Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

(1)

Lampiran 1

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No Aktivitas Penelitian September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015

Januari Februari 2016

Maret 2016

April 2016

Mei Juni Juli

2016 2016 2016 2016

Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul

penelitian 2 Menyusun Bab 1 3 Menyusun Bab 2 4 Menyusun Bab 3 5 Menyusun Bab 4 6 Menyerahkan

proposal penelitian 7 Ujian sidang proposal 8 Revisi proposal

penelitian 9 Uji Validitas &

Reliabilitas 10 Pengumpulan data 11 Analisa data 12 Pengajuan sidang

skripsi 13 Ujian sidang skripsi 14 Revisi skripsi 15 Mengumpulkan

skripsi Medan, Juni 2016

Dosen Pembimbing

(Iwan Rusdi, S.Kp.,MNS) NIP.19730909200003100


(2)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA

PENELITIAN

GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUALIATAS LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DAN ANAK BALITA

WILAYAH BINJAI DAN MEDAN Oleh

Dina Manik

Saya adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah suatu kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan spiritualitas lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan. Saya mengharapkan jawaban yang Bapak/Ibu berikan sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu sendiri. Saya menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan digunakan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, Bapak/Ibu bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani formulir di bawah ini.

Peneliti Binjai,...

...2016


(3)

Kode : Tgl/waktu : Petujuk pengisian

Bapak/Ibu diharapkan :

1. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda chek list (√) pada setiap tempat yang disediakan

2. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaban 3. Semua pertanyaan harus dijawab

4. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.

Kuesioner Data Demografi

1. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 2. Usia : ...tahun

3. Suku Bangsa : ...(sebutkan)

4. Pendidikan terakhir : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) Perguruan Tinggi

( )...lain-lain, sebutkan 5. Agama : ( ) Islam ( ) Katolik

( ) Protestan ( ) Hindu ( ) Budha

6. Status Perkawinan : ( ) Kawin ( ) Tidak Kawin ( ) Janda/Duda

7. Tinggal di panti selama :... 8. Frekuensi dikunjungi atau

mengikuti Ahli agama selama

tinggal di panti : ( ) tidak pernah

( ) 1 kali dalam seminggu ( ) 2 kali dalam seminggu

( ) lebih dari 2 kali dalam seminggu 9. Riwayat penyakit :...


(4)

Kuesioner Spiritualitas Lansia

Pada bagian ini diharapkan kepada Bapak/Ibu dapat menjawab pernyataan di bawah ini dengan cara memberikan tanda chek list (√) pada setiap tempat yang disediakan. Pernyataan ini berisi tentang bagaimana pemenuhan kebutuhan spiritualitas Bapak/Ibu terhadap hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, serta hubungan dengan lingkungan selama Bapak/Ibu berada di panti.

Keterangan :

TP : Tidak Pernah KK : Kadang-kadang

S : Sering SL : Selalu

Berikut ini pernyataan yang Bapak/Ibu lakukan dalam memenuhi spiritualitas Bapak/Ibu

No Pernyataan TP KK S SL

1 Saya beribadah (berdoa/ sembahyang/ meditasi) untuk mendekatkan diri kepada Tuhan selama saya tinggal di panti

2 Saya selalu mengikuti kegiatan ibadah sesuai agama saya, selama saya tinggal di panti

3 Saya membaca buku-buku keagamaan sesuai dengan agama saya selama saya tinggal di panti 4 Saya merasa senang ketika ahli agama datang


(5)

