NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN INSPIRATIF K.H. AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM ASY’ARI KARYA M. SANUSI - Test Repository

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN INSPIRATIF

K.H. AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM

ASY’ARI KARYA M. SANUSI

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

  

OLEH

NANANG SUGIONO

NIM: 11111182

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

Jadikanlah karakter layaknya air,

siapapun, apapun, dan sampai kapanpun

akan terus dibutuhkan

.

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Orang tuaku tercinta bapak Nasrodin dan ibu Ngadiyem, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan do ’a yang tak pernah putus untuk putra-putranya.

  2. Anggota keluargaku yang selalu mendukungku dan selalu memberi semangat dan membantuku yaitu adikku Muhammad Muchlisun.

3. Bapak Imam Mas Arum M.Pd yang telah sabar membimbing dan mendo’akan dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Teman-temanku PAI E dan angkatan 2011 yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga (khususnya temen-temen Chrysophyllum

  Cainito ).

  5. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Imam Mas Arum M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Ibu Dra.Urifatun Anis, selaku pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 24 Februari 2016 Penulis, Nanang Sugiono 111 11 182

  

ABSTRAK

Sugiono, Nanang. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Buku

  “Kebiasaan-Kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari” karya M. Sansusi . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas

  Tarbiyah dan IlmuKeguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

  Kata kunci: Nilai Pendidikan Karakter

  Perilaku anarkisme dan ketidakjujuran marak dikalangan peserta didik, misalnya saja tawuran, menyontek, plagiarisme bahkan sampai menggunakan narokoba membuat semakin merosotnya karakter bangsa. Buku ini mengandung nilai pendidikan karakter yang bisa digunakan acuan untuk mengatasi masalah merosotnya karakter. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah nilai pendidikan karakter dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi?. Bagaimanakah implementasi nilai pendidikan karakter dalam buku Kebiasaan- Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi ke dalam kehidupan sehari-hari?.

  Penelitian ini adalah literature (kepustakaan), dan ditambah dengan metode wawancara dengan penulis buku melalui email. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku- buku, artikel atau lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini, serta wawancara dengan penulis buku mengenai informasi buku yang diteliti. Pengumpulan data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder.

  Hasil penelitian ini adalah Nilai Pendidikan Karakter dalam buku

  Kebiasaan- Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H. Hasyim Asy’ari

  karya M. Sanusi yaitu disiplin dan taat dalam melakukan ibadah, menghargai perbedaan dan kritis (membenarkan tradisi yang tidak sesuai dengan syariat islam), senang mendendangkan shalawat dan membaca al- qur’an, tanggung jawab terhadap perintah allah swt, tidak membedakan antar sesama, memiliki jiwa kepemimpinan, dermawan, senang melakukan diskusi atau musyawarah, senang bersilaturahim kepada orang lain,senang berorganisasi. Buku tentang Kebiasaan-

  

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan Dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M.

  Sanusi bisa dijadikan semacam acuan bagi peserta didik dalam melakukan kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-harinya seperti yang dicontohkan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari sehingga karakter peserta didik akan terbentuk ke arah yang lebih baik. Adapun metode yang bisa digunakan oleh orang tua maupun guru dalam mendidik peserta didik adalah metode bercerita, metode teladan, metode mendengarkan ayat-ayat al- Qur’an, mengajari berdoa langsung mengajar dengan biola, mengajar dengan metode murid bertanya, mengajar secara sorogan dan bandongan.

  

DAFTAR ISI

  JUDUL ......................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii ABSTRAK ................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .........................................................................

  8 C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

  9 D. Kegunaan Penelitian ......................................................................

  9 E. Metode Penelitian .......................................................................... 11

  F. Penegasan Istilah ............................................................................ 14 G. Sistematika Penulisan ...................................................................

  15 BAB II MENGENAL BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN INSPIRATIF K.H.

  AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM ASY’ARI KARYA M. SANUSI A. Biografi M. Sanusi ........................................................................

  17 B. Sinopsis Buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad

  Dahlan d an K.H. Hasyim Asy’ari .................................................. 20

  C. Sistematika Penulisan Buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif

  K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari ............................. 23 D. Karya dari M. Sanusi .....................................................................

