HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA DAN HASIL PENELITIAN
Untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan Alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok Segiempat di MTs N Brangsong, maka dilakukan analisa data secara kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran eksperimen dengan desain ” post test control only group design ” yakni menempatkan subyek penelitian kedalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan menjadi kategori kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.
Sebagaimana dijabarkan pada bab-bab sebelumnya bahwa dalam proses pengumpulan data digunakan metode dokumentasi dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nilai mata pelajaran matematika materi sebelumnya dan data yang berhubungan dengan proses belajar mengajar peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum penelitian, sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah penelitian.
Secara rinci data hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut.
1. Instrumen Tes dan Analisis Butir Soal Instrumen Sebelum instrumen tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan matematis peserta didik, perlu dilakukan beberapa langkah supaya mendapatkan instrument yang baik. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
a. Mengadakan Pembatasan Materi yang Diujikan Dalam penelitian ini materi yang diujikan adalah materi pokok Segiempat yang meliputi: (1) Persegi panjang; (2) Persegi; dan (3) Jajargenjang.
b. Menyusun Kisi-kisi Kisi-kisi instrumen atau tes uji coba dapat dilihat pada tabel di lampiran 9.
c. Menentukan Waktu yang Disediakan Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal-soal uji coba tersebut selama 80 menit dengan jumlah soal 25 yang berbentuk pilihan ganda dapat dilihat pada lampiran 10.
d. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen diberikan pada kelompok eksperimen sebagai alat ukur kemampuan matematis peserta didik, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen kepada kelompok uji coba. Uji coba dilakukan di kelas VIII untuk mengetahui apakah butir soal tersebut sudah memenuhi kualitas soal yang baik atau belum. Adapun alat yang digunakan dalam pengujian analisis uji coba instrumen meliputi validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran, dan daya beda.
1) Analisis Validitas Tes Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-butir soal tes. Butir soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Sedangkan butir soal yang valid berarti butir soal tersebut dapat mempresentasikan materi Segiempat yang telah ditentukan oleh peneliti.
Hasil analisis perhitungan validitas butir soal dihitung r hitung dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%, jika r hitung > r tabel maka dikatakan soal valid. Sebaliknya bila harga
maka butir soal tersebut dikatakan tidak maka butir soal tersebut dikatakan tidak
Tabel 4.1. Data validitas Butir Soal Presentase
Kriteria
No Soal
Tidak valid
Perhitungan validitas Butir soal pilihan ganda Rumus
Keterangan Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir
soal Mt = Rata-rata skor total St = Setandar deviasi skor total P
= Proporsi peserta didik yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria Apabila r hitung >r tabel , maka butir soal valid Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no. 4, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan di peroleh seperti pada tabel analisis butir soal Berdasarkan tabel tersebut diperoleh
Pada taraf signifikasi 5%, dengan N=40, diperoleh t tabel =
0.32 Karena r hitung >r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir item tersebut valid. Untuk melihat butir soal yang valid dapat dilihat pada lampiran 20. 2) Analisis Reliabilitas Tes
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten untuk diujikan kapan saja instrumen tersebut
disajikan. Harga r 11 dibandingkan dengan harga r tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel
maka item tes yang
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 21, koefisien reliabilitas butir soal diperoleh r 11 = 0,790706, sedang digunakan rumus KR-20 dengan taraf signifikan 5 % dan n = 40
diperoleh tabel = 0.32, karena r 11 > r tabel artinya koefisien reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel). 3) Analisis Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal tersebut apakah sukar, sedang, atau mudah. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Soal dengan P = 0,00 adalah soal sangat sukar; - Soal dengan 0,00 < P ≤ 0,30 adalah soal sukar; - Soal dengan 0,30 < P ≤ 0,70 adalah soal sedang; - Soal dengan 0,70 < P ≤ 1,00 adalah soal mudah; dan - Soal dengan P = 1,00 adalah soal sangat mudah
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien tingkat kesukaran butir soal pada lampiran 22 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2 Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal No
Kriteria
No. Soal
Jumlah Persentase
4) Analisis Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Soal 4) Analisis Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Soal
Kriteria Daya Pembeda (D) untuk kedua jenis soal adalah sebagai berikut.
− 0,00 < D ≤ 0,20 adalah soal jelek − 0,20 < D ≤ 0,40 adalah soal cukup − 0,40 < D ≤ 0,70 adalah soal baik − 0,70 < D ≤ 1,00 adalah soal baik sekali
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal pada lampiran 23 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.3 Persentase Daya Beda Butir Soal No
Kriteria
No. Soal
Jumlah Persentase
Dari hasil instrumen, soal yang dipakai adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24 dan 25.
2. Analisis Data Nilai Awal
a. Uji Normalitas Data nilai awal kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh dari data nilai sebelum mendapatkan materi pokok Segiempat dan sebelum mendapat perlakuan. Untuk data lengkapnya ada pada lampiran 24.
1) Uji normalitas nilai awal pada kelompok eksperimen Hipotesis:
H 1 = Data tidak berdistribusi normal
Pengujian hipotesis:
= Chi Kuadrat Oi=Frekuensi hasil pengamatan
E i = Frekuensi yang diharapkan
2 Kriteria yang digunakan diterima 2 H
0 = χ hitung < χ tabel Dari data nilai awal akan diuji normalitas untuk
menunjukkan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas sebagai berikut: Nilai Maksimal
Nilai Minimal
Rentang Nilai (R)
= 75 - 55 = 20
Banyak Kelas (K) = 1 + (3,3) log 43 = 6.390 = 7 kelas
Panjang Kelas (P)
7 Tabel 4.4
Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelas Eksprimen
No.
6 61 -2,70
7 58 -5,70
9 63 -0,70
10 60 -3,70
11 62 -1,70
12 62 -1,70
15 61 -2,70
17 60 -3,70
18 60 -3,70
19 55 -8,70
20 60 -3,70
25 61 -2,70
28 62 -1,70
29 57 -6,70
31 60 -3,70
34 63 -0,70
35 62 -1,70
37 62 -1,70
39 58 -5,70
40 60 -3,70
41 61 -2,70
42 60 -3,70
43 62 -1,70
Menghitung Z
Bk − Χ
S Contoh untuk batas kelas interval (x) = 54,5
4 , 543624 Selanjutnya dicari peluang untuk Z dari kurva Z (tabel)
pada nilai Z yang sesuai. Menghitung luas kelas untuk Z yaitu dengan menghitung selisih antara peluang-peluang Z, kecuali untuk peluang Z bertanda positif dan negatif dijumlahkan.
Untuk menghitung frekuensi yang diharapkan ( i E ) yaitu luas kelas Z dikalikan dengan jumlah responden (n = 43)
Contoh pada interval 55 – 57 → 0,0652 × 43 = 2,8 Tabel 4.5
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Eksperimen
( O Luas 2 i − E i )
Kelas
Bk
Z i P(Z i )
Oi
Ei
Daerah
Keterangan: Bk
= Batas kelas bawah – 0,5
= Bilangan Bantu atau Bilangan Standar
P( )
= Nilai i pada tabel luas dibawah lengkung kurva normal standar dari O s/d Z
E i = Frekuensi yang diharapkan
O i = Frekuensi hasil pengamatan
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh 2 χ
= 12,59 dengan dk = 7-1 = 6, α = 5 % .
2 Jadi 2 χ
hitung < χ tabel berarti data yang diperoleh berdistribusi normal. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26. Jadi
nilai awal pada kelompok eksperimen berdistribusi normal.
2) Uji normalitas nilai awal pada kelompok kontrol Hipotesis:
0 H = Data berdistribusi normal
H 1 = Data tidak berdistribusi normal Pengujian hipotesis:
2 ( Oi − Ei )
i = 1 Ei Keterangan : χ 2 = Chi Kuadrat
Ei = Frekuensi yang diharapkan 2 Kriteria yang digunakan diterima 2 H
0 = χ hitung < χ tabel Dari data nilai awal akan diuji normalitas untuk
menunjukkan kelompok kontrol berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas sebagai berikut: Nilai Maksimal
= 74
Nilai Minimal
= 55
Rentang Nilai (R)
= 74 - 55 = 19
Banyak Kelas (K) = 1 + (3,3) log 39 = 6.251 = 7 kelas
19
Panjang Kelas (P)
= 2.71429 = 3
7 Tabel 4.6
Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelompok Kontrol
No.
