PERENCANAAN KOTA DAN TRANSPORTASI KASUS KOTA MEDAN
Moehammed Nawawiy Loebis , Wahyu Abdillah
Staf Pengajar Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik USU Staf Pengajar Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik USU
Abstrak Masalah transportasi umumnya selalu disederhanakan sehingga sering dilihat hanya sebagai kurangnya luasan
jalan dan jumlah angkutan, sehingga penyelesaian yang diusulkan umumnya adalah menambah ruas dan melebarkan jalan serta menambah armada angkutan. Sehingga saat penambahan tersebut menjadi padat
kembali maka usulannya adalah kembali menambah, sehingga menjadi proses yang tak kunjung selesai yang berarti permasalahannya juga tidak pernah selesai. Sedang setiap ulangan penambahan yang dilakukan akan
juga melipat gandakan biaya yang diperlukan sehingga akhirnya melampaui kesanggupan pemerintah kota. Makalah ini akan menjelaskan bahwa transportasi tidak dapat dipisahkan dari masalah perkotaan yang sangat
kompleks dan menyangkut semua faktor kehidupan baik sosial, ekonomi, fisik, dan engineering, yang pananganannya harus serentak dan bersinergi.
Kata-kata kunci: Perencanaan kota, Transportasi
1. Pendahuluan
Untuk sekedar mendapatkan gambaran tentang kompleksitas permasalahan
transportasi, penulis menyajikan beberapa ilustrasi berikut:
1.1 Ilustrasi Pertama
Jaultop Siputar-putar adalah imigran baru di Kota Medan yang datang dari
pegunungan menyusul pamannya yang mendahuluinya hijrah dari kampung
halaman dan bekerja di sektor transportasi modern yaitu sebagai supir taksi. Untuk
kehidupan di kota metropolitan, sang paman mendidik Jaultop menjadi supir, berikut
kebiasaan yang sering dilakukannya sehari- hari, pada setiap lampu merah sang paman
selalu menambah laju kendaraannya agar tidak tertahan dalam antrian, meskipun tidak
lupa mengajarkan bahwa pada saat lampu merah seyogianya mereka berhenti. Tidak
lama kemudian, Jaultop dipercayakan mengendarai sendiri taksi untuk mengantar
penumpang, hanya saja setiap penumpang yang menumpang taksinya selalu heran
karena pada saat lampu hijau malah Jaultop menginjak rem dengan tiba-tiba sehingga
kendaraannya selalu berhenti, ketika penumpang menanyakan apakah sang supir
tidak mengerti bahwa kendaraan seyogianya melaju pada lampu hijau, Jaultop menjawab
dengan ringan bahwa dia tahu tetapi khawatir sang paman akan melaju karena
kebiasaannya melanggar lampu merah. 1.2 Ilustrasi Kedua
Karena banyaknya pelanggaran lampu merah oleh pengguna lalu lintas, maka alat pengatur lalu
lintas modern ini terpaksa dijaga oleh polisi lalu lintas, demi untuk menegakkan peraturan yang
berlaku terutama penggunaan lampu lalu lintas. Hanya saja seringkali bapak polisi ini berdiri di
tempat yang tersembunyi, sehingga banyak pengguna lalu lintas yang harus berdamai dengan
pak polisi sesudah ditangkap. terutama pengendara mobil dan sepeda motor. Tetapi anehnya becak
terutama becak dayung selalu dibiarkan lewat. 1.3 Ilustrasi Ketiga
Seorang pakar transportasi menawarkan jasa kepada Pak Wali Kota untuk membuat pengaturan
lalu lintas dengan menggunakan statistik dan matematik serta model-model transportasi supaya
antrian tidak lama dan agar kendaraan yang lewat selalu mendapatkan lampu hijau seperti yang telah
dilihat dan dipelajari pakar tersebut di negara maju. Karena tertarik maka sang pakar ditugaskan dengan
imbalan biaya yang cukup besar, meskipun sebagian harus didonasikan kepada teman-teman
pimpinan proyek. Akhirnya studi tersebut selesai dan dicoba dilaksanakan, namun hasilnya tidak
seperti yang diharapkan oleh semua orang, karena kemacetan tetap saja berlangsung seperti biasanya.