  24 BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN A. Nilai Pendidikan Karakter .............................................................

  32 B. Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

  Hasyim Asy’ari .............................................................................. 37

  C. Metode pembelajaran yang terdapat dalam buku Kebiasaan-

  

Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari karya M. Sanusi ................................................................ 48

  BAB IV PEMBAHASAN A. Nilai Pendidikan Karakter dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan

Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya

M. Sanusi .......................................................................................

  53 B.

  

Implementasi Nilai Pendidikan Karakter dalam buku

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

  Hasyim A sy’ari karya M. Sanusi ................................................... 58

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................

  65 B. Saran ..............................................................................................

  67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Daftar SKK

  2. Riwayat Hidup Penulis

  3. Lembar Konsultasi

  4. Daftar wawancara dengan penulis buku melalui email

  5. Fotokopi sampul buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad

  Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting, karena

  dengan pendidikan kita menjadi memiliki wawasan yang luas serta bisa membuat kita mempertanyakan suatu hal. Hal ini yang nantinya membuat kita menjadi sadar tentang pentingnya pendidikan. Di dalam pendidikan banyak sekali ilmu-ilmu pengetahuan, baik itu ilmu sains, ekonomi, sosial, agama, budaya dan sebagainya.

  Pendidikan bisa juga memiliki makna yang sempit, yaitu pengajaran-pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap tugas-tugas sosial mereka. (Mudyahardjo, 2001:6).

  Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Muara ranah kognitif adalah tumbuh danberkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik, ranah afektif bermuara pada terbentuknya karakter kepribadian, dan ranah psikomotorik akan bermuara pada ketrampilan dan perilaku (Damayanti, 2014:9).

  Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu/peserta didik, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. (Mudyahardjo, 2001:11).

  Pada era sekarang ini, di mana informasi dan teknologi berkembang sangat cepat sekali memberikan dampak positif bagi kita terutama di bidang pendidikan, karena memudahkan kita semua untuk lebih mudah dalam menambah wawasan, mempelajari ilmu pengetahuan guna untuk menghadapi tantangan zaman. Namun, disatu sisi perkembangan informasi dan teknologi yang sangat cepat itu bisa dikatakan memberikan dampak

  .

  negatif terhadap pertumbuhan karakter bangsa. Di samping itu, perilaku anarkisme dan ketidakjujuran marak dikalangan peserta didik, misalnya saja tawuran, menyontek, plagiarisme bahkan sampai menggunakan narokoba membuat semakin merosotnya karakter bangsa.

  Di sisi lain banyak terjadi penyalahgunaan wewenang oleh para pejabat Negara sehingga korupsi semakin merajalela hampir disetiap instansi pemerintah. Perilaku-perilaku seperti itu telah menunjukan bangsa ini telah terbelit oleh rendahnya moral, karakter. Sebagai alternatif yang

  

bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas

generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan

mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.

  Melihat kondisi tersebut, pendidikan karakter menjadi begitu penting karena dapat mengurangi bahkan mengatasi permasalahan karakter yang tidak baik yang dilakukan oleh peserta didik maupun para koruptor.

  Pendidikan yang merupakan agent of change harus mampu melakukan perbaikan karakter bangsa kita, karena itu di dalam proses pendidikan harus ditanamkan pendidikan karakter sehingga mampu mengemban misi pembentukan karakter sehingga para peserta didik dapat berpartisipasi dalam menghadapi tantangan kehiduapan di masa mendatang. Pendidikan karakter tidak sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu pendidikan karakter ini menanamkan kebiasaan tentang yang baik sehingga peserta didik paham, mampu merasakan dan mau melakukan yang baik. Pendidikan karakter ini membawa misi yang sama dengan pendidikan akhlak atau pendidikan moral. (Zuchdi, 2012:17).

