Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

(1)

PADA SALAH SATU FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DI DENPASAR BALI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

:

Oleh : ANDI LESTARI NIM : 090600152 Nama Pembimbing :

Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp. RKG (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Tahun 2014

Andi Lestari

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.

xi + 33 halaman

Radiografi di bidang kedokteran gigi mempunyai peranan penting dalam memperoleh informasi diagnosis untuk penatalaksanaan kasus, mulai dari menegakkan diganosis, perencanaan perawatan, penentuan prognosis, evaluasi dan observasi hasil dari perawatan. Selain itu, radiografi juga dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memaksimalkan hasil diagnostik yang terlihat dari interpretasi gambar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan dan pemilihan jenis radiografi kedokteran gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.

Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional study. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan klinik pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali berjumlah 100 orang.

Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi secara individu dikategorikan baik sebesar 87% atau 87 orang, 10% atau 10 orang masuk dalam kategori sedang, dan kategori kurang sebesar 3% atau 3 orang.

Kesimpulan penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang prosedur pemanfaatan radiografi kedokteran gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali dapat dikategorikan baik.


(3)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 25 Maret 2014

Pembimbing: Tanda tangan

Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG (K)


(4)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

Pada tanggal 25 Maret 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG (K) ANGGOTA : 1. H. Amrin Thahir, drg.

2. Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG.


(5)

iv

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberikan rahmatnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih terdalam kepada Ayahanda Syaiful Syafri dan Ibunda Tama Ulina yang memberi kasih sayang, didikan, dan dukungan secara moral dan materil kepada penulis. Abang tersayang Herdi Gunanta dan Ahmad Yaneri serta seluruh keluarga besar tercinta atas doa dan semangat yang diberikan selama ini.

Dalam proses penyelesaian skripi ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp,Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Unuversitas Sumatera Utara.

2. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG(K) selaku Ketua Unit Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi dan sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dorongan serta penghargaan yang berharga kepada penulis.

3. H. Amrin Thahir., drg selaku dosen berpengalaman di Unit Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG, Dewi Kartika, drg., Maria Novita Helen Sitanggang, drg., selaku staf pengajar Unit Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara.

5. Yendriwati, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis selama menjalani program akademik.


(6)

v penulis.

7. Kepada seluruh staf bagian Radiologi Kedokteran Gigi yang selama ini sangat membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi.

8. Kepada sahabat penulis Aulia, Miki, Edo, Dimas, Wira, Langgeng, Filzah, Ika, Vhya dan semua anggota tim skripsi Departemen Radiologi yang telah memberikan perhatian dan semangatnya kepada penulis.

9. Kepada teman-teman stambuk 2009 yang selama ini berjuang bersama penulis dalam menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapa kekurangan dan kelemahan, maka dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan wawasan penulis di bidang Radiologi Kedokteran Gigi dan juga memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi khususnya Unit Radiologi Kedokteran Gigi serta Masyarakat.

Medan, Maret 2014 Penulis

Andi Lestari (090600152)


(7)

vi

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN TIM PENGUJI PROPOSAL ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Radiografi Kedokteran Gigi ... 4

2.2 Manfaat Radiografi Kedokteran Gigi ... 4

2.3 Prosedur Pembuatan Radiografi Kedokteran Gigi ... 5

2.3.1 Permintaan Melakukan Radiografi Kedokteran Gigi ... 5

2.3.2 Prinsip Dasar Proteksi Radiasi ... 5

2.3.3 Nilai Batas Dosis ... 6

2.3.4 Prosedur dan Proteksi terhadap Radiasi ... 6

2.4 Jenis-Jenis Radiografi Kedokteran Gigi ... 8

2.4.1 Radiografi Ekstraoral ... 8

2.4.2 Radiografi Intraoral ... 10

2.5 Kerangka Teori ... 13


(8)

vii

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

3.3.1 Populasi ... 15

3.3.2 Sampel ... 15

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 16

3.4.1 Variabel Penelitian ... 16

3.4.2 Definisi Operasional ... 17

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian ... 17

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 17

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian ... 17

3.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 17

3.6.1 Pengolahan Data ... 17

3.6.2 Analisis Data ... 19

3.7 Etika Penelitian ... 19

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 20

4.2 Pengetahuan tentang Indikasi Penggunaan Radiografi ... 20

4.3 Kegunaan Radiografi dalam Menegakkan Diagnosis ... 21

4.4 Kegunaan Surat Pengantar pada Tindakan Radiografi ... 21

4.5 Kegunaan Penulisan Jenis Radiografi dan Elemen Gigi Radiografi.. 22 4.6 Pengetahuan tentang Hal-hal Surat Pengantar Radiografi ... 22

4.7 Pengetahuan tentang Kebutuhan Pengulangan dalam Radiografi 23

4.8 Pemilihan Jenis Radiografi untuk Mendeteksi Infeksi Apikal ... 23

4.9 Kegunaan Radiografi Ekstraoral ... 24

4.10 Prosedur yang harus Dilakukan sebelum Pengambilan Radiografi 24

4.11 Pihak yang Berhak Melakukan Tindakan Radiografi ... 25

BAB 5 PEMBAHASAN ... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 30

6.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(9)

viii

Tabel

Halaman

1 Batas dosis berdasarkan Ionising Radiations Regulations (IRR

1999)... 6

2 Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ... 20

3 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui

tentang indikasi penggunaan radiografi ... 20

4 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui

penggunaan radiografi dalam menegakkan diagnosis ... 21

5 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui

kegunaan surat pengantar pada tindakan radiografi ... 21

6 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui kegunaan penulisan jenis radiografi dan elemen gigi pada

tindakan radiografi.... ... 22

7 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui hal-hal yang harus tertera pada lembar surat pengantar

radiografi ... 22

8 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui

kebutuhan pengulangan dalam radiografi... 23

9 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui

pemilihan jenis radiografi untuk mendeteksi infeksi pada apikal 23

10 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui

kebutuhan penggunaan radiografi ekstraoral ... 24

11 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui

prosedur yang dilakukan sebelum pengambilan radiografi... 24

12 Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui


(10)

ix

Gambar Halaman

1. Gambar radiografi panoramik ... 9

2. Gambar radiografi sefalometri ... 9

3. Gambar radiografi bitewing ... 11 4. Gambar radiografi oklusal rahang atas, radiografi oklusal rahang

Bawah ... 12

5. Frekuensi pengetahuan mahasiswa mengenai kegunaan


(11)

x 1. Kuesioner

2. Data Personalia

3. Rincian Biaya Penelitian 4. Jadwal Pelaksana Penelitian

5. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian 6. Informed Consent

7. Surat Persetujuan Komisi Etik (Ethical Clearance)

8. Hasil Perhitungan Penelitian SPSS 9. Hasil Perhitungan Statistik


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiografi di bidang kedokteran gigi mempunyai peranan penting dalam memperoleh informasi diagnosis untuk penatalaksanaan kasus, mulai dari menegakkan diagnosis, perencanaan perawatan, penentuan prognosis, evaluasi serta observasi suatu perawatan. Selain itu, radiografi juga dapat dijadikan sebagaipedoman untuk memaksimalkan hasil diagnostik yang terlihat dari interpretasi gambar.1,2

Radiografi merupakan pemeriksaan untuk melihat manifestasi oral di rongga mulut yang tidak dapat dilihat dari pemeriksaan klinis. Pemeriksaan radiografi dapat dengan jelas melihat gambaran seperti perluasaan dari penyakit periodontal, karies pada gigi serta kelainan patologis rongga mulut lainnya.3,4

Selain untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan radiografi juga diperlukan dalam merencanakan perawatan dan mengevaluasi hasil perawatan.Seorang mahasiswa kedokteran gigi perlu mengetahui prosedur serta pemahaman radiografi kedokteran gigi sehingga kesalahan yang terjadi dalam mengintepretasikan hasil radiografi dapat diminimalkan. Kemampuan, ketrampilan, dan ketelitian dari operator juga sangat mempengaruhi kualitas dari hasil foto radiografi.5-8

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Elyza Caesaria pada tahun 2013 dengan jumlah responden 163 mahasiswa di salah satu fakultas kedokteran gigi di Malaysia menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang prosedur pemanfaatan radiografi. Hasil menunjukkan pengetahuan tentang prosedur radiografi didapatkan hasil sebesar 98% pada tahun pertama, dan menjadi 100% pada tahun ketiga.9 Penelitian yang dilakukan oleh Mahdila Ayurian pada tahun 2013 pada 163 mahasiswa kepaniteraan klinik di salah satu fakultas kedokteran gigi di Malaysia menunjukkan sebesar 98,77% mengetahui tentang prosedur radiografi kedokteran gigi. Penelitian yang dilakukan Mahdilla (2013) pada mahasiswa


(13)

kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia menunjukkan hasil 85,89% mengetahui tentang penggunaan radiografi kedokteran gigi, dan didapatkan hasil 99,0% mengetahui prosedur penggunaan radiografi kedokteran gigi pada penelitian yang dilakukan Anne Agustina (2007) pada mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi UNPAD.10

Penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa kepaniteraan klinik fakultas kedokteran gigi pada beberapa universitas baik diluar maupun didalam negeri tidak membedakan tingkat pengetahuan berdasarkan lokasi penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap penggunaan radiografi kedokteran gigi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan mengenai prosedur pemanfaatan radiografi kepada instansi kesehatan terutama pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.


(14)

Manfaat aplikatif:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa kepaniteraan klinik untuk meningkatkan pengetahuan mengenai prosedur pemanfaatan radiografi.

2. SOP (Standar Operasional Prosedur) dapat diterapkan dengan baik dan benar oleh mahasiswa kepaniteraan klinik, khususnya Universitas Mahasaraswati dan operator/radiografer pada umumnya.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi adalah alat yang digunakan dalam menegakkan diagnosis dan rencana pengobatan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit mulut yang memancarkan suatu sinar radiasi. Radiasi merupakan pemancaran atau pengeluaran dan perambatan energi yang menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom yang mempunyai massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah elektron, beta, alpha, photon, neutron. Radiografi dalam kedokteran gigi digunakan untuk memeriksa kasus atau struktur pendukung gigi yang tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan klinis.2,6

2.2 Manfaat Radiografi Kedokteran Gigi

Beberapa manfaat radiografi dalam kedokteran gigi, yaitu:6 1. Membantu menegakkan diagnosis

Penyakit atau kelainan gigi tidak selalu dapat terlihat langsung melalui pemeriksaan fisik. Penggunaan radiografi dapat membantu mengetahui ada atau tidaknya kelainan, besarnya kerusakan atau keparahan, serta hubungannya dengan jaringan di sekitarnya.

2. Mengarahkan rencana perawatan

Rencana perawatan yang akan dilakukan sesuai dengan indikasi dapat segera ditentukan setelah diagnosis dari suatu penyakit ditegakkan.

3. Evaluasi hasil perawatan

Untuk melihat keberhasilan suatu perawatan yang telah dilakukan maka dilakukan pemeriksaan radiografi, sebagai contoh dalam perawatan endondontik, radiografi digunakan untuk melihat apakah pengisian saluran akar sudah sempurna (tertutup hingga apeks gigi).


(16)

2.3 Prosedur Pembuatan Radiografi Kedokteran Gigi

Tahapan yang harus dilalui sebelum melakukan radiografi di bidang kedokteran gigi adalah dengan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan klinis dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Apabila pemeriksaan klinis dapat menegakkan diagnosis maka pemeriksaan penunjang tidak perlu lagi dilakukan (diagnosis +) dan apabila pemeriksaan klinis tidak dapat menegakkan diagnosis suatu penyakit (diagnosis ?) maka pemeriksaan radiografi wajib dilakukan sebagai penunjang untuk menegakkan diagnosis.11,12

2.3.1 Permintaan Melakukan Radiografi Kedokteran Gigi

Preskripsion atau resep ditulis oleh dokter dengan mencantumkan nama, umur, jenis kelamin, jenis radiografi yang dipilih, dan dicantumkan diagnosis sementara terhadap suatu keadaan yang akan di radiografi. Surat rujukan atau resep harus ditandatangani oleh dokter atau dokter gigi.11,12

2.3.2 Prinsip Dasar Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi bertujuan untuk meminimalkan risiko dari radiografi yang digunakan untuk pemeriksaan diagnostik. Pengawasan keselamatan radiasi dalam masyarakat umumnya selalu berdasarkan pada konsep dosis ambang. Setiap dosis seberapa kecilnya akan menyebabkan terjadinya proses kelainan tanpa memperhatikan panjangnya waktu pemberian dosis. Pengawasan keselamatan radiasi adalah dalam batas dosis tertentu sehingga efek yang akan ditimbulkannya masih dapat diterima baik oleh masyarakat. Oleh karena itu, setiap kemungkinan penerimaan dosis oleh pekerja radiasi maupun anggota masyarakat bukan pekerja radiasi harus diusahakan serendah mungkin.6

Penggunaan radiasi dalam radiografi memberi kontribusi kepada penerima radiasi seperti operator, pasien, dan lingkungan.

Mahasiswa kepaniteraan klinik harus mematuhi prinsip-prinsip proteksi radiasi yang telah direkomendasikan oleh International Commission Radiological Protection (ICRP), yaitu:


(17)

a.Justifikasi

Merupakan pemeriksaan radiografi yang digunakan oleh dokter gigi harus menunjukkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan risiko yang diterima oleh pasien

b.Limitasi

Dimana nilai batas dosis yang sudah ditetapkan oleh peraturan dan tidak boleh dilampaui.

c.Optimasi

Berupa pemanfaatan radiasi yang harus diupayakan serendah mungkin dengan pertimbangan faktor sosial dan ekonomi.

Ketiga azas tersebut harus diterapkan pada penggunaan radiografi untuk kepentingan proteksi pada pasien.2

2.3.3 Nilai Batas Dosis

Nilai batas dosis yang diperbolehkan oleh (Ionising Radiations Regulations)

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Batasan dosis berdasarkan Ionising Radiations Regulations (IRR 1999) Batas dosis lama Batas dosis baru (IRR 99)

Kelompok pekerja 50 mSv 20 mSv

Bukan pekerja 15 mSv 6 mSv

Masyarakat umum 5 mSv 1 mSv

2.3.4 Prosedur dan Proteksi terhadap Radiasi

Proteksi radiasi harus dilakukan terhadap operator, pasien, dan lingkungan. Proteksi ini untuk menghindari kemungkinan efek negative yang diperoleh dari radiasi pengion.

a.Operator1,6


(18)

2.Pemakaian sarung tangan, apron, yang berlapis Pb dengan tebal maksimum 0,5 mm Pb.

3.Operator harus berdiri dengan jarak minimal 2 meter dari tabung. b.Pasien1,14

1.Pemeriksaan sinar-x hanya atas permintaan seorang dokter. 2.Melepaskan kacamata, seluruh perhiasan dan gigitiruan. 3.Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer.

4.Pemakaian voltage yang lebih tinggi sehingga daya tembusnya lebih akurat. 5.Waktu penyinaran sesingkat mungkin. Contohnya, pada pemeriksaan sinar tembus pada salah satu bagian tubuh tidak boleh melebihi 5 menit.

6.Pastikan pasien tidak melakukan pergerakan pada saat penyinaran. c.Ruang Lingkungan15

1. Letak ruangan radiografi hendaknya mudah dijangkau

2. Setiap ruangan radiografi dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan alarm sesuai dengan kebutuhan

3. Suhu ruangan pemeriksaan 20-24oC dan kelembaban 40-60%.

Berdasarkan Permenkes Nomor 363 Tahun 1998 Pasal 35, perlengkapan proteksi radiasi harus sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang tertelusur yang diterbitkan oleh lembaga akreditasi atau sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrikan.16 Perlengkapan proteksi radiasi meliputi peralatan pemantau dosis perorangan dan peralatan protektif radiasi. Perlengkapan proteksi radiasi tersebut harus digunakan oleh setiap pekerja radiasi. Peralatan pemantau dosis perorangan meliputi film badge atau TLD badge dan/atau dosismeter perorangan pembacaan langsung. Peralatan protektif radiasi meliputi:

a. Apron

Apron merupakan baju berupa komposit yang terbuat dari karet alam dan timbal oksida (Pb3O4). Apron adalah peralatan yang digunakan sebagai bahan pelindung terhadap radiasi x, dengan cara timbal oksida menyerap radiasi sinar-x. Apron juga harus bersifat elastis yang ditunjukkan dengan uji kuat tarik, perpanjangan tetap, dan perpanjangan putus.17


(19)

b. Tabir yang dilapisi Pb dan dilengkapi kaca Pb; c. Kacamata Pb;

d. Sarung tangan Pb; e. Pelindung tiroid Pb; f. Pelindung ovarium; g. Pelindung gonad Pb;

2.4 Jenis-Jenis Radiografi Kedokteran Gigi

2.4.1 Radiografi Ekstraoral

Radiografi ekstraoral adalah gambaran yang dihasilkan dari gigi geligi tetapi fokusnya terletak pada rahang dan tengkorak. Sinar-x pada radiografi ekstraoral tidak memberikan detail yang baik seperti pada radiografi intraoral. Hal ini mengakibatkan radiografi ekstraoral tidak digunakan untuk mendeteksi masalah pada gigi secara individual. Sebaliknya radiografi ekstraoral digunakan untuk melihat gigi yang impaksi, memantau pertumbuhan dan perkembangan rahang dan hubungannya dengan gigi, serta mengidentifikasi masalah antara gigi, rahang dan sendi temporomandibular atau tulang wajah yang lain.8,12

a. Foto Panoramik

Radiografi ekstraoral yang sering digunakan adalah radiografi panoramik. Gambaran panoramik akan menampilkan daerah seluruh mulut termasuk gigi pada rahang atas dan rahang bawah dalam satu foto. Radiografi panoramik dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi, mendeteksi trauma dan mengevaluasi trauma.2


(20)

Gambar 1. Gambaran radiografi panoramik18

b. Foto Sefalometri

Foto radiografi ini adalah untuk melihat tengkorak tulang fasial yang akibat trauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini dapat melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal, dan palatum keras.2

Gambar 2. Gambaran radiografi sefalometri18


(21)

c. Radiografi Lateral

Radiografi lateral adalah untuk melihat keadaan daerah lateral tulang muka, diagnosis fraktur, dan keadaan patologis tulang tengkorak dan fasial.2

d. Foto Posteroanterior

Radiografi ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Radiografi ini juga dapat memberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis, fossa nasalis, dan orbita.2

e. Proyeksi Water’s

Radiografi ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatikus frontalis, dan rongga nasal.17

f. Proyeksi Sub-mentovertec

Radiografi ini digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arkus zigomatikus.2

2.4.2 Radiografi Intraoral

Radiografi intraoral adalah radiografi yang memberi gambaran kondisi gigi dan jaringan sekitar secara detail. Gambaran radiografi intraoral diperoleh dengan cara menempatkan film ke dalam rongga mulut pasien dan kemudian dilakukan penyinaran. Radiografi intraoral terbagi atas radiografi periapikal, interproksimal atau

bitewing dan oklusal dan biasanya yang secara umum sering digunakan, yaitu radiografi periapikal dan interproksimal atau radiografi bitewing.2,11,19 Beberapa jenis radigrafi intraoral tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Radiografi Periapikal

Radiografi periapikal merupakan jenis radiografi intraoral yang bertujuan melihat gigi secara individu dan jaringan di sekitar apeks. Setiap gambar dapat mencakup 2-4 gigi dan menyediakan informasi rinci mengenai gigi dan tulang alveolar sekitarnya.


(22)

Radiografi periapikal memiliki beberapa kegunaan, yaitu untuk mendeteksi infeksi atau inflamasi periapikal, penilaian status periodontal, trauma yang melibatkan gigi dan tulang alveolar, gigi yang tidak erupsi, keadaan dan letak gigi yang tidak erupsi, penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi, perawatan endodontik, penilaian sebelum dilakukan tindakan operasi dan penilaian pasca operasi apikal, mengevaluasi kista radikular secara lebih akurat dan lesi lain pada tulang alveolar serta evaluasi pasca pemasangan implan.8,17

b. Radiografi Interproksimal atau Bitewing

Teknik radiografi bitewing digunakan untuk memeriksa daerah interproksimal gigi dan permukaan gigi yang meliputi mahkota dari maksila dan mandibula didaerah interproksimal dan crest alveolar dalam film yang sama. Pada teknik bitewing, film ditempatkan sejajar dengan permukaan mahkota gigi maksila dan mandibula. Kemudian pasien disuruh menggigit bite tab atau bitewing film holder dan sinar-x diarahkan di antara kontak dari gigi posterior dengan sudut vertikal +5º sampai +10º.

Pengambilan radiografi bitewing biasa digunakan untuk mendeteksi kehilangan tulang alveolar, melihat mahkota, puncak alveolar, kavitas dan keberhasilan dari hasil perawatan. Teknik bitewing juga dapat dilakukan pada regio anterior.


(23)

Keuntungan dari teknik bitewing adalah dengan satu film dapat dipakai untuk memeriksa gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah sekaligus, selain melihat kondisi karies dini di interproksimal dan kerusakan tulang alveolar yang berlanjut ke apikal.2,11,19

c. Radiografi Oklusal

Radiografi oklusal bertujuan untuk melihat area yang lebih luas lagi, yaitu maksila atau mandibula dalam satu film khusus.17

Gambar 4. a. Gambar radiografi oklusal rahang atas b. Gambar radiografi oklusal rahang bawah18

a


(24)

2.5 Kerangka Teori

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik

Prosedur Pemanfaatan Radiografi Kedokteran Gigi

Pemeriksaan Klinis

Jenis Radiografi

Intraoral Ekstraoral

1. Periapikal 2. Bitewing 3. Oklusal

1. Sefalometri 2. Proyeksi Water”s 3. Panoramik

4. Foto Postero-Anterior 5. Radiografi Lateral Diagnosis (?)


(25)

2.6 Kerangka Konsep

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik

Prosedur Pemanfaatan Radiografi Kedokteran Gigi

Intraoral Ekstraoral

1. Pemeriksaan Radiografi 2. Jenis Radiografi


(26)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali. Waktu penelitian pada bulan Desember 2013 sampai seluruh jumlah sampel terpenuhi.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti, yaitu seluruh mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kepaniteraan klinik fakultas kedokteran gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali. Metode pemilihan sampel adalah secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.

Kriteria inklusi:

Kriteria inklusi adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian terhadap mahasiswa kepaniteraan klinik pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.


(27)

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus:

Z2 1-/2  (1-) N =

d2

1,962. 0,859 (1-0,85) N =

0,72

N = 94,91

Keterangan :

N = besar sampel minimum

Z2 1-/2 = nilai distribusi normal baku pada  tertentu  = proporsi kategori variabel yang diteliti = 85,89%

d = presisi (0,7)

Presisi penelitian adalah kesalahan penelitian yang masih bisa diterima untuk memprediksi proporsi yang akan diperoleh, yaitu 7% karena peneliti ingin mendapatkan hasil penelitian yang lebih tepat. Maka jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 100 responden.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.


(28)

3.4.2 Definisi Operasional

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi adalah pemikiran mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur radiografi, jenis radiografi yang akan digunakan, serta indikasi yang tepat penggunaan dari radiografi tersebut. Cara pengukuran dilakukan berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dibagikan. Hasilnya dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Skala yang digunakan adalah ordinal.

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang isinya berupa pertanyaan mengenai pengetahuan tentang prosedur serta jenis radiografi yang digunakan dalam kedokteran gigi.

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Tahap 1, yaitu:

1. Pengurusan dari Dekan Fakultas Kedoktera Gigi Universitas Sumatera Utara. 2.Pengurusan izin penelitian pada fakultas kedokteran gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.

Tahap 2, yaitu:

1. Pembagian kuesioner kepada mahasiswa kepaniteraan klinik pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali.

2. Pengumpulan data.

3. Pengolahan dan analisis data.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data 1. Pengetahuan


(29)

Untuk mengukur pengetahuan mahasiswa mengenai prosedur penggunaan radiografi kedokteran gigi dengan memeberikan total skor terhadap kuesioner yang telah diberi bobot penilaian. Jumlah pertanyaan 10, dimana setiap pertanyaan berbentuk pilihan ganda dengan memilih salah satu jawaban yang benar.

Pengukuran pengetahuan berdasarkan jawaban responden (mahasiswa kepaniteraan klinik) yang diberikan skor maksimal 10, maka tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik diklasifikasikan dalam 3 kategori (Arikunto S), yaitu:

a. Tingkat pengetahuan baik, apabila total skor berada diantara8-10 (>75% dari total nilai maksimal)

b. Tingkat pengetahuan cukup, apabila total skor berada diantara 6-7 (60%-75% dari nilai maksimal)

c. Tingkat pengetahuan kurang, apabila total skor berada diantara 0-5 (<60% dari nilai maksimal)

2. Pengolahan data dilakukan secara manual melalui proses : a. Editing (penyuntingan data)

Dilakukan pemeriksaan kembali apakah data yang terkumpul sudah lengkap, terbaca dengan jelas dan tidak meragukan serta apakah ada kesalahan dan sebagainya.

b. Membuat lembaran kode

Membuat kode pada lembaran kuesioner yang tujuannya untuk memberi nomor responden, memberi bobot kepada setiap jawaban yang diberikan responden untuk lebih mudah dalam pengolahan dan penghitungan total skor dari semua pertanyaan.

c. Memasukkan Data

Memasukkan data ke dalam kolom-kolom yang telah disesuaikan dengan jawaban masing-masing pertanyaan dan bobot dari masing-masing jawaban.

d. Tabulasi


(30)

3.6.2 Analisis Data

Data diolah secara deskriptif, yaitu data univariat dihitung dalam bentuk presentasi dan dipresentasikan dalam bentuk tabel.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapat keterangan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Sumatera Utara ( Health Research Ethical Committe of North Sumatera ) dengan No surat 23/KOMET/FKG USU/2013 dengan judul pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada fakultas kedokteran gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali. Sebelum penelitian ini berjalan responden telah diberikan penjelasan mengenai manfaat dan risiko dari penelitian ini.


(31)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang mahasiswa kepaniteraan klinik untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang prosedur pemanfaatan radiografi kedokteran gigi pada salah satu fakultas kedokteran gigi di Denpasar Bali. Adapun hasil penelitian tertera pada tabel-tabel berikut dibawah ini:

4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2. Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 26 26,00

Perempuan 74 74,00

Total 100 100,00

4.2 Pengetahuan tentang Indikasi Penggunaan Radiografi

Tabel 3. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui tentang indikasi penggunaan radiografi

Frekuensi Persentase

Benar 98 98,00

Salah 2 2,00


(32)

4.3 Kegunaan Radiografi dalam Menegakkan Diagnosis

Tabel 4. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui penggunaan radiografi dalam menegakkan diagnosis

Frekuensi Persentase

Benar 94 94,00

Salah 6 6,00

Total 100 100,00

4.4Kegunaan Surat Pengantar pada Tindakan Radiografi

Tabel 5. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui kegunaan surat pengantar pada tindakan radiografi

Frekuensi Persentase

Benar 92 92,00

Salah 8 8,00


(33)

4.5Kegunaan Penulisan Jenis Radiografi dan Elemen Gigi Radiografi

Tabel 6. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui kegunaan penulisan jenis radiografi dan elemen gigi pada tindakan radiografi

Frekuensi Persentase

Benar 75 75,00

Salah 25 25,00

Total 100 100,00

4.6Pengetahuan tentang Hal-hal Surat Pengantar Radiografi

Tabel 7. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui hal-hal yang harus tertera pada lembar surat pengantar radiografi

Frekuensi Persentase

Benar 55 55,00

Salah 45 45,00


(34)

4.7Pengetahuan tentang Kebutuhan Pengulangan dalam Radiografi

Tabel 8. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui kebutuhan pengulangan dalam radiografi

Frekuensi Persentase

Benar 78 78,00

Salah 22 22,00

Total 100 100,00

4.8 Pemilihan Jenis Radiografi untuk Mendeteksi Infeksi Apikal

Tabel 9. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui pemilihan jenis radiografi untuk mendeteksi infeksi pada apikal

Frekuensi Persentase

Benar 96 96,00

Salah 4 4,00


(35)

4.9Kegunaan Radiografi Ekstraoral

Tabel 10. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui kebutuhan penggunaan radiografi ekstraoral

Frekuensi Persentase

Benar 93 93,00

Salah 7 7,00

Total 100 100,00

4.10 Prosedur yang harus Dilakukan sebelum Pengambilan Radiografi

Tabel 11. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui prosedur yang dilakukan sebelum pengambilan radiografi

Frekuensi Persentase

Benar 97 97,00

Salah 3 3,00


(36)

4.11 Pihak yang Berhak Melakukan Tindakan Radiografi

Tabel 12. Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui pihak yang berhak melakukan tindakan radiografi

Frekuensi Persentase

Benar 90 90,00

Salah 10 10,00

Total 100 100,00

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu fakultas kedokteran gigi di Denpasar Bali mengenai prosedur pemanfaatan radiografi kedokteran gigi berada dalam kategori baik, yaitu sebanyak 87 orang (87%); kategori cukup, yaitu sebanyak 10 orang (29%); dan kategori kurang, yaitu sebanyak 3 orang (3%) (Gambar 5.).

Gambar 5. Frekuensi pengetahuan mahasiswa mengenai kegunaan radiografi kedokteran gigi.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

baik cukup kurang 87%

10%


(37)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel pada mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali. Jumlah responden yang didapati yaitu sebanyak 100 orang mahasiswa kepaniteraan klinik, dengan persentase mahasiswa wanita sebesar 74% dan persentase mahasiswa laki-laki sebesar 26% (Tabel 2). Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Emilia Mestika (2012) yang melakukan penelitian di salah satu fakultas kedokteran gigi di Sumatera Utara dengan responden wanita sebanyak 72,5%.8 Penelitian dari Sergio Lins de-Azevedo-Vaz dkk., (2013) diperoleh hasil 24,1% frekuensi mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, memperlihatkan bahwa fakultas kedokteran gigi lebih banyak diminati oleh wanita.20

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang kapan pemeriksaan radiografi dilakukan, yaitu 98% mahasiswa menjawab benar (Tabel 3). Radiografi dapat dilakukan apabila pemeriksaan klinis belum dapat menegakkan diagnosis. Pemeriksaan radiografi hanya bersifat pemeriksaan penunjang.21Azas justifikasi diterapkan pada penggunaan radiografi untuk kepentingan proteksi pada pasien.22 Pemeriksaan radiografi yang digunakan oleh dokter gigi harus menunjukkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan risiko yang diterima oleh pasien.

