Paparan Data Penelitian

a. Bentuk perilaku merokok di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13-14 Juli 2011 subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) diketahui perilaku merokok dilakukan saat berkumpul dengan teman-temannya di kantin dan aula sekolah sambil bercanda tawa dengan sembunyi-sembunyi. Kedua subjek mendapatkan rokok dengan cara membeli di toko atau warung terdekat lokasi sekolah. Berdasarkan home visit kepada subjek 1 dan 2 diketahui subjek 1 di rumah tinggal bersama nenek dan kakaknya, menurut neneknya orang tua bekerja di Jakarta sebagai pedagang dan terkadang pulang setiap 3 bulan sekali bahkan lebih tergantung dari hasil pekerjaannya sebagai pedagang. Subjek

1 lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya sambil membawa sepeda motor. Subjek 2 tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai guru SD dan TNI. Dirumah subjek 2 merasa dirinya kesepian karena kedua kakaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, sehingga lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya dengan membawa sepeda motor. Ibu biasanya pulang kerumah pada sore hari

Sukoharjo.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek 1 pada tanggal 17 Juli 2011 dan subjek 2 tanggal 18 Juli 2011 diketahui bahwa merokok dilakukan pada saat jam istirahat dan jam kosong di kantin dan aula sekolah bersama teman-temannya. Di samping itu merokok juga dilakukan

pada saat membolos kerumah teman yang sepi dan warnet. Kedua subjek dalam satu hari menghabiskan rokok 7 batang sampai satu bungkus rokok bahkan lebih. Rokok yang dikonsumsi kedua subjek bermacam-macam yaitu berjenis filter dan kretek dengan merk rokok yang berbeda. Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan wali kelas yaitu kedua subjek memang sering merokok bahkan membolos, terlambat masuk sekolah dan berpakaian seragam sekolah tidak rapi. Berdasarkan wawancara dengan ketua kelas yaitu kedua subjek merupakan anak yang mudah bergaul dengan teman-temannya baik dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah yang rata-rata memiliki perilaku dan kebiasaan kurang baik seperti merokok, membolos, berpakaian tidak rapi dan minum-minuman keras. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua subjek yaitu orang tua sebelumnya tidak mengetahui tentang perilaku anaknya yang sering melanggar tata tertib sekolah terutama merokok.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui yaitu subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) merokok dilakukan pada saat jam Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui yaitu subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) merokok dilakukan pada saat jam

b. Faktor penyebab merokok di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan subjek 1 dan 2 yaitu keinginan untuk merokok di sekolah dan rasa malas ketika memperhatikan guru pada saat memberikan materi pelajaran. Kedua subjek juga merasa kalau orang tua tidak memberikan perhatian dan kasih sayang, di samping itu merokok karena bujukan teman-temannya yang merokok baik lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Berdasarkan home visit kepada subjek 1 dan 2 diketahui subjek 1 di rumah tinggal bersama nenek dan kakaknya, menurut neneknya orang tua bekerja di Jakarta sebagai pedagang dan terkadang pulang setiap 3 bulan sekali bahkan lebih tergantung dari hasil pekerjaannya sebagai pedagang. Subjek

1 lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya sambil membawa sepeda motor. Subjek 2 tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai guru SD dan TNI. Subjek 2 merasa dirinya kesepian dirumah karena kedua kakaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, sehingga lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya dengan membawa sepeda motor. Ibu biasanya pulang kerumah pada sore hari

Sukoharjo.

Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan wali kelas yaitu Orang tua subjek yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak kurang mendapatkan perhatian, pengarahan dan pengawasan yang menyebabkan anak banyak bergaul di luar rumah. Pergaulan yang buruk akan mempengaruhi perkembangan yang buruk juga terhadap anak. Berdasarkan wawancara dengan teman subjek atau ketua kelas yaitu subjek merokok karena terpengaruh pergaulan yang kurang baik dari teman-temannya. Berdasarkan wawancara dengan orang tua subjek yaitu orang tua sebelumnya tidak mengetahui kalau kedua subjek sering melanggar tata tertib sekolah terutama merokok . Orang tua menyadari yaitu kurangnya perhatian dan pengawasan untuk perkembangan anaknya

sehingga anak banyak bergaul keluar rumah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari berbagai sumber atau informan bahwa subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) di ketahui penyebab perilaku merokok dipengaruhi dari teman-temannya yang suka merokok, kurangnya mengerti dan memahami arti dari pendidikan dan kesehatan, dan kurangnya perhatian serta pengawasan dari orang tua. Dilingkungan luar sekolah subjek lebih memilih berkumpul dengan teman- temannya.