5 Bila saya sakit, saya berobat dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan kesembuhan pada saya 6 Doa membantu saya dalam mengambil keputusan 7 Saya mampu menerima seluruh situasi hidup saya 8 Saya dapat menerima perubahan-perubahan dalam

hidup saya

9 Saya telah menemukan makna dan tujuan dalam hidup saya

10 Saya mempunyai peranan penting dalam keluarga 11 Saya berpartisipasi aktif dalam pengambilan

keputusan terkait perawatan kesehatan saya

12 Saya percaya dan meyakini bahwa hari tua menjadi hari bahagia walaupun keluarga tidak tinggal bersama saya

13 Saya cukup baik dalam bergaul dengan orang lain yang ada disekitar panti

14 Saya senang ketika keluarga datang menjenguk saya ke panti

15 Saya butuh dukungan dan pendampingan dari keluarga ketika saya sakit

16 Saya senang saat berbagi dengan orang lain

No Pernyataan TP KK S SL

17 Saya mampu menerima dan mengasihi sesama lansia yang ada di panti

18 Saya mudah untuk memaafkan atau mengampuni orang lain

19 Saya merasa nyaman dengan lingkungan panti 20 Saya senang bercocok tanam selama saya tinggal di

panti

21 Saya turut serta menjaga kebersihan lingkungan panti

22 Bila sakit saya lebih senang tinggal di rumah sendiri 23 Saya senang menikmati udara di sekitar panti di

pagi hari


(6)

(7)

(8)

(9)

Lampiran 5

Taksaksi Dana Penelitian 1. Proposal

1. Penelusuran literatur dan internet Rp 50.000,- 2. Print dan penjilidan proposal Rp 200.000,- 3. Konsumsi saat sidang proposal Rp 100.000,- 4. Biaya transportsi Rp 100.000,-

5. Survey awal Rp 50.000,-

2. Skripsi

6. Uji reliabilitas dan pengambilan data Rp 150.000,-

7. Souvenir Rp 100.000,-

8. Print dan jilid skripsi Rp 300.000,- 9. Transportasi Rp 400.000,-

10.Biaya tak terduga Rp 100.000,- +


(10)

Lampiran 6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dina Manik

Tempat Tanggal Lahir : Samosir, 19 Januari 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Setia Budi No. 471 Tanjung Sari, Medan Riwayat Pendidikan :

1.SD Negeri No. 173765 Harapohan Tahun 1999-2005 2.SMP Negeri 3 Pangururan Tahun 2005-2008 3.SMA Negeri 2 Pangururan Tahun 2008-2011 4.S1 Fakultas Keperawatan USU Tahun 2012- sekarang


(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

Lampiran 14 Uji Reliabilitas Kuesioner

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(23)

MASTER DATA

Lampiran 15

No

Jenis

Kelamin Umur Suku Pendidikan Agama Perkawinan

Lama di Panti

ahli agama

Riwayat Pykt 1 Laki-laki 74 Batak

Perguruan

tinggi Islam Duda 36 2 Rematik

2 Perempuan 75 Batak SD Islam Kawin 18 1 Rematik

3 Perempuan 61 Melayu SMA Islam Janda 7 2 D K

4 Laki-laki 65 Jawa Tidak Sekolah Islam Kawin 240 2 R K

5 Laki-laki 62 Jawa SMA Islam Kawin 36 1 R A

6 Laki-laki 69 Melayu SMP Islam

Tidak

Kawin 24 2 Rematik

7 Laki-laki 78 Jawa SD Islam Kawin 8 2 Asam Urat

8 Laki-laki 62 Dan lain-lain( India) SMP Islam

Tidak

Kawin 10 0 Gastritis

9 Laki-laki 60 Jawa SMA Islam Duda 12 0 R A D

10 Perempuan 78 Batak SMP Islam Janda 12 1 R A

11 Perempuan 76 Batak SD Islam Janda 98 1 R H

12 Laki-laki 84 Jawa Tidak Sekolah Islam Duda 228 1 Rematik

13 Laki-laki 71 Batak SMP Islam Duda 10 2 Asam Urat

14 Laki-laki 84 Jawa SD Islam Duda 144 1 Rematik

15 Perempuan 67 Batak SD Islam Janda 144 1 R A

16 Laki-laki 78 Jawa Tidak Sekolah Islam Duda 146 1 Rematik

17 Laki-laki 63 Jawa SMP Islam Duda 12 2 R H


(24)

