Bobot Basah Tajuk g Bobot Basah Akar g Bobot Kering Tajuk g

28

2. Bobot Basah Tajuk g

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari bobot basah tajuk dapat dilihat pada lampiran 16-17. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pemberian kolkhisin berpengaruh nyata terhadap parameter bobot basah tajuk tanaman. Tabel 5. Rataan Bobot Basah Tajuk Perlakuan Bobot Basah Tajuk g K2 0.050 147.340a K0 kontrol 122.470b K1 0.025 114.590b K3 0.075 110.950b K4 0.100 101.050b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Duncans Multiple Range Test pada taraf 5 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan K2 memiliki bobot basah tajuk terbesar dan berbeda nyata dengan perlakuan K0, K1, K3 dan K4. Universitas Sumatera Utara 29 Gambar 2 : Bobot basah tajuk binahong dari semua perlakuan kolkhisin K0: kontrol, K1: 0.025, K2 : 0.050, K3 : 0.075, K4: 0.100

3. Bobot Basah Akar g

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari bobot basah akar dapat dilihat pada lampiran18-19. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pemberian kolkhisin berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot basah akar. Tabel 6. Rataan Bobot Basah Akar Perlakuan Bobot Basah Akar g K2 0.050 12.313 K0 kontrol 11.120 K1 0.025 10.373 K4 0.100 8.907 K3 0.075 8.840 Universitas Sumatera Utara 30 Gambar 4 : Morfologi akar binahong dari semua perlakuan kolkhisin K0: 0, K1: : 0.025, K2 : 0.05, K3 : 0.075, K4: 0.1 Universitas Sumatera Utara 31

4. Bobot Kering Tajuk g

Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari bobot kering tajuk dapat dilihat pada lampiran 20-21. Sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi pemberian kolkhisin berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering tajuk tanaman. Tabel 7. Rataan Bobot Kering Tajuk Perlakuan Bobot Kering Tajuk g K2 0.050 72.227a K0 kontrol 56.273b K1 0.025 50.240 bc K3 0.075 50.020bc K4 0,100 42.900c Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncans Multiple Range Test pada taraf 5 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan K2 memiliki bobot kering tajuk terbesar dan berbeda nyata dengan bobot kering tajuk pada perlakuan K0, K1, K3 dan K4. Sedangkan perlakuan K0 tidak berbeda nyata dengan perlakuan K1dan K3 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan K4.

5. Bobot Kering Akar g

Dokumen yang terkait

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

Pengaruh bahan perbanyakan tanaman dan jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman binahong (Anredera Cordifolia [Ten.] Steenis)

0 5 93

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

2 21 89

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 0 13

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 0 4

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 0 12

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 1 4

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 0 16