60
3.Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi �
2
merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212. Nilai koefisien determinasi berkisar
antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi �
2
yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan
variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi �
2
yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memperediksi variasi variabel tidak bebas.
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
1 .413
a
.171 .143
Sumber: hasil olahan SPSS data diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.7, nilai koefisien determinasi �
2
terletak pada kolom R-Square
. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �
2
= , . Nilai
tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel ROA sebesar 17,1, sisanya sebesar 82,9 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan atau serempak variabel CAR,
NPL, NIM, LDR dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap Profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
61 ROA perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai
2014. Nilai koefisien determinasi
�
2
terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar
�
2
= , . Nilai tersebut berarti seluruh
variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel ROA sebesar 17,1, sisanya sebesar 82,9 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
1. Pengaruh CAR terhadap ROA
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi CAR bernilai negatif sebesar -1,358 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel CAR
adalah 0,177. Karena nilai probabilitas CAR, yakni 0,177, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara
CAR dengan ROA tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai |�
ℎ
| |� |, yakni |− ,
| | , |. Hasil dengan pendekatan
probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kecukupan
modal CAR suatu bank tidak menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank dalam memperoleh untung yang tinggi.
Tidak signifikannya CAR terhadap ROA, hal ini kemungkinan dikarenakan peraturan BI yang mengharuskan setiap bank untuk menjaga CAR
dengan ketentuan minimal 8, sehingga para pemilik bank menambah modal bank dengan menyediakan dana fresh money untuk mengantisipasi skala usaha
Universitas Sumatera Utara
62 yang berupa expansi kredit atau pinjaman yang diberikan agar rasio kecukupan
modal CAR bank dapat memenuhi ketentuan BI. Sedangkan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada saat dilakukannya penelitian kurang
baik yang ditandai dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah yang terlihat dari dana pihak ketiga yang berupa simpanan dana masyarakat tidak
terlalu besar. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho
2012 dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa Besar
kecilnya kecukupan modal bank CAR belum tentu menyebabkan besar kecilnya keuntungan bank. Bank yang memiliki modal besar namun tidak dapat
menggunakan modalnya itu secara efektif untuk menghasilkan laba, maka modal yang besar pun tidak signifikan terhadap profitabilitas. Akan tetapi dalam
penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Frederick 2014 dan Dawood 2014 menunjukkan hasil penelitian bahwa CAR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka ROA yang diperoleh bank akan
semakin besar, karena semakin besar CAR maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian
kegiatan usahanya, sehingga kinerja bank juga akan meningkat. Defri 2012 dan Sianturi 2012 menunjukkan hasil penelitian bahwa CAR berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap ROA. Dimana didalam penelitian ini menunjukkan bahwa bank yang diteliti juga memiliki modal yang tinggi, tetapi kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
63 masyarakat masih rendah, hal ini tidak akan berdampak kepada profitabilitas
bank.
2. Pengaruh NPL terhadap ROA
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi NPL bernilai negatif sebesar -1,838 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel NPL
adalah 0,068. Karena nilai probabilitas NPL, yakni 0,068, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara
NPL dengan ROA tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai |�
ℎ
| |� |, yakni |− ,
| | , |. Hasil dengan pendekatan
probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Nilai NPL yang tinggi terjadi pada LDR yang
overlikuid LDR yang overlikuid menggambarkan jumlah kredit yang kecil
dibandingkan dana yang tersimpan di bank, sehingga dampaknya tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini dapat diartikan walaupun nilai NPL semakin tinggi pada
bank, tetapi hal itu kemungkinan tidak memberikan dampak menurunnya tingkat ROA pada bank tersebut. Hal itu disebabkan nilai Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif PPAP masih dapat menutupi kredit bermasalah. Laba perbankan masih dapat meningkat dengan NPL yang tinggi karena bank masih dapat
memperoleh sumber lain seperti fee based income yang juga memberikan pengaruh yang relatif tinggi terhadap tingkat ROA Masyhud, 2004:487.
Universitas Sumatera Utara
64 NPL yang tinggi pada bank mencerminkan buruknya manajemen piutang
dalam mengelola risiko kredit yang berakibat pada kredit dalam kondisi kurang lancar, diragukan maupun macet sehingga banyaknya piutang yang tidak tertagih.