19 Laki-laki 69 Jawa SMP Islam Duda 15 0 R D 20 Laki-laki 78 Melayu Tidak Sekolah Islam

Tidak

Kawin 14 2 Asam Urat

21 Perempuan 84

Dan lain-lain

(padang) Tidak Sekolah Islam Janda 84 1 Rematik

22 Perempuan 69

Dan lain-lain

(padang) SD Islam Janda 24 1 R H

23 Laki-laki 69 Jawa Tidak Sekolah Islam Duda 26 2 R A

24 Laki-laki 81 Jawa Tidak Sekolah Islam

Tidak

Kawin 180 1 Rematik

25 Perempuan 72 Batak Tidak Sekolah Islam Janda 96 1 R H

26 Perempuan 62 Jawa Tidak Sekolah Islam Janda 17 1 R H

27 Laki-laki 78 Jawa SMP Islam Duda 36 1 R A

28 Perempuan 77 Batak SMP Protestan Janda 10 1 Hipertensi

29 Perempuan 62

Dan lain lain (

Aceh) Tidak Sekolah Islam Kawin 60 1 Gastritis

30 Perempuan 60 Batak Tidak Sekolah Islam Kawin 60 1 Rematik

31 Perempuan 75 Batak SMA Protestan Janda 60 1 R D

32 Laki-laki 73 Batak SD Islam Duda 120 2 R H

33 Perempuan 70 Jawa Tidak Sekolah Islam Janda 240 1 R A

34 Perempuan 77 Batak SMP Islam Janda 6 2 R H

35 Laki-laki 66 Batak SMP Protestan Duda 96 1 Rematik

36 Laki-laki 74 Batak

Perguruan

tinggi Islam Kawin 12 2 Rematik

37 Laki-laki 61 Batak SMP Protestan Kawin 11 1 Rematik


(25)

39 Laki-laki 78 Jawa SD Islam Duda 24 2 Rematik

40 Perempuan 85 Dan lain-lain Tidak Sekolah Islam Janda 96 1 R H D

41 Perempuan 70 Jawa SD Islam Janda 12 0 R H

42 Perempuan 64 Batak SMP Islam Janda 24 1 Rematik

43 Perempuan 70 Jawa SD Islam Janda 192 1 H G

44 Perempuan 64 Batak SMP Protestan Janda 12 1 R H

45 Perempuan 65 Batak SMA Islam

Tidak

Kawin 48 1 Rematik

46 Perempuan 90 Jawa SD Islam Janda 60 1 Rematik

47 Laki-laki 78 Jawa

Perguruan

tinggi Islam Duda 12 1 R H

48 Perempuan 90 Jawa Tidak Sekolah Islam Janda 12 1 R A D

49 Perempuan 73 Jawa SD Islam Janda 108 1 Diabetes

50 Perempuan 62 Batak SD Islam Kawin 36 1 Rematik

51 Perempuan 61 Jawa SMP Islam Janda 12 1 Rematik

52 Laki-laki 78 Batak SD Islam Duda 60 2 Hipertensi

53 Perempuan 60 Jawa SD Islam Kawin 48 1 Rematik

54 Laki-laki 80 Jawa SD Islam Janda 144 1 Rematik

55 Perempuan 63 Jawa SD Islam Janda 60 1 Rematik

56 Perempuan 77 Jawa SD Islam Janda 96 1 Gastritis

57 Perempuan 63 Jawa SD Islam Janda 48 1 Rematik

58 Perempuan 83 Jawa Tidak Sekolah Islam Janda 108 1 R A

59 Perempuan 80 Jawa SD Islam Kawin 24 1 Rematik

60 Perempuan 74 Batak SD Protestan Janda 36 1 R A

61 Perempuan 60 Batak SMP Protestan Janda 72 1 R A


(26)

p1 p2 p 3 p4

p 5 p 6 p 7 p 8 p 9 p1 0 p1 1 p1 2 p1 3 p1 4 p1 5 p1 6 p1 7 p1 8 p1 9 p2 0 p2 1 p2 2 p2 3 p2 4 Tota l

4 3 3 4 3 4 3 3 2 2 4 2 4 3 3 3 1 1 2 3 3 1 3 4 68

4 3 1 3 3 3 2 2 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 1 1 1 4 4 54