  Islam adalah agama yang memberikan pembelajaran yang tegas tentang karakter, seperti yang dicontohkan oleh suri teladan kita yaitu beliau Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil membangun karakter umat islam menjadi lebih baik. Dalam konsep Islam, karakter mulia merupakan hasil dari pelaksanaan seluruh ketentuan islam (syariah) yang didasari dengan fondasi keimanan yang kokoh (aqidah).Di dalam Al- Qur’an pun telah dijelaskan mengenai pendidikan karakter yang terdapat dalam QS Luqman ayat 12-19:

  

            

             

           

           

           

             

             

             

             

              

             

           

      Artinya: 12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,

Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur

(kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;

dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha

Kaya lagi Maha Terpuji".

  13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar".

  14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada

dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan

  

lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua

tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,

hanya kepada-Kulah kembalimu.

  15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan

aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah

kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan

baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya

kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah

kamu kerjakan.

  16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada

(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di

langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya

(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus[1181] lagi Maha

mengetahui.

  17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang

mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.

Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh

Allah).

  18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan

angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong

lagi membanggakan diri.

  19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

  Terdapat nilai pendidikan karakter dalam QS Luqman ayat 12-19 yaitu tentang pandai syukur, iman kepada Allah, berbakti kepada kedua orang tua, ibadah kepada Allah Swt, tidak boleh sombong, tidak boleh berbicara keras.

  Suri tauladan bagi umat Islam yang utama ialah beliau Nabi Muhammad SAW, beliau adalah manusia yang memiliki karakter yang sangat baik tidak ada manusia yang mampu menyamai karakter beliau karena beliaulah suri teladan seluruh umat Islam di dunia. Namun, di Indonesia ini kita memiliki dua orang tokoh yang mempunyai karakter yang baik yang bisa juga dijadikan panutan bagi umat Islam di Indonesia, mereka juga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan islam, yaitu K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari. Mereka berdua adalah tokoh agama Islam yang sangat terkemuka di Indonesia, sampai mereka mendirikan organisasi Islam yaitu Muhammadiyah oleh K.H.

  Ahmad Dahlan dan Nahdlatul Ulama (N.U) oleh K.H. Hasyim Asy’ari.

  Mereka berdua mempunyai ilmu pengetahuan yang luas serta memiliki karakter yang baik dan mulia. Melalui buku yang yang berjudul

  

Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim

Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi. Penulis buku tersebut hendak

  memberikan informasi tentang bagaimana kehidupan kedua tokoh agama tersebut, bukan sekadar biografi seperti buku-buku lainnya, namun penulis buku tersebut menjelaskan tetang kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh kedua tokoh tersebut dari sejak kecil hingga menjadi besar dan menjadi seorang ulama yang terkemuka serta membawa pengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia ini khususnya.

  Sekilas tentang sosok keduanya, yaitu K.H. Ahmad Dahlan lahir di kampung Kauman (sebelah barat alun-alun utara) Yogyakarta, pada tanggal 1 Agustus 1868. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara (semua saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya) dari seorang aah yang bernama K.H. Abu Bakar bin Kiai Sulaiman, seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan seorang ibu yang bernama Siti Aminah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kasultanan Yogyakarta. Ahmad Dahlan semasa kecil dikenal dengan nama Muhammad Darwis (Sucipto, 2010: 49).

  Merujuk pada buku yang diteliti oleh penulis, dalam kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan tercermin karakter yang baik dan bisa dijadikan contoh teladan bagi individu maupun peserta didik, misalnya K.H. Ahmad Dahlan adalah sosok orang yang dalam kesehariannya tidak meninggalkan shalat dan selalu melakukan shalat berjma’ah, senang bersedekah, hormat dan patuh kepada kedua orang tuanya, sayang terhadap anak yatim, senang berdiskusi, senang berorganisasi, gemar mengucap salam, senang bersilaturahim, tidak membedakan antar sesama, kritis, menghargai perbedaan.

  Kemudian sekilas tentang sosok K.H. Hasyim Asy’ari. Nama Muhammad Hasyim adalah pemberian orang tuanya, ia lahir dari keluarga kyai di Jawa pada tanggal 14 Februari 1871 atau 24 Dhul Qi da 1287 di desa gedang, sekitar dua kilometer jombang timur. Ayahnya Asy'ari adalah pendiri pesantren Keras di jombang, sementara itu, kakeknya Kyai Usman, adalah kyai terkenal dan pendiri pesantren Gedangan, yang didirikan pada kuartal ketiga abad kesembilan belas (Khuluq, 2000:14).

