Primary Database dan Standby Database

Dengan membandingkan ketiga karakteristik tersebut Wiesman menyimpulkan bahwa update everywhere memiliki potensi yang baik untuk mereplikasi data. Teknik replikasi di dalam Data Grid Environments menurut Noraziah 2012 adalah: 1. A Weight-Based Dynamic Replica Replacement. Strategi ini dihitung berdasarkan waktu akses dalam jendela waktu di masa depan, berdasarkan akses pada history terakhir. 2. Distributed Popularity Based Replica Placement Algorithm. Dikembangkan untuk jaringan data hirarkis. Strategi ini memanfaatkan history akses data untuk mengenali file yang sering muncul dan menentukan lokasi replikasi yang optimal untuk meningkatkan kinerja akses data dengan meminimalkan replikasi yang overhead pada pola jalur data yang diberikan. 3. A New Replication Strategy for Dynamic Data Grids diusulkan untuk memperhitungkan situs yang dinamis. Strategi ini dapat meningkatkan ketersediaan berkas, meningkatkan waktu respon dan dapat mengurangi konsumsi bandwidth. 4. Enhance Fast Spread Replication Strategy adalah versi yang disempurnakan pada Fast Spread untuk strategi replikasi data grid. Strategi ini diusulkan untuk meningkatkan total waktu respon dan total konsumsi bandwidth. 5. A Value-Based Replication Strategy untuk mengurangi jaringan latency dan sementara itu untuk meningkatkan kinerja keseluruhan sistem. 6. Agent Based Replica Placement Algorithm diusulkan untuk menentukan calon lokasi untuk penempatan replika yang mengurangi biaya akses, network traffic dan agregat waktu respon untuk aplikasi.

2.5. Primary Database dan Standby Database

Primary database adalah database utama yang digunakan untuk menyimpan data. Database ini diharapkan mampu diakses setiap saat. Maka dari itu jika terjadi transisi role dan primary database mati, maka secara otomatis pengaksesan terhadap primary database tersebut juga tidak dapat dilakukan. Standby database merupakan replikasi database yang terdiri dari backup data dari sebuah primary database. Dengan penerapan redo log archive dari primary Universitas Sumatera Utara database untuk standby database, sehingga data dapat disimpan di dalam server database yang tersinkronisasi. Sebuah standby database memiliki tujuan utama sebagai disaster recovery, backup, analisis, dan reporting laporan. Jika primary database hancur atau rusak, admin dapat melakukan failover ke standby database, dalam kasus ini standby database menjadi primary database yang baru. Admin juga dapat membuka standby database dengan opsi read only, sehingga dapat berfungsi sebagai sebuah database reporting independen. 2.5.1. Failover Failover yaitu mode backup operational pada saat fungsi komponen sistem seperti processor, server, network, atau database dilakukan oleh secondary system components ketika komponen utama mengalami kegagalan atau scheduled down time. Pada konfigurasi standby database semua pengguna aplikasi melakukan transaksi pada primary database. Namun apabila server primary database mengalami kegagalan secara tidak terduga, maka admin harus melakukan failover. Failover adalah operasi yang mengubah standby database menjadi primary database sehingga dapat berjalan secara normal. Operasi ini juga disebut aktivasi standby database. Penting untuk diperhatikan bahwa setelah melakukan failover, admin tidak dapat mengembalikan standby database yang saat ini telah menjadi primary database untuk menjadi standby database kembali. 2.5.2. Redo Log File Redo log file merupakan bagian terpenting dalam proses database untuk melakukan proses recovery. Redo log files sebagai tempat catatan setiap transaksi yang terjadi. Berisikan file yang digunakan untuk melakukan instance recovery ketika database mengalami kegagalan. 2.5.3. Archived Log File Tujuan utama archived log file adalah untuk melindungi database dari kegagalan instance dan kerusakan media disk melalui pengarsipan secara online dengan mengaktifkan proses pengarsipan ke dalam redo log file. Universitas Sumatera Utara

2.6. Metode