4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 4 4 82

3 4 1 4 4 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 81

2 2 2 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 79

3 4 2 2 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 61

4 4 1 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 81

3 3 1 2 3 3 4 4 1 1 4 4 4 1 1 4 4 4 4 1 1 1 2 2 62

2 2 1 2 4 4 3 2 4 1 3 1 2 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 53

4 4 1 4 4 4 4 4 3 2 3 3 1 2 3 4 4 4 4 2 3 2 3 4 76

4 3 1 3 4 4 2 3 2 2 1 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 1 3 3 69

3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 4 2 2 3 3 4 4 4 4 1 3 3 67

2 3 2 3 4 4 3 4 2 2 2 4 3 1 3 3 4 4 4 2 3 1 4 3 70

4 2 1 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 71

4 3 1 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 4 4 82


(27)

4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 87

4 4 2 4 4 4 2 2 3 1 2 2 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 78

4 3 2 3 2 3 3 4 4 1 4 4 4 2 2 4 3 3 4 2 2 1 4 4 72

4 3 2 3 4 3 2 2 2 2 1 3 4 2 1 4 4 4 4 2 3 1 3 3 66

4 3 1 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 4 2 4 4 3 4 72

4 3 2 3 4 4 3 3 3 1 2 3 3 2 1 4 4 4 4 4 3 4 3 3 74

3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 2 4 4 3 4 2 4 2 73

4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 4 4 79

4 1 4 4 4 4 4 2 2 4 3 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 71

3 3 2 4 4 3 2 3 2 2 1 2 4 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 73

3 2 3 4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 80

4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 89

4 4 3 4 4 4 4 4 1 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 83

4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 3 1 3 3 79

4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 81

4 2 2 4 4 4 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 4 4 4 2 3 1 3 3 69

3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 69

3 4 2 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 82

2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 2 3 3 69

4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3 2 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 82

4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 1 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 79

3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 69

4 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 3 4 3 1 4 4 4 4 2 3 2 3 2 71


(28)

3 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 66

4 3 2 4 4 4 3 3 2 1 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 1 4 3 76

4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 82

4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 80

4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1 2 1 74

3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 79

3 2 1 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 73

4 4 1 4 4 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 73

4 4 1 4 4 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 77

4 3 2 4 4 4 3 2 3 1 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 2 3 3 75

3 3 1 4 4 4 3 3 3 1 3 2 4 3 3 4 4 4 4 2 4 1 4 3 74

4 3 1 4 4 4 3 3 3 1 3 3 4 2 3 4 4 4 4 2 3 2 4 3 75

4 4 1 4 4 4 3 3 3 1 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 1 4 3 75

4 3 2 4 4 4 3 3 3 1 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 78

4 3 1 4 4 4 3 3 3 1 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 1 3 4 75

4 3 1 4 4 4 3 3 3 1 3 2 4 3 2 4 4 4 4 2 3 2 3 3 73

3 2 1 3 3 4 4 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 3 2 74

4 3 1 4 4 4 3 3 3 1 2 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 74

4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 3 2 4 3 2 4 4 4 4 2 3 1 4 3 77

4 4 3 4 4 4 4 3 3 1 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 4 3 80


(29)

Lampiran 16 Data Demografi Responden

Statistics

JENIS KELAMIN SUKU BANGSA

PENDIDIKAN

TERAKHIR AGAMA

STATUS PERKAWINAN

RIWAYAT PENYAKIT

N Valid 62 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0 0

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-lak 26 41.9 41.9 41.9

Perempua 36 58.1 58.1 100.0

Total 62 100.0 100.0

SUKU BANGSA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Batak 23 37.1 37.1 37.1

Dan lain 6 9.7 9.7 46.8

Jawa 30 48.4 48.4 95.2

Melayu 3 4.8 4.8 100.0

Total 62 100.0 100.0

PENDIDIKAN TERAKHIR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pergurua 3 4.8 4.8 4.8

