Gambar Menuju Komplek Pesantren Syamsul Ulum, Gunung Puyuh Sukabumi. Gambar Masjid Pesantren Syamsul Ulum, Gunung Puyuh, Sukabumi Masjid tersebut
Kepada Yth.,
Drs. K.H. Hasanuddin M.Ag
Kepala Yayasan Syamsul Ulum Putri Di
– Sukabumi
Assalamu’alaikum Wr. Wb., 1.
Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Syamsul Ulum?
Jawaban:
Pada saat K.H Ahmad Sanusi pulang dari Makkah kurang lebih selama 5 sampai 7 tahun. Sehingga pada saat itu, K.H Ahmad Sanusi sempat mengajar
terlebih dahulu di Pesantren Cantayan Pesantren Ayahnya setelah pulang dari Makkah selesai menunaikan haji dan menuntut ilmu disana. Dan memutus untuk
mendirikan Pesantren sendiri, atas dorongan ayahnya karena banyaknya anak murid yang diajarkan K.H Ahmad Sanusi. Dan K.H Ahmad Sanusi mendirikan
Pesantren pertamanya yang bernama Pesantren Genteng, hingga berubah perluasan pesantren menjadi Syamsul Ulum pada tahun 1930-1934 yang masih
berdiri hingga saat ini. 2.
Bagaimana sosok K.H Ahmad Sanusi menurut Bapak, dan masyarakat pada umumnya?
Jawaban: K.H Ahmad Sanusi adalah seseorang yang sangat gigih dalam
perjuangannya, dan tidak hanya di keagamaan beliau berperan namun di politik pun beliau aktif. Beliau yang pertama kali menerapkan sekolah-sekolah mewah
dengan adanya bangku, kursi dan metode yang diajarkannya pun berbeda dari pesantren-pesantren lain karena tujuan beliau ingin semata-mata menterdepankan
pendidikan agar bangsa Indonesia ini tidak dikalahkan oleh negara lain yang ingin menguasainya pada saat itu. Dan dengan itu beliau merasa ingin ada perubahan
bahwa tidak semua orang yang belajar di Pesantren itu monoton. Beliau sangat menyemangati muridnya untuk selalu bercita-cita yang tinggi karena tidak harus
semua orang yang lulus dari Pesantren itu mesti menjadi Kyai. Namun beliau juga mengharapkan untuk mendirikan pesantren yang sudah selesai belajar olehnya.
Dan beliau sangat berpegang teguh pada keagamaan walaupun aktifnya K.H Ahmad Sanusi dalam ruang lingkup politik. Dari sini, masyarakat sangat
menyadari bahwa K.H Ahmad Sanusi itu adalah ulama tradisional yang modern dan dipercayai kepandaian beliau dengan dilihat dari beberapa peran-peran K.H
Ahmad Sanusi lainnya. 3.
Bagaimana peran K.H Ahmad Sanusi terhadap perjuangannya dalam pendidikan Islam? Dan apa saja peran K.H Ahmad Sanusi dalam Pendidikan
Islam?
Jawaban: Yang sangat saya kagumi dari beberapa peran K.H Ahmad Sanusi
dalam pendidikan Islam bahwa kehebatan beliau yang membuat karangan kitab yaitu kitab
Raudhatul ‘Irfan. Karena dari kitab inilah Pemerintah Belanda pada waktu itu melarang untuk dapat dikembangkan dan disebarluaskan. Bagi
Pemerintah Belanda, bahwa dari hadirnya kitab tersebut membuat bahaya bagi Pemerintah Belanda di kota Sukabumi. Dari kitabnya yang unik, namun
bermanfaat yaitu kitab tafsiran Al- Qur’an yang di terjemahkan ke dalam logatnya
beliau Sunda yang lainnya pun tidak ada yang seperti beliau dan pastinya tidak dibolehkan oleh Pemerintah Belanda. Dengan banyaknya pengaruh keagamaan
dari K.H Ahmad Sanusi, membuat Pemerintah Belanda Geram untuk menahan beliau hingga beliau dipindahkan di Jakarta dalam pengasingannya. Akan tetapi,
beliau disana malah semakin aktif dalam peran keagamaannya, dan banyak guru- guru yang belajar oleh beliau karena akibat buku tafsir karangan beliau tersebut.
Sudah barang tentu keahlian beliau dalam menafsirkan itu Al- Qur’an sangat baik,
karena ilmu yang diterapkan itu dari ilmu para ulama-ulama Makkah. Yang pada waktu itu juga beliau mulai mengenal Sarikat Islam SI dan aktif didalamnya
karena pertemuannya dengan K.H Abdul Muluk di Makkah. Dan keaktifan beliau dalam berdebat di Makkah dengan para penuntut ilmu dalam masalah keagamaan
sangatlah tidak diherankan. Hingga kebiasaan berdebatnya, beliau terapkan di kota sendiri yaitu Sukabumi sepulang dari Makkah. Beliau aktif debat dengan