Pengelolaan kredit yang buruk tentunya akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya yang akan mengakibatkan
keuntungan yang berkurang akibat tidak lancarnya pelunasan pokok dan bunga kredit sehingga labanya menurun.
Pengaruh yang negatif antara NPL terhadap ROA menurut teori Kasmir, 2008:40 disebabkan karena tingginya nilai NPL sama dengan tingginya jumlah
kredit bermasalah yang sedang dihadapi perbankan. Jika NPL tinggi maka kesempatan bank dalam memperoleh laba dari bunga kredit dan pengembalian
kredit akan hilang. Hilangnya kesempatan memperoleh laba dari kredit yang macet akan mempengaruhi proyeksi keuntungan yang direncanakan sehingga
secara langsung berpengaruh terhadap ROA karena dengan berkurangnya keuntungan akan menyebabkan penurunan ROA. Dalam upayanya menjaga agar
nilai NPL kurang dari 5 secara operasional hal tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara perpanjangan masa pelunasan, memperkecil jumlah angsuran
kredit, mengurangi tingkat bunga, menambah modal kerja debitur jika dirasa masih kurang, penghapusan kredit atau penghapus bukukan kredit apabila kredit
menurut pertimbangan bank sudah sulit untuk dilakukan proses penagihan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Frederick
2014 dan Sianturi 2012 dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dimana, penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
65 menunjukkan
bahwa pengaruh
negatif yang
ditunjukkan oleh
NPL mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit
bank yang ditunjukkan dalam NPL maka akan menurunkan tingkat pendapatan bank yang tercermin melalui ROA dan tidak signifikannya NPL terhadap Profi
tabilitas karena Perbankan cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival bank sehingga NPL tidak
berpengaruh banyak terhadap Profitabilitas bank. Akan tetapi dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Herawati
2014, Gremi 2013 dan Almazari 2014 menunjukkan hasil penelitian bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin besar NPL maka ROA yang diperoleh akan semakin kecil. Peningkatan NPL akan mempengaruhi profitabilitas bank, karena
semakin tinggi NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar.
3. Pengaruh NIM terhadap ROA
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi NIM bernilai positif sebesar 4, 619 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel NIM
adalah 0,000. Karena nilai probabilitas NIM, yakni 0,000, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara
NIM dengan ROA signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai |�
ℎ
| |� |, yakni | ,
| | , |. Hasil dengan pendekatan
probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.
Universitas Sumatera Utara
66 Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA. NIM yang merupakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih, pendapatan bunga bersih tersebut diperoleh dari pendapatan bunga. Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank. Dengan demikian semakin besar pendapatan maka semakin besar tingkat profitabilitas bank Rivai,
et al , 2007:711.
Dengan demikian setiap peningkatan 1 NIM akan mengakibatkan peningkatan ROA sebesar 4,619 apabila variabel lain konstan. Hal ini terjadi
karena setiap peningkatan pendapatan bunga bersih, yang merupakan selisih antara total biaya bunga dengan total pendapatan bunga mengakibatkan
bertambahnya laba sebelum pajak, yang pada akhirnya mengakibatkan peningkatan ROA.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sianturi 2012, Dewi dan Herawati 2014 dan Nugroho 2012 dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa NIM berpengaruh Positif dan signifikan terhadap ROA. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya NIM menunjukkan bahwa
pendapatan bunga bersih lebih besar dari total aktiva produktif, sehingga dengan meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, maka
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Akan tetapi dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Frederick 2014 menunjukkan hasil penelitian bahwa NIM berpengaruh negatif
Universitas Sumatera Utara
67 dan tidak signifikan terhadap ROA. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi NIM, semakin rendah ROA dan sebaliknya semakin rendah NIM, semakin tinggi pula ROA pada perusahaan.
4. Pengaruh LDR terhadap ROA
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi LDR berniliai negatif sebesar -2,445 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel LDR
adalah 0,016. Karena nilai probabilitas LDR, yakni 0,016, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara
LDR dengan ROA signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai |�
ℎ
| |� |, yakni |− ,
| | , |. Hasil dengan pendekatan
probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Berpengaruh negatif menunjukkan Semakin tinggi LDR
maka semakin kecil tingkat ROA suatu bank. Sebaliknya, semakin kecil LDR maka tingkat ROA akan semakin tinggi. Ini mungkin disebabkan oleh kenaikan
LDR yang tidak selalu diikuti oleh kenaikan ROA. Pengaruh LDR terhadap ROA yang signifikan menandakan bahwa setiap pertambahan LDR mengakibatkan
likuiditas turun yang mengindikasikan kenaikan pada ROA. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Dendawijaya, 2005:55, bahwa tingginya rasio LDR
menunjukkan rendahnya likuiditas dan rendahnya likuiditas akan menyebabkan laba meningkat. Sebaliknya, rendahnya rasio LDR menunjukkan tingginya
likuiditas dan menyebabkan laba menurun.