Pada penelitian ini, pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang apabila pemeriksaan klinis sudah dapat menegakkan diagnosis, apakah masih perlu dilakukan pemeriksaan radiografi, yaitu 94% mahasiswa menjawab benar (Tabel 4). Jika diagnosis sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, penggunaan radiografi tidak perlu lagi dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan asas keselamatan, yaitu asas justifikasi, limitasi, dan optimasi. Pemeriksaan radiografi berdasarkan asas justifikasi yaitu risiko yang ditimbulkan dari penggunaan radiografi harus lebih kecil dibandingkan manfaat yang diberikan. Asas limitasi, yaitu penggunaan dosis radiasi


(38)

tidak melebihi nilai batas dosis yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Asas optimasi yaitu radiasi yang digunakan harus diusahakan serendah mungkin.13

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai melakukan tindakan radiografi apakah diperlukan surat pengantar, yaitu sebesar 92% mahasiswa menjawab benar (Tabel 5). Surat rujukan harus digunakan saat merujuk pasien kepada dokter gigi, informasi yang terdapat didalam surat rujukan merupakan hal yang penting untuk membantu dokter dalam menyatakan kondisi pasien.22

Hasil yang diperoleh mengenai pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang tujuan menulis surat pengantar untuk melakukan tindakan radiografi pada pasien diperlukan penulisan jenis radiografi dan elemen gigi yang dimaksud, yaitu sebesar 75% mahasiswa menjawab memiliki jawaban yang benar (Tabel 6). Hasil penelitian ini berbeda jauh dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Mahdila Ayurian (2013) kepaniteraan klinik pada salah satu fakultas kedokteran gigi di Malaysia menunjukkan hanya 1,23% yang tidak mengetahui tentang prosedur radiografi di kedokteran gigi.10 Pemilihan jenis radiografi yang tepat harus sesuai dengan indikasi dan berbeda tergantung pada kasus. Tujuannya adalah agar jangan terjadi pengulangan karena salah jenis dan elemen gigi yang akan diperiksa, serta menjadi bahan pertimbangan untuk menyimpulkan diagnosis yang pasti.12

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai untuk melakukan tindakan radiografi hal-hal yang harus tertera pada lembar surat pengantar adalah sebesar 55% mahasiswa menjawab benar (Tabel 7). Hal-hal yang harus tertera pada surat pengantar, yaitu nama pasien, umur pasien, tanggal, elemen gigi yang memerlukan pemeriksaan radiografi, diagnosis sementara gigi tersebut, jenis radiografi yang akan digunakan, nama kepaniteraan klinik serta tanda tangan dokter gigi yang bertanggung jawab. Radiografi tidak salah atau tertukar karena beberapa dapat disimpan bersamaan dengan hasil orang lain.22

Hasil yang diperoleh tentang pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai apakah boleh melakukan pengulangan radiografisebanyak 78% responden menjawab benar (Tabel 8). Pengulangan diizinkan apabila membutuhkan suatu


(39)

tambahan radiografi untuk diagnosis, selain itu untuk melihat pekerjaan selama perawatan dan evaluasi terhadap perawatan tersebut.

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai jenis radiografi yang tepat untuk mendeteksi infeksi atau peradangan pada apikal yaitu sebesar 96% mahasiswa menjawab benar (Tabel 9).Periapikal adalah jenis radiografi intraoral yang dapat memperlihatkan gigi dan jaringan di dalam mulut pasien.Radiografi periapikal adalah radiografi yang berguna untuk menunjukkan gigi individu dan jaringan di sekitar apeks. Setiap gambar biasanya menunjukkan 2-4 gigi dan menyediakan informasi rinci tentang gigi dan sekitar tulang alveolar.2,8,19

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai apakah perlu dilakukan radiografi ekstraoral apabila telah dilakukan radiografi intraoral sebanyak 93% mahasiswa menjawab benar (Tabel 10). Radiografi ekstraoral yang sering dilakukan dalam kedokteran gigi adalah panoramik. Indikasi penggunaan radiografi panoramik apabila kelainan yang mencakup daerah yang lebih luas, lebih dari empat gigi seperti osteomyelitis, abses yang mengenai gigi, fase gigi bercampur yang memerlukan evaluasi gigi susu dan pertumbuhan gigi permanen secara keseluruhan dan lainnya. Selain itu, radiografi panoramik juga digunakan pada pasien dengan kasus sulit membuka mulut (trismus), kurang kooperatif dengan perawatan panoramik intraoral seperti pada anak-anak, dan untuk keperluan perawatan ortodonti.12

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai tindakan yang perlu dilakukan sebelum pengambilan radiografi, yaitu 97% mahasiswa menjawab benar (Tabel 11). Tindakan yang perlu dilakukan sebelum radiografi adalahmemberikan pengetahuan kepada pasien mengenai prosedur pemeriksaan dan bahaya radiasi, pemakaian baju pelindung radiasi dan memberi informasi tindakan yang akan dilakukan.20

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai siapakah yang berhak melakukan radiografi, yaitu 90% mahasiswa menjawab benar (Tabel 12). Pihak yang berhak melakukan tindakan radiografi adalah petugas proteksi radiasi yang ditunjuk oleh pemegang izin dan BAPETEN, tenaga ahli kesehatan yang memiliki kompetensi dalam fisika medik klinik yang telah bekerja di instalasi radiologi lebih kurang 7


(40)

tahun, dokter gigi spesialis radiologi, dokter gigi yang telah memeliki kompetensi dalam bidang radiologi kedokteran gigi tertentu, radiografer, fisikawan medis dan operator pesawat sinar-x kedokteran gigi yang memiliki kompetensi.23


(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang dengan hasil, yaitu tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik fakultas kedokteran gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali mengenai prosedur pemanfaatan radiografi kedokteran gigi berada dalam kategori baik berjumlah 87 orang (87%), kategori cukup sebanyak 10 orang (10%), dan kategori kurang 3 orang (3%).

6.2 Saran

Mahasiswa kepaniteraan klinik perlu mempelajari dan memahami lagi tentang prosedur radiografi, penulisan jenis radiografi dan elemen gigi pada tindakan radiografi. Selain itu perlu mengetahui hal-hal yang harus tertera pada surat pengantar dan kapan suatu radiografi diulangi.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ekayuda I. eds. Radiologi diagnostik. 2 rd ed., Jakarta: Balai Penerbit FK UI., 2005: 15-27.

2. Boel T. Dental radiografi prinsip dan teknik. 2 rd ed., Medan: USU press, 2011: 3, 1-69.

3. Haghnegahdar A, Bronoosh P, Taheri MM, Farjood A. Common intraoral radiographic errors made by dental students. GMJ 2013; 2(2): 44-8.

4. Ruprecht A. Oral and maxillofacial radiology then and now. JADA 2008; 139(3): 5S-6S.

5. Sari M. Intraoral roentgenogram sebagai sarana diagnosa dan kegagalan-kegagalannya. Skripsi. Medan: FKG USU,2001:1-29.

6. American dental association council on scientific affairs. The use of dental radiograps update and recommendation. JADA 2006; 137: 1304-12.

7. Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri. http://betterwork.org/in-labourguide/wp-content/uploads/permenaker-08-2010-alat_pelindung_diri.pdf

8. Jeanine J, Herbert H. Radiology for the dental profesiolnal. 8 th ed., New York: Elsevier mosby, 2005: 59-67.

9. Caesaria E. Gambaran pengetahuan mahasiswa pada salah satu fakultas kedokteran gigi di Malaysia berdasarkan tahun kepaniteraan klinik mengenai penggunaan radiografi kedokteran gigi. Skripsi. Medan: FKG USU,2013: 25-31.

10.Ayurian M. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu fakultas kedokteran gigi di Malaysia terhadap penggunaan radiografi kedokteran gigi. Skripsi. Medan: FKG USU,2013: 1, 26-8.

11.White SC, Pharoah MJ. Oral radiology: principles and interpretation. 5 th ed., St.Louis: Mosby elsevier, 2007: 265, 271-76.


(43)

12.Kodak. Guidelines for prescribing dental radiographs.http://www. radiologiavaldivia.com/uploads/2/4/0/1/2401559/kodak_dental_prescribing_dental_r adiogphs_.pdf

13.Prayitno B, Suliyanto. Analisis dosis pembatas untuk pekerja radiasi di instalasi radiometalurgi. Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir 2009; 441-48.

14.Kodak. Successful panoramic radiography. http://dhonline.chattanoogastate. edu/studyaid/xray/pan.pdf

15.Menteri Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan. http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes /KMK%20No.%201014%20ttg%20Standar%20Pelayanan%20Radiologi%20Diagno stik%20di%20Sarana%20Pelayanan%20Kesehatan.pdf

16.Amin A. Sistem pengendalian dan pelaporan terhadap penggunaan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. http://www.binfar.depkes. go.id/bmsimages/1373268234.pdf

17.Kristianti, Atmojo SM. Penentuan daya serap apron dari komposit karet alam timbal oksida terhadap radiasi sinar-x. Prosiding PPI-PDIPTN. Jogjakarta, 2005: 238-43.

18.Karjodkar FR. Textbook of dental and maxillofacial radiology. 1 st ed., New Delhi: Jaypee brothers medical pub. (P) Ltd., 2008: 1-4, 54-9, 182-202.

19.Chestnut IG, Gibson J. Churchill’s pocketbooks clinical dentistry. 3 rd ed., Edinburgh: Churchill livingstone elservier., 2007: 43-7.

20.Azevedo-Vaz SL, Faria Vasconcelos K, Rovaris K, Paula Ferreira N, Neto

FH. A suvey on dental undergraduates’ knowledge of oral radiology. Braz J

Oral Sei 2013; 12(2): 109-13.

21.Kim EK, Han WJ, Choi JW, Jung YH, Yoon SJ, Lee JS. Diagnostic reference levels in intraoral dental radiography in Korea. Imaging Science in Dentistry 2012;42: 237-42.


(44)

22.The Royal Liverpool and Broadgreen University Hospitals. Liverpool University Dental Hospital Referall Guidelines. http://www.rlbuht.nhs.uk/ OurHospitals/Documents/Dental-Hospital-Referral-Guidelines-September-2013.pdf

23.Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Peraturan kepala badan pengawas tenaga nuklir nomor 8 tahun 2011 tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-x radiologi diagnostik dan intervensional. http://www.batan.go.id /pusdiklat/j254inter/images/dokumen/peraturan/perka_bapeten_8_2011.pdf


(45)

Lampiran 1

DEPARTEMEN RADIOLOGI DENTAL No.Responden :

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Tanggal :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jenis Kelamin :

PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK TERHADAP PROSEDUR PEMANFAATAN RADIOGRAFI PADA SALAH SATU

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DI DENPASAR BALI

1. Kapan pemeriksaan radiografi

dilakukan?

a. Saat pasien datang pertama

kali

b. Sesudah pasien dilakukan

pemeriksaan

c. Saat pemeriksaan klinis tidak

dapat menegakan diagnosa

2. Menurut anda apabila pemeriksaan

klinis sudah dapat menegakan

diagnosa, apakah masih perlu

dilakukan pemeriksaan radiografi?

a. Tidak perlu

b. Perlu

c. Perlu untuk menambah arsip

3. Untuk melakukan tindakan radiografi

apakah diperlukan surat pengantar?

a. Perlu, surat pengantar di tanda

tangani dokter

b. Perlu, surat pengantar di tanda

tangani co-as

c. Perlu, surat pengantar tidak di

tanda tangani dokter ataupun co-as

4. Ketika menulis surat pengantar untuk

melakukan tindakan radiografi pada pasien di perlukan penulisan jenis radiografi dan elemen gigi yang dimaksud, tujuan :

a. Memudahkan radiografi

b. Menghindari salah pembuatan

radiografi

c. Menghindari pengulangan

5. Ketika anda menulis surat pengantar

untuk melakukan tindakan radiografi, hal-hal yang harus tertera dari lembar tersebut adalah ?

a. Nama pasien, elemen gigi

b. Nama pasien, elemen gigi,

jenis radiografi

c. Nama pasien, umur, elemen

gigi dan jaringan radiografi

6. Menurut anda apakah boleh

melakukan pengulangan radiografi?

a. Tidak boleh

b. Boleh bila dibutuhkan

c. Boleh bila untuk evaluasi dan

perawatan

7. Apa jenis radiografi yang tepat untuk

mendeteksi adanya infeksi atau

peradangan pada apikal?

a. Periapikal

b. Bite mark

c. oklusal

8. Apakah perlu dilakukan radiografi

ekstraoral apabila sudah ada radiografi intra oral?

a. Perlu


(46)

c. Perlu pada kasus-kasus yang ingin melihat perluasan suatu lesi

9. Apa tindakan yang perlu dilakukan

sebelum di radiografi?

a. Edukasi

b. Menggunakan apron

c. Menggunakan apron dan

edukasi

10. Siapakah yang berhak melakukan

pembuatan radiografi?

a. Dokter gigi dan radiografer

b. Mahasiswa


(47)

Lampiran 2

DATA PERSONALIA DATA PRIBADI

Nama lengkap : Andi Lestari

Jenis kelamin : Laki - laki

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 01 November 1990

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum menikah

Alamat : Jalan Kemenangan No.123

Telepon/HP : 08116140602

Email : andi_lestari@ymail.com

PENDIDIKAN

1997-2003 : SDN 101766 Deli Serdang

2003-2006 : SMPN 27 Medan

2006-2009 : SMAN 7 Medan

2009-sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Medan, Maret 2014


(48)

Lampiran 3

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

”Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Prosedur Pemanfaatan Radiografi Pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali”

Besar biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini sebesar Rp 4.600.000 dengan rincian sebagai berikut :

1.Biaya penyiapan proposal Rp 100.000

2.Biaya pembuatan kuesioner Rp 300.000

3.Biaya alat tulis,kertas,printer,tinta printer Rp 300.000

4.Biaya penjilidan dan pengadaan laporan Rp 200.000

5.Biaya transportasi Rp 3.000.000

6.Biaya tempat tinggal Rp 500.000

7.Biaya konsumsi Rp 200.000

Total Rp 4.600.000

Anggaran biaya ditanggung oleh peneliti sendiri.

