3.2 Keadaan Umum Kota Medan
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Bandung dan
Surabaya. Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan. Medan didirikan oleh Guru
Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung
yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan dinyatakan sebagai tempat kediaman Sultan Deli. Pada tahun 1883, Medan telah menjadi kota
yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25
tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.
a Keterangan Umum
Hari jadi : 1 Juli 1590
Walikota : Syamsul Arifin penjabat
Wilayah : 265,10 km²
Kecamatan :21
Universitas Sumatera Utara
Penduduk Kepadatan : 2.036.018 sens. 05 Suku bangsa
: Batak, Jawa, Tionghoa, Mandailing, Minangkabau, Melayu, Karo, Aceh
Bahasa : Indonesia, Batak, Jawa, Hokkien, Minangkabau
Agama : Islam 67,83, Katolik 2,89, Protestan 18,13,
Buddha 10,4, Hindu 0,68, lainnya 0,07 Zona waktu
: WIB Kode telepon
: 061
b Pemerintahan
Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota, yang saat ini dijabat oleh Syamsul Arifin penjabat walikota Medan, sekaligus Gubernur Sumatera Utara. Wilayah
Kota Medan dibagi menjadi 21 kecamatan dan 151 kelurahan.
Medan Tuntungan Medan Johor
Medan Amplas Medan Denai
Medan Area Medan Kota
Medan Maimun Medan Polonia
Medan Baru Medan Selayang
Medan Sunggal Medan Helvetia
Medan Petisah Medan Barat
Medan Timur Medan Perjuangan
Medan Tembung Medan Deli
Universitas Sumatera Utara
Medan Labuhan Medan Marelan
Medan Belawan
Sumber Pemko Medan c Walikota
No. Nama
Masa jabatan
Daniël Mackay 1918 - 1931
J.M. Wesselink 1931 - 1935
G. Pitlo 1935 - 1938
C.E.E. Kuntze 1938 - 1942
Shinichi Hayasaki 早崎真一
1942 - 1945 1
Luat Siregar 3 Oktober - 10 November 1945
2 M. Yusuf
10 November 1945 - Agustus 1947 3
Djaidin Purba 1 November 1947 - 12 Juli 1952
4 A.M. Jalaluddin
12 Juli 1952 - 1 Desember 1954 5
Hadji Muda Siregar 6 Desember 1954 - 14 Juni 1958
6 Madja Purba
3 Juli 1958 - 28 Februari 1961 7
Basyrah Lubis 28 Februari 1961 - 30 Oktober 1964
8 P.R. Telaumbanua
10 Oktober 1964 - 28 Februari 1965 9
Aminurrasyid 28 Agustus 1965 - 26 September 1966
10 Sjoerkani
26 September 1966 - 3 Juli 1974 11
M. Saleh Arifin 3 Juli 1974 - 31 Maret 1980
12 Agus Salim Rangkuti
1 April 1980 - 31 Maret 1990 13
Bachtiar Djafar 1 April 1990 - 31 Maret 2000
14 Abdillah
1 April 2000 - 20 Agustus 2008 Afifuddin Lubis penjabat
20 Agustus 2008 - 22 Juli 2009 Rahudman Harahap penjabat 23 Juli 2009- 16 Februari 2010
Syamsul Arifin penjabat 16 Februari 2010 - sekarang
Sumber Pemko Medan
Universitas Sumatera Utara
d Sungai
Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini:
•
Sungai Belawan
•
Sungai Badera
•
Sungai Sikambing
•
Sungai Putih
•
Sungai Babura
•
Sungai Deli
•
Sungai Sulang-Saling
•
Sungai Kera
•
Sungai Tuntungan Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan,
pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.
e Demografi
Tahun Penduduk
2001 1.926.052
2002 1.963.086
2003 1.993.060
2004 2.006.014
2005 2.036.018
Sumber: BPS Kota Medan
Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar
dari pria, 1.010.174 jiwa 995.968 jiwa. Jumlah penduduk tersebut diketahui
Universitas Sumatera Utara
merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan
demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan—tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah
0,09 dan menjadi 0,63 pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004.
Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di
kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah
71 tahun.
Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan
Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.