1 61 -2,49
6,19
2 55 -8,49
72,03
3 60 -3,49
12,16
4 64 0,51
0,26
5 70 6,51
42,42
6 70 6,51
42,42
7 63 -0,49
0,24
8 60 -3,49
12,16
9 61 -2,49
6,19
10 70 6,51
42,42
11 55 -8,49
72,03
12 68 4,51
20,37
13 69 5,51
30,39
14 66 2,51
6,31
15 72 8,51
72,47
16 70 6,51
42,42
17 63 -0,49
0,24
18 55 -8,49
72,03
19 63 -0,49
0,24
20 65 1,51
2,29
Menghitung Z
X Bk − Χ
S Contoh untuk batas kelas interval (x) = 54,5
54 , 5 − 63 , 4872 Z = = − 1 , 55
5 , 80323 Selanjutnya dicari peluang untuk Z dari kurva Z (tabel) pada nilai Z yang sesuai. Menghitung luas kelas untuk Z yaitu 5 , 80323 Selanjutnya dicari peluang untuk Z dari kurva Z (tabel) pada nilai Z yang sesuai. Menghitung luas kelas untuk Z yaitu
Untuk menghitung frekuensi yang diharapkan ( i E ) yaitu luas kelas Z dikalikan dengan jumlah responden (n = 39).
Contoh pada interval 55 – 57 → 0,0909 × 39 = 3,5
Tabel 4.7 Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Kontrol
i − E i Kelas ) Bk Z i P(Z i ) Oi
Luas 2 Ei ( O
Keterangan: Bk
= Batas kelas bawah – 0,5
= Bilangan Bantu atau Bilangan Standar
P( Z) i = Nilai Z pada tabel luas dibawah lengkung kurva i
normal standar dari O s/d Z
= Frekuensi yang diharapkan
= Frekuensi hasil pengamatan
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh 2 χ
= 12,59 dengan dk = 6-1 = 5, α = 5 % .
2 Jadi 2 χ hitung < χ tabel berarti data yang diperoleh berdistribusi normal. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25. Jadi
nilai awal pada kelompok kontrol berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Nilai Awal pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas menggunakan uji Bartlet dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut.
Hipotesis
0 : σ 1 = σ 2 (data homogen)
(data tidak homogen)
Kriteria pengujian
0 diterima jika χ hitung < χ tabel Perhitungan uji homogenitas untuk sampel dengan
menggunakan data nilai ulangan harian materi sebelumnya. Perhitungan selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 28.
Tabel 4.8.
Data hasil uji homogenitas awal antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Sumber Variansi
Kelompok Eksperimen
Kelompok kontrol
Jumlah
20.64 33.68 Standar Deviasi (s)
Varians (s²)
Tabel 4.9 Tabel Uji Bartlett
2 2 Dk.Log
(log 2 s ) ∑ ( n
B = ( 1 . 4287 ) x 80 B = 114 . 296
χ hitung = ( Ln 10 ) { B − ∑ ( n i − 1 ) log s i }
χ hitung = 2 . 30259 { 114 . 296 − 113 . 261 }
hitung = 2 . 38467
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh 2 χ hitung = 2,38467 dan 2 χ
tabel = 3,841 dengan dk = k-1 = 2-1 = 1 dan α = 5 % . Jadi
2 χ 2 hitung < χ tabel maka 0 H diterima. Artinya kedua data homogen.
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Nilai Awal pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah perbedaan rata-rata kedua sampel signifikan atau tidak. Statistik yang digunakan adalah uji t dengan hipotesis sebagai berikut.
Hipotesis
Ho : µ 1 = µ 2 (perbedaan rata-rata tidak signifikan)
H 1 : µ 1 ≠ µ 2 (perbedaan rata-rata signifikan). Karena telah diketahui bahwa kedua sampel homogen
σ 1 = σ 2 ), maka statistik t yang digunakan adalah:
Kriteria Pengujian
H 0 diterima jika: − t 1 α < t
hitung < t
2 Tabel 4.10
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Sumber variasi
Kontrol Jumlah
63,49 Varians (s 2 )
33,6775 Standart deviasi (s)
Dengan Perhitungan t-tes diperoleh t hitung = 0,184 dan t tabel =
t ( 0 , 9750 )( 80 ) = 1,9901 dengan taraf signifikan α = 5%, dk = n+ 1 n 2 -2 =
43 + 39 - 2 = 80, peluang = 1-1/2 α = 1 - 0,05 = 0,95. Sehingga dapat diketahui bahwa –t tabel = - 1.9901 > t hitung = 0,184 < t tabel =
1,9901. Maka berdasarkan uji persamaan dua rata-rata (uji t) kemampuan peserta didik kelas eksperimen dan kontrol tidak ada perbedaan rata-rata dari dua kelompok. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27.