  Merujuk pada buku yang diteliti oleh penulis, dalam kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan tercermin karakter yang baik dan bisa dijadikan contoh teladan bagi individu maupun peserta didik, yaitu suka melerai teman yang bertengkar, tidak membedakan antar sesama, selalu taat kepada kedua orang tua, taat kepada guru atau Kiai, sering berpuasa, suka menulis buku, senang berdiskusi atau musyawarah, senang berorganisasi, suka berdagang, senang bersilaturahim.

  Melalui penjelasan mengenai kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari tersebur tercermin karakter yang sangat baik, sehingga dapat dijadikan contoh teladan dalam membentuk karakter yang baik bagi peserta didik. Peserta didik dapat meneladani kebiasaan- kebiasaan kedua tokoh tersebut dan menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

  Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengangkat fokus pembahasan tentang pendidikan karakter dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU

  KEBIASAAN-KEBIASAAN INSPIRATIF K.H. AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM ASY’ARI KARYA M. SANUSI”.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

  Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi?

  2. Bagaimanakah implementasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad

  Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi dalam kehidupan

  sehari-hari?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H

  Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi

  2. Mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan

  

K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi dalam kehidupan sehari-hari

  D. Kegunaan Penelitan

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teroritis maupun secara praktis.

  1. Manfaat Teoritis Manfaat ini memberikan sumbangan pemikiran dan konsep baru mengenai pendidikan karakter di kalangan praktisi pendidikan maupun akademisi sebagai bahan acuan dan rujukan. Bisa juga sebagai pijakan atau acuan para peneliti dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut terkait nilai-nilai pendidikan karakter. Manfaat lainnya yaitu hasil laporan penelitian ini nantinya dapat menambah pengetahuan mengenai konsep baru tentang pendidikan karakter.

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung (praktis) bagi segenap pemerhati dan pelaku pendidikan, terutama para pelaku atau pembimbing peserta didik. Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran konsep praktis bagi masyarakat secara luas dalam mengatasi masalah- masalah pendidikan karakter.

  a. Manfaat Bagi Guru Pendidikan Agama 1) Menjadi sumber pertimbangan guru dalam menghadapi masalah kenakalan siswa didik melalui perbaikan karakter siswa. 2) Menjadi sumber bagi guru dalam bersikap dan berperilaku agar sesuai dengan tujuan pembelajaran agama.

  b. Manfaat Bagi Para Orang Tua Manfaat penelitian ini juga bisa dipakai oleh para orangtua siswa diantaranya sebagai berikut:

  1) Menjadi pedoman teoritis bagi orang tua untuk menangani permasalahan kenakalan anak di rumah.

  2) Menjadi sumber atau pedoman perilaku orang tua sehingga mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya.

  c. Manfaat bagi peserta didik Manfaat penelitian ini juga bisa dipakai oleh peserta didik, sebagai contoh teladan, kemudian diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan berbagai kebiasaan baik seperti yang dicontohkan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari dalam buku yang diteliti oleh penulis.

E. Metode Penelitian

  1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka (library

  research ), karena objek kajian studi difokuskan pada kajian sebuah

  buku. Data-data yang terkait dengan analisis pembahasan penelitian berkaitan dengan biografi, latar belakang pendidikan penulis, dan berbagai hal yang mungkin berpengaruh pada kondisi penulis, baik secara langsung atau tidak langsung.

  Penelitian Pustaka (library research), yaitu jenis penelitian yang dilakukan degan menelaah dan menggunakan bahan-bahan pustaka berupa buku-buku, ensiklopedi, jurnal, majalah, dan sumber pustaka lainya yang relevan dengan topik atau permasalahan yang dikaji sebagai sumber datanya (Hadi, 1990: 9).

