Aspek Biologi Proteksi Radiasi

Foto thorax pada bayi dan anak-anak berbeda dengan foto thorax orang dewasa karena banyak sebab. Beberapa diantaranya karena sulitnya memperoleh foto dengan inspirasi yang baik dan juga adanya perbedaan anatomi antara bayi anak dan dewasa WHO, 1990: 81. Di bawah ini merupakan contoh hasil foto rontgen pada anak dengan posisi PA. Gambar 2.10 Hasil foto rontgen pada anak Arthur, 2003

2.4 Aspek Biologi Proteksi Radiasi

2.4.1 Efek Paparan Radiasi terhadap Kesehatan Radiasi sinar-X dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh manusia salah satunya yaitu dapat merusak jaringan sel Edwards et al., 1990:71. Menurut Beiser 1992:473, semua radiasi ionisasi berbahaya bagi jaringan hidup, walaupun jika kerusakannya sedikit, jaringan tersebut masih dapat memperbaiki dirinya sehingga tidak ada pengaruh yang permanen. Berbagai radiasi dari radioaktif dapat mengionisasi materi yang dilaluinya. Bahaya radiasi ini tidak tampak tetapi berbahaya Beiser, 1992:473. Untuk kepentingan proteksi radiasi, International Commission on Radiological Protection ICRP membagi efek radiasi pengion terhadap tubuh manusia menjadi dua, yaitu efek stokastik dan efek deterministik. a. Efek stokastik Akhadi 2000:138 menyatakan, efek stokastik berkaitan dengan paparan radiasi dosis rendah yang dapat muncul pada tubuh manusia, dimana kemunculannya tidak dapat dipastikan. Selain itu juga dapat menimbulkan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan berbagai cacat pada anak-anak. Hal yang menyedihkan mengenai hal ini ialah sifat carsinogenic sinar-X sifat yang dapat menimbulkan kanker yang sudah diketahui sejak tahun 1902, tujuh tahun setelah penemuannya Beiser, 1992. Menurut Edwards 1990:113, kanker pada manusia dapat timbul setelah 5 tahun atau lebih. Efek dosis yang menyebabkan kanker dari radiasi sebanyak 1 Gray 100 rad. Kanker yang disebabkan akibat radiasi dapat teramati dalam sistem hemopoetik, tiroid gondok, tulang, dan pada kulit Cember, 1983:233. Pada anak- anak, terungkap bahwa dampak negatif radiasi dari sinar-X atau CT Scan dapat meningkatkan resiko penyakit leukemia dan beberapa jenis kanker. Kejadian spontan kanker dan leukemia yaitu pada usia 0-18 tahun Alatas, tanpa tahun. Leukemia adalah salah satu bentuk dari kanker yang menyerang sumsum tulang dan darah, dimana kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia digambarkan berdasarkan jenis sel yang berproliferasi. Sebagai contoh, leukemia limfoid akut yang merupakan leukemia yang paling sering dijumpai pada anak ditunjukkan pada gambar 2.11 Corwin, E. J., 2009: 430. Gambar 2.11 Penderita leukemia limfoid akut akibat paparan radiasi berlebih b. Efek deterministik Efek deterministik reaksi jaringan yang berbahaya yaitu sebagian besar sel jaringan mengalami kematian atau fungsi sel rusak karena dosis radiasi tinggi BATAN, 2011:14. Efek deterministik berkaitan dengan paparan radiasi dosis tinggi yang kemunculannya dapat langsung dilihat atau dirasakan oleh individu yang terkena radiasi. Efek tersebut dapat muncul seketika hingga beberapa minggu setelah penyinaran Akhadi, 2000:143. Jika manusia terpapar radiasi secara terus menerus, maka paparan radiasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan baik pada tingkat molekul, sel, jaringan ataupun organ tubuh. Efek deterministik ini mempunyai dosis ambang, umumnya timbul beberapa saat setelah penerimaan dosis radiasi, keparahannya tergantung dari dosis radiasi yang diterima, serta kesembuhannya dapat dilakukan secara spontan. Efek deterministik ini ditandai dengan munculnya keluhan berupa: demam, rasa lemah dan lesu, mual dan ingin muntah, nafsu makan berkurang, nyeri kepala, keringat berlebihan hingga menyebabkan shock Gabriel, 1996: 297. Beberapa kemudian muncul keluhan khusus berupa efek radiasi pada kulit seperti epilasi rambut rontok yang bersifat sementara dimana terjadi pada dosis 3-5 Gy yang mulai berlangsung sekitar minggu ke 3 sampai 1 tahun. sedangkan epilasi yang bersifat tetap terjadi bila dosis serap yang diterima lebih besar dari 6 Gy Alatas, 1998. Keluhan yang lain dapat berupa eritema kulit memerah dimana akan terjadi setelah beberapa menit pada eritema awal dan 2-3 minggu pada eritema ke dua, dimana batas ambang dosis antara 6-8 Gy Alatas, 1998. Efek deterministik pada organ reproduksi yang dapat timbul adalah sterilitas atau kemandulan. Pengaruh radiasi pada sel telur bervariasi berdasarkan usia. Semakin tua usia pasien, semakin sensitif terhadap radiasi. Hal ini dikarenakan jumlah sel telur yang semakin sedikit yang tersisa dalam ovarium. Selain timbulnya sterilitas efek radiasi pada organ reproduksi adalah menopause dini yang diakibatkan adanya gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis ambang menurut ICRP 60 adalah 2,5-6 Gy, sedangkan apabila radiasi terkena pada wanita yang lebih muda, sterilitas permanen akan terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12-15 Gy Gabriel, 1996: 297. 2.4.2 Proteksi Radiasi Proteksi radiasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi Bapeten, 2011. Tujuan proteksi radiasi adalah mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan dan mengurangi frekuensi terjadinya efek stokastik ke tingkat yang cukup yang masih dapat diterima oleh setiap anggota masyarakat Untuk mencapai tujuan proteksi radiasi, yaitu terciptanya keselamatan dan kesehatan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan, maka dalam proteksi radiasi dikenalkan tiga asas proteksi radiasi, yaitu : 1. Asas justifikasi Justifikasi adalah semua kegiatan yang melibatkan paparan radiasi hanya dilakukan jika menghasilkan nilai lebih atau memberikan manfaat yang nyata azas manfaat. Justifikasi dari suatu rencana kegiatan atau operasi yang melibatkan paparan radiasi dapat ditentukan dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dengan menggunakan analisa untung-rugi untuk meyakinkan bahwa akan terdapat keuntungan lebih dari dilakukannya kegiatan tersebut BATAN, 2011:29. 2. Asas optimasi Asas ini menghendaki agar paparan radiasi yang berasal dari suatu kegiatan harus ditekan dosis serendah mungkin. Asas ini juga dikenal dengan sebutan ALARA As Low As Reasonably Achieveble Akhadi, 2000:154. 3. Asas limitasi Asas ini menghendaki agar dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh melampaui nilai batas dosis yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang Maryanto, dkk, 2008. Pembatasan dosis ini dimaksud untuk menjamin bahwa tidak ada seorang pun terkena resiko radiasi baik efek stokastik maupun efek deterministik akibat dari penggunaan radiasi maupun zat radioaktif dalam keadaan normal BATAN, 2011:29.

2.5 Pengukuran Dosis Serap Radiasi