Kualitas Air Baku dan Air Minum

akan mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan bagian di bawah permukaan masih berupa cairan sehingga kehidupan organisme akuatik tetap berlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa air paada saat air di dalam pipa membeku. Densitas berat jenis air maksimum sebesar 1 gcm 3 terjadi pada suhu 3,95°C. pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95°C, densitas air lebih kecil dari satu Effendi, 2003.

2.1.3. Kualitas Air Baku dan Air Minum

Kualitas air minum sangat berkaitan erat dengan kualitas air bakunya. Umumnya sumber air air tanah kualitasnya sudah cukup baik untuk menjadikannya air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan. Pada sisi lain air minum dalam jumlah banyak harus mengambil dari sumber air yang besar pula. Ini sering terjadi di kota besar dan pada akhirnya memilih air sungai yang ada didekatnya sebagai sumber air baku. Kualitas air sungai sebagai air permukaan jelas berbeda dengan sumber air tanah dalam sehingga perlu dilakukan adanya proses pengukuran standar dan pengujian kualitas mutu air berdasarkan parameter-parameter dan metode tertentu. Standar mutu air baku air minum telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Adanya penetapan nilai standar kualitas air ini dilakukan dengan tujuan untuk memelihara dan melindungi serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama karena adanya beberapa gangguan kesehatan yang berkenaan dengan masalah air. Universitas Sumatera Utara Masalah air baku untuk industri air minum menjadi sangat penting karena kualitas air minum yang dipengaruhi oleh kualitas air baku tersebut akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Air minum memerlukan persyaratan yang ketat karena air minum itu langsung berhubungan dengan proses biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia. Lebih dari 70 tubuh terdiri dari air dan lebih dari 90 proses biokimiawi tubuh memerlukan air sebagai mediumnya. Bila air minum manusia itu berkualitas tidak baik, maka jelas akan mengganggu proses biokimiawi tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya. Air minum yang masuk ke dalam tubuh manusia itu selain perlu cukup jumlahnya juga harus sesuai dengan kebutuhan proses hayati. Oleh karena itu, diperlukan empat persyaratan pokok, yakni persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktivitas. Persyaratan mikrobiologi berarti air minum itu tidak boleh mengandung mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia. Mikroorganisme itu dapat dibagi dalam empat grup, yakni parasit seperti amuba dan telur cacing; jamur, bakteri seperti kuman tipus dan disentri; dan virus seperti virus hepatitis dan virus diare. Keempat jenis mikroorganisme itu umumnya kendali air minum hanya dapat dilakukan terhadap kuman dan parasit sehingga sesungguhnya persyaratan air minum dari aspek biologis ini masih harus diperketat lagi. Persyaratan fisika air minum terdiri dari kondisi fisik air pada umumnya, yakni derajat keasaman, suhu, kejernihan, warna, dan bau. Aspek fisik ini sesungguhnya selain penting untuk aspek kesehatan langsung yang terkait Universitas Sumatera Utara dengan kualitas fisik seperti suhu dan keasaman juga penting untuk menjadi indikator tidak langsung pada persyaratan biologis dan kimiawi, seperti warna air dan bau. Air yang berubah warna dan bau memberi indikasi bahwa air itu mengandung bahan biologis dan kimiawi yang dapat mengganggu kesehatan peminumnya. Persyaratan kimia menjadi penting karena banyak sekali kandungan kimiawi air yang memberi akibat buruk pada kesehatan karena tidak sesuai dengan proses biokimiawi tubuh. Air yang mengandung nitrat tinggi, misalnya, mengakibatkan gangguan zat merah darah yang disebut sebagai methemoglobin dan membuat transportasi oksigen tubuh terhalang. Kandungan fluor yang terlalu rendah atau tinggi mengakibatkan kerusakan gigi. Begitu pula kebutuhan akan bahan-bahan mikronutrien yang berlebihan dapat menjadi gangguan pada faal tubuh dan berubah menjadi racun, seperti arsenik dan berbagai macam logam berat, khususnya air raksa, timbal hitam, dan kadmium. Belum lagi bahan racun yang memang tidak diperlukan badan seperti pestisida harus dihindarkan ada di dalam air minum manusia Amsyari, 1996. Persyaratan radioaktivitas, zat radioaktivitas dapat menimbulkan efek kerusakan air. kerusakaan tersebut dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Sel yang mati dapat tergantikan asalkan belum seluruh sel mati, sedangkan perubahan genetik dapat menimbulkan penyakit, seperti kanker atau mutasi sel Handoyo, 2014. Air minum tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan sinar α melebihi 0,1 Bql Bequerelliter, aktivitas β melebihi 1,0 Bql Sarudji, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.2. Pencemaran Air