27
disukai dalam komunikasi. Mereka sangat pintar merangkai kata namaun mereka selalu dihindari untuk ditemui karena komunikasi interpersonal
bukan sekedar kemampuan untuk berasosiasi dan berdiskusi, namun lebih dari itu semua. Komunikasi interpersonal membutuhkan empati dan simpati
yang membuat orang lain merasa nyaman dan dihargai.
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal
Hanafi 2012 menyebutkan bahwa untuk memperoleh komunikasi interpersonal perawat yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
perkembangan, latar belakang budaya, emosi, jenis kelamin, pengetahuan dan lingkungan. Masing-masing faktor akan dijelaskan di bawah ini.
Perkembangan. Agar dapat berkomunikasi secara efektif, seorang perawat harus mengerti perkembangan usia komunikan baik dari sisi bahasa, maupun
proses berfikir dari orang tersebut, karena berbeda komunikasi anak usia remaja dengan orang dewasa. Kep
ada remaja perlu belajar bahasa “gaul” sehingga remaja yang kita ajak bicara merasa bahwa kita mengerti mereka dan komunikasi akan
menjadi lancar, begitu pula dengan orang dewasa. Latar belakang budaya. Hal ini juga merupakan aspek yang sangat penting
karena pasien belum tentu bisa menerima secara keseluruhan budaya yang dimiliki dalam berkomunikasi, misalnya bahasa yang dimilki oleh perawat.
Emosi. Emosi sangat penting diperhatikan karena dalam memberikan asuhan keperawatan perawat tidak boleh terpengaruh emosi bawah sadarnya,
tetapi perawat harus dapat mengkaji emosi pasien.
Universitas Sumatera Utara
28
Jenis kelamin. Pada dasarnya seorang wanita dan laki-laki memilki cara komunikasi yang berbeda. Pada dasarnya seorang perempuan lebih senang
menjalin komunikasi dengan sesama dan bertujuan untuk membangun kebersamaan, sedangkan laki-laki lebih mengutamakan dengan kelompok untuk
kemandirian. Pengetahuan. Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunkasi yang
dilakukan oleh perawat. Semakin tinggi tingkat pengetahuan maka akan lebih mudah menerima dan mengelola pesan dengan baik. Seseorang dengan tingkat
pengetahuan rendah akan sulit merespon pertanyaan yang mengandung bahasa dengan tngkat pengetahuan yang lebih tinggi. Perawat juga perlu mengetahui
tingkat pengetahuan pasien sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada pasien.
Lingkungan. Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan
kerancauan, ketegangan dan ketidaknyamanan dalam komunkasi yang dilakukan oleh perawat, misalnya saat perawat menanyakan hal yang privasi kepada pasien
dalam kondisi yang bising atau ramai komunikasi yang dilakukan pasti tidak nyaman. Oleh karena itu perawat perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan
nyaman sebelum memulai interaksi dengan pasien.
Universitas Sumatera Utara
29
3. Persepsi 3.1. Pengertian persepsi