Nilai Batas Dosis Prosedur dan Proteksi terhadap Radiasi

a. Justifikasi Merupakan pemeriksaan radiografi yang digunakan oleh dokter gigi harus menunjukkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan risiko yang diterima oleh pasien b. Limitasi Dimana nilai batas dosis yang sudah ditetapkan oleh peraturan dan tidak boleh dilampaui. c. Optimasi Berupa pemanfaatan radiasi yang harus diupayakan serendah mungkin dengan pertimbangan faktor sosial dan ekonomi. Ketiga azas tersebut harus diterapkan pada penggunaan radiografi untuk kepentingan proteksi pada pasien. 2

2.3.3 Nilai Batas Dosis

Nilai batas dosis yang diperbolehkan oleh Ionising Radiations Regulations adalah sebagai berikut: Tabel 1. Batasan dosis berdasarkan Ionising Radiations Regulations IRR 1999 Batas dosis lama Batas dosis baru IRR 99 Kelompok pekerja 50 mSv 20 mSv Bukan pekerja 15 mSv 6 mSv Masyarakat umum 5 mSv 1 mSv

2.3.4 Prosedur dan Proteksi terhadap Radiasi

Proteksi radiasi harus dilakukan terhadap operator, pasien, dan lingkungan. Proteksi ini untuk menghindari kemungkinan efek negative yang diperoleh dari radiasi pengion. a. Operator 1,6 1. Hindari penyinaran bagian-bagian tubuh yang tidak terlindungi. 2. Pemakaian sarung tangan, apron, yang berlapis Pb dengan tebal maksimum 0,5 mm Pb. 3. Operator harus berdiri dengan jarak minimal 2 meter dari tabung. b. Pasien 1,14 1. Pemeriksaan sinar-x hanya atas permintaan seorang dokter. 2. Melepaskan kacamata, seluruh perhiasan dan gigitiruan. 3. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer. 4. Pemakaian voltage yang lebih tinggi sehingga daya tembusnya lebih akurat. 5. Waktu penyinaran sesingkat mungkin. Contohnya, pada pemeriksaan sinar tembus pada salah satu bagian tubuh tidak boleh melebihi 5 menit. 6. Pastikan pasien tidak melakukan pergerakan pada saat penyinaran. c. Ruang Lingkungan 15 1. Letak ruangan radiografi hendaknya mudah dijangkau 2. Setiap ruangan radiografi dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan alarm sesuai dengan kebutuhan 3. Suhu ruangan pemeriksaan 20-24 o C dan kelembaban 40-60. Berdasarkan Permenkes Nomor 363 Tahun 1998 Pasal 35, perlengkapan proteksi radiasi harus sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia SNI atau standar lain yang tertelusur yang diterbitkan oleh lembaga akreditasi atau sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrikan. 16 Perlengkapan proteksi radiasi meliputi peralatan pemantau dosis perorangan dan peralatan protektif radiasi. Perlengkapan proteksi radiasi tersebut harus digunakan oleh setiap pekerja radiasi. Peralatan pemantau dosis perorangan meliputi film badge atau TLD badge danatau dosismeter perorangan pembacaan langsung. Peralatan protektif radiasi meliputi: a. Apron Apron merupakan baju berupa komposit yang terbuat dari karet alam dan timbal oksida Pb 3 O4. Apron adalah peralatan yang digunakan sebagai bahan pelindung terhadap radiasi sinar-x, dengan cara timbal oksida menyerap radiasi sinar- x. Apron juga harus bersifat elastis yang ditunjukkan dengan uji kuat tarik, perpanjangan tetap, dan perpanjangan putus. 17 b. Tabir yang dilapisi Pb dan dilengkapi kaca Pb; c. Kacamata Pb; d. Sarung tangan Pb; e. Pelindung tiroid Pb; f. Pelindung ovarium; g. Pelindung gonad Pb;

2.4 Jenis-Jenis Radiografi Kedokteran Gigi

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Bahaya Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

2 84 59

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Kesalahan Pembuatan Radiografi Intraoral Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

1 78 74

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 32 62

Pengetahuan Mahasiwa Kepaniteraan Klinik tentang Prosedur Pemanfaatan Radiografi Kedokteran Gigi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat

3 8 46

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

3 25 47

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 0 11

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 0 3

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 0 3

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 0 18

Pengetahuan Mahasiwa Kepaniteraan Klinik tentang Prosedur Pemanfaatan Radiografi Kedokteran Gigi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat

0 0 12