  2. Sumber Data Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yakni pengumpulan data-data dengan cara mempelajari, mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literature baik buku, artikel ataupun karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Data primernya adalah buku yang berjudul Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

  Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi. Data sekundernya berupa

  buku-buku yang relevan dengan bahan penelitian misalnya Pendidikan

  Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi,

  Konsep dan Model dan Pendidikan Karakter, Ilmu Pendidikan dan masih banyak buku yang lainnya.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  a. Pengumpulan data penulis lakukan dengan cara membaca buku- buku sumber, baik primer maupun sekunder. Mempelajari dan mengkaji serta memahami kajian yang terdapat dalam buku-buku sumber. Menganalisis untuk diteruskan identifikasi dan mengelompokkan sesuai dengan sifatnya masing-masing dalam bentuk per bab.

  b. Selain melalui buku-buku sumber baik primer dan sekunder, penulis dalam mengumpulkan data adalah dengan wawancara atau interview dengan penulis buku (M. Sanusi) melalui email. Metode interview atau wawancara yaitu metode yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui tentang hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. (Sugiono, 2011:137). Penggunaan metode interview dalam penelitian ini untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang penulis buku (M. Sanusi).

  c. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang telah terkumpul digunakan beberapa metode, antara lain: a. Metode Deduktif Metode deduktif digunakan untuk menganalisis pada bab II tentang biografi karya-karya penulis, sinopsis buku Kebiasaan- Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari, serta sistematika penulisan buku tersebut. Pada bab III peneliti membahas tentang teori yang berkaitan dengan pendidikan karakter serta nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari yang berada dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi.

  b. Metode Induktif Berpikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang konkret, kemudian dari fakta- fakta/peristiwa khusus itu ditarik ke fakta yang bersifat umum (Sutrisno, 2002:42). Metode induktif digunakan untuk menganalisis pada bab IV tentang permasalahan yang akan diteliti yaitu analisis masalah yang bersifat khusus, kemudian diarahkan pada penarikan kesimpulan yang bersifat umum. Pada bab IV peneliti membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter ada dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan

  dan K.H. Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi, kemudian

  penulis menyimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku yang diteliti oleh penulis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

F. Penegasan Istilah

  1. Nilai Nilai adalah suatu penghargaan atau kualitas terhadap sesuatu atau hal, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang karena sesuatu hal itu meyenangkan, memuaskan, menarik, berguna, menguntungkan, atau merupakan suatu sistem keyakinan (Daroeso, 1986:20).

  Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Definisi ini dilandasi oleh pendekatan psikologis, karena itu tindakan dan perbuatannya seperti keputusan benar-salah, baik-buruk, indah-tidak indah, adalah hasil psikologis. Termasuk ke dalam wilayah ini seperti hasyrat, sikap, keinginan, kebutuhan dan motif (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007:44).

  2. Pendidikan Pendidikan adalah pengaruh, bantuan atau tuntutan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak didik

  (Ahmadi, 1991:71).

  Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia.

  Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat (Rokib, 2009:15).

  3. Karakter Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Samani, 2013: 41).

  Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan (Hariyanto, 2011:41).

  4. Kebiasaan Kebiasaan adalah sesuatu yang rutin kita jalankan. Kebiasaan bisa berupa sesuatu yang riil dan nyata seperti pergi ke tempat tertentu,duduk di daerah tertentu atau makan jenis maknan tertentu. Bisa juga berupa pandangan, pola pikir atau perasaan kejiwaan seperti menghormati orang lain, perasaan terhadap harga harga diri, kehormatan, memuliakan tamu dan lain sebagainya (Ibrahim, 2006:23).

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mengetahui secara keseluruhan isi atau materi

  • –materi skripsi ini secara global, maka penulis perlu merumuskan skripsi inike dalam beberapa bab, yaitu:

  BAB I : Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah, Fokus

  Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

  BAB II : Biografi, karya-karya penulis, sinopsis buku Kebiasaan- Kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari, sistematika penulisan buku. BAB III : Deskripsi tentang gambaran umum buku Kebiasaan- Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari karya M. Sanusi dan nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku yang berjudul Kebiasaan- Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi.

BAB IV : Pembahasan berisi tentang analisis nilai- nilai pendidikan karakter dalam buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari yang ditulis oleh M. Sanusi. BAB V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

BAB II MENGENAL BUKU KEBIASAAN-KEBIASAAN INSPIRATIF K.H. AHMAD DAHLAN DAN K.H. HASYIM ASY’ARI KARYA M. SANUSI A. Biografi M. Sanusi M. Sanusi lahir pada tanggal 28 Januari 1986 di Sumenep, Madura. M. Sanusi merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ayah

  beliau bernama H. Asy’ari, ibunya bernama Sumadiyah, sedang nama adik-adiknya adalah Siti Faiqoturrahimah, Insiyah, Jurjis Ardias. M.

