Latar Belakang Penelitian S SEJ 1001450 Chapter1

Sarah Windika, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Penerapan Metode Permainan Simulasi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan dapat dikatakan sebagai upaya sadar dan terencana dari seseorang insan manusia untuk mengeyam ilmu pengetahuan untuk bekal hidup. Pendidikan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan pendidikan di negara-negara lain. Ada beberapa masalah yang menjadi penyebab dalam pendidikan kita saat ini salah satunya yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia SDM pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ada paradigma lama bahwa belajar mengajar bersumber pada teori tabula rasa dari John Locke Lie, 2008:02 mengatakan bahwa “Pikiran seorang anak adalah seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya”. Dengan kata lain, otak seorang anak adalah ibarat botol kosong yang siap diisi dengan ilmu pengetahuan dan kebijakan sang mahaguru. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Sehingga diharapkan setelah selesai proses pembelajaran siswa dapat menunjukkan perubahan sikap menjadi lebih baik. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat serta dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran tentu akan sangat mendukung tercapainya tujuan dari sebuah proses pembelajaran yakni terjadinya perubahan sikap atau ranah afektif pada siswa itu sendiri. Pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi ajar yang akan kita sampaikan, karena setiap metode belum tentu cocok untuk semua materi pembelajaran. Mata pelajaran sejarah merupakan salah satu aspek penting yang harus diajarkan kepada peserta didik baik dari tingkat pendidikan dasar maupun menengah. Di mana Sarah Windika, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Penerapan Metode Permainan Simulasi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu mata pelajaran sejarah bukan sebatas pewarisan cerita masa lampau yang dilakukan secara turun-temurun oleh guru kepada siswa, tetapi di dalamnya terkandung nilai- nilai kearifan yang bisa digunakan untuk meningkatkan kecerdasan, menumbuhkan sikap nasionalisme, memupuk kesadaran bagi siswa dalam mengambil keteladanan dari tokoh-tokoh sejarah, menghargai waktu, serta memaknai peristiwa masa lampau yang dapat mempengaruhi kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang. Dengan demikian, mata pelajaran sejarah memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam membentuk sikap serta karakter siswa. Sebagai salah satu mata pelajaran yang penting untuk di pelajari di sekolah, mata pelajaran sejarah tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai baik secara umum maupun secara khusus. Adapun yang menjadi tujuan secara umum dari pembelajaran sejarah tercantum dalam Kurikulum 2006, yaitu sebagai berikut: 1. Mendorong siswa berpikir kritis-analisis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. 2. Memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami proses perubahan dan keberlanjutan masyarakat. Pusat Kurikulum, 2006 dalam http:techingofhistory.blogspot.com201206tujuan-pembelajaran- sejarah.html[8Mei2013 ] Penjelasan di atas menunjukkan terdapat tiga poin penting yang menjadi tujuan umum dari pembelajaran sejarah. Sedangkan yang menjadi tujuan secara ideal dari pembelajaran sejarah di antaranya yang dikemukakan oleh Ismaun 2001:114, salah satunya adalah agar peserta didik: Mampu memahami sejarah, dalam arti: 1 memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peristiwa; 2 memiliki kemampuan berfikir secara kritis yang dapat digunakan untuk menguji dan memanfaatkan pengetahuan sejarah; Sarah Windika, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Penerapan Metode Permainan Simulasi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu 3 memiliki keterampilan sejarah yang dapat digunakan untuk mengkaji berbagai informasi yang sampai kepadanya guna menentukan kesalahan informasi tersebut; dan 4 memahami dan mengkaji setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat di lingkungan sekitarnya serta digunakan dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan analisis. Berdasarkan dua penjelasan di atas, terdapat satu kesamaan dalam tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran sejrah ini, yaitu agar siswa mampu untuk berpikir secara