8
diperoleh dari lapangan dipadukan dengan teori yang ada dalam kajian pustaka atau putusan-putusan hakim dan peraturan Perundang-Undangan,
kemudian didiskusikan dengan dosen pembimbing.
1.4.6 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang berada di Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Dengan dilakukannya
suatu pertimbangan terhadap keabsahan gadai tanah Jual Balin yang dilakukan menurut hukum adat melalui buku-buku referensi dan dokumen.
Dalam penelitian ini ditentukan pada masyarakat Desa Bercak, meliputi: sekertaris desa, ketua LPMD lembaga pemberdayaan masyarakat desa, kepala
dusun, warga yang melakukan gadai tanah, orang yang menjadi makelar gadai tanah.
1.4.7 Subjek Penelitian
Penelitian ini berbicara mengenai gadai tanah menurut hukum adat di Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso.
1.4.8 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bercak, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso mulai tanggal 14 April 2015.
1.4.9 Metode Analisis Data
Masalah yang dikaji dalam penelitian skripsi adala hukum adat khususnya mengenai gadai sawah secara adat, maka analisa data pada penelitian skripsi ini
adalah dilakukan secara kualitatif, yaitu dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dilanjutkan dengan analisa secara kualitatif untuk
mencapai suatu kejelasan masalah. Analisis data kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan
data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis
9
atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.
10
Setelah analisa data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan
permasalahan yang teliti. Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian atau
penulisan skripsi ini.
10
Soerjono Soekanto.1986. Ibid .Hlm 12
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gadai Tanah
Pengertian gadai tanah ini akan dijelaskan lebih terperinci dari tiga sudut pandang, sudut pandang yang pertama akan membahas gadai tanah ini menurut
hukum adat, sudut pandang yang kedua membahas gadai tanah ini dari Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
UUPA, serta sudut pandang yang ketiga akan membahas gadai tanah ini menurut Undang-Undang Prp Nomor 56 Tahun 1960 Tentang Luas Batas Tanah
Pertanian. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dalam sub bab sebagai berikut.
2.1.1 Gadai Tanah Menurut Hukum Adat
Perlu kita ketahui bahwasannya Hukum lokal dalam kehidupan masyarakat di pedesaan dibedakan menjadi atas tiga kategori, yaitu hukum
transaksi tanah, hukum transaksi yang berkenaan dengan tanah, dan transaksi dengan tanah sebagai sarana.
11
Adapun gadai tanah menurut hukum adat ini termasuk dalam transaksi tanah, karena tanah adalah sebagai obyeknya. Dalam
transaksi tanah itu sendiri menurut hukum adat itu dibagi lagi menjadi 2 dua macam yaitu: transaksi tanah pertama yang merupakan perbuatan hukum sepihak,
dan kedua yang merupakan perbuatan hukum kedua belah pihak.
12
Mengenai penjelasan dari kedua transaksi tanah diatas adalah sebagai berikut: transaksi
tanah sepihak adalah suatu transaksi tanah berupa suatu pendirian Desa, pembukaan suatu tanah oleh warga. Sedangkan transaksi tanah bersifat dua pihak
adalah suatu transaksi tanah yang ada suatu pengoperan antara dua belah pihak atau penyerahan dimana pihak yang satu menyerahkan sejumlah uang dan yang
lain menyerahkan tanahnya.
11
Dominikus Rato, 2009. Loc. Cit. Hlm. 146.
12
Soerojo Wignjodipoero,1983, Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Adat. Haji Masagung, Jakarta. Hlm 206
10