Tentu dengan ketiga ilustrasi tersebut kita dengan mudah menjawab di mana kesalahannya.
2. Disiplin Transportasi
Dari uraian di atas terlihat bahwa disiplin transportasi meliputi disiplin yang sangat luas, dan
menyangkut berbagai disiplin ilmu yang harus dipertimbangkan bagi keberhasilan rencana
Perencanaan Kota dan Transportasi…Moehammed Nawawiy LoebisWahyu Abdillah 332
maupun kebijaksanaan yang akan diambil dalam menyelesaikan masalah transportasi
antara lain adalah sebagai berikut; hukum, perundang-undangan, dan peraturan lalu
lintas, ekonomi transportasi yang masuk dalam cabang ilmu ekonomi, town and
country planning, highway engineering, transportation and traffict engineering,
mechanical engineering menyangkut
kendaraan, electrical
engineering, kedokteran yang berhubungan dengan
kecelakaan lalu lintas, sosiologi dan budaya, geografi transportasi, statistik, dan
permodelan.
3. Permasalahan Transportasi
Permasalahan transportasi sesuai dengan uraian di atas merupakan masalah yang
sangat kompleks yang tidak dapat dilihat secara terpisah dan sepotong-sepotong.
Setiap daerah memiliki permasalahan yang berbeda dan sangat tergantung pada lokalitas
dan geografi dari daerah yang bersangkutan. Menurut survai yang dilakukan oleh asosiasi
pabrik mobil Jepang, terdapat 837 juta kendaraan di jalan raya di seluruh dunia
menyebabkan permasalahan bagi lingkungan maupun masyarakat seperti polusi, global
warming, biaya sosial, dan ekonomi akibat kecelakaan dan kemacetan lalu lintas yang
kronis. Untuk itu diperlukan “Environmental Sustainability Transport EBS” sistem salah
satu di antaranya adalah mengembangkan kendaraan generasi baru yang menggunakan
teknologi tinggi seperti “fuel cell” .Selanjutnya untuk negara maju seperti
Jepang, Jerman, dan Perancis yang sudah memiliki kereta api cepat dengan kelajuan
sekitar 300 kmjam adalah mengurangi suara, getaran, dan tekanan udara di sekitar
kendaraan ini saat melaju, konservasi energi serta meningkatkan kecepatannya seperti
yang telah diuji coba oleh Spanyol sampai mencapai 350 kmjam.
Hampir di seluruh negara di dunia memiliki fenomena pertumbuhan kota yang
berlebihan yang terbatas hanya beberapa kota, termasuk negara berkembang. Sebagai
konsekuensi pemusatan kekuasaan dan politik hanya di pusat negara yang diikuti
oleh konsentrasi uang maka ibu kota negara di negara berkembang telah tumbuh
berlebihan sehingga menimbulkan masalah kepadatan penduduk yang sangat tinggi,
transportasi, serta infrastruktur lainnya. Perluasan kota dan perbaikan transportasi
serta infrastruktur yang dimaksud untuk menyelesaikan masalah tersebut justru telah
membuka peluang bagi pendatang tambahan yang akan menambah konsentrasi penduduk dan
membuat permasalahan semakin rumit. Secara analogi, konsentrasi yang demikian juga terjadi di
kota-kota kedua seperti Medan. Sangat diharapkan, otonomi yang akan mendelegasikan kekuasaan dan
politik serta keuangan akan mengurangi tekanan ke ibu kota negara dan menghidupkan daerah
kabupaten dan kota. Permasalahan transportasi menurut pemerintah Kota Medan sudah demikian
krusialnya sehingga sudah saatnya ditangani secara serius. Namun dari sudut pandang tersebut jelas
terlihat, bahwa pemerintah daerah masih melihat masalah transportasi sebagai masalah yang terpisah
dari masalah perkotaan yang lain seperti disajikan pada Tabel 3.1 Permasalahan Kota Medan.