kritis. Kemampuan berpikir kritis ini memang sangat dibutuhkan baik dalam memahami fakta sejarah maupun ketika mengambil sikap saat menghadapi segala perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Adapun yang dimaksud berpikir kritis dalam memahami fakta sejarah yaitu agar siswa tidak dengan mudah menerima segala informasi yang masuk dari luar tanpa mempertimbangkannya. Seperti yang dikemukakan oleh Johnson 2011:185 “Berfikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran di tengah banjir kejadian dan informasi yang mengelilingi mereka setiap hari. Oleh sebab itu, siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis. Pernyataan di atas mengungkapkan bahwa berfikir kritis tidak hanya dibutuhkan untuk memahami fakta sejarah saja, akan tetapi juga ketika mengambil sikap yaitu bagaimana siswa mampu menjadikan pengalaman masa lampau sebagai bahan pertimbangan ataupun menjadikan solusi dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi ataupun di masa yang akan datang. Mengenai tujuan dari pembelajaran sejarah tersebut juga diungkapkan oleh Hasan 2004:10, yaitu: sebagai berikut: Pandangan Rekontruksi Sosial menghendaki sejarah mengembangkan tujuan pendidikan yang memberikan kemampuan kepada siswa untuk melihat problema yang ada dalam kehidupan masa sekarang serta kaitannya dengan apa yang terjadi di masa lampau. Pengetahuan sejarah diharapkan dapat membantu siswa mengkaji masalah yang ada dalam kedalaman yang memadai dan mendasar untuk memecahkan permasalahan yang dikemukakan, membentuk kemampuan pada diri siswa untuk mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat di mana ia menjadi anggotanya, dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki keadaan masyarakat pada masa sekarang. Sarah Windika, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Penerapan Metode Permainan Simulasi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah tidak selalu orientasi pada masa lalu, akan tetapi juga seharusnya akan dikaitkan dengan masa sekarang ataupun masa yang akan datang. Hal ini akan menjadi sangat penting untuk dipahami oleh siswa, karena inti dari pembelajaran sejarah adalah mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan dengan bercermin dari pengalaman masa lalu. Akan tetapi sangat disayangkan proses pembelajaran sejarah disekolah justru jarang sekali mengaitkan peristiwa masa lampau dengan kondisi atau permasalahan yang saat ini tengah terjadi di masyarakat, sehingga pembelajaran sejarah menjadi kurang bermakna bagi siswa. Selain itu, kemampuan berpikir kritis yang merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran sejarah juga kurang dikembangkan dengan baik disekolah. Secara realita kebanyakan siswa adalah siswa pasif, sehingga pantas saja ketika sekarang banyak pelajar Indonesia masih belajar dalam taraf menghafal saja dan kemampuan pemahamannya tidak diasah dengan baik, yang pada akhirnya para pelajar hanya sebatas menggugurkan kewajibannya saja untuk menyelesaikan pembelajaran, tidak disertai dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu penyebabnya adalah karena dalam proses pembelajaran sebagian besar masih menggunakan model pembelajaran tradisional konvensional sehingga pembelajaran menggunakan pendekatan yang masih berorientasi atau berpusat pada guru teacher centered approach . Selama ini dalam pembelajaran sejarah di sekolah, siswa lebih mengarahkan pada pengetahuan terhadap peristiwa sejarah seperti hafalan tokoh atau nama pahlawan, tanggal dan tempat terjadinya suatu peristiwa tanpa mengungkapkan nilai- nilai yang terkandung dalam peristiwa sejarah. Hal tersebut membuat siswa kurang dalam menerapkan nilai-nilai sejarah baik itu dalam proses pembelajaran ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Widja 1989 yaitu “Pembelajaran sejarah tidak menarik dan membosankan. Guru-guru sejarah hanya Sarah Windika, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Penerapan Metode Permainan Simulasi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu membeberkan fakta-fakta kering berupa urutan tahun dan peristiwa belaka, model serta teknik pembelajaran juga dari itu ke itu saja”. Berdasarkan hasil Observasi dan Wawancara yang dilakukan oleh Penulis di SMA Negeri 25 Bandung kelas XI IIS 4, permasalahan yang ada dalam pembelajaran yang dialami oleh guru mata Pelajaran Sejarah adalah