Pada penelitian ini, jumlah lansia yang menjadi responden ada sebanyak 123 orang. Secara umum, penelitian ini menggambarkan tingkat depresi pada lansi di
panti dan beberapa karakteristik lansia yang tiggal dipanti. Karakteristik tersebut adalah persebaran jenis kelamin, umur, alasan masuk ke panti, lama tinggal di
panti, dan keluhan medis yang dirasakan saat ini. Kendala yang didapatkan oleh peneliti adalah pada saat pengisian kuesioner
sebagian responden kurang mengerti dengan maksud dari pertanyaan kuesioner yang dibagikan. Peneliti akhirnya menjelaskan kembali maksud dari pertanyaan
kuesioner dengan bahasa yang lebih sederhana agar mudah dimengerti oleh responden lansia. Sebagian juga ada responden sulit untuk membaca kuesioner
akibat penglihatan yang sudah tidak baik lagi kabur sehingga peneliti membacakan setiap pertanyaan kuesioner kepada responden lansia. Bahkan ada
responden yang kurang pendengaran sehingga peneliti harus bertanya dengan jarak dekat dan suara yang kuat agar responden lansia mendengar dan menjawab
pertanyaan yang di lontarkan. Dari sisi lain, kendala yang dirasakan oleh peneliti adalah jarak panti yang cukup jauh dari tempat tinggal peneliti. Sehingga peneliti
harus datang pagi hari agar bertemu responden lansia dengan jumlah yang banyak. Jika peneliti datang siang hari, responden lansia jarang bisa ditemui
karna jadwal istirah dan berkegiatan kembali dengan aktivitas masing-masing.
4.7 Etika Penelitian
Etika dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menjamin hak- hak lansia sebagai responden. Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti melakukan
BHSP bina hubungan saling percaya dulu kepada rsponden. Peda tahap ini
peneliti menjelaskan identitas diri, berkenalan dengan calon responden, tujuan datang ke panti, bagaimana cara mengambil data, lama proses wawancara dan
menanyakan kesediaan calon responden. Jika lansia setuju lalu dilakukan wawancara.
Lansia bebas untuk ikut menentukan, waktu, cara dan alat yang akan digunakan dalam mengisi kuisioner maka peneliti harus menyetujui selama tidak
bertentangan dengan hukum dan agama apapun. Lansia yang menjadi responden dapat memberi informasi yang dia mau dengan bebas baik semuanya maupun
sebagian saja dari informasi yang diperlukan oleh peneliti untuk kepentingan penelitian.
Peneliti melindungi lansia dari rasa tidak nyaman baik terhadap isi kuisioner yang diajukan oleh peneliti. Lansia yang tidak mau melanjutkan
pengisian kuisioner akibat pertanyaan peneliti yang tidak dapat diterima tidak mengerti, marah, tersinggung dan tidak berminat tidak dipaksa untuk mengisi
kuisioner sampai selesai. Peneliti juga melindungi lansia dari ketidaknyamanan terkait kondisi kesehatan pada lansia. Jika kondisi lansia tidak memungkinkan
tidur setelah minum obat, waktu istirahat siang, waktu makan, waktu beribadah, dan lain-lainnya. Maka lansia tidak dipaksa untuk mengikuti wawancara dengan
peneliti. Peneliti menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh
responden seperti identitas lansia dan hasil GDS yang diperoleh dari lansia serta menggunakan data tersebut hanya sebagai penelitian. Untuk hal ini nama lansia
ditulis dengan inisial saja sehingga identitas tidak diketahui oleh orang lain.
Setiap lansia akan mendapat selembar kertas Informed Consent. Ini diberikan kepada lansia sebagai lembar persetuajuan antara peneliti dengan lansia
responden. Lansia yang setuju akan menandatangani Informed Consent yang telah disediakan.
4.8 Pengolahan dan Analisa Data 4.8.1 Pengolahan Data