Berdasarkan analisis ini, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel dalam keadaan sepadan (berangkat dari kondisi awal yang sama).
Gambar 4.1 Uji kesamaan Rata-rata awal.
B. ANALISIS DATA NILAI AKHIR Untuk mendapatkan nilai akhir pada kelompok kontrol dan eksperimen, sebelumnya perlu dilakukan penilaian sesuai dengan karakteristik jenis penilaian masing-masing kelompok. Setelah dilakukan penilaian pada masing-masing kelompok, maka selanjutnya nilai tersebut digunakan untuk menguji hipotesis dari penelitian ini. Adapun nilai posttest peserta didik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat dalam lampiran 29.
1. Uji Normalitas Nilai Posttest
a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Hipotesis:
H 0 = Data berdistribusi normal
H 1 = Data tidak berdistribusi normal Pengujian hipotesis:
2 ( Oi
− Ei )
i = 1 Ei
Keterangan : χ 2 = Chi Kuadrat
Oi =Frekuensi hasil pengamatan
2 Kriteria yang digunakan diterima 2 H
0 = χ hitung < χ tabel Dari data nilai posttes akan diuji normalitas untuk
menunjukkan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas sebagai berikut Nilai Maksimal
= 85
Nilai Minimal
= 45
Rentang Nilai (R)
= 85 - 45 = 40
Banyak Kelas (K) = 1 + (3,3) log 42 = 6,357 = 7 kelas
40
Panjang Kelas (P)
= 5,7143 = 6
7 Tabel 4.11
Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelas Eksprimen
No. 2 X
65 -3,21
10,3316
2 70 1,79
3,1888
3 85 16,79
281,7602
4 80 11,79
138,9031
5 75 6,79
46,0459
6 65 -3,21
10,3316
7 60 -8,21
67,4745
8 70 1,79
3,1888
9 65 -3,21
10,3316
10 75 6,79
46,0459
11 70 1,79
3,1888
12 70 1,79
3,1888
13 70 1,79
3,1888
14 85 16,79
281,7602
15 70 1,79
3,1888
16 65 -3,21
10,3316
17 65 -3,21
10,3316
18 45 -23,21
538,9031
19 60 -8,21
67,4745
Menghitung Z
Bk − Χ
9 , 59159 Selanjutnya dicari peluang untuk Z dari kurva Z (tabel) pada nilai Z yang sesuai. Menghitung luas kelas untuk Z yaitu dengan
menghitung selisih antara peluang-peluang Z, kecuali untuk peluang Z bertanda positif dan negatif dijumlahkan.
Untuk menghitung frekuensi yang diharapkan ( E i ) yaitu luas kelas Z dikalikan dengan jumlah responden (n = 42)
Contoh pada interval 45 – 50 → 0,0254 × 42 = 1,1
Tabel 4.12
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Eksperimen
Keterangan: Bk
= Batas kelas bawah – 0,5
= Bilangan Bantu atau Bilangan Standar
P( i ) = Nilai i pada tabel luas dibawah lengkung kurva normal
standar dari O s/d Z
= Frekuensi yang diharapkan
= Frekuensi hasil pengamatan
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh 2 χ hitung = 5,0561 dan 2 χ tabel = 12,59 dengan dk = 7-1 = 6, α = 5 % . Jadi
2 χ 2 hitung < χ tabel berarti data yang diperoleh berdistribusi normal. Jadi nilai posttes pada kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Terdapat pada lampiran 30.
b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol Hipotesis:
H 0 = Data berdistribusi normal
H 1 = Data tidak berdistribusi normal
Pengujian hipotesis:
2 ( Oi − Ei )
i = 1 Ei
Keterangan :
= Chi Kuadrat Oi =Frekuensi hasil pengamatan Ei = Frekuensi yang diharapkan
Kriteria yang digunakan diterima χ H
hitung
tabel
Dari data nilai posttes akan diuji normalitas untuk menunjukkan kelompok kontrol berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas sebagai berikut: Nilai Maksimal
Nilai Minimal
Rentang Nilai (R)
= 80 - 40 = 40
Banyak Kelas (K) = 1 + (3,3) log 39 = 6,251 = 7 kelas
40
Panjang Kelas (P)
= 5,7429 = 6
7 Tabel 4.13
Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelompok Kontrol
No.
