2007. Pembelajaran Open-Ended Umtuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik Dan Kemampuan Berpikir Kreatif. Tesis
Tidak Diterbitkan. Bandung: Program Pasca Sarjana UPI Bandung.

Nurlailiyah. Siti. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer
Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Pada Pokok Bahasan
Fluida Statis Untuk SMA. Malang: Universitas Negeri Malang
Pehkonen,E 1997. The State-of-Art in Mathematical Creativity. (online),
(http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07jurnalpgriyogja.pdf,d
iakses

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN METAKOGNISI.

0 2 25

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TRIGONOMETRI BERBASIS PBL BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MAHASISWA S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA UISU.

0 3 37

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, REFRESENTASI MATEMATIKA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH DENGAN TANPA AUTOGRAPH.

0 3 56

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 MEDAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MNEGGUNAKAN AUTOGRAPH.

1 8 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH METEMATIKA SISWA.

0 1 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOGRAPH.

0 1 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 1 40

PENDEKATAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF ADVANCE ORGANIZER DAN SCIENTIFIC DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN KEBIASAAN BERPIKIR MATEMATIS SISWA KELAS VIII.

1 5 18

MODEL PEMBELAJARAN ASSUREBERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF CONCEPT MATEMATIS SISWA SMP.

4 10 53

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP :Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung:.

3 14 52