  Sanusi menempuh pendidikan dasar dan menengah pertama di MI dan MTS Al-Huda, Desa Gapura Timur, Gapura, Sumenep dan pendidikan menengah atasnya diselesaikan di MA 1 Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep, Madura.

  Saat ini, penulis berdomisili di Yogyakarta, tepatnya jalan Paris Km.7, Sewon, Bantul, Yogyakarta dan saat ini penulis belum menikah.Awal mulai menulis ketika menjadi mahasiswa semester 1 ketika masih kuliah di Universitas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Mulai menulis ke media berupa artikel dan resensi buku sejak 2005, yang telah dipublikasikan di harian lokal maupun nasional, seperti Kompas, Seputar Indoneseia, Tempo, Jawa Pos, Republika, Bisnis Indonesia, Suara Merdeka, Suara Karya, Joglosemar, Solopos, Bernas Jogja, Kompas Jogja, Pikiran Rakyat, Kontan, Koran Jakarta, Balipost, lampung Post, Merapi, Minggu Pagi, Kedaulatan Rakyat, Surabayapost, Surya, dll.

  Buku yang pertama kali ia tulis adalah buku yang berjudul tentang Nabi Khidir. Buku tersebut ditulis oleh M. Sanusi dan temannya yaitu M.

  Ali Faki AR. Penulis merasa senang dan bangga, bahkan tidak menyangka ketika mengetahui bahwa bukunya telah terbit di pasaran baik itu di toko-toko buku, atau di tempat yang lain. Telah banyak pula karya- karya yang telah dihasilkan oleh penulis, misalnya Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

  Hasyim Asy’ari, Tuntunan Melamar dan Menikah secara Islami untuk pria dan wanita, Orang Miskin (Boleh) Sukses Sekolah, Jasad-Jasad yang Harum, Tempatkan Orang Tuamu di atas Kepala Niscaya Mulia Hidupmu dan masih banyak yang lainnya. Walau sudah banyak karya dari penulis belum ada buku atau karya penulis yang menjadi best seller, namun ada buku yang pernah beberapa kali ada yaitu buku tentang Abu Bakar.

  Dalam menulis sebuah buku tidak serta merta penulis dengan mudah menulis menjadi sebuah buku, akan tetapi penulis juga mengalami hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan itu antara lain adalah persoalan membagi waktu untuk menulis dan mengatur mood. Penulis kesulitan membagi waktu, karena pada saat mulai menulis beliau sedang kuliah di UIN Yogyakarta dan mengatur kegiatan lainnya, seperti kegiatan keorganisasian di kampus tersebut, aktif di pesantren dan Yayasan Hasyim Asy’ari di Yogyakarta. Walaupun begitu, penulis tetap berusaha meluangkan waktunya untuk menulis disela-sela kegiatannya. Penulis biasanya menulis pada waktu malam hari setelah kegiatannya selesai.

  Selain kesulitan mengatur waktu untuk menulis, penulis juga mengalami kesulitan dalam mengatur mood. Mengatur mood sangatlah penting dalam menulis sebuah buku, karena mood yang baik akan memberikan pikiran positif pada penulis. Dengan pikiran positif penulis dapat memperoleh banyak inspirasi sehingga dapat berpikir dengan lebih baik dan menghasilkan karya yang baik pula. M. Sanusi tidak punya cara khusus dalam mengatur mood, ia hanya memaksakan dirinya untuk menulis walaupun misal moodnya sedang kurang baik. Penulis tetap berusaha memaksa pikiran dan fisiknya guna melawan moodnya yang kurang baik itu untuk tetap menulis sampai akhirnya tulisan selesai.

