BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Dilihat dari jumlah masyarakat miskin, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki
tingkat kemiskinannya mencapai 16,05 . Jumlah di atas sekaligus menempatkan DIY pada urutan 9 dari 33 provinsi yang memiliki tingkat
kemiskinan yang cukup tinggi. Terdapat 20 kecamatan yang merupakan kecamataan “kantong kemiskinan” yang tersebar di 5 KabupatenKota dan
terdapat 80 desa rawan pangan yang tersebar di 4 kabupaten.
2. Dari desa yang masuk kategori rawan pangan terdapat kelompok masyarakat
yang rawan pangan sebesar 11 , kurang pangan 15 , rentan pangan 29 , yang sangat memerlukan intervensi dari berbagai pihak.
3. Dari beberapa hasil observasi menyebutkan bahwa penanganan rawan pangan
dan kemiskinan bersifat multi issue, multi sektor dan multi dimensional. Pemecahannya bersifat sangat mendasar, sesuai akar penyebab masing-
masing.
4. Implementasi penanggulangan kemiskinan belum bersinergi satu dengan
lainnya, belum sinkron dalam satu sistem yang saling berhubungan antara perlindungan sosial, penguatan masyarakat, peningkatan UKM dan
pemberdayaan masyarakat miskin. Contoh: Perlindungan sosial pangan Raskin sering tidak tepat sasaran, jumlah,
kualitas, waktu dan harga, menimbulkan kecemburuan sosial. Distribusi Beras Raskin di desa surplus beras sering mengganggu
mekanisme pasar lokal yang telah dibangun. 5.
Telah banyak programkegiatan dari instansilembaga yang masuk ke suatu wilayah yang sama, masing-masing dengan daya dan dana yang cukup besar
tetapi masih bersifat sektoral dan instansional, yang sasarannya pada kelompok masyarakat yang sama, namun hasilnya belum mampu
menghilangkan masyarakat yang miskin dan rawan pangan. Akibatnya dampak dari hasil kegiatan kurang signifikan dan bersifat parsial, sehingga belum
mampu menguraikan dan memecahkan penyebab dasar dari kerawanan pangan dan kemiskinan.
6. Oleh karena itu diperlukan programkegiatan terpadu, terencana,
berkesinambungan yang bisa mengampu seluruh programkegiatan dari seluruh sektorinstansilembaga terkait. Diharapkan program terpadu tersebut
mampu menumbuhkan sinergitas dan integrasi antar pelaksana untuk mengurangi kemiskinan dan kerawanan pangan di suatu wilayah.
7. Berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
434Kep2012 tentang Penetapan 8 Desa Percontohan Pengurangan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan, dilaksanakan Program Desa Percontohan
Pedoman Umum Program Pengentasan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan Page1
Pengurangan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan secara berkelanjutan selama 4 tahun, dimulai tahun 2013.
B. DASAR HUKUM