Berdasarkan hasil observasi pada subjek 1 dan 2 yaitu kedua subjek banyak mendapat teguran dari bapak ibu guru karena tidak tertib sekolah diantaranya berpakaian tidak rapi, tidak memperhatikan pelajaran pada saat guru mengajar dan terlambat masuk kelas karena merokok bersama temannya. Berdasarkan home visit kepada subjek 1 dan 2 diketahui di rumah subjek 1 tinggal bersama nenek dan kakaknya, menurut neneknya orang tua bekerja di Jakarta sebagai pedagang dan terkadang pulang setiap 3 bulan sekali bahkan lebih tergantung dari hasil pekerjaannya sebagai pedagang. Subjek 1 lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya sambil membawa sepeda motor. Dirumah subjek

2 tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai guru SD dan TNI. Subjek 2 merasa dirinya kesepian dirumah karena kedua kakaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, sehingga lebih memilih berkumpul dengan teman-temanya dengan membawa sepeda motor. Ibu

biasanya pulang pada sore hari karena tugasnya jauh yaitu di SD Nguntoronadi Wonogiri dan Bapak bekerja TNI sesuai jadwal piketnya siang atau malam yaitu di Bulu Sukoharjo.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek 1 dan 2 di ketahui bahwa kedua subjek malas ketika harus membaca buku dan belajar disamping itu juga banyaknya aturan sekolah dan tugas yang diberikan guru membuat malas untuk mengerjakan tugas sehingga lebih memilih

bahwa subjek 1 dan 2 mendapatkan sanksi dan teguran. Sanksi untuk Deri dan Anton yaitu berupa skor yang sudah mencapai angka 50 karena merokok didalam sekolah dan tidak menaati peraturan sekolah sehingga guru BK mendatangkan orang tua ke sekolah untuk memberikan pemberitahuan dan pengarahan untuk perkembangan anak. Perilaku merokok dalam lingkungan sekolah mendapatkan sanksi skor 10, membolos dan berpakaian tidak tertib mendapatkan sanksi skor 5. Pemanggilan orang tua/wali ada 4 tahap yaitu tahap 1 pemanggilan orang tua/wali apabila angka skor siswa mencapai 25, tahap 2 apabila mencapai angka skor 50, tahap 3 apabila mencapai angka skor 75 dan tahap 4 apabila mencapai angka skor 100 siswa dikembalikan kepada orang tua. Berdasarkan wawancara dengan teman kelas atau ketua kelas yaitu kedua subjek tidak memperhatikan pelajaran, malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan mencontek pada saat ulangan. Berdasarkan wawancara dengan orang tua subjek 1 dan 2 yaitu orang tua tidak mengetahui kalau anaknya sering melanggar tata tertib sekolah terutama merokok. Orang tua subjek baru mengetahui setelah mendapat surat panggilan dari sekolah karena pelanggaran tata tertib oleh anaknya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari berbagai sumber atau informan bahwa subjek 1 (Deri) dan subjek 2 (Anton) diketahui akibat perilaku merokok yaitu rasa malas untuk belajar dalam

50 yaitu bagi siswa yang merokok mendapatkan sanksi skor 10, teguran dari guru BK dan pemanggilan orang tua ke sekolah untuk diberikan pengarahan supaya anak-anaknya tidak mengulangi perbuatannya disekolah, apabila kedua subjek mendapatkan sanksi skor 100, maka akan dikembalikan orang tua, Kedua subjek malas mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan tidak menaati peraturan tata tertib sekolah.