  Latar belakang agama penulis adalah agama Islam dan ia mengikuti organisasi Islam Nahdlatul Ulama (N.U). Selain aktif di pesantren dan Yayasan Hasyim Asy’ari di Yogyakarta, penulis juga aktif di lembaga Media Literacy Circle (MLC), Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

  Penulis (M. Sanusi) masih mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, namun untuk saat ini ia fokus untuk mencari pengalaman kerja terlebih dahulu dan sambil mengusahakan beasiswa. Saat ini selain menulis, M. Sanusi bekerja sebagai editor freelance dan kadang menjadi surveyor di beberapa lembaga pendidikan.

B. Sinopsis Buku Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan

  dan K.H. Hasyim Asy’ari Karya M. Sanusi

  Buku ini berisi tentang kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari yang sangat inspiratif sehingga bisa mengispirasi orang-orang yang membaca buku ini. Dalam hal ini, buku ini tidak lagi menghadirkan tentang biografi-biografi kedua tokoh dan sejarah perjuangannya. Buku ini lebih mengulas sisi lain dari kedua tokoh tersebut. Sisi lain di sini adalah perspektif penulis yang berbeda dari penulis-penulis lain yaitu penulis buku ini (M. Sanusi) menulis tentang kehidupan sehari- hari K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari dalam menjalani hidup.

  Latar belakang yang menginspirasi penulis dalam menulis buku tentang Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif K.H. Ahmad Dahlan dan K.H.

  Hasyim Asy’ari adalah karena selain menarik bagi penulis buku, kedua tokoh tersebut adalah pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh

  K.H. Hasyim Asy’ari dan Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Selain itu, penulis juga berkeinginan untuk mengangkat inti dari pokok-pokok pemikiran kedua tokoh tersebut, tentang bagaimana mereka sebenarnya, pandangan mereka tentang agama, sosial, dan keilmuan. Mengingat beliau berdua adalah pendiri dua organisasi keagamaan terbesar di negeri dan tampaknya semakin jauh dispartitasnya ditangan para penerusnya. Buku ini tidak lagi menyorot tentang biografi-biografi seperti kebanyakan buku lainnya, tetapi menyorot kebiasaan sehari-hari K.H.

  Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari yang jarang diekspose dan diketahui orang banyak. Buku ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu bagian pertama membahas tentang kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan. Contoh kebiasaan-kebiasaan K.H. Ahmad Dahlan dalam buku ini misalnya, di mana pada masa kanak- kanak K.H. Ahmad Dahlan dengan nama panggilan waktu kecil yaitu Darwis, senang bermain dengan teman sebayanya, bermain bola, layang-layang, dan lain sebagainya. Selain itu Darwis juga anak yang patuh kepada kedua orang tuanya dan juga pada agamanya. Misalnya, ketika mau keluar rumah Darwis selalu meminta izin kepada kedua orang tuanya, suka mengaji pada waktu sore, senang solat berjama’ah, pergi lebih awal untuk solat jum’at, senang bersekah.

  Kebiasaan K.H. Ahamad Dahlan yang lainnya adalah senang berdiskusi, bersahabat dengan orang besar, gemar mengucap salam, mendendangkan solawat, senang berorganisasi, senang bersilaturahim, menghargai perbedaan dan lain sebaginya.

  Bagian kedua membahas tentang kebiasaan- kebiasaan K.H. Ha syim Asy’ari. Contoh kebiasaan-kebiasaan K.H. Hasyim Asy’ari, yaitu pada masa kanak- kanak K.H. Hasyim Asy’ari selain suka bermain petak umpet, K.H. Hasyim Asy’ari sudah mulai mengajar di pesantren ayahnya. K.H. Hasyim Asy’ari suka melerai temannya yang berkelahi, haus ilmu dan mengembara dari satu pesantren ke pesantren lain, taat pada Kiai, senang berpuasa dan sedikit makan, suka membaca dan membeli buku kemudian menuliskannya kembali, menulis kitab di pagi hari, membangun silaturahim dengan tetangga, para tokoh agama dan Negarawan. Selain itu K.H. Hasyim Asy’ari tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang petani, K.H. Hasyim Asy’ari sering pergi ke sawah dan ladang, sering berdagang kuda setiap pon, melakukan ronda setiap malam, selain itu juga mengajar para santrinya dengan metode sorogan dan bandongan dan masih banyak yang lainnya.