SD 23 37.1 37.1 41.9

SMA 6 9.7 9.7 51.6

SMP 15 24.2 24.2 75.8

Tidak Se 15 24.2 24.2 100.0


(30)

AGAMA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 54 87.1 87.1 87.1

Protesta 8 12.9 12.9 100.0

Total 62 100.0 100.0

STATUS PERKAWINAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Duda 15 24.2 24.2 24.2

Janda 30 48.4 48.4 72.6

Kawin 12 19.4 19.4 91.9

Tidak Ka 5 8.1 8.1 100.0

Total 62 100.0 100.0

Statistics

RIWAYAT PENYAKIT

N Valid 62


(31)

RIWAYAT PENYAKIT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Asam Ura 3 4.8 4.8 4.8

D K 1 1.6 1.6 6.5

Diabetes 1 1.6 1.6 8.1

Gastriti 3 4.8 4.8 12.9

H G 1 1.6 1.6 14.5

Hiperten 2 3.2 3.2 17.7

R A 10 16.1 16.1 33.9

R A D 2 3.2 3.2 37.1

R D 3 4.8 4.8 41.9

R H 11 17.7 17.7 59.7

R H D 1 1.6 1.6 61.3

R K 1 1.6 1.6 62.9

Rematik 23 37.1 37.1 100.0

Total 62 100.0 100.0

Statistics

lama tinggal di panti

N Valid 62

Missing 0

Mean 2.18

Minimum 1

Maximum 4

lama tinggal di panti

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KURANG DARI 1 TAHUN 17 27.4 27.4 27.4

1-5 TAHUN 26 41.9 41.9 69.4

5-10 TAHUN 10 16.1 16.1 85.5

LEBIH DARI 10 TAHUN 9 14.5 14.5 100.0


(32)

Lampiran 17 Hasil Pengolahan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Statistics

PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

N Valid 62

Missing 0

Mean 1.27

Minimum 1

Maximum 2

PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 45 72.6 72.6 72.6

CUKUP 17 27.4 27.4 100.0

Total 62 100.0 100.0

Statistics HUBUNGAN DENGAN TUHAN HUBUNGAN DENGAN DIRI SENDIRI HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN

N Valid 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0

Mean 1.24 1.76 1.10 1.35

Minimum 1 1 1 1

Maximum 2 3 2 2

HUBUNGAN DENGAN TUHAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 47 75.8 75.8 75.8

CUKUP 15 24.2 24.2 100.0


(33)

HUBUNGAN DENGAN DIRI SENDIRI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 17 27.4 27.4 27.4

CUKUP 43 69.4 69.4 96.8

KURANG 2 3.2 3.2 100.0

Total 62 100.0 100.0

HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 56 90.3 90.3 90.3

CUKUP 6 9.7 9.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 40 64.5 64.5 64.5

CUKUP 22 35.5 35.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

Statistics

P1 P2 P3 P4 P5 P6

N Valid 62 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0 0

Minimum 2 1 1 2 2 1

Maximum 4 4 4 4 4 4

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 4 6.5 6.5 6.5

S 16 25.8 25.8 32.3


(34)

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 4 6.5 6.5 6.5

S 16 25.8 25.8 32.3

SS 42 67.7 67.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 1 1.6 1.6 1.6

KK 9 14.5 14.5 16.1

S 30 48.4 48.4 64.5

SL 22 35.5 35.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 23 37.1 37.1 37.1

KK 20 32.3 32.3 69.4

S 15 24.2 24.2 93.5

SL 4 6.5 6.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 6 9.7 9.7 9.7

S 20 32.3 32.3 41.9

SL 36 58.1 58.1 100.0


(35)

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 1 1.6 1.6 1.6

S 11 17.7 17.7 19.4

SL 50 80.6 80.6 100.0

Total 62 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 1 1.6 1.6 1.6

KK 1 1.6 1.6 3.2

S 14 22.6 22.6 25.8

SL 46 74.2 74.2 100.0

Total 62 100.0 100.0

Statistics

P7 P8 P9 P10 P11 P12

N Valid 62 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0 0

Minimum 2 2 1 1 1 1

Maximum 4 4 4 4 4 4

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 10 16.1 16.1 16.1

S 37 59.7 59.7 75.8

SL 15 24.2 24.2 100.0


(36)

