Sumber : Print out hasil eviews 3.0 , 2011

Sumber : Print out hasil eviews 3.0 , 2011

Dari tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 74.15246 + 0.452588LINV + 1.213165LPAD - 10.90592LTK -

0.737913LEXPD

(uji tiap-tiap individu secara variabel), uji F (secara bersama-sama), dan uji R 2 (koefisien determinasi). Selain itu akan dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearlitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

1. Hasil Uji Statistik

a. Hasil Uji t (t Test)

Uji t adalah uji secara individual dari semua koefisien regresi (Two Tail). Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent secara individu terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independent lainnya konstan. Selanjutnya dengan melihat hasil probabilitas t, Apabila probabilitas t kurang dari tingkat signifikansi 5% (0,05) maka variabel independent tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependent dan sebaliknya jika probabilitas t lebih dari signifikansi 5% (0,05) maka variabel independent tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.

Table 4.9 Hasil Uji t

Variabel

Probabilitas t

Berpengaruh (signifikan α=5%)

Pendapatan

Asli Daerah

Berpengaruh (sign ifikan α=5%)

Tenaga kerja

Berpengaruh Negatif (signifikan α=5%)

Berpengaruh Negatif (signifikan α=5%) Berpengaruh Negatif (signifikan α=5%)

1) Dari hasil analisis uji t, pada variabel investasi diperoleh probabilitas t sebesar 0,0358 lebih kecil dari signifikansi 5% (0,0000 < 0,05), sehingga variabel investasi berpengaruh terhadap variabel PDRB.

2) Pada variabel pendapatan asli daerah, diperoleh probabilitas t sebesar 0,0011 lebih kecil dari signifikansi 5% (0,0000 < 0,05), sehingga variabel pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap variabel PDRB.

3) Pada variabel tenaga kerja, diperoleh probabilitas t sebesar 0,0018 lebih kecil dari signifikansi 5% (0,0000 < 0,05), sehingga variabel tenaga kerja berpengaruh terhadap variabel PDRB.

4) Pada variabel pengeluaran pemerintah, diperoleh probabilitas t sebesar 0,0027 lebih kecil dari signifikansi 5% (0,0000 < 0,05), sehingga variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap variabel PDRB.

Dari hasil analisis diatas, diperoleh kesimpulan bahwa dari keempat variable independent yaitu investasi, pendapatan asli daerah, tenaga kerja, pengeluaran pemerintah yang berpengaruh pada PDRB.

b. Hasil Uji F (Analisis Varians)

Uji ini untuk menguji signifikansi secara bersama-sama atas semua koefisien regresi.

Jika probabilitas F kurang dari signifikansi 5% (0,05) maka secara bersama-sama variable independent berpengaruh secara simultan terhadap variable dependent, dan sebaliknya jika probabilitas F lebih besar dari signifikansi 5% (0,05) maka secara bersama-sama variable penjelas atau variable independent tidak berpengaruh terhadap variable dependent.

2) Kriteria pengujian

Apabila probabilitas F lebih kecil dari signifikansi 5% (F < 0,05) maka variable independent berpengaruh terhadap variable dependent (signifikan) dan apabila probabilitas F lebih besar dari signifikansi 5% (F > 0,05) maka variable independent tidak berpengaruh terhadap variable dependent (tidak signifikan).

3) Hasil pengujian

Dari hasil table, diperoleh probabilitas F adalah 0,000001. dengan demikian probabilitas F < signifikansi 5% (0,000001 < 0,05).

4) Kesimpulan

Berdasarkan hasil perbandingan probabilitas F dengan tingkat signifikansi 5% (0,05) dapat disimpulkan bahwa variable independent yaitu investasi, pendapatan asli daerah, tenaga kerja, pengeluaran pemerintah secara bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap variable dependent yaitu PDRB.

Perhitungan R 2 digunakan untuk mengukur sejauh mana pengaruh variable independen terhadap variable dependen, dimana nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1. Koefisien ini menunjukkan prosentase dari variasi total nilai-nilai variable yang dijelaskan oleh sekumpulan variable yang lain. Sisanya sebesar 1-R kuadrat menunjukkan besarnya prosentase sumbangan oleh faktor- faktor lain diluar model.

Dari hasil perhitungan nilai R kuadrat sebesar 0,951878%, berarti bahwa 0,951878% perubahan PDRB dipengaruhi oleh investasi, pendapatan asli daerah, tenaga kerja, pengeluaran pemerintah, sedangkan sisanya 0,048122% dijelaskan faktor lain diluar model.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolineritas

Multikolinearitas menunjukkan adanya korelasi antara variabel independent yang satu dengan variabel independent yang lain. Jika diantara dua variabel dependen terdapat korelasi, sehingga nilai koefisien korelasi sama dengan satu, maka koefisien-koefisien menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Salah satu cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menggunakan metode pendekatan Kautsoyianis. Metode Kautsoiyanis ini dilakukan dengan cara mencoba memasukkan variable Salah satu cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menggunakan metode pendekatan Kautsoyianis. Metode Kautsoiyanis ini dilakukan dengan cara mencoba memasukkan variable

