persalinan. Penggunaan analgetik dan anastesi yang berlebihan dapat memperlambat pemulihan kontraksi dan motilitas otot.
6. Payudara
Payudara juga akan mengalami perubahan meliputi, terjadinya penurunan kadar estrogen dan progesterone dengan peningkatan
sekresi prolaktin setelah melahirkan. Kolostrum sudah ada pada waktu melahirkan, ASI diproduksi pada hari ke-3 atau ke-4 pasca persalinan.
Payudara lebih besar dan lebih keras terjadi karena laktasi pembengkakan primer. Kongesti berkurang dalam 1-2 hari. Didalam
payudara prolaktin menstimulasi, bayi baru lahir memicu pelepasan oksitosin dan kontuksilitas sel-sel miopitelial, yang menstimulasi
aliran susu, ini dikenal sebagai reflek let-down, jumlah rata-rata ASI yang dihasilkam selama 24 jam meningkat pada minggu pertama 6-10
ons, 1-4 minggu 20 ons dan setelah 4 minggu 30 ons.
C. Manajemen Laktasi
1. Fisiologi laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui dari mulai ASI diproduksi, disekresi, dan pengeluaran ASI sampai pada proses bayi
menghisap dan menelan ASI Marmi, 2012. Pada wanita yang tidak hamil berat rata-rata sekitar 200 gram,
tergantung individu. Selama kehamilan, payudara meningkat dan beratnya juga meningkat dari sekitar 200 g menjadi 400-600 g. pada kehamilan
trimester pertama, payudara wanita berespons terhadap perubahan duktus-
lobulus-alveoli. Selama bulan ketiga kehamilan, materi sekresi yang dikenal sebagai kolostrum mulai tampak dibawah pengaruh prolaktin, dan pada
trimester terakhir, alveoli diisi dengan kolostrum. Pada minggu keenam belas kehamilan, payudara benar-benar dipersiapkan untuk laktasi,
penyempurnaan fisiologis siklus reproduksi. Hormon luteum dan plasenta memengaruhi pembentukan payudara
wanita hamil,mengakibatkan pertumbuhan, dan percabangan duktus, serta pertumbuhan lobules. Laktogen placenta, prolactin, dan gonadotropin
korionik bertanggung jawab terhadap kontinuitas dan percepatan pertumbuhan, dengan estrogen dan progesterone juga memainkan peran.
Prolaktin adalah hormone esensial untuk penyempurnaan lobules-alveolus dalam kehamilan dan memulai sekresi air susu melalui reseptor pada
dinding sel alveolus. Hipotalamus secara negatif mengendalikan prolaktin, yang disekresikan oleh hipofisis. Kadar prolaktin meningkat sebanyak
sepuluh sampai duapuluh kali lipat selama kehamilan, air susu tidak diproduksi karena peningkatan kadar progesteron.
Dengan pelahiran plasenta, estrogen dan progesteron menurun hingga kadar prolaktin yang tinggi dipertahankan melalui efek menyusui, dan
sekresi air susu yang banyak sekali mulai dan tampak secara klinis dua hingga tiga hari pasca partum. Payudara juga terdapat mekanisme local
penendalian produksi air susu. Pengeluaran air susu menstimulasi sintesis air susu dan jika air susu tidak dikeluarkan, sekresi berhenti selama periode
beberapa hari.
Laktogenesis mulai sekitar 12 minggu sebelum melahirkan sebagai laktogenesis I dan dimulai pada masa pascapartum dengan penurunan
progesteron yang cepat setelah pelahiran plasenta sebagai laktogenesi II. Tahap II ditandai dengan sekresi susu yang banyak pada dua sampai tiga
hari pascapartum. Tahap III laktogenesis atau disebut galaktopeoiesis merupakan produksi susu matur yang terus-menerus yang dipengaruhi
seberapa sering dan seberapa sering bayi menghisap. Apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara akan menghasilkan ASI yang banyak Varney, 2008. 2.
Pemberian ASI
ASI dan kolostrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada
keadaan masing-masing. Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya. Bayi yang sehat
dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong selama 2 jam. Menyusui dijadwalkan akan berakibat
kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada ransangan produksi berikutnya.
Posisi yang nyaman untuk menyusui sangat penting. Lecet pada putting susu dan payudara merupakan kondisi tidak normal dalam
menyusui, penyebab lecet yang paling umum adalah posisi dan perlekatan yang tidak benar pada payudara.
Posisi ibu harus adekuat diatas kursi atau tempat tidur. Posisi yang sering kali bermanfaat bagi ibu yang baru akan menyusui biasanya dengan
bayi berbaring miring, menghadap ibu, kepala, leher, dan punggung atas
bayi diletakkan pada lengan bawah lateral payudara, ibu menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara disebut posisi madona. Posisi
mengendong-menyilang dengan bayi berbaring miring, menghadap ibu, kepala, leher, dan punggung atas bayi diletakkan pada telapak kontralateral
dan sepanjang bawahnya, tangan ibu sebelahnya memegang payudara. Kemudian posisi football yaitu bayi nerbaring miring atau punggung
melingkar antara lengan dan samping dada ibu, lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan tangan sebelahnya memegang payudara.
Akan tetapi, tidak perlu menyesuaikan posisi jika ibu dan bayi nyaman, dan jika transfer air susu yang adekuat.
Untuk menyusu dengan baik, bayi harus mencakup puting dan aerola ibu dengan mulut terbuka lebar. Agar bayi menganga lebar, hidung bayi
harus sejajar dengan putting susu ibu. Ibu menyangga kepala dan leher bayi dengan meletakkan tangannya pada tulang oksipital bayi dan membuat
kepala bayi bergerak kebelakang pada posisi seperti mencium bunga. Saat rahang bawah bayi membuka, ibu menggerakkan bayi mendekati payudara
dengan perlahan, mengarahkan bibir bawah bayi kearah lingkar luar aerola. Payudara harus benar benar memenuhi mulut bayi. Dan indicator terbaik
kecukupan ASI adalah peningkatan berat badan dan haluaran bayi Varney, 2008.
D. Bayi Baru Lahir Rendah BBLR