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 13 21.0 21.0 21.0

S 33 53.2 53.2 74.2

SL 16 25.8 25.8 100.0

Total 62 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 4 6.5 6.5 6.5

KK 14 22.6 22.6 29.0

S 34 54.8 54.8 83.9

SL 10 16.1 16.1 100.0

Total 62 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 29 46.8 46.8 46.8

KK 21 33.9 33.9 80.6

S 6 9.7 9.7 90.3

SL 6 9.7 9.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

P11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 8 12.9 12.9 12.9

KK 18 29.0 29.0 41.9

S 25 40.3 40.3 82.3

SL 11 17.7 17.7 100.0


(37)

P12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 3.2 3.2 3.2

KK 27 43.5 43.5 46.8

S 24 38.7 38.7 85.5

SL 9 14.5 14.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

Statistics

P13 P14 P15 P16 P17 P18

N Valid 62 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0 0

Minimum 1 1 1 1 1 1

Maximum 4 4 4 4 4 4

P13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 2 3.2 3.2 3.2

KK 3 4.8 4.8 8.1

S 13 21.0 21.0 29.0

SL 44 71.0 71.0 100.0

Total 62 100.0 100.0

P14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 5 8.1 8.1 8.1

KK 10 16.1 16.1 24.2

S 29 46.8 46.8 71.0

SL 18 29.0 29.0 100.0


(38)

P15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 11 17.7 17.7 17.7

KK 10 16.1 16.1 33.9

S 24 38.7 38.7 72.6

SL 17 27.4 27.4 100.0

Total 62 100.0 100.0

P16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 1 1.6 1.6 1.6

S 14 22.6 22.6 24.2

SL 47 75.8 75.8 100.0

Total 62 100.0 100.0

P17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 1 1.6 1.6 1.6

KK 3 4.8 4.8 6.5

S 13 21.0 21.0 27.4

SL 45 72.6 72.6 100.0

Total 62 100.0 100.0

P18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 1 1.6 1.6 1.6

KK 3 4.8 4.8 6.5

S 11 17.7 17.7 24.2

SL 47 75.8 75.8 100.0


(39)

Statistics

P19 P20 P21 P22 P23 P24

N Valid 62 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0 0

Minimum 2 1 1 1 2 1

Maximum 4 4 4 4 4 4

P19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 3 4.8 4.8 4.8

S 6 9.7 9.7 14.5

SL 53 85.5 85.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

P20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 5 8.1 8.1 8.1

KK 31 50.0 50.0 58.1

S 15 24.2 24.2 82.3

SL 11 17.7 17.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

P21

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 3 4.8 4.8 4.8

KK 5 8.1 8.1 12.9

S 36 58.1 58.1 71.0

SL 18 29.0 29.0 100.0


(40)

P22

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 22 35.5 35.5 35.5

KK 17 27.4 27.4 62.9

S 9 14.5 14.5 77.4

4 14 22.6 22.6 100.0

Total 62 100.0 100.0

P23

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KK 5 8.1 8.1 8.1

S 24 38.7 38.7 46.8

SL 33 53.2 53.2 100.0

Total 62 100.0 100.0

P24

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 1 1.6 1.6 1.6

KK 6 9.7 9.7 11.3

S 27 43.5 43.5 54.8

SL 28 45.2 45.2 100.0


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Astaria S.R., (2010). Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pada Lansia di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia. Skripsi USU

Darmojo & Martono. (2006). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI

Departemen Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Diakses pada tanggal 20 September 2015 dari http://www.depkes.go.id

Dewi, R.S. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish Fatma. (2010). Gizi Usia Lanjut. Depok: Penerbit Erlangga

Frederick, T.E., (2013). Third Age and Spirituality: Interbeing, 6(1), 41-43

Gaskamp, C., Sutter, R., Meraviglia, M., (2006). Evidence-Based Guideline Promoting Spirituality in the Older Adult: Journal of Gerontological Nursing, (11), 8-13