Universitas Sumatera Utara
68 Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan
kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang
lain. Disamping itu juga bank harus dapat meminjam kegiatan dikelola secara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaan likuiditas yang
sangat tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi assetnya secara tepat dengan kerugian yang minimal SE. Intern BI, 2004.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Almazari 2014 pada bank Saudy Arabia dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa LDR
berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap ROA. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pihak bank harus menilai calon debitur yang mempunyai
karakter kuat, kemampuan mengembalikan uang, jaminan yang berharga, dan kondisi perekonomian yang aman. Akan tetapi penelitian ini bertolak belakang
dengan penelitian yang dilakukan oleh Almazari 2014 pada bank Jordan, Dawood 2014, Dewi dan Herawati 2014 menunjukkan hasil penelitian bahwa
LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menyatakan bahwa nilai positif yang dihasilkan LDR menunjukkan bahwa
semakin tinggi kredit yang disalurkan dan akan semakin besar ROA. Defri 2012, Sianturi 2012 menunjukkan hasil penelitian bahwa LDR berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pemberian kredit tidak didukung dengan kualitas kredit.
Universitas Sumatera Utara
69
5. Pengaruh BOPO terhadap ROA
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi BOPO bernilai positif sebesar 2,149 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel BOPO
adalah 0,033. Karena nilai probabilitas BOPO, yakni 0,033, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi
antara BOPO dengan ROA signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai |�
ℎ
| |� |, yakni | ,
| | , |. Hasil dengan pendekatan
probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Adanya pengaruh positif ini diduga terjadi karena
kenaikan terhadap biaya operasional perusahaan masih mampu diimbangi oleh peningkatan pendapatan operasional. Hal ini mengakibatkan perusahaan tetap
mampu menjaga tingkat kesehataanya dengan cara meningkatkan pendapatan operasionalnya, walaupun perusahaan mengalami peningkatan terhadap biaya
operasional. Hal ini juga menunjukkan peningkatan biaya oleh perusahaan lebih disebabkan adanya peningkatan aktivitas operasi, dan terjadi bukan disebabkan
karena besarnya beban administrasi dari kegiatan rutin perusahaan. Bila semua kegiatan yang dilakukan bank berjalan secara efisien, maka laba yang akan
didapat juga semakin besar yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan tersebut.
BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA, dimana bagi Investor sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi investasinya yaitu dengan
cara memperhatikan profitabilitas suatu perusahaan dengan melihat BOPO
Universitas Sumatera Utara
70 sebelum berinvestasi tanpa mengabaikan faktor lain. Sedangkan, bagi Manajemen
Bank lebih menjaga BOPO dengan tingkat signifikansi yang ada untuk menjaga tingkat efisiensi bank dan meningkatkan kinerja perusahaan sehingga
profitabilitas perusahaan dapat meningkat dan menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan perbankan tersebut.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho 2012 dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh Positif
dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa bank yang dilakukan selama penelitian belum memaksimalkan sumber dana yang ada
untuk biaya-biaya operasional yang menunjang dalam penyaluran kredit. Akan tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Almazari 2014 pada bank Jordan dan Saudy Arabia, Dawood 2014, Frederick 2014, Dewi dan Herawati 2014, dan Defri 2012 menunjukkan hasil
penelitian bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa jika BOPO meningkat berarti efisien
menurun, maka ROA yang diperoleh oleh bank akan menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap
pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut.
Universitas Sumatera Utara
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Hasil uji secara parsial uji-t menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy
Ratio CAR berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
Profitabilitas ROA, variabel Non Performing Loan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas ROA, variabel Net Interest
Margin NIM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas
ROA, variabel Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas ROA dan Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Profitabilitas ROA Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014. 2.
Hasil uji secara simultan uji-F menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio
CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Loan to Deposit Ratio LDR, dan Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional BOPO secara bersama-sama serempak memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas ROA perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Universitas Sumatera Utara