Alat dan Bahan Tahapan Penelitian

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember pada bulan Oktober 2012 sampai bulan Januari 2013. Observasi lapang telah dilakukan pada bulan Februari 2012.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Satu set pesawat roentgen yang terdiri dari tabung sinar-X, control table, dan bucky gambar 3.1 Gambar 3.1 Satu set pesawat roentgen a tabung sinar-X, b stand bucky, c brandcar d control table 1 lampu ready, 2 tombol onoff, 3 tombol bucky, 4 tombol second, 5 tombol miliampere, 6 tombol LV, 7 tombol mayor, 8 tombol minor, 9 tombol expose b a a c d 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Tabung sinar-X gambar 3.1 a Merk : Toshiba No. Seri : OD-270 Tahun Pembuatan : 2000 Kondisi Maksimum a tegangan : 150 kV b arus : 300 mA c waktu : 6 s 2 Bucky Bucky yang digunakan ada 2 yaitu stand bucky gambar 3.1 b dan brandcar gambar 3.1 c. Bucky berfungsi sebagai tempat kaset yang berisi film. 3 Control table gambar 3.1 d Control table yang digunakan adalah merk Daeyoung dengan tipe DC-325 R. b. Meteran Meteran disini digunakan untuk mengukur jarak antara sumber sinar-X dan film radiograf. Gambar 3.2 Meteran c. Objek Objek dalam penelitian ini yaitu pasien anak usia 1-15 tahun.

