Permata Mhardela : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch
3
cooh Terhadap Modulus Green 300 Pada Proses Produksi Benang Karet Di PT. Industri Karet Nusantara, 2009.
Bahan polimer elastis dikenakan gaya tarikan dengan laju yang tetap, mula-mula kenaikan tegangan yang diterima bahan berbanding lurus dengan
perpanjangan spesimen. Sampai dengan titik elastis bilamana tegangan dilepaskan maka spesimen akan kembali seperti bentuk semula, tetapi bila
tegangan dinaikkan sedikit saja, akan terjadi perpanjangan mencapai titik elastis ini masing-masing disebut tegangan yield dan kemuluran pada yield.
Sifat mekanis yang lain adalah kekuatan-bentur, yang didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memecahkan spesimen. Ada dua cara umum
untuk mengukur kekuatan bentur. Dalam cara pertama, spesimen ditempatkan pada suatu ‘pemegang’ dengan salah satu ujungnya vertikal di atas pemegang.
Suatu pendulum dengan bobot dan sudut tertentu diayunkan pada spesimen sampai terjadi patahan. Cara kedua menggunakan beban, yang berupa bola
atau barang logam, yang dijatuhkan pada spesimen dari ketinggian tertentu. Kekuatan bentur dihitung dari energi benda jatuh yang digunakan untuk
memecahkan spesimen sampai setengah bagian.
11
2.8. Modulus
Untuk satu tegangan yang sederhana, tegangan tarik adalah sebanding dengan tegangan putus, yaitu
Tegangan putus = tegangan tarik x konstanta Konstanta E dikenal sebagai modulus young. Ia mempunyai satuan yang sama
seperti tegangan , yaitu Nm
-2
.
Permata Mhardela : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch
3
cooh Terhadap Modulus Green 300 Pada Proses Produksi Benang Karet Di PT. Industri Karet Nusantara, 2009.
Harga E dapat diturunkan dari tegangan putus - tegangan tarik atau grafik perpanjangan putus dalam uji tegangan tertentu, dimana digunakan untuk control
kualitas rutin. Bahan pengujian dipusatkan pada suatu kenaikan tegangan putus dan menghasilkan perubahan pada panjang yang diplotkan sebagai suatu
tensilgram. Tegangan putus
, diartikan sebagai permukaan per satuan dari daerah
perpotongan dan diukur dalam Megapascal. Tegangan tarik
, diartikan sebagai bagian dari perubahan panjang ∆ll
, dimana l
adalah panjang awal dan ∆l adalah selisih dari panjang awal dan
panjang akhir. Mesin pengujian digunakan untuk mengukur tegangan yang dibuat dalam bentuk kurva perpanjangan putus yang dirubah ke dalam kurva tegangan
putus - tegangan tarik oleh hubungan
= FA dan = xl
, o adalah besaran
awal. A dan l
adalah konstanta.
12
Kekuatan tegangan dan jumlah perpanjangan karet meliputi hanya beberapa bahan elastis. Hubungan regangan - tegangan menutupi sekitar titik
potong yang memberi penambahan informasi penting mengenai sifat elastis. Suatu kurva regangan - tegangan bisa dibuat untuk suatu uji spesimen yang akan
menunjukkan kekuatan desakan oleh karet pada perbedaan persentase perpanjangan, atau sebaliknya, jumlah beban yang dibutuhkan oleh karet untuk
menyatakan persentase perpanjangan. Jika spesimen apa saja cenderung menguasai perpanjangan, kekuatan
desakan oleh karet berangsur-angsur berkurang dengan cepat pada awalnya dan kemudian lebih lambat. Berkurangnya kekuatan karena pegangan karet
diperpanjang disebut ‘pengenduran ketegangan’, dan bertambahnya panjang
Permata Mhardela : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch
3
cooh Terhadap Modulus Green 300 Pada Proses Produksi Benang Karet Di PT. Industri Karet Nusantara, 2009.
karena pegangan diperpanjang biasanya pada suatu beban disebut “menjalar”. Keduanya, pengenduran tegangan dan penjalaran adalah karakteristik karet
yang penting, dan jumlah dari masing - masing dipengaruhi oleh jenis karet, campuran dan anti kanker.
Terdapat banyak hubungan kurva regangan - tegangan yang mungkin biasanya menguntungkan untuk mengukur perbedaan pada karet dan komponen-
komponen karet. Contoh lain yang paling umum dari kekuatan tegangan atau jumlah perpanjangan adalah modulus, yang mana pada pengujian karet
pengukuran tegangan pada beban perunit penampang melintang biasanya pada ketegangan yang ditunjukkan oleh persentase perpanjangan. Pada klasifikasi karet
untuk wilayah produksi di Timur, modulus pada perpanjangan 300 yang biasa digunakan.
Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada sifat bahan yang menderita tegangan itu. Perbandingan tegangan
terhadap regangan, atau tegangan persatuan regangan disebut modulus elastik, semakin besar pula tegangan yang perlakuan untuk regangan tertentu.
Kita perhatikan perihal tegangan tarik dan kompresi dan regangan memanjang. Sampai batas proporsional, tegangan memanjang menimbulkan
regangan yang besarnya sama, tidak peduli apakah tegangan itu atau karena tegangan akibat tarikan atau akibat kompresi.
Karena itu, perbandingan tegangan tarik terhadap regangan tarik, untuk bahan tertentu sama juga dengan perbandingan tegangan kompresi terhadap
regangan kompresi. Perbandingan ini disebut modulus regangan, bahan yang bersangkutan dan dilambangkan dengan :
Permata Mhardela : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch
3
cooh Terhadap Modulus Green 300 Pada Proses Produksi Benang Karet Di PT. Industri Karet Nusantara, 2009.
= kompresi
regangan kompresi
tegangan tarik
regangan tarik
tegangan =
=
A
F A
F
n o
o n
=
Keterangan : = perpanjangan geser
Fn = gaya A = permukaan
l
=
panjang awal ∆l = selisih panjang awal dan panjang ahkir
Jika batas proporsional belum terlampaui, perbandingan tegangan terhadap regangan konstan dan karena itu hukum Hooke sama makanya dengan
ungkapan bahwa dalam batas proporsional, modulus elastik suatu bahan adalah konstan, dan bergantung hanya pada sifat bahannya.
13
Permata Mhardela : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch
3
cooh Terhadap Modulus Green 300 Pada Proses Produksi Benang Karet Di PT. Industri Karet Nusantara, 2009.
BAB 3 METODE DAN BAHAN
3.1. Metode