Sejalan dengan konsep berpikir yang menyederhanakan masalah transportasi seperti di
atas, panitia seminar seolah telah mengarahkan kajian dan topik seminar terhadap penyelesaian
masalah transportasi dengan penggunaan sistem transportasi yang handal dan terpadu, karena
transportasi memegang peranan penting dalam pembangunan kota sebagai urat nadi kegiatan sosial
ekonomi masyarakat. seperti selanjutnya dikutip sebagai berikut:
Berbagai persoalan perkotaan yang dihadapi saat ini maupun masa depan, juga sangat terikat
dengan sistem transportasi yang terbangun, termasuk upaya mendorong percepatan
pembangunan wilayah kota, sangat dibutuhkan koridor transportasi terpadu, untuk meningkatkan
perekonomian wilayah tersebut.
Sebagai kota orde I nasional, Kota Medan sebenarnya memiliki sistem transportasi yang
cukup lengkap meliputi seluruh matra pergerakan darat, laut, udara dan hampir seluruh jenis moda.
Namun harus diakui masih belum merata secara sosial maksudnya melayani seluruh lapisan
masyarakat: penulis, adakalanya muncul kesan diskriminasi pelayanan transportasi.
Peningkatan sarana transportasi dan peningkatan kebutuhan pergerakan orang dan
barang secara umum, sering berbenturan dengan kemampuan pengembangan sarana dan prasarana
transportasi. Peningkatan jumlah kendaraan tidak seimbang dengan kemampuan pengembangan
jaringan jalan. Berbagai pengamat berpendapat untuk mengatasi berbagai masalah transportasi di
kota ini dibutuhkan interkoneksi dan peningkatan kualitas pelayanan moda angkutan umum massal,
monorel, kereta api dalam kota, dan lain-lain. Hal ini akan dicoba dikupas, dalam diskusi yang
bersifat interaktif tersebut.
Jurnal Teknik SI M ET RI K A
Vol. 4 No. 2 – Agustus 2005: 331 – 339 333
Perencanaan Kota dan Transportasi…Moehammed Nawawiy LoebisWahyu Abdillah 334
Tabel 3.1: Permasalahan Kota Medan
No Masalah Uraian Permasalahan
Kendala Alternatif Solusi
Program 1. Tata
Ruang •
Rencana tara ruang masih mengacu pada
RIK Rencana Induk Kota 1974
• Bentuk kota tidak
ideal sehingga kawasan utara dan
selatan saja yang eksis •
Keberadaan Bandara Polonia
• Kawasan industri di
luar wilayah Kota Medan yang berada di
pinggir Kota Medan •
Daerah konservasi di selatan kota
berkembang jadi permukiman.
• Ruang terbuka hijau
paru-paru kota terbatas
• Peruntukan lahan
tidak relevan dengan kebutuhan.
• Aksebilitas utara-
selatan sulit dan menggangu
pelayanan administrasi.
• Terbatasnya
jaringan jalan •
Pertumbuhan bangunan arah
vertikal terbatas sehingga
berkembang horizontal
• Kurang menarik
bagi investor “high rise building”
• Limbah industri
mencemari lingkungan
• Daerah konservasi
di selatan tidak berfungsi dan
menimbulkan banjir.
• Sungai sebagai
sumber air minum tercemar akibat
limbah. •
Permukiman liar di sepanjang DAS
dan jalur kereta api.
• Keterbatasan ruang
terbuka, tempat bermain dan taman.