55 -7,82
61,1604
2 60 -2,82
7,9553
3 55 -7,82
61,1604
4 65 2,18
4,7502
5 65 2,18
4,7502
6 70 7,18
51,5450
7 40 -22,82
520,7758
8 65 2,18
4,7502
9 50 -12,82
164,3655
10 80 17,18
295,1348
11 40 -22,82
520,7758
12 70 7,18
51,5450
13 60 -2,82
7,9553
14 60 -2,82
7,9553
15 80 17,18
295,1348
16 65 2,18
4,7502
17 45 -17,82
317,5707
18 75 12,18
148,3399
19 65 2,18
4,7502
20 75 12,18
148,3399
21 60 -2,82
7,9553
22 50 -12,82
164,3655
23 40 -22,82
520,7758
24 55 -7,82
61,1604
25 75 12,18
148,3399
26 80 17,18
295,1348
27 80 17,18
295,1348
2 ∑ X − ( 2 X ) 4937 , 74
n − 1 ( 39 − 1 )
S = 11,4015 Menghitung Z
Bk − Χ
Contoh untuk batas kelas interval (x) = 39,5
11 , 4015 Selanjutnya dicari peluang untuk Z dari kurva Z (tabel) pada nilai Z yang sesuai. Menghitung luas kelas untuk Z yaitu dengan menghitung selisih antara peluang-peluang Z, kecuali untuk peluang Z bertanda positif dan negatif dijumlahkan.
Untuk menghitung frekuensi yang diharapkan ( E i ) yaitu luas
kelas Z dikalikan dengan jumlah responden (n = 39) Contoh pada interval 40– 45 → 0,0441 × 39 = 1,7
Tabel 4.14
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Kontrol
Keterangan: Bk
= Batas kelas bawah – 0,5
= Bilangan Bantu atau Bilangan Standar
P( i ) = Nilai i pada tabel luas dibawah lengkung kurva normal
standar dari O s/d Z
= Frekuensi yang diharapkan O i = Frekuensi hasil pengamatan
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh 2 χ hitung = 6,8896 dan 2 χ
= 12,59 dengan dk = 7-1 = 6, α = 5 % . Jadi
tabel
Jadi nilai posttes pada kelompok kontrol berdistribusi normal. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
2. Uji Homogenitas Nilai Posttest Hipotesis yang digunakan :
(data homogen)
1 : σ 1 ≠ σ 2 (data tidak homogen)
2 Kriteria pengujian: 2 H
0 diterima jika χ hitung < χ tabel
Tabel 4.15 Sumber Data Homogenitas
Kelas
Kelas
Sumber variasi
Varians (S 2 )
Standart deviasi (S)
Tabel 4.16 Uji Bartlett
2 2 dk.Log Sampel 2 dk = n
S i Log S i 2 dk * Si S i –1
i 1/dk
(log 2 S ) ∑ ( n
B = ( 2 , 08378 ) x 79 B = 164 , 618
χ hitung = ( Ln 10 ) − { B − ∑ ( n i − 1 ) log S i }
hitung = 2 , 30259 { 164 , 6183 − 164 , 5362 }
hitumg = 0 , 18893
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh 2 χ hitung = 0,18893 dan 2 χ
tabel =3,841 dengan dk = k-1 = 2-1 = 1 dan α = 5 % . Jadi
< χ tabel Ini berarti 0 H diterima sehingga hasil belajar Matematika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda
hitung
secara signifikan atau dikatakan kedua sampel homogen terdapat pada lampiran 32.
C. PENGUJIAN HIPOTESIS Setelah dilakukan uji prasyarat, pengujian kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis. Data atau nilai yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah nilai kemampuan akhir (nilai posttest). Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan pada kemampuan akhir setelah peserta didik diberi perlakuan, dimana diharapkan bila terjadi perbedaan pada kemampuan akhir adalah karena adanya pengaruh perlakuan. Untuk mengetahui terjadi tidaknya perbedaan perlakuan maka digunakan rumus t- test dalam pengujian hipotesis sebagai berikut.
