18
mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi.
2.4 Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien
Potter dan Perry 2005 menyatakan bahwa keterampilan berkomunikasi ada dua cara yaitu, komunikasi verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal
termasuk ke dalam penggunaan kata-kata atau tulisan dan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kemaknaan kata denotative and connotative meaning,
perbendaharaan kata vocabulary, kecepatan pacing, intonasinada suara intonation, kejelasan dan keringkasan clarity and brevity, waktu dan relevansi
timing and relevance. Masing-masing faktor akan dijelaskan sebagai berikut : a.
Kemaknaan denotative and connotative meaning, Kemaknaaan sesungguhnya relatif lebih mudah ditangkap karena
menggunakan makna dengan kata yang diucapkan sesuai dengan kondisi. Misalnya, pengguanan kata
“serius” menyatakan penyakit yang serius, “kritis” menyatakan pasien dalam keadaan gawat, dan “darurat” untuk
menyatakan keadaan darurat yang benar-benar membutuhkan pertolongan. b.
Perbendaharaan kata vocabulary, Perbendaharaan kata sangat berpengaruh terhadap jalannya komunikasi
terapeutik, apabila penerima tidak mampu mengartikan kata-kata atau kalimat dari pengirimnya perawat, maka akan terjadi kesalah pahaman atau pasien
tersebut tidak mengerti. c.
Kecepatan pacing,
Universitas Sumatera Utara
19
Kecepatan ucapan adalah aspek lain yang mempengaruhi komunikasi verbal. Berbicara dengan cepat dalam menyampaikan informasi atau seda ng
berbicara dapat menyebabkan kebingungan pada pasien. d.
Intonasi nada suara intonation, Berkomunikasi atau berbicara dengan intonasi atau nada suara yang tinggi
biasanya memberikan penilaian bagi pasien bahwa perawat tersebut bernada marah dan menimbulkan persepsi yang salah atau negatif. Jika intonasinada
suara pelan, bisa-bisa tidak terdengar oleh pasien. Oleh karena itu berintonasinada suara yang standard, tidak terlalu kuat dan tidak terlalu
pelan. Intonasi nada suara dipengaruhi oleh keadaankondisi emosi pada saat berkomunikasi berbicara.
e. Kejelasan dan keringkasan clarity and brevity
Kejelasan dan keringkasan pesan yang disampaikan dapat dikatakan efektif jika disampaikan dengan cara yang sederhana. Semakin singkat kata yang
digunakan, semakin sedikit kebingungan yang timbul. Kejelasan pesan biasanya dapat dilakukan melalui penggunaan kalimat yang mudah
dimengerti. f.
Waktu dan relevansi timing and relevance. Penyampaian pesan dengan cara yang baik dan dengan emosi yang terkendali,
tetapi bila tidak dilakukan pada waktu yang tepat, maka pesan yang disampaikan tidak diterima oleh pasien. Waktu menjadi sesuatu yang kritis
bagi persepsi seseorang terhadap pesan yang diterima. Misalnya, pasien yang akan dioperasi mengalami ketakutan yang besar, namun perawat
Universitas Sumatera Utara
20
menceritakan resiko-resiko yang mungkin terjadi akibat dari operasi tersebut. Hal ini waktunya tidak tepat dan tidak relevan, karena akan membuat pasien
takut dan trauma untuk dioperasi. Oleh karena itu diharapkan perawat menggunakan waktu yang tepat dan relevansi dalam menyampaikan sesuatu
hal yang penting. Potter Perry 2005 menyebutkan bahwa komunikasi yang bersifat non-
verbal merupakan ungkapan yang berupa isyarat-isyarat, bahasa tubuh yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu penampilan, postur dan cara berjalan,
ekspresi wajah, isyaratgerak tangan, pandangan, sentuhan, jarak tubuhkedekatan. Masing-masing faktor akan dijelaskan sebagai berikut :
a.
Penampilan Penampilan merupakan salah satu yang paling penting diperhatikan dalam
proses komunikasi. Penampilan fisik seorang perawat harus mampu memberikan ciri positif pada pasien. Seperti pasien yang memberikan
gambaran tentang perawat yang memakai seragam putih, yang mencerminkan kemurnian, kesucian dan ketulusan hati.
b.
Postur dan cara berjalan Cara orang berjalan dan postur tubuh mencerminkan emosi, konsep diri dan
kondisi fisik seseorang. Postur tubuh dan cara berjalan yang tegap memberikan gambaran tentang kondisi fisik yang prima.
c.
Ekspresi wajah
Universitas Sumatera Utara
21
Ungkapan perasaan seseorang dapat dilihat dari ekspresi wajah. Kegembiraan, kesedihan, kebingungan, bahkan tulus tidaknya senyuman seseorang dapat
dilihat dari ekspresi wajah.
d.
Isyaratgerak tangan Perasaan hormat dan menyayangi seseorang dapat dilakukan dengan isyarat
tangan yaitu berupa sentuhan tangan dan acungan jempol. Seorang perawat harus belajar menggunakan dan memperhatikan isyarat-isyarat sebagai bagian
dari komunikasi dengan pasien.
e.