• Revisi RUTR
Rencana Umum Tata ruang yang
komprehensif dengan RUTR
Provinsi
• Perluasan wilayah
Kota •
Memindahkan lokasi Industri
dipinggiran kota kekawasan industri
yang tersedia.
• Menjaga koefisien
dasar bangunan. •
Relokasi Pemukiman Liar
• Membuat
Penghijauan di atas gedung dan
bangunan •
Penataan menuju Kota
Metropolitan •
Studi kebutuhan luas
kota Metropolitan
• Dukungan
Dana oleh Pemerintah
Pusat •
Tidak memperpanjan
g ijin industri di luar kawasan
industri.
• Mengendalikan
Pembangunan di daerah
Selatan . •
Membangun rumah murah
bagi masyarakat
miskin.
• Diterapkan
dalam satu peraturan yang
tegas
2 Fungsi Kota Medan
sebagai Pusat: •
Pemerintah Sumatera Utara
• Pelayanan sosial
Ekonomi •
Perkantoran •
Pariwisata •
Pendidikan Tinggi •
Pintu gerbang ekspor impor
• Dinamistor dan
lokomotif bagi pertumbuhan
Hinterland •
Batas Administrasi kota tidak tegas
karena didasarkan pada riwayat tanah
Perkebunan masa lalu
• Aspirisasi penduduk
pinggiran Kab. Deli •
Sulit membangun kota karena
keterbatasan lahan menuju kota
Metropolitan
• Penduduk pinggiran
tidak terlayani karena jauh ke
pusat kota pemerintah Kab.
Deli Serdang.
• Timbul kawasan
kumuh mengganggu
keamanan. •
Adanya kantong- kantong daerah
Kab. Deli Serdang dalam wilayah Kota
Medan. •
Tambahan lahan Perkotaan
• Penyatuan wilayah
pinggiran ke Kota Medan.
• Penyedian fasilitas
sarana dan prasarana
• Batas
administrative yang jelas dan tegas.
• Dukungan dari
Pemerintah Deli Serdang
dan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara bagi perluasan
kawasan kota Medan
Serdang untuk menjadi warga Kota
Medan.
Lanjutan…
3 Manajemen Lalu Lintas
• Permasalahan Ruas
• Permasalahan
Simpang •
On street parking •
Manuver angkutan umum
• Angkutan campuran
mix traffic •
Kurangnya lebar ruas jalan
• Lokasi
pemberhentian angkutan umum
• Simpang kurang
diatur •
Pangkalan becak •
Pengaturan setting lampu
• Geometric
persimpangan tidak menguntungkan.
• Optimasi jumlah
armada angkutan umum dengan
pertukaran jumlahsudako
dengan bus sedang
• Penataan lokasi
parkir •
Optimasi trayek agr tidak tumpang
tindih •
Pembuatan penerapan lajur
atau jalur khusus bus atau
kenderaan tidak bermotor
• Perbaikan
geometric Persimpangan
• Setting lampu
lalu lintas sesuai dengan tingkat
pertumbuhan lalu lintas
• Manajemen
lalu lintas, dukungan
transportasi terhadap
perbaikan tata guna lahan
secara komperhensip
dan terkendali
Sumber: Diolah dari makalah Walikota Medan pada Seminar yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Medan di Garuda Plaza tanggal 19 Oktober 2002.
Berbagai porsoalan makro dan mikro lainnya, yang menjadi isu Medan sebagai kota metropolitan,
di bidang transportasi, merupakan motivasi kuat bagi panitia, untuk mengajak pemerhati dan
pemangku kepentingan di bidang transportasi, mencari solusi tepat mewujudkan sistem
transportasi yang handal, modern, terpadu yang mendukung kebutuhan pelayanan transportasi bagi
seluruh warga kota, yang berarti tak ada diskriminasi pelayanan transportasi, atau dengan
kata lain “transportasi untuk semua”.
4. Perencanaan dan Transportasi Kota Medan