3.3 Tahapan Penelitian

Skema diagram alir dalam tahapan penelitian analisis terimaan dosis serap radiasi pada pasien anak usia 1-15 tahun dapat dilihat pada gambar 3.3 halaman 22. Gambar 3.3 Skema tahapan penelitian Identifikasi masalah Survey literatur Studi pustaka Observasi lapangan dan perijinan Pengambilan data Data kalibrasi alat dari BPFK Mulai Normalisasi data Pengolahan dan Analisa data Pembahasan dan kesimpulan Selesai Hasil penelitian Teori Tahapan penelitian gambar 3.3 dijelaskan secara umum sebagai berikut: 3.3.1 Survey Literatur Tahap ini adalah melakukan pengumpulan bahan literatur dan informasi berkaitan dengan judul penelitian. 3.3.2 Identifikasi Masalah Melakukan identifikasi tentang masalah apa yang akan dibahas berdasarkan literatur dan informasi yang telah diperoleh. 3.3.3 Studi Pustaka Mempelajari literatur yang akan digunakan sebagai kajian teori dalam penelitian ini. 3.3.4 Observasi Lapangan dan Perijinan Melakukan pencarian sumber data dan perijinan kepada pihak-pihak yang berkompeten dan observasi ini dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember, yaitu mengenai pengenalan pesawat sinar -X, spesifikasi pesawat sinar-X, cara kerja pesawat sinar-X serta pengaturan faktor exposure. Selain itu, observasi juga dilakukan untuk lebih mengenal jenis-jenis pasien yang menjalani pemeriksaan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember. Di Instalasi Radiologi terdiri dari berbagai jenis usia mulai dari pasien anak, dewasa hingga lanjut usia. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan foto thorax untuk berbagai jenis posisi, misalnya posisi PA Posterior-Anterior atau AP Anterior-Posterior, Lateral yaitu miring menyamping ke kiri kanan membentuk sudut 90 . Pesawat yang digunakan adalah pesawat roentgen type Daeyoung 325 merk toshiba No. Seri OD-270 dan panel control pesawat roentgen type DC-325 R. Cara kerja pesawat sinar-X ini yaitu sebelum pesawat sinar-X dioperasikan maka perlu diatur parameter-parameternya antara lain tegangan tinggi, arus tabung dan waktu expose. Pesawat sinar-X dihidupkan dengan menekan tombol power utama ON, selanjutnya tegangan diatur melalui kV selektor, arus tabung diatur melalui mA control dan waktu expose lewat timer. Besaran hasil pengaturan akan ditampilkan di display pada panel kontrol. Setelah pengaturan parameter selesai, selanjutnya menekan tombol ekspos satu kali maka lampu ready akan menyala kemudian dengan menekan tombol expose dua kali, maka tabung akan memancarkan sinar-X. Dari observasi ini maka didapatkan objek penelitian yaitu penelitian ini dilakukan pada pasien anak dengan posisi PA Posterior-Anterior atau AP Anterior- Posterior. 3.3.5 Pengambilan Data Objek dalam penelitian ini yaitu pasien anak dengan umur 1-15. Berikut prosedur dalam pengambilan data untuk penelitian ini : a. Pembagian pasien Pasien yang akan menjalani pemeriksaan dikategorikan berdasarkan usia dan jenis kelamin, yaitu pasien laki dan wanita dengan usia 1-5 tahun, 5-10 tahun, dan 10- 15 tahun. b. Pengaturan posisi pasien Dalam melakukan penyinaran, maka posisi pasien perlu diatur sedemikian rupa, sehingga memudahkan pelaksanaan penyinaran pada bagian yang diperlukan. Posisi pasien merupakan letak atau kedudukan pasien Secara keseluruhan dalam suatu penyinaran. Posisi pasien ini bervariasi bergantung dari jenis pemeriksaan yang diminta, salah satu contoh yaitu posisi PA Posterior-Anterior. Pada posisi PA ini pasien diposisikan berdiri tegak dengan menghadap bucky stand , kedua tangannya diletakkan diatas bucky atau merangkul bucky sesuai dengan kenyamanan pasien gambar 2.8. c. Pengaturan jarak fokus ke film Jarak antara sumber sinar fokus ke film, perlu diatur pada setiap pelaksanaan penyinaran. Pada pemeriksaan foto thorax ini jarak fokus film yang digunakan yaitu sebesar 150 cm untuk posisi PA dan 100 cm untuk posisi AP. d. Pengaturan sinar Sinar-X yang akan digunakan dalam pemotretan perlu diarahkan secara tepat pada obyek yang akan difoto. Disamping itu jumlah sinar perlu diatur agar sesuai dengan besarnya obyek yang akan difoto. e. Pengaturan faktor exposure Faktor exposure atau penyinaran terdiri dari tegangan tabung kV, arus mA dan waktu penyinaran s. Pengaturan faktor exposure ini terdapat di control table pesawat rontgen gambar 3.1d . g. Penyinaran pasien Proses penyinaran ini dilakukan oleh petugas radiografer, dimana selama proses penyinaran pasien diinstruksikan menarik nafas kemudian menahan nafas kemudian dilakukan penyinaran dan pasien dapat bernafas biasa. Penyinaran pasien ini dilakukan dari arah belakang atau di ruang operator. h. Mencatat faktor eksposi dan posisi yang diberikan pada pasien. 3.3.6 Normalisasi Data Setiap selang waktu tertentu pesawat sinar-X perlu dilakukan pengujian Quality Control. Pengujian ini dilakukan oleh petugas dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya antara lain berupa pengujian kV dan timer. Data yang diperoleh yaitu berupa data hasil kesesuaian alat. Berdasarkan data tersebut maka antara data masukan dan keluaran dari faktor exposure yang digunakan dalam penyinaran pasien perlu dinormalisasi. Normalisasi diperoleh dengan cara memasukkan data faktor exposure yang diberikan kepada pasien ke dalam rumus persamaan normalisasi yang telah dihitung dengan program excel Lampiran E. 3.3.7 Pengolahan dan Analisa Data Data-data hasil penelitian yang berupa nilai tegangan kv, waktu penyinaran s yang telah dinormalisasi, arus mA, serta jarak fokus ke film cm, kemudian diolah berdasarkan persamaan 2.2 untuk mengetahui besarnya dosis paparan yang diterima oleh pasien anak. Data hasil dosis paparan tersebut kemudian dikonversi ke dalam dosis serap radiasi persamaan 2.3, kemudian data dikelompokkan sesuai dengan kategori pasien dalam bentuk tabel untuk setiap penggolongan usia dan jenis kelamin pasien kemudian dirata-rata. Dari data-data tersebut kemudian dibuat grafik hubungan antara besarnya dosis serap yang diterima pasien dengan usia pasien dengan program excel. Hasil terimaan dosis tersebut dianalisis secara statistik menggunakan metode oneway ANOVA analysis of variance pada program SPSS. Metode ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata nilai dosis serap untuk setiap penggolongan usia baik pasien laki ataupun wanita, serta untuk mengetahui ada atau tidaknya nilai rata-rata dosis serap antara pasien laki atau wanita untuk setiap penggolongan usia pasien. Adapun langkah-langkah dalam analisa uji ANOVA adalah sebagai berikut : 1. Menentukan hipotesis Hipotesa yang digunakan dalam uji statistik menggunakan metode oneway ANOVA adalah sebagai berikut: a. Uji ANOVA untuk perbandingan setiap penggolongan usia baik pasien laki ataupun wanita H o Hipotesa awal : Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap dari penggolongan usia pasien. H 1 Hipotesa alternatif : Terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap dari penggolongan usia pasien. b. Uji ANOVA antara pasien laki dan wanita pada setiap penggolongan usia H o Hipotesa awal : Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap antara pasien laki dan wanita. H 1 Hipotesa alternatif : Terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap antara pasien laki dan wanita. 2. Menentukan tingkat signifikansi α yaitu sebesar 5 atau 0,0500. 3. Menentukan F tabel yang diperoleh dari tabel statistik F dengan cara melihat nilai α = 0,0500 dan nilai derajat kebebasan 1; 98. Dimana nilai F tabel dalam penelitian ini diperoleh sebesar 3,9381 Lampiran D. 4. Kriteria pengujian, Jika F hitung F tabel atau P sig 0,0500 berarti H o ditolak, Jika F hitung F tabel atau P sig 0,0500 berarti H o diterima. 3.3.8 Pembahasan dan Kesimpulan Setelah dihasilkan grafik hubungan antara dosis serap yang diterima pasien dengan umur pasien maka dapat dijadikan sebuah pembahasan yaitu menganalisa hasil terimaan dosis serap yang diterima pasien anak dengan membandingkan terimaan dosis serap antara pasien laki dan perempuan antara umur 1-5 tahun, 5-10 tahun, dan 10-15 tahun. Selain itu hasil terimaan dosis serap pasien anak akan dibandingkan dengan dosis yang direkomendasikan oleh UNSCEAR pada tabel 2.1. Kesimpulan diambil berdasarkan analisa data dan diperiksa apakah sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN