Analisa Data METODOLOGI PENELITIAN
• 6-7 Proses ekstraksi pada turbin
Pada kondisi 7 terjadi proses ekstraksi pada turbin uap. Uap dikeluarkan sebagian untuk keperluan proses deaerasi. Uap yang dikeluarkan ini kemudian akan
dimasukkan ke dalam deaerator. Di dalam deaerator terjadi proses deaerasi sehingga kandungan gas di dalam air akan hilang. Uap hasil ekstraksi berada dalam suhu T =
265
o
C dan tekanan P = 4 bar . Sehingga uap panas ini berada pada fase superheated.
• 6-8 Proses ekspansi pada turbin uap
Pada prose ini uap akan memutar turbin untuk menghasilkan kerja turbin. Kondisi uap masuk turbin adalahdengan temperatur
461,98
�
� dengan tekanan 59,86 kg
��
2
.sedangkan kondisi uap keluar turbin adalah dengan suhu T = 52,05
�
� dan tekanan vacuumP = -68,28 cmHg. Uap yang keluar dari turbin masih berada pada fase
superheated.
• 8-9 Proses pelepasan kalor pada condenser
Uap keluar turbin kemudian dialirkan menuju condenser untuk dikondensasi menjadi cair kembali. Kondenser yang digunakan adalah jenis tube and shell. Pada
condenser,uap dari turbin dikondensasikan dengan menggunakan air pendingin hingga fasanya berubah dari air menjadi uap.Kondisi uap masuk ke condenser adalah
dengan suhu T = 52,05
�
� dan tekanan vacuumP = -68,28 cmHg. Sedangkan kondisi keluar adalah dengan tekanan P = 1,75kgcm
2
dan suhu T = 47,6
o
C.
• 9-10 Proses pemompaan air pada pompa
Uap yang sudah berubah menjadi air setelah melewati condenser selanjutnya akan dimasukkan ke dalam tank. Air pada kondisi tekanan P = 1,75kgcm
2
dan suhu T = 47,6
o
C dipompakan ke dalam tank dengan pompa. Kondisi air setelah melewati pompa tekanannya berubah menjadi P = 4,0876 kgcm
2
.
4.2 Perhitungan Siklus Rankine Aktual 4.2.1 Perhitungan Beban 15 MW
Pada Kondisi 9
Pada kondisi 9, kondensat keluar dari kondensor dengan tekanan P = 1,75kgcm
2
dan suhu T = 47,6
o
C.Dengan kondisi tersebut, fluida berada pada kondisi saturated. Flow rate air
ṁ = 69,67 tonhr. Dengan menggunakan perhitungan program ChemicalLogic SteamTab Companion untuk kondisi saturated pada T = 47,6
o
C maka didapatkan nilai enthalphy dan entrophy kondisi 9
h
9
= 199,306 kJkg s = 0,6726 kJ
��
�
�
Pada Kondisi 10
Pada kondisi 10fluida dipompakan ke tanki pemanas air umpan. Fluida berada pada kondisi dengan suhu T = 47,6
o
Cdan tekanan P = 1,75 kgcm
2
171,61 kPa dan dipompakan dengan tekanan discharge pompa P = 4,0876 kgcm
2
400,85 kPa. Flow rate air ṁ = 69,67
tonhr. Diketahui bahwa untuk air pada tekanan P = 1,75kgcm
2
volumespecific nya v = 0,00101052 m
3
kg.Maka harga enthalpi pada kondisi 10 dapat ditentukan dengan : ṁ . ℎ
10
= ṁ. ℎ
9
+ �����
Wpump = ṁ �
9
�
10
− �
9
h
10
= 199,306 kJkg + 0,00105616 m
3
kg 400,85
− 171,61kPa �
1 ��
1 ��� .�
3
� = 199,54 kJkg
Pada Kondisi 11
Pada kondisi 11, make up water ditambahkan ke tanki pemanas air umpan. Air ini ditambahkan ke tanki untuk menjaga level tanki normal. Make up water ini juga berfungsi
sebagai air pengganti dari air yang terbuang losses dari proses siklus sebelumnya. Fluida pada kondisi 11 berada pada kondisi suhu T = 50
o
C dan tekanan P = 1,8 kgcm
2
. Flow rate air
ṁ = 0,23 tonhr.Diketahui specific heat air untuk suhu 50
o
C, Cp = 4,182 kJkg.C. Maka
enthalphy kondisi 11 dapat ditentukan dengan :
h
11
= Cp . T
11
= 4,182 kJkg.C . 50
o
C = 209,1 kJkg
Pada Kondisi 1
Pada kondisi 1 air keluar dari tanki pemanas air umpan ke pompa untuk selanjutnya dipompakan ke deaerator. Air berada pada fase saturated water. Tekanan pada kondisi 1
dapat dicari dengan rumus potensial grafitasi berdasarkan ketinggian tanki pemanas air umpan.
�
�����
= � . �. �