21 sehat. Dampak dari keberadaan NPL dalam jumlah besar tidak hanya berdampak
pada bank yang bersangkutan, tetapi juga meluas dalam cakupan nasional yaitu memperlambat laju pertumbuhan perekonomian nasional bila tidak dapat
ditangani dengan tepat. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 Mei
2004, NPL dirumuskan sebagai berikut: NPL =
ℎ �
�
�
Kredit bermasalah
adalah kredit
dengan kualitas
kurang lancar,diragukan,dan macet. Kredit yang diberikan bank yang sudah ditarik atau
dicairkan bank. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain.
2.1.6 Net Interest Margin NIM
Menurut Nugroho 2012, NIM adalah perbandingan antara Interest Income pendapatan bunga bank yang diperoleh dikurangi Interest Expenses
biaya bunga bank yang menjadi beban dibagi dengan Average Interest Earning Assets rata-rata aktiva produktif yang digunakan. Aktiva produktif merupakan
penanaman dana bank baik dalam valas maupun rupiah dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, dan penyertaan saham. Rasio ini
menunjukkan kemampuan earning assets dalam menghasilkan bunga bersih Rivai, et al 2007:721. Rasio NIM juga digunakan untuk mengukur kemampuan
kinerja manajemen bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat bergantung dari selisih antara suku bunga dari kredit yang
disalurkan dengan suku bunga simpanan yang diterima. Standar yang ditetapkan
Universitas Sumatera Utara
22 Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 1,5. Semakin tinggi rasio ini maka akan
meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga keuntungan semakin meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin besar net interest margin suatu bank, maka semakin besar pula return on asset
ROA perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Apabila NIM memiliki angka diatas 1,5 maka
dikatakan sehat dan apabila dibawah 1,5 dikatakan tidak sehat. Sesuai dengan SE No.623DPNP tanggal 31 mei 2004 besaran rasio NIM
dapat dihitung dengan rumus: NIM =
ℎ −
�
2.1.8 Loan to Deposit Ratio LDR
Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan oleh Loan to
Deposit Ratio LDR. Menurut Dendawijaya 2005:116,”Loan to Deposit Ratio
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh ba
nk”. Sedangkan menurut Kasmir 2008,”Loan to Deposit Ratio
merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Likuiditas bagi suatu bank berarti bahwa bank tersebut memiliki sumber dana
yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajibannya. Jika LDR mengalami
kenaikan, maka ROA juga akan mengalami kenaikan dan jika LDR mengalami
Universitas Sumatera Utara
23 penurunanrendah menunjukkan bahwa tingkat tingginya kemampuan likuiditas
bank yang bersangkutan karena bank tidak perlu mengeluarkan dana yang diperlukan untuk membiayai kredit yang semakin kecil.
Loan to Deposit Ratio LDR dijadikan variabel independen yang
mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank ROA. Rasio LDR digunakan untuk mengukur
kemampuan bank tersebut apakah mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit
yang diajukan.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 mei 2004, LDR dirumuskan sebagaiberikut:
LDR
=
ℎ �
� �
ℎ
�
Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa rasio LDR dihitung dari pembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk antar bank
dengan Dana Pihak Ketiga yang mencakup giro,tabungan, dan deposito tidak termasuk antar bank. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, besarnya standar
nilai Loan to Deposit Ratio LDR menurut Bank Indonesia adalah 85. Tujuan perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai seberapa jauh
suatu bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan kegiatan operasinya. Dengan kata lain, LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui
tingkat kerawanan suatu bank. LDR sebesar 85 atau lebih dikatakan tidak sehat dan apabila LDR dibawah 85 dikatakan sehat.
Universitas Sumatera Utara
24
2.1.7 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO