SASARAN PROGRAM INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAMKEGIATAN

C. MAKSUD DAN TUJUAN

ProgramKegiatan Desa Percontohan Pengurangan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan dimaksudkan untuk menindaklanjuti arahan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada pertemuan Dewan Ketahanan Pangan tanggal 3 November 2011 tentang dibutuhkannya programkegiatan yang terpadu, terkoordinasi, dan terintegrasi bersifat multi sektor, multi dimensi. Bappeda sebagai instsitusi teknis penyusun kebijakan dan program, diposisikan sebagai anggota Tim Pengarah, yang implementasinya berupa arahan teknis programkegiatan, yang diawali sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai kepada monotoring dan evaluasi. Programkegiatan ini bersifat “multi years” selama 4 empat tahun yang dimulai tahun 2013. Tujuan ProgramKegiatan : 1. Mengurangi kemiskinan dan kerawanan pangan melalui programkegiatan terpadu berbasis pada pemberdayaan masyarakat di lokasi Desa Rawan pangan yang berada di Wilayah Kecamatan Kantong Kemiskinan sesuai data dari BPS. 2. Memadukan, mensinergikan dan mengintegrasikan berbagai program kegiatan instansiSKPDlembaga untuk menggarap lokasi desa yang telah ditentukan secara bersama-sama. 3. Meningkatkan potensi yang dimiliki masyarakat dalam bentuk peningkatan kapasitas, agar mereka siap, mau dan mampu mengelola programkegiatan secara mandiri saat fasilitasi programkegiatan berakhir. 4. Mempercepat terlaksananya pengurangan kemiskinan dan kerawanan pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. SASARAN PROGRAM

Target sasaran utama adalah KeluargaRumah Tangga , dengan kriteria : 1. KK miskin sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh BPS dan merupakan data Bappeda DIY by name, by address yang telah ditetapkan untuk dientaskan dari kemiskinan dan kerawanan pangan. 2. Berdomisili di desa rawan pangan yang masuk wilayah kecamatan kantong kemiskinan dan telah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur DIY Nomor 434Kep2012. 3. Memiliki persyaratankriteria sesuai ketentuan dalam PedomanPanduan Umum dan Petunjuk Pelaksanaan masing-masing program kegiatan. Pedoman Umum Program Pengentasan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan Page3

E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAMKEGIATAN

Mengingat bahwa penyebab kerawanan pangan dan kemiskinan bersifat multi sektor dan multi dimensi maka indikator keberhasilan program secara kualitatif adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam sesuai delapan komposisi jenis sumber pangan di tingkat rumah tangga dan di wilayah; 2. Meningkatnya daya beli dan akses pangan rumah tangga masyarakat; 3. Meningkatnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman sesuai PPH dan AKG. 4. Berkembangnya usaha produktif berbasis sumberdaya lokal pangan segar atau olahan yang mampu menjangkau pasar yang lebih luas; 5. Berkembangnya lembaga layanan permodalan lokal LKM atau koperasi yang melayani kebutuhan permodalan bagi masyarakat setempat; 6. Desa lokasi penerima manfaat sudah tidak lagi masuk kategori rawan pangan, tidak lagi dijumpai orang yang kelaparanrawan pangan 7. Mantapnya organisasikelembagaan yang ada TPD, GAPOKTAN, LKMKoperasi, Asosiasi KomoditasOlahan Pangan 8. Pembentukan jaringan usahakemitraan dan pemupukan sumber permodalan masyarakat 9. Jajanan anak sekolah aman dari cemaran mikrobiologi, kimia dan fisik 10. Menurunnya prosentase jumlah keluarga miskin 11. Tingkat partisipasi masyarakat bertambah 12. Prosentase tingkat laju pertumbuhan penduduk tidak mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya berkaitan dengan angka kelahiran 13. Tersedia air bersih dan infrastruktur fisik memadailebih baik 14. Terfasilitasinya kelompok-kelompok belajar untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia. Penjabaran indikator-indikator kualitatif di atas dalam bentuk indikator kuantitatif disusun berdasarkan data empiris yang dibuat dan disepakati bersama dengan basis data berasal dari Hasil Survei SRT Survei Rumah Tangga dan DDRT Data Dasar Rumah Tangga. Pedoman Umum Program Pengentasan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan Page4 Programkegiatan ini dilaksanakan melalui kegiatan pemberdayaan potensi lokal yang datanya telah dikumpulkan dengan kegiatan Survei “ Data Dasar Rumah Tangga DDRT” dan “Survei Rumah Tangga SRT” dan hasilnya telah dipaparkan melalui serangkaian lokakarya serta sosialisasi kepada semua pemangku kepentingan yang terlibat. Karena masing-masing program dan kegiatan memiliki kepentingan, maka dibuat panduan yang dapat mensinergikan, mengkoordinasikan, mensinkronkan dan mengintegrasikan serta dapat mewadahi seluruh kepentingan dan persyaratan teknis kegiatan. Untuk itu maka disusun sebuah panduan yang ruang lingkup dan sistematika penyajiannya sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN, berisi Latar Belakang, Dasar Hukum, Maksud dan Tujuan, Sasaran Program dan Indikator Keberhasilan. BAB II. ORGANISASI PENGELOLA PROGRAM, berisi Struktur Organisasi, Tim Pengarah, Tim Pelaksana dan Sekretariat Organisasi Pengelola. BAB III. PELAKSANAAN PROGRAM, berisi Prinsip Pelaksanaan ProgramKegiatan, Alur Proses Perencanaan dan Pelaksanaan ProgramKegiatan, Penyelenggaraan ProgramKegiatan, Monitoring dan Evaluasi, Pembiayaan dan Ketentuan- ketentuan Lain. Pedoman Umum Program Pengentasan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan Page5 BAB II. ORGANISASI PENGELOLA PROGRAM ProgramKegiatan Desa Percontohan Pengurangan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan merupakan “program dan kegiatan”terpadu yang berasal berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD, Instansi vertikal, Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat, didukung berbagai Perguruan Tinggi, BUMN, BUMD dan Perusahaan Swasta yang saling bersinergi dan diintegrasikan pelaksanaannya di suatu wilayah desa yang telah ditunjuk. Bentuk pengorganisasian bersifat umum, agar program dan kegiatan dapat berlangsung dengan terpadu, lancar, tertib, berkesinambungan mulai dari tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, kabupatenkota, kecamatan sampai dengan desa, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang berada di tingkatan adminitrasi pemerintah yang ada. Institusi para pemengku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan antara lain : Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta TP-PKK, InProsula, Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia APJI, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Suluh Desa, Lembaga Konsumen Yogyakarta, HKTI, KTNA, Asosiasi Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat, Asosiasi Pengolah Pangan Lokal.Perguruan Tinggi LPMLPPMDPM negeri dan swasta, Badan Usaha Pemerintah dan swasta. Tingkat KabupatenKota TP-PKK , HKTI, KTNA, Asosiasi Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat, Asosiasi Pengolah Pangan Lokal. Perguruan Tinggi LPMLPPMDPM negeri dan swasta, Badan Usaha Pemerintah Daerah dan swasta, Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Tingkat DesaKelurahan TP-PKK Gabungan Kelompok Tani GAPOKTAN, Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani KWT. Lembaga Keuangan Desa LKDLembaga Keuangan Masyarakat LKM, Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB. Kelompok-kelompok binaan USEP-KM; KUBE; Desa Prima; Koperasi Wanita; Kelompok Afinitas; Kelompok Lumbung Pangan; Lembaga Akses Pangan Masyarakat; dll. Organisasi Pelaksana programkegiatan merupakan gabungan antar tingkatan pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupatenkota, kecamatan sampai dengan desa dan para personilnya berasal dari berbagai pihak yaitu aparat pemerintah, PT PTSPTN, NGO, Swasta, BUMNBUMD, Tokoh Masyarakat yang mendukung dan berperan dalam keberhasilan programkegiatan ini. Semua personil yang diharapkan akan terlibat dalam organisasi ini diharapkan yang memiliki waktu penuh untuk mencurahkan tenaganya, demi sukses programkegiatan ini. Pedoman Umum Program Pengentasan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan Page6 Struktur organisasi ini secara umum terdiri dari Tim Pelaksana ProgramKegiatan disamping Tim Pengarah. Tim Pengarah berada di level Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan kabupatenkota, sedangkan Tim Pelaksana berada di semua level pemerintahan mulai dari tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan KelurahanDesa Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pengelola Program Desa Pecontohan Pengurangan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan

A. TIM PENGARAH PROGRAMKEGIATAN