H 0 : µ 1 ≤ µ 2 : rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VII yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga lebih kecil sama dengan rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VII dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
H a : µ 1 > µ 2 : rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VII yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengolah data yang telah terkumpul dari data hasil belajar peserta didik dikelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dikenai perlakuan dengan tujuan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti, dan dalam pembuktiannya digunakan uji t. Berdasarkan perhitungan t-test diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan t-test
dk t hitung t tabel Kelas Eksperimen
11,01254 42+39- 2,203 1,9901 Kelas Kontrol
Menurut tabel hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk kemampuan akhir kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga diperoleh rata-rata 68,21 dan standar deviasi (SD) adalah 10,6394, sedangkan untuk kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata 62,82 dan standar deviasi (SD) adalah 11,4015. Dengan dk = 42 + 39 – 2 = 79 dan taraf nyata 5% maka diperoleh t tabel = 1,66. Dari hasil perhitungan t-test t hitung = 2,203. Jadi
dibandingkan antara t hitung dan t tabel maka - t tabel < t hitung > t tabel sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti pengajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII MTs N Brangsong Kendal pada materi pokok segiempat tahun ajaran 2010/2011.
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengujian hipotesis di atas, dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS daan alat peraga yang diterapkan pada materi pokok Segiempat memberikan hasil yang signifikan pada taraf 5 %. Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik yang memperoleh materi pokok Segiempat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga adalah diterima.
Hasil ini dapat diperoleh dari uji persamaan rata-rata hasil belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t. Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu bahwa kemampuan kedua sampel adalah sama atau tidak. Oleh karena itu, peneliti mengambil nilai awal dengan nilai ulangan matematika materi sebelumnya pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah melakukan analisis data awal, hasil analisis menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan diperoleh
(1,6317 < 3,841). Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari
kondisi yang sama (homogen) dan dapat diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Segiempat.
Selanjutnya, untuk ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar dari kedua kelas tersebut dilakukan analisis uji persamaan rata-rata dengan menggunakan uji t. Dua asumsi dasar yang harus dipenuhi apabila seorang peneliti ingin menggunakan uji t sebagai analisis hipotesisnya adalah bahwa distribusi data dari kedua variabel adalah normal, dan kedua populasi dimana sampel yang diambil tersebut mempunyai varian yang sama. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homgenitas Selanjutnya, untuk ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar dari kedua kelas tersebut dilakukan analisis uji persamaan rata-rata dengan menggunakan uji t. Dua asumsi dasar yang harus dipenuhi apabila seorang peneliti ingin menggunakan uji t sebagai analisis hipotesisnya adalah bahwa distribusi data dari kedua variabel adalah normal, dan kedua populasi dimana sampel yang diambil tersebut mempunyai varian yang sama. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homgenitas
F hitung < F tabel pada taraf signifikan α = 5 % dengan dk penyebut = 41 dan dk pembilang = 38, yaitu 1,1483 < 3,841. Sehingga analisis hipotesis
dengan menggunakan uji t terhadap data hasil belajar kedua kelas tersebut dapat dilanjutkan.
Uji persamaan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t diperoleh
sebesar 2,203. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dangan
pada dk = 79 pada taraf signifikan α = 5% ( t
tabel = 1,66 < t hitung = 2,203), maka perbedaan rata-rata kedua hasil belajar tersebut adalah perbedaan yang signifikan, bukan perbedaan yang
terjadi secara kebetulan saja sebagai akibat sampling error jika dilihat dari rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yaitu 68,2143 lebih besar dari rata- rata kelas kontrol yaitu 62,8205. Maka dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan Alat Peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII Mts N Brangsong Kendal pada materi pokok Segiempat tahun ajaran 2010/2011.
E. KETERBATASAN HASIL PENELITIAN Meskipun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin, akan tetapi peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan-keterbatasan peneliti di bawah ini:
1. Keterbatasan waktu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terbatasi oleh waktu. Oleh karena itu, peneliti hanya meneliti keperluan yang sesuai dengan apa yang berhubungan dengan penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam
2. Keterbataan kemampuan Peneliti tidak lepas dari pengetahuan, oleh karena itu peneliti menyadari kemampuan khususnya dalam ilmiah. Tetapi peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai dengan kemampuan peneliti serta bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan materi dan tempat penelitian Penelitian ini terbatas pada materi pokok Segiempat kelas VII semester ganjil dan hanya dibatasi pada bab Persegi panjang, persegi dan jajargenjang yang dilakukan di MTs Negeri Brangsong Kendal.
3. Keterbatasan biaya Hal terpenting yang menjadi faktor penunjang suatu kegiatan adalah biaya, begitu juga dengan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa dengan minimnya biaya yang menjadi faktor penghambat dalam proses penelitian ini, banyak hal yang tidak bisa dilakukan penulis ketika harus membutuhkan dana yang lebih besar. Akan tetapi dari semua keterbatasan yang peneliti miliki memberikan kesan tersendiri.