Rangkaian Penguat Sensor Infra Merah

Selama 2 siklus berarti 0,92 x 2 = 184 µs. Waktu pengisian kapasitor elektrolis 10 uF 16v yang dihubungkan dengan resistor 8k2 Ohm. Diketahui, Tahanan = R = 8200 Ohm, muatan kapasitor = Q = 10 x 10 -6 Farad. T s = 4RC = 4 x 8200 x 10 x 10 -6 = 0,328 detik Jadi kapasitor 10 uF 16v sudah cukup untuk mereset otomatis mikrokontroler. Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah dihubungkan ke komputer melalui port paralel. Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7, 8, 9, 40 dan 20. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa merespon.

3.3. Rangkaian Penguat Sensor Infra Merah

Rangkaian skematik Rangkaian Penguat Sensor Infra Merah dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari rangkaian skematik jelas terlihat bahwa dari kaki positif fotodioda dihubungkan secara langsung ke kaki 3 Op Amp 358 sebagai input yang tegangannya akan dikuatkan dinaikkan. Tegangan yang lemah yang berasal dari fotodioda karena fotodioda hanya sedikit menerima sinar infra merah dikuatkan Universitas Sumatera Utara oleh Op Amp sebanyak dua kali penguatan agar jarak sensor dengan dinding bisa lebih jauh. Antara kaki 1 dan kaki 2 serta antara kaki 6 dengan kaki 7 dihubungkan dengan trimmer potensiometer 100k Ω yang berfungsi sebagai perbandingan. Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu : Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v + dan v - adalah nol v + - v - = 0 atau v + = v - Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol i + = i - = 0 Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp. Non Inverting Amplifier Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.2. berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting. Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, uraikan beberapa fakta yang ada, antara lain : v in = v + v + = v - = v in ..... lihat aturan 1. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2. Penguat Non Inverting Dari sini ketahui tegangan jepit pada R 2 adalah v out – v - = v out – v in , atau i out = v out -v in R 2 . Lalu tegangan jepit pada R 1 adalah v - = v in , yang berarti arus i R1 = v in R 1 . Hukum kirchkof pada titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa : i out + i - = i R1 Aturan 2 mengatakan bahwa i - = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya, maka diperoleh: i out = i R1 dan Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing maka diperoleh v out – v in R 2 = v in R 1 yang kemudian dapat disederhanakan menjadi : v out = v in 1 + R 2 R 1 Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan, maka didapat penguatan op-amp non-inverting : ................................................................................... 3.2. Pada rangkaian ini digunakan R1 sebesar 10k dan R2 antara 0 – 100k Ohm. Jadi didapat G = 1 + 100k10k = 11 kali penguatan. Jika tegangan input yang menjadi masukan Op Amp 0,01 volt setelah diukur dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara multimeter digital dengan jarak sensor dan dinding sekitar 8 cm, maka setelah dikuatkan akan menjadi 0,01 x 11 = 0,11 volt. 0,11 volt merupakan output pada penguatan pertama yakni tegangan pada kaki 1. 0,11 volt dijadikan input untuk penguatan yang kedua karena 0,11 volt belum bisa mengaktifkan transistor NPN C945. Setelah dikuatkan pada penguatan yang kedua, maka tegangan output pada penguatan kedua menjadi 0,11 x 11 = 1,21 volt. Tegangan 1,21 volt sudah dapat mengaktifkan transistor NPN C945 tegangan kerja transistor 0,7 Volt.

3.4. Rangkaian Jembatan H