Perumusan Masalah. Pengurusan Sertipikat Tanah.

15 Dalam penelitian ini, penulis lebih cenderung memfokuskan pada deskripsi bagaimanakah sebenarnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh BPN serta Kantor Pertanahan Kabupaten Banyuwangi selaku unit kerja wilayah dalam upaya peningkatan pelayanan sertipikat tanah untuk menghindari proses permohonan sertipikat tanah yang oleh masyarakat yang seringkali terkesan sangat rumit, lama dan berbelit-belit. Proses administrasi yang terkesan lamban seperti itulah menyebabkan para masyarakat enggan mengurus sertipikat tanahnya. Rendahnya kinerja organisasi mengakibatkan rendahnya pula minat masyarakat untuk segera mendaftarkan tanahya kepada Kantor Pertanahan. Padahal dokumen sertipikat tanah di Indonesia dianggap penting demi kepastian hukum yang lebih diakui oleh negara. Peningkatan pelayanan publik khususnya pada pensertipikatan tanah, Pemerintah perlu melakukan pemikiran dan penataan ulang sumber daya manusia yang ada dalam tubuh Pemerintahan. Dengan melaksanakan pelayanan publik yang baik akan menimbulkan dampak yang positif bagi masyarakat, maka diperlukan kualitas pelayanan sumber daya aparatur yang profesional, dimana pada aspek perilaku peraturan tentang penyiapan sumber daya aparatur yang profesional perlu semangat yang akan menjadi akuntabilitas mereka. “Dengan pelayanan yang baik dan memuaskan akan berdampak positif pada masyarakat antara lain masyarakat menghargai pada korp pegawai, masyarakat patuh pada peraturan layanan, masyarakat pada korp pegawai, ada kegairahan usaha dalam masyarakat, ada peningkatan dan pengembangan dalam masyarakat menuju segera tercapainya masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila” Moenir,2002:47. Berdasarkan latar belakang permasalahan dan beberapa teori yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis termotivasi untuk menetapkan judul penelitian tentang “Analisis Kualitas Pelayanan Sertipikat Tanah Secara Konversi Sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Banyuwangi”.

1.2 Perumusan Masalah.

Pada dasarnya setiap penelitian yang akan dilakukan selalu berangkat dari masalah. Masalah menurut Sugiyono 2006: 33 adalah : “Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang benar-benar 16 terjadi”. Setelah masalah diketahui, dipilah dan diidentifikasikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perumusan masalah. Menurut Fraenkel dan Wallen dalam Sugiyono, 2006:34, masalah penelitian yang baik adalah sebagai berikut: a. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu. b. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut. c. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban masalah yang diberikan harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia. d. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama. Mungkin tidak etis melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, suku atau keyakinan adat istiadat dari kelompok masyarakat tertentu. Lebih lanjut berdasarkan tingkat eksplanasinya, bentuk masalah menurut Sugiyono 2006 : 35 dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif. a. Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan dengan keberadaan variabel yang mandiri baik hanya pada suatu variabel atau lebih variabel yang berdiri sendiri tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan. b. Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan 1 variabel lebih pada atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda. c. Permasalahan asosiatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik menggunakan bentuk permasalahan deskriptif dengan suatu perumusan masalah adalah “Bagaimana 17 Kualitas Pelayanan Sertipikat Tanah Secara Konversi Sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Banyuwangi?”

1.3 Tujuan Penelitian