beberapa siswa yang kurang merespon mata pelajaran Sejarah dilihat dari keadaan kelas yang cukup kondusif dalam pembelajaran dan siswa hanya mampu mengembangkan kemampuan mengingat dan menghafal saja, dari hasil yang diberikan dan kurang menekankan pada siswa untuk menalar, memecahkan masalah ataupun pemahaman. Keadaan di atas memberi dampak yang sangat besar, sehingga indikasi pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif. Nilai akhir evaluasi belajar belum memenuhi penampilan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Melihat kenyataan ini, maka perlu adanya perbaikan dalam sistem pembelajaran di kelas. Untuk itu, perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Gambaran yang jelas mengenai kondisi pembelajaran sejarah di kelas, peneliti dapatkan dari hasil observasi yang telah dilakukan. Setelah beberapa kali mengikuti proses pembelajaran dikelas, tergambar ketika metode ceramah dilakukan proses pembelajaran cukup kondisif. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terebut terlihat hampir semua siswa memperhatikan penjelasan dari guru, meskipun memang masih ada beberapa siswa yang kurang fokus yaitu karena siswa sibuk masing- masing dengan kegiatannya. Pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran sejarah, mendorong pada kreativitas guru memiliki metode pembelajaran serta mengemas materi pembelajaran dengan tepat agar membantu siswa untuk berfikir kritis secara lebih mendalam akan materi yang tengah dipelajari. Selain itu, pembelajaran juga harus lebih bermakna bagi siswa maka sebaiknya materi yang dikaitkan dengan kondisi masyarakat yang ada di sekitar siswa. Dengan demikian, Sarah Windika, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Penerapan Metode Permainan Simulasi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu diharapkan siswa tidak hanya mampu mengerti akan materi pelajaran saja tetapi juga menjadi lebih peka dengan melihat masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Seperti diungkapkan oleh Wildan 2003:59 “Keterampilan semacam itu hanya dapat dikembangkan jika materi pendidikan sejarah dapat dikembangkan lebih jauh, melebihi apa yang ada dalam fakta sejarah yang diungkapkan oleh banyak buku pelajaran”. Melihat dari penjelasan di atas, kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah adalah kurangnya siswa untuk melatih berpikir kritis, terutama kemampuan berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Padahal salah satu tujuan penting dari pembelajaran sejarah yang ingin dicapai yaitu agar siswa mampu mengembangkan berfikir kritis. Dengan demikian, maka hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai proses belajar mengajar yang mampu untuk melatih kemampuan siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, perbaikan proses pembelajaran dirasa akan sangat penting, sehingga diharapkan masalah-masalah tersebut akan dapat diatasi. Upaya meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah dengan penerapan metode permainan simulasi dalam memecahkan masalah, karena dalam metode ini siswa tidak hanya diminta untuk memahami suatu masalah saja akan tetapi juga harus mampu mencari solusi dari permasalah tersebut dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta menyentuh aspek psikologis siswa. Dengan demikian siswa merasa senang dan nyaman terhadap proses pembelajaran dengan metode yang kita gunakan maka akan meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Minat siswa terhadap suatu mata pelajaran akan sangat berperan pada hasil atau output pembelajaran tersebut yakni terjadinya perubahan sikap dan etika pada siswa. Metode Permainan Simulasi juga sangat cocok diterapkan pada pembelajaran sejarah, karena dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan memahami dengan apa saja yang terjadi pada waktu itu, dalam salah satu materi. Sehingga Sarah Windika, 2015 Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Dengan Penerapan Metode Permainan Simulasi Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai karakter yang diperankan. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran tersebut. Metode ini juga dapat mengkondisikan siswa yang awalnya ribut menjadi fokus dalam proses pembelajaran. Metode ini juga dapat mengubah karakter siswa yang sulit dikondisikan menjadi lebih aktif.

B. Masalah Dan Pertanyaan Penelitian