Perbandingan Etnis di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, 2000 Etnis
Tahun 1930 Tahun 1980
Tahun 2000
Jawa 24,9
29,41 33,03
Batak 10,7
14,11 -- lihat Catatan
Tionghoa 35,63
12,8 10,65
Mandailing 6,43
11,91 9,36
Minangkabau 7,3
10,93 8,6
Universitas Sumatera Utara
Melayu 7,06
8,57 6,59
Karo 0,19
3,99 4,10
Aceh --
2,19 2,78
Sunda 1,58
1,90 --
Lain-lain 16,62
4,13 3,95
Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut Catatan: Data BPS Sumut tidak menyamakan Batak sebagai salah satu
suku bangsa, namun total Simalungun 0,69, TapanuliToba 19,21, Pakpak, 0,34, dan Nias 0,69 adalah 20,93
Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun, sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa.
f Kehidupan sosial
Sebagai kota terbesar keempat di Indonesia, kota terbesar di Sumatra dan Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan.
Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten
didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing.
g Pola pemukiman
Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota,
banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75 dari mereka tinggal di sekitar
Universitas Sumatera Utara
pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang
Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk
menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.
h Pendidikan
Medan memiliki jumlah universitas dan sekolah yang lumayan banyak. 827 sekolah dasar, 337 sekolah menengah pertama, 288 sekolah menengah atas,
dan 72 perguruan tinggi telah terdaftar ke pemerintah kota Medan. Sehingga masyarakat dapat menikmati pendidikan tanpa harus pergi keluar daerah. Hal ini
sesuai dengan program pemerintah wajib belajar Sembilan tahun.
i Beberapa Situs pariwisata
• Mesjid Raya Medan
Universitas Sumatera Utara
• Istana Maimun
Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya: Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan,
Menara Air yang merupakan ikon kota Medan, Titi Gantung - sebuah jembatan di atas rel kereta api, dan juga Gedung London Sumatera. Selain itu, masih ada
beberapa bangunan bersejarah, antara lain Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, dan juga rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani Kesawan. Daerah
Kesawan masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT. London Sumatra, dan ruko-ruko.
j Transportasi
• Darat
Universitas Sumatera Utara
Tampak dua becak motor sedang melintas di jalanan Medan, Courtesy of Google
Terminal yang melayani warga Medan:
1.
Terminal Sambu
2.
Terminal Pinang Baris
3.
Terminal Amplas •
Laut
Pelabuhan Belawan terletak sekitar 20 km di utara kota. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan terbesar dan teramai kedua di Indonesia setelah Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. Pelabuhan ini merupakan yang terpenting di Wilayah Selat Malaka karena aktivitas pelabuhan tersebut yang sangat sibuk dan padat.
• Udara
Bandar Udara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota, menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sebuah
Universitas Sumatera Utara
bandara internasional baru di Kuala Namu di kabupaten Deli Serdang sedang dalam pembangunan.
k Media massa
• Televisi
Stasiun televisi yang ada di Kota Medan antara lain adalah TVRI Medan, Deli TV, Space Toon dan DAAI TV. Saat ini juga telah mengudara dalam masa
percobaan siaran televisi Bahana TV. •
Surat Kabar
Di Medan terdapat tiga surat kabar yang cukup berpengaruh, yaitu Waspada, Sinar Indonesia Baru, Posmetro,MedanBisnis dan Analisa. Ketiga surat kabar tersebut
memiliki pembaca loyal yang terbagi berdasarkan suku bangsa.
l Pusat Perbelanjaan Plaza dan Mal
•
Brastagi Mall, awalnya bernama Price Mart. Selanjutnya berganti nama menjadi The Club Store. Setelah direnovasi, plaza ini berganti nama
menjadi Mall The Club Store. Dan akhirnya berganti nama menjadi Brastagi Mall.
•
Deli Plaza, Sinar Plaza, Menara Plaza, digabung menjadi satu dengan nama Deli Grand City.
•
Grand Palladium
Universitas Sumatera Utara
•
Hong Kong Plaza - Novotel Soechi
•
Macan Group Macan Yaohan, Macan Syariah, Macan Mart, Macan Mart Syariah
•
Makro
•
Plaza Medan Fair
•
Medan Mall, terletak di Pusat Pasar.
•
Medan Plaza, salah satu plaza tertua di Medan. Kendati dekat dengan Plaza Medan Fair namun masih bertahan.
•
Millenium Plaza
•
Sun Plaza
•
Cambridge City Square, di atasnya terdapat 4 bangunan yang berupa apartemen.
•
Thamrin Plaza, terletak di Medan Area, Medan.
•
Yuki Pasar Raya
•
Yuki Simpang Raya
•
Yanglim Plaza
•
Olympia Plaza, plaza tertua di Medan
m Pasar
•
Pusat Pasar salah satu pasar tradisional tua di Medan yang sudah ada sejak zaman kolonial
•
Pasar Petisah pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern
•
Pasar Beruang terletak di Jalan Beruang
•
Pasar Simpang Limun salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi trade mark kota Medan. Terletak di persimpangan Jl.
Sisingamangaraja dan Jl. Sakti Lubis
Universitas Sumatera Utara
•
Pasar Ramai pasar ini terletak di Jl. Thamrin yg bersebelahan dengan Thamrin Plaza
•
Pasar Simpang Melati pasar ini terkenal sebagai tempat perdagangan pakaian bekas dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu pakaian
bekas
•
Pasar Ikan Lama meskipun memiliki nama pasar ikan tetapi nyatanya tidak ada satu ekor ikan pun yang dijual di pasar ini. Pasar ini menjadi
pemasaran tekstil yang cukup terkenal
n Wisata Kuliner
•
Kesawan Square, sejak 16 November 2007 tempat ini ditutup.
•
Merdeka Walk, pusat jajanan 24 jam yang terletak di Lapangan Merdeka Medan di depan Balai Kota Medan.
•
Jalan Semarang, masakan Tionghoa dibuka hanya pada malam hari.
•
Jalan Pagaruyung, masakan India Indonesia daerah Kampung Keling, sekarang disebut Kampung Madras.
•
Ring Road Jalan Gagak HitamSetia Budi, pilihan berbagai restoran dari mulai makanan siap saji, jagung bakar malam hari dan aneka makanan
Indonesia di sepanjang jalan .
•
Jalan Dr. Mansyur Kampus USU, pilihan berbagai kafe yang menawarkan beragam hidangan.
•
Ramadhan Fair, khusus dibuka pada saat bulan puasa Ramadhan terletak bersebelahan dengan Mesjid Raya Medan.
•
Bolu gulung Meranti.
•
Bika Ambon Zulaikha.
Universitas Sumatera Utara
o Tokoh
Tokoh terkenal yang lahir di Medan:
•
Peter Alma, seniman Belanda
•
Chairil Anwar, pujangga
•
Jan Gualtherus van Breda Kolff, pemain sepak bola Belanda
•
Tom Degenaars, insinyur dan rohaniwan Belanda
•
Let. Jend. Djamin Ginting, Mantan Panglima Kodam IBB
•
Tengku Amir Hamzah, Pujangga
•
Burhanuddin Harahap, Perdana Menteri Indonesia ke-9
•
Bernardus Cornelis Johannes Lievegoed, dokter dan pengarang Belanda
•
Djaga Sembiring Depari, komponis
•
John Juanda, pemain poker Amerika Serikat
•
Guru Patimpus Sembiring Pelawi, pendiri Kota Medan
•
Amir Sjarifuddin, Perdana Menteri Indonesia ke-2
•
Soegiarto, Menteri Negara BUMN di Kabinet Indonesia Bersatu
•
Babs van Wely, ilustrator Belanda.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV SAPTA PESONA DALAM MENINGKATKAN PROMOSI SADAR
WISATA DI MEDAN 4.1 Pengertian Sapta Pesona
Courtesy of Google
Sejak program Visit Indonesia 2008 sekarang ini agaknya patut diingatkan kampanye yang sama, agar program pembangunan pariwisata Indonesia dapat
berjalan dengan baik dan dapat menunjukkan hasil yang nyata bagi pembangunan nasional serta tidak dijalankan dengan setengah hati oleh segenap lapisan elemen
bangsa. Tujuan diselenggarakan program Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan
kesadaran, rasa tanggung jawab segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah,
Universitas Sumatera Utara