Penyelesaiaan Sengketa Gadai Tanah Pertanian Menurut Hukum

23 melalui pengadilan atau melalui hukum adat akan dijelaskan lebih rinci dalam sub bab sebagai berikut:

2.3.1 Penyelesaiaan Sengketa Gadai Tanah Pertanian Menurut Hukum

Adat Penyelesaian sengketa menurut hukum adat ini biasanya dilakukan pertama kali oleh para pihak yang bersengketa dalam gadai tanah, pemilihan penyelesaian dengan cara ini apabila sengketa yang terjadi antara penjual gadai dan pembeli gadai tidaklah terlalu parah, dalam artian bahwa permasalahan ini dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Seperti nilai-nilai yang ada dalam hukum adat yaitu nilai kekeluargaan, dan kebersamaan maka dalam penyelesaian sengketa melalui hukum adat ini berlandaskan pada nilai tersebut, yaitu mengusahakan solusi yang diberikan kepada kedua belah pihak ini secara damai. Perdamaian merupakan nilai-nilai yang mendapat dukungan kuat dari masyarakat. Nilai-nilai tersebut cenderung untuk memberikan tekanan pada hubungan-hubungan personal, solidaritas komunal, serta penghindaran terhadap sengketa-sengketa mempertahankan perdamaian merupakan suatu usaha terpuji, sehingga dalam menghadapi konflik terwujud dalam bentuk pemilihan kompromi. 38 Bila dibandingkan dengan proses penyelesaian melalui pengadilan penyelesaian sengketa melalui hukum adat ini berbeda, perbedaan tersebut berada pada tujuan penyelesaiannya. Jika melalui pengadilan pencapaian akhir atau penyelesaiannya ini mengadili atau memutus, sehingga dalam hal ini terdapat pemenang dan yang kalah. Akan tetapi penyelesaian sengketa menurut hukum adat ini dengan cara mendamaikan atau kompromi. Meskipun proses yang diambil dalam penyelesaian masalah menurut hukum adat ini dengan cara mendamaikan, akan tetapi bukan berarti mengabaikan nilai keadilan yang akan diperoleh keduabelah pihak. Dikarenakan tujuan dari penyelesaian ini tidak pernah lepas dari tujuan untuk menemukan penyelesaian, yang secara bersama diyakini sama- 38 Bernhard Limbong, 2014, Politik Pertanahan, Margaretha Pustaka, Jakarta. Hlm 142 24 sama menguntungkan sebagai ganjaran atas tindakan pelanggaran yang dilakukan. 39 Penyelesaian dengan cara hukum adat ini biasanya dilakukan oleh para pihak dengan jalan musyawarah, yaitu kedua belah pihak meneyelesaikan permasalahan tersebut tanpa adanya bantuan pihak ketiga, yang mana hanya kedua belah pihak saja yang meyelesaikan. Serta bisa melalui mediasi dalam hal ini terdapat pihak ketiga yang menjadi penengah untuk mendamaikan keduabelah pihak yang bersengketa, pihak ketiga yang menjadi mediator dalam penyelesaian sengketa menurut hukum adat biasanya adalah saksi-saksi yang terlibat dalam perjanjian gadai sawah atau kepala desa jika di desa, kepala adat jika itu di masyarakat adat.

2.3.2 Penyelesaiaan Sengketa Gadai Tanah Pertanian Menurut Pengadilan