Data Disaster Recovery TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Data

Data adalah sesuatu yang mewakili objek dan peristiwa yang memiliki arti yang sangat penting bagi user Hoffer et al, 2005. Dalam pengertian yang lain data adalah fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti Navathe Elmasri, 2000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta yang telah terjadi, memiliki arti, dan dapat disimpan secara teratur sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah form yang dapat digunakan kembali suatu waktu. Data yang saling berhubungan akan dikumpulkan dan disimpan dalam suatu database. Hal ini jelaskan oleh Connolly, 2002 yang menyatakan bahwa database adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal, dan sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. Database mempunyai sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari dunia nyata, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa user untuk berbagai kepentingan Waliyanto, 2000. Untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh datainformasi dengan praktis dan efisien digunakan sebuah program komputer yang disebut DBMS Data Base Management System.

2.2. Disaster Recovery

Disaster recovery adalah proses, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan persiapan untuk pemulihan recovery atau kelanjutan pada infrastruktur teknologi yang sangat penting vital bagi organisasi setelah bencana yang disebabkan oleh alam maupun manusia. Bencana dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu: a. Yang pertama adalah bencana alam seperti banjir, angin topan, tornado atau gempa bumi. Sementara mencegah bencana alam sangat sulit, memastikan langkah-langkah seperti perencanaan yang baik adalah solusi yang lebih tepat. Universitas Sumatera Utara Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu menghindari ataupun mengurangi kerugian akibat bencana disaster. b. Bencana buatan manusia. Bencana juga dapat terjadi akibat perbuatan manusia. Sebagai contoh kegagalan infrastruktur dan terorisme. Dalam hal ini pengawasan dan perencanaan juga diharapkan dapat menghindari kerugian. Menurut Gregory, 2009 Disaster Recovery Plan DRP adalah bagian dari sebuah proses yang lebih besar sebagai perencanaan kelangsungan bisnis dan termasuk di dalamnya perencanaan untuk memulai kembali aplikasi, data, perangkat keras hardware, komunikasi elektronik networking dan infrastruktur teknologi informasi lainnya. Langkah-langkah kontrol pemulihan recovery bencana teknologi informasi dapat diklarifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Langkah preventive, kontrol yang dilakukan untuk mencegah sebuah bencana yang akan terjadi. 2. Langkah deteksi, kontrol yang bertujuan untuk mendeteksi atau menemukan kejadian yang tidak diinginkan. 3. Langkah korektif, kontrol yang ditujukan untuk memperbaiki atau memulihkan sistem setelah bencana atau peristiwa. Disaster recovery plan yang baik memastikan bahwa ketiga jenis kontrol didokumentasikan dan diuji secara teratur.

2.3. Konsep Backup