Pandangan Pihak Terkait Tentang Perilaku Merokok sebagai Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Disekolah oleh Subjek Penelitian yaitu Deri

B. Pandangan Pihak Terkait Tentang Perilaku Merokok sebagai Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Disekolah oleh Subjek Penelitian yaitu Deri

dan Anton di SMP Negeri 2 Selogiri.

Pandangan pihak terkait tentang perilaku merokok sebagai bentuk pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh Deri dan Anton merupakan bentuk pernyataan atau ungkapan penilaian terhadap kasus yang terjadi dalam hal ini adalah bentuk pelanggaran perilaku merokok yang dilakukan oleh Deri dan Anton di SMP Negeri 2 Selogiri. Pihak terkait tersebut adalah pihak yang secara langsung mengetahui perilaku merokok sebagai bentuk pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap tata tertib yang berlaku di SMP Negeri 2 Selogiri. Pihak terkait tersebut meliputi guru BK, wali kelas, orang tua siswa dan warga sekitar sekolah.

Guru bimbingan dan konseling sebagai pihak sekolah yang secara langsung menangani suatu permasalahan dalam lingkungan sekolah, termasuk siswa yang melanggar peraturan tata tertib sekolah yaitu merokok dalam lingkungan sekolah. Pelanggaran perilaku merokok yang dilakukan oleh Deri dan Anton tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena dapat mengganggu proses belajar mengajar siswa yang terlambat masuk kelas, membolos untuk merokok bersama dengan siswa yang lain dapat mengakibatkan citra sekolah kurang baik. Pandangan guru bimbingan dan konseling terhadap Deri dan Anton tentang perilaku merokok yaitu merokok ditinjau dari bidang kesehatan dapat mengakibatkan berbagai macam jenis penyakit dan membuat ketergantungan berperilaku merokok. Apabila sejak usia SMP anak sudah terbiasa berperilaku merokok dapat mengakibatkan suatu kebiasaan buruk yang bisa mempengaruhi siswa yang lain untuk berperilaku merokok. Disekolah Khususnya kasus pelanggaran merokok memiliki banyak faktor yang menyebabkan yaitu dari diri sendiri dan lingkungan luar yang mempengaruhinya serta kesempatan yang ada pada diri siswa tersebut untuk melakukan suatu pelanggaran dari peraturan yang ada disekolah. Guru BK mengadakan pembimbingan secara rutin kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah termasuk merokok. Hal tersebut sebagai pola penanganan yang tepat baik secara preventif maupun kuratif agar tidak berpengaruh kepada

Wali kelas menjadi salah satu pihak yang mengerti secara langsung perilaku siswa ketika di dalam kelas. Wali kelas bekerja sama dengan guru BK untuk menangani permasalahan yang terjadi pada anak didiknya. Perilaku merokok yang dilakukan siswa SMP dapat menjadikan suatu kebiasaan yang kurang baik. Apabila sejak SMP kebiasaan berperilaku merokok tidak diberikan penanganan yang tepat, siswa bisa terjerumus ketingkat kriminal seperti narkoba, minum-minuman keras bahkan pelecehan seksual karena pengaruh pergaulan dan kebiasaan perilaku merokok yang dilakukan bersama dengan teman-teman bermainnya baik di dalam maupun di luar sekolah. Wali kelas merasa kewalahan memberikan pengarahan kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga sanksi diberikannya sebagai peringatan keras kepada anak-anak tersebut.

3. Orang tua siswa Peran orang tua menjadi faktor yang penting dalam perkembangan mental anak-anaknya termasuk dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam lingkungan sekolah. Perhatian, pendidikan dan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya sangatlah diperlukan karena mempengaruhi perkembangan perilaku anak-anaknya. Orang tua tidak melihat atau mengawasi secara langsung perilaku yang dilakukan oleh anak-anaknya. Khusus masalah perilaku kebiasaan merokok, pada 3. Orang tua siswa Peran orang tua menjadi faktor yang penting dalam perkembangan mental anak-anaknya termasuk dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam lingkungan sekolah. Perhatian, pendidikan dan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya sangatlah diperlukan karena mempengaruhi perkembangan perilaku anak-anaknya. Orang tua tidak melihat atau mengawasi secara langsung perilaku yang dilakukan oleh anak-anaknya. Khusus masalah perilaku kebiasaan merokok, pada

4. Warga sekitar sekolah Warga sekitar sekolah menjadi pihak yang secara langsung melihat perilaku para siswa khususnya pada saat berada di luar sekolah. Perilaku pelanggaran yang di lakukan siswa tidak hanya terjadi dalam sekolah akan tetapi juga terjadi pada saat diluar sekolah bahkan bentuk pelanggarannya dapat lebih banyak diluar sekolah. Pelanggaran perilaku kebiasaan merokok banyak terjadi pada saat pulang sekolah. Bentuk pelanggaran lainya yaitu seperti berpakaian sekolah tidak rapi, berkelahi, menonton film porno, membolos dan minum-minuman keras. Warga menilai bahwa perilaku tersebut termasuk perilaku yang tidak pantas dicontoh oleh siswa yang lain termasuk remaja sekitar sekolah, karena sangat merugikan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Pernyataan salah seorang warga sekitar sekolah tersebut yang memiliki usaha warung yang tempatnya sering di jadikan tempat berkumpul para siswa sehingga warga sekitar sekolah sering kali melihat

warung bercanda dengan teman-teman yang lainnya, begitu juga dengan siswa yang membolos pada umumnya siswa tersebut nongkrong sambil merokok diwarung atau bermain di tempat persewaan Play Station ( PS). Kurangnya kepedulian pemilik warung atau persewaan PS ketika melihat pelanggaran yang dilakukan oleh siswa berakibat siswa makin leluasa dan bebas dalam berperilaku. Pandangan pemilik warung terhadap siswa tersebut yaitu membiarkannya karena pemilik warung merasa senang dagangannya dapat laku terjual. Pemilik warung menilai anak-anak yang nongkrong sudah menjadikan hal yang sudah biasa di kalangan anak remaja karena masa remaja adalah masa untuk mencari jati dirinya dengan cara berkumpul dan bergaul dengan orang lain.