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel

r 2 R 2 Kesimpulan

Investasi

Tidak ada multikolinearitas

Pendapatan

Asli Daerah

Tidak ada multikolinearitas

Tenaga kerja

Tidak ada multikolinearitas

Tidak ada multikolinearitas

Sumber : Hasil pengolahan print out eviews 3.0 , 2012 Dari hasil perhitungan uji multikolinieritas, diperoleh nilai r 2

antara variabel-variabel independent yang ditunjukkan dalam tabel. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa nilai r 2 dari masing-masing variabel lebih kecil dibandingkan dengan nilai R 2 hasil dari perhitungan regresi. Dapat diambil kesimpulan bahwa pada model regresi yang ditaksir tidak terdapat masalah multikolinearitas dan ke lima variable tersebut layak untuk dimasukkan dalam model.

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah kesalahan penganggu variabel mempunyai varian sama atau tidak. Untuk menguji Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah kesalahan penganggu variabel mempunyai varian sama atau tidak. Untuk menguji

Uji heteroskedastisitas dengan uji White, dengan melakukan regresi auxiliary terhadap kuadrat residu. Hasil regresi auxiliary menujukkan bahwa nilai R 2 sebesar 0,447642 dan nilai Observasi R 2 sebesar 6,714636, sedangkan nilai chi square tabel pada df : 7 sebesar 14,06714. Kemudian nilai Observasi R square dibandingkan dengan nilai chi square tabel. Ha berhasil ditolak dan Ho diterima, hal ini ditunjukkan dari nilai chi square tabel lebih besar dari chi square hitung (14,06714 > 6,714636) berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Breusch- Godfrey (BG-Test) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi . Hasil uji BG dapat dilihat Tabel 4.11 berikut:

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic

Obs*R-squared

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/24/12 Time: 20:44

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic Prob.

C -1.479614

RESID(-1)

0.011546 Mean dependent var -5.11E-15

Adjusted R-squared

-0.537595 S.D. dependent var 0.152992

S.E. of regression

0.189710 Akaike info criterion -0.197466

Sum squared resid

0.323909 Schwarz criterion

Log likelihood

7.480996 F-statistic

Durbin-Watson stat

1.948684 Prob(F-statistic)

Sumber : Hasil pengolahan print out eviews 3.0 , 2012

Dari hasil uji di atas, diketahui bahwa nilai probabilitas lebih besar dari probabilitas 0,05 berarti model empirik lolos dari masalah autokorelasi.

3. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi

a. Pengaruh Variabel Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Koefisien dari variabel investasi adalah 0,452588 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,0358 dan nilai tersebut adalah positif maka peningkatan Investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar secara signifikan. Jika investasi naik

1 %, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar naik 0,452588 %.

periode tahun 1996 –2010 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar pada periode 1996 –2010. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, bahwa semakin tinggi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar.

b. Pengaruh Variabel Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Koefisien dari variabel pendapatan asli daerah adalah 1,213165 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,0011 dan nilai tersebut adalah positif maka peningkatan pendapatan asli daerah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar secara signifikan. Jika pendapatan asli daerah naik 1 %, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar naik 1,213165 %. Dengan hal ini pemerintah Kabupaten Karanganyar dapat

mengoptimalkan peningkatan pendapatan asli daerah. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pendapatan asli daerah pada periode tahun 1996 –2010 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar pada periode 1996 –2010. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, bahwa semakin tinggi pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar.

Koefisien dari variabel tenaga kerja adalah -10,90592 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,0018 dan nilai tersebut adalah negatif maka peningkatan tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar secara signifikan. Jika tenaga kerja naik 1 %, maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar sebesar 10,90592 %. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh selo humboro dwi p dengan judul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pdrb perkapita di provinsi daerah istimewa yogyakarta tahun 2004-2008 ”

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja pada periode tahun 1996 –2010 berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar pada periode 1996 –2010.

d. Pengaruh Variabel Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Koefisien dari variabel Pengeluaran Pemerintah adalah - 0,737913 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,0027 dan nilai tersebut adalah negatif maka peningkatan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar secara signifikan. Jika Pengeluaran Pemerintah naik 1 %, maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar sebesar

pengeluaran pembangunan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1975-2004 ”. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengeluaran rutin bersifat tidak produktif dan tidak mengarah kepada investasi. Salah satu komponen dalam pengeluaran rutin adalah pengeluaran subsidi. Dalam jangka pendek pengeluaran subsidi akan mendorong terjadinya distorsi pasar yang dapat menimbulkan inefisiensi dalam perekonomian (Sutriono, 2006). Adanya subsidi dari pemerintah akan menurunkan minat investor menanamkan modal karena takut kalah bersaing dengan sektor usaha yang disubsidi oleh pemerintah. Dengan menurunnya investasi tersebut berarti terjadi penurunan akumulasi modal untuk pembangunan yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Pengeluaran Pemerintah pada periode tahun 1996 –2010 berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar pada periode 1996 –2010.