Pandangan Pandangan adalah hal yang paling penting dalam berkomunikasi yaitu adanya
kontak mata. Tatapan atau pandangan yang tajam kepada seseorang bisa diartikan kekaguman dan bisa juga bentuk perlawanan. Pandangan yang jauh
ketika berbicara berarti kesedihan atau ada sesuatu yang dipikirkan.
f.
Sentuhan Ungkapan perhatian, empati dan kasih sayang dapat diungkapkan melalui
sentuhan. Sentuhan seorang perawat kepada pasien bisa memberi pesan tentang adanya perhatian dan keseriusan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. g.
Jarak tubuh dan kedekatan Jarak tubuh dan kedekatan mempengaruhi komunikasi non-verbal.
Kenyamanan komunikasi bisa dinilai dari jarak tubuh dan seseorang yang sudah dikenal.
Universitas Sumatera Utara
22
Hanafi 2012 menyatakan bahwa komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya untuk menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun non verbal. Ada lima hal yang dapat mempengaruhi komunikasi
interpersonal yang efektif, yaitu openness keterbukaan, empathy empati, supportiveness sikap mendukung, possitiveness sikap positif dan equality
kesetaraan. Masing-masing faktor tersebut akan dijelaskan di bawah ini. Openness keterbukaan. Keterbukaan terdiri dari tiga aspek yang ada
dalam komunikasi interpersonal. Pertama, kesediaan untuk membuka diri kesediaan untuk membuka informasi mengenai diri sendiri yang biasanya
disembunyikan. Kedua, kesediaan untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang disampaikan. Keterbukaan diperlihatkan dengan cara bereaksi secara
spontan terhadap orang lain mengenai apa yang kita rasakan. Ketiga, mau mengakui pemikiran dan perasaan yang dirasakan. Terbuka dalam pengertian ini
adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang disampaikan adalah memang milik anda dan anda tanggung jawab atasnya dan pesan yang disampaikan adalah
pesan yang akurat. Keterbukaan juga merupakan kesediaan seseorang mendengarkan orang lain, terbuka untuk mendengarkan kecemasan dan
ketidaknyamanan yang dirasakan oleh orang tersebut. Keterbukaan akan dapat menyebabkan beberapa perubahan misalnya memberikan perhatian lebih kepada
komunikan, lebih sering memuji dan lebih terbuka mengenai apa yang dirasakan dalam sebuah relasi Hanafi, 2012.
Universitas Sumatera Utara
23
Empathy empati. Empati adalah merasakan apa yang orang lain rasakan melalui sudut pandang orang tersebut tanpa kehilangan identitas diri. Untuk
berempati dengan seseorang adalah merasakan apa yang orang tersebut rasakan, mengalami apa yang dialami oleh orang tersebut. Untuk dapat berempati cobalah
untuk tetap tenang, membebaskan diri dari emosi yang sedang kita rasakan. Empati dapat berupa verbal maupun non verbal ekspresi wajah, kontak mata,
postur tubuh yang penuh perhatian dan kedekatan fisik dan sentuhan atau belaian yang sepantasnya. Perawat berempati melalui sentuhan pada pasien sedang
merasakan kesakitan, memberikan perhatian secara sungguh dengan menatap mata dengan pasien atau selalu kontak mata dengan pasien, dengan sabar
mendengarkan kecemasan pasien, ketidaknyamanan pasien dengan penyakit yang dideritanya sehingga pasien bisa merasa lebih nyaman Hanafi, 2012.
Supportiveness sikap mendukung. Sikap mendukung merupakan suatu sikap dari seseorang yang ada dalam suatu kelompok yang dicirikan dengan
keterbukaan, ketiadaan rasa takut dan menjalin hubungan kerjasama. Sikap mendukung dipupuk melalui lebih kepada deskriptif bersifat deskriptif atau
penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci daripada evaluatif bersifat evaluasi atau menilai. Sikap mendukung terwujud melalui kemampuan
perawat untuk dapat menjelaskan secara jelas dan terperinci mengenai penyakit, tujuan prosedur, tindakan medis yang akan dilakukan dan perkembangan kondisi
kesehatan pasien sehingga pasien merasa nyaman dan tidak takut Hanafi, 2012. Possitiveness sikap positif. Sikap positif dalam komunikasi interpersonal
ditunjukkan dalam dua cara, yaitu attitudes sikap, komunikasi interpersonal
Universitas Sumatera Utara
24
terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri, terhadap orang lain dan kepada kondisi komunikasi umumnya dan compliments
pemberian pujian terhadap kebaikan yang ada dalam diri seseorang maupun tindakan yang dilakukan oleh orang tersebut. Sikap positif dapat dikomunikasikan
secara verbal maupun non verbal, misalnya dengan tersenyum, ekspresi wajah yang positif, sikap yang penuh perhatian, ekspresi positif secara verbal,
penghapusan penilaian yang negatif. Sikap positif terwujud melalui sikap perawat yang sopan, santun dan ramah Hanafi, 2012.
Equality kesetaraan, adalah sikap atau pendekatan yang memperlakukan seseorang sama pentingnya dan memberikan kontribusi yang sama dalam suatu
interaksi. Kesetaraan terwujud melalui perawat yang tidak membeda -bedakan status sosial dalam melayani pasien dan menghargai keberadaan pasien Hanafi,
2012.
2.5 Teknik –teknik dalam komunikasi interpersonal