pertumbuhan bakteri dan menghindari masuknya bakteri tersebut ke dalam vagina Darvll Powell, 2003.
Selain itu remaja putri harus memilki pengetahuan mengenai siklus menstruasi, volume darah menstruasi yang keluar, dan penggunaan pembalut.
Siklus, menstruasi normal terjadi sekali sebulan atau rata-rata 28 hari. Jumlah rata-rata darah yang keluar sekitar 30 ml. Pembalut biasanya digunakan diluar
tubuh yaitu sekitar vagina. Darvill Powell,2003
4. Kesiapan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat, hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb salah seorang
ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi adalah merupakan “pre-disposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan
rekasi tertutup, bukan merupakan rekasi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen
pokok, yakni : a. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu
Universitas Sumatera Utara
objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak trend to behave
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan : 1. Menerima Receiving Diartikan bahwa seorang subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon Responding Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai Valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab Responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian dinyatakan pendapat responden Notoatmodjo, 2003, hlm.130.
Menurut Azwar 1995 sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu 1. kognitif, 2. Afektif, dan 3. Konatif.
a. Komponen kognitif cognitive disebut juga komponen perceptual, yang
berisi kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui, pandangan, keyakinan,
Universitas Sumatera Utara
pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain.
b. Komponen Afektif komponen emosional. Komponen ini menunjukkan
dimensi emosional subjektif individu terhadap objek sikap, baik bersikap positif rasa senamg maupun negative rasa tidak senang. Reaksi emosional
banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai sesuatu yang benar terhadap objek sikap tersebut.
c. Komponen konatif komponen perilaku. Komponen ini merupakan
predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya.
Pembentukan dan perubahan sikap menurut Azwar 1995, pembentukan sikap dipengaruhi beberapa faktor, yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang
lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan faktor emosi dalam diri individu. Sementara itu, menurut
Krech dkk 1962, pembentukan dan perubahan sikap dapat disebabkan oleh situasi interaksi kelompok dan situasi komunikasi media. Semua kejadian
tersebut mendapatkan pengalaman dan pada akhirnya akan membentuk keyakinan, perasaan serta kecenderungan berperilaku Maulana, 2009,hlm.198.
Reaksi positif terhadap menarche dapat dirasakan remaja putri lainnya sebagai indeks kedewasaan. Reaksi ini mengindikasikan bahwa remaja putri
tersebut telah mampu memiliki anak, mengalami sesuatu yang membuat mereka menjadi wanita yang lebih dewasa Santrock, 2003,hlm.93.
Remaja putri yang tidak memiliki persiapan sebelumnya terhadap menstruasi pertama cenderung memperlihatkan sikap negatif dibandingkan yang
Universitas Sumatera Utara
sudah mempersiapkan terlebih dahulu. Aspek negatif dari menstruasi pertama yang paling sering dilaporkan oleh remaja putri adalah kerepotan, kekotoran,
ketidaknyamanan fisik yang menyebabkan keterbatasan tingkah laku dan menciptakan perubahan emosional Santrock, 2003,hlm 95.
Terdapat banyak alasan mengapa remaja putri sering tidak dipersiapkan untuk menghadapi menstruasi pertama. Misalnya, orang tua yang kurang
memiliki pengetahuan atau terhambat oleh rasa malu terhadap anak dan sopan santun. Sebagai orang tua seharusnya memberitahu anak perempuannya bahwa
perdarahan selama menstruasi adalah proses normal yang dialami oleh semua anak perempuan dan membantu anaknya agar tidak terlalu cemas dalam
menghadapi menstruasi pertama tersebut. Apabila remaja putri dipersiapkan sebelum menstruasi pertama, mereka akan mengembangkan tingkah laku positif
untuk menghadapi perubahan fisik dan psikologis. Menurut survei pada salah satu asrama putri di Inggris, anak wanita
dalam fase haid selalu mengantuk dan ingin tidur saja sehingga mengakibatkan kerapian mereka berkurang, selain itu pada fase ini mereka lebih nakal dari pada
yang diperkirakan. Banyak dari hukuman-hukuman yang mereka terima selama masa haid berkisar pada suatu kejadian yang disebabkan karena kelelahan seperti
pelupa dan tidak menepati waktu yang telah ditentukan. Pada masa ini juga terjadi perubahan kegairahan seperti prestasi akademis yang menurun, menjadi
anak yang pemalas, lekas marah, mementingkan diri sendiri dan tingkah lakunya menjadi buruk. Ezra, Konstitusional psikologis remaja putri yang telah
mengalami menarche 2003, ¶ 4, http:www.google.com, diperoleh tanggal 17 Oktober 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel, baik variabel yang
diteliti maupun yang tidak diteliti Nursalam, 2003 hlm.55. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja putri
tentang menstruasi dan variabel dependen adalah Kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche.
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema.1. Skema Kerangka Konsep
B. Hipotesis
Hipotesa pada penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan remaja putri terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche.
Pengetahuan remaja putri tentang menstruasi
Kesiapan remaja putri dalam menghadaapi
menarche
Universitas Sumatera Utara