Peneliti


(49)

Lampiran 4

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No. Kegiatan

Waktu Penelitian

Desember 2013 Januari 2014 Februari 2014 Maret 2014

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal 2 Seminar

Proposal 3 Pengumpulan

Data 4 Pengolahan

dan Analisis Data

5 Penyusunan Laporan


(50)

Lampiran 5

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Teman-teman,

Saya yang bernama Andi Lestari, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU, ingin melakukan penelitian tentang “Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Prosedur Pemanfaatan Radografi Pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati Di Denpasar Bali”.

Pada kesempatan ini, saya ingin teman-teman mengetahui dan memahami tujuan serta manfaat penelitian ini, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian, saya berharap Anda bersedia menjadi subjek penelitian ini dan saya percaya bahwa partisipasi Anda akan bermanfaat bagi Anda sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik fakultas kedokteran gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali terhadap bahaya radiasi dan proteksi radiasi.

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi yang berguna dan nantinya dapat membuat Standard Operational Procedure (SOP) radiografi yang benar-benar harus ditaati untuk mencegah timbulnya bahaya yang tidak diinginkan.

Pada penelitian ini Anda diminta untuk mengisi kuesioner yang akan diberikan kepada Anda.

Pada penelitian ini Anda tidak dikenakan biaya atau gratis dan tidak terdapat risiko pada subjek yang diteliti. Peneliti utama dilakukan oleh saya sendiri Andi Lestari.

Jika anda bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan dan dikembalikan kepada pihak peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung.


(51)

Demikian, mudah-mudahan keterangan di atas dapat dimengerti dan atas kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Peneliti


(52)

Lampiran 6

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :

NIM :

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta memahami sepenuhnya mengenai apa yang akan dilakukan dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Prosedur

Pemanfaatan Radiografi Pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati Di Denpasar Bali.”

Maka saya menyatakan bersedia ikut berpartisipasi menjadi salah satu subjek penelitian untuk mengisi kuesioner yang diberikan kepada saya. Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Denpasar,...

Yang menyetujui, Subjek penelitian


(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

Lampiran 9

HASIL PERHITUNGAN PENELITIAN

No Jenis

Kelamin

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total Kategori

1 L 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6 Sedang

2 L 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 Sedang

3 L 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 Sedang

4 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

5 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

6 L 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

7 L 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

8 L 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

9 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

10 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

11 L 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 Baik

12 L 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 Baik

13 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

14 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

15 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

16 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

17 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

18 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

19 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik


(59)

21 L 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

22 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

23 L 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

24 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

25 L 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

26 L 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

27 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

28 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

29 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

30 P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Baik

31 P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Baik

32 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

33 P 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 Baik

34 P 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 Baik

35 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

36 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

37 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

38 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

39 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

40 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

41 P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Baik

42 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

43 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

44 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik


(60)

46 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

47 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

48 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

49 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

50 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

51 P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Baik

52 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

53 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

54 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

55 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

56 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

57 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

58 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

59 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

60 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

61 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

62 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

63 P 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 Baik

64 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

65 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

66 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 Sedang

67 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 Sedang

68 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 Sedang

69 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 Sedang


(61)

71 P 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 Sedang

72 P 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 Kurang

73 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

74 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

75 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

76 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

77 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

78 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

79 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

80 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

81 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

82 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

83 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

84 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

85 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

86 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

87 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

88 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

89 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

90 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

91 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

92 P 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 Baik

93 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

94 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik


(62)

96 P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 Kurang

97 P 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 Kurang

98 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 Sedang

99 P 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 Sedang


(1)

(2)

Lampiran 9

HASIL PERHITUNGAN PENELITIAN

No Jenis

Kelamin

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total Kategori

1 L 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6 Sedang

2 L 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 Sedang

3 L 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 Sedang

4 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

5 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

6 L 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

7 L 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

8 L 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

9 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

10 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

11 L 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 Baik

12 L 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 Baik

13 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

14 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

15 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

16 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

17 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

18 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

19 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik


(3)

21 L 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

22 L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

23 L 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

24 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

25 L 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

26 L 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

27 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

28 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

29 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

30 P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Baik

31 P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Baik

32 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

33 P 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 Baik

34 P 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 Baik

35 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

36 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

37 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

38 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

39 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

40 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

41 P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Baik

42 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

43 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

44 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik


(4)

46 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

47 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

48 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

49 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

50 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

51 P 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Baik

52 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

53 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

54 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

55 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

56 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

57 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

58 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

59 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

60 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

61 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

62 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

63 P 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 Baik

64 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

65 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

66 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 Sedang

67 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 Sedang

68 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 Sedang

69 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 Sedang


(5)

71 P 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 Sedang

72 P 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 Kurang

73 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

74 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

75 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

76 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

77 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

78 P 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik

79 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

80 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

81 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

82 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

83 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

84 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

85 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik

86 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

87 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

88 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

89 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

90 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Baik

91 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik

92 P 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 Baik

93 P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 Baik

94 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Baik


(6)

96 P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 Kurang

97 P 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 Kurang

98 P 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 Sedang

99 P 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 Sedang


Dokumen yang terkait

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Bahaya Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

2 84 59

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Kesalahan Pembuatan Radiografi Intraoral Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

1 78 74

Pengetahuan Mahasiwa Kepaniteraan Klinik tentang Prosedur Pemanfaatan Radiografi Kedokteran Gigi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat

3 8 46

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

3 25 47

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 0 11

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 0 3

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 0 11

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 0 3

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur pemanfaatan radiografi pada Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati di Denpasar Bali

0 0 18

Pengetahuan Mahasiwa Kepaniteraan Klinik tentang Prosedur Pemanfaatan Radiografi Kedokteran Gigi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat

0 0 12