Objek HaKI Persepsi Pengusaha Furniture Di Kota Medan Terhadap Pentingnya perlindungan Desain Industri

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM DESAIN INDUSTRI

1. Objek HaKI

Tumbuhnya konsepsi atas karya-karya intelektual manusia pada akhirnya menimbulkan kebutuhan untuk melindungi atau mempertahankan kekayaan tersebut. Pada gilirannya akan melahirkan konsepsi perlindungan hukum atas Kekayaan Intelektual Intellectual Property tadi, termasuk di dalamnya adalah pengakuan hak terhadapnya. Sesuai dengan hakekatnya pula, Hak atas Kekayaan Intelektual dikelompokkan sebgai hak milik perorangan yang sifatnya tidak berwujud intangible. Paham mengenai hak milik Indonesia yang dikenal dalam Hukum Perdata yang berlaku hingga saat ini pada dasarnya tergantung pada konsepsi kebendaan. Lebih dari itu, konsep itu pun ternyata sangat digantungkan pada asumsi fisik, yaitu tanahalam dan benda lain yang dikandung atau tumbuh diatasnya. Kalaupun kemudian berkembang pada asumsi non-fisik atau tidak berwujud, maka hak-hak seperti itu masih bersifat derivatif dari hak-hak yang berpangkal dari konsep kebendaan tadi. 32 Buku Kedua tentang Kebendaan pada KUHPerdata yang selama ini diberlakukan belum menampung hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Hal ini membuktikan bahwa Hak atas Kekayaan 32 Paingot Rambe Manalu, Hukum Dagang Internasional Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Hukum Nasional Khususnya Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual Jakarta: Penerbit Novindo Pustaka Mandiri, 2000, hal. 238. 26 Sri Hadiningrum: Persepsi Pengusaha Furniture Di Kota Medan Terhadap Pentingnya perlindungan Desain Industri, 2007. USU e-Repository © 2008 Intelektual di Indonesia masih baru, yang melengkapi dan memperkaya paham mengenai hak milik dalam hukum perdata Indonesia. Hak atas Kekayaan Intelektual sebagai hak kebendaan timbul bukan secara alamiah sebagaimana hak kebendaan lain kehadirannya bukan sejak awal tumbuh dalam sistem hukum Indonesia. Sekalipun demikian, kehadirannya telah melengkapi konsepsi mengenai hak milik dalam hukum perdata Indonesia. 33 HaKI pada intinya terdiri dari beberapa jenis, secara konvensional dipilih dalam dua kelompok, yaitu : 1 Hak Cipta Copyright 2 Hak atas Kekayaan Industri Industrial Property, yang berisikan : a. Paten Patent b. Merek Trademark c. Desain Produk Industri Industrial Design d. Rahasia Dagang Trade Secret Perlu dicatat, bahwa pengenalan jenis HaKI di atas pada dasarnya berpangkal pada Konvensi Pembentukan WIPO The World Property Organization. WIPO adalah badan khusus PBB yang dibentuk dengan tujuan untuk mengadministrasikan perjanjianpersetujuan multilateral mengenai HaKI. 34 Imam Sjahputra Tunggal mengatakan bahwa objek HaKI adalah sesuatu yang sangat abstrak yang masih merupakan ide manusia, pada akhirnya dituang dalam bentuk hasil karya. Dalam HaKI meski secara kasar dikatakan bahwa yang 33 Ibid, hal. 273 34 Suyud Margono, Hak Kekayaan Intelektual Komentar atas Undang-Undang Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Letak Sirkuit Terpadu, Cet I, Jakarta: Penerbit Novindo Pustaka Mandiri, 2001, hal. 8-9. 27 Sri Hadiningrum: Persepsi Pengusaha Furniture Di Kota Medan Terhadap Pentingnya perlindungan Desain Industri, 2007. USU e-Repository © 2008 dilindungi ide karya “konkrit” dari ide manusia, namun jika kembali pada konsep dasar pemberian perlindungan HaKI, maka dari hasil karya yang sudah tertuang tersebut, banyak yang sudah merupakan “public domein”, jadi sesungguhnya yang dilindungi itu “ide” asal dari mereka yang menciptakan hasil karya tersebut. Ide tersebut adalah unik dan akan berbeda satu orang dengan orang lain, meskipun hasil karya yang “diciptakan” mungkin akan serupa. 35

2. Desain Industri sebagai salah satu HaKI