Gupta, V., & Chadha N.K., (2013). Spirituality: Investigating the effect of age and gender: Indian Journal of Positive Psychology, (44), 478-475

Hamid, Achir Yani S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Data dan Informasi Tahun 2014 (Profil Kesehatan Indonesia). Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 dari http://www.kemenkes.go.id

Kementerian kesehatan RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Diakses pada tanggal 20 Sepetember 2015 dari http://www.kemenkes.go.id


(42)

Kozier, B. Erb. G. Blais, K & Wilkinson, J .M. (1995). Fundamentals of Nursing: Concepts,process & practice(5th edition). California: Addison-Weasley Kozier, B. Erb.G, & Blais, K. (2004). Fundamental of Nursing: Concept, Process,

and Practice. (7th edition). California: Wesley Publishing Company Lubis, dkk. (2010). Gambaran Lanjut Usia yang Tingggal Di UPTD ABDI Darma

Asih Binjai. Skripsi USU

Maryam, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Mueller, P.S., Plevak, D.J., & Rummans, T.A. (2001) Religious Involvement, Spirituality and Medicine: Implication For Clinical Practice. Mayo Cilinic Proceedings, 76 (12), 1225-1235

Ningrum, A.W. (2014). Spiritualitas pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Kampung Baru Medan. Skripsi USU

Notoadmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta Polit, D.F & Beck, C.T. (2012). Nursing Research: generating and Assessing

Evidence for Nursing Practice. (9th edition). China: Walters Kluwer Health

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Setiadi. (2012). Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan . Yogyakarta : Graha Ilmu

Sinulingga, S., (2014). Metodologi Penelitian. Medan: USU Press

Sipayung, M.S. (2014). Spiritualitas Lansia Suku Batak Akibat Kehilangan Pasangan Hidup di Desa Pagar Manik Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Badagai. Skripsi USU


(43)

Skokan, L. & Bader, D., (2000). Spirituality and Healing. Health Progress, 81(1), 38-42

Stanley & Mickley. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC Syam, Amir. (2010). Hubungan antara Kesehatan Spiritualitas dengan Kesehatan

Jiwa pada Lansia di Sasana Tresna Werdha KBRP Jakarta Timur. Diambil pada tanggal 20 September 2015 dari http://www.lontar.ui.ac.id Young & Koopsen. (2007). Spiritualitas Kesehatan dan Penyembuhan. Medan:


(44)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan spiritualitas lansia di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhan spiritual lansia yang ditinjau berdasarkan empat karakteristik yaitu berdasarkan hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, serta hubungan lingkungan.

Skema 1: Kerangka Penelitian Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia

Pemenuhan kebutuhan Spiritualitas Lansia:

a. Hubungan dengan Tuhan

b. Hubungan dengan diri sendiri

c. Hubungan dengan orang lain

d. Hubungan dengan lingkungan/alam

 Baik

 Cukup


(45)

2. Defenisi Konseptual

Bukhardt (1993 dalam Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 2004) dan Potter, P. A, & Perry, A.G. (2005) menguraikan bahwa spiritualitas sebagai konsep dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal meliputi hubungan dengan Tuhan atau yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang. Dimensi horizontal meliputi hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan lingkungannya.

3. Defenisi Operasional Variabel Defenisi

operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala Pemenuhan

kebutuhan spiritualitas

Suatu dukungan dan

support yang

didapatkan oleh lansia yang tinggal di Panti Sosial yang dipercayai sebagai sumber semangat dan prinsip hidup dalam menemukan makna dan tujuan hidup dalam

mempertahankan spiritualitasnya, berdasarkan dimensi hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, serta hubungan dengan lingkungannya. Kuesioner sebanyak 24 pernyataan dengan skala penilaian untuk Tidak pernah =1 Kadang-kadang =2 Sering= 3 Selalu= 4 Baik: 72-96 Cukup: 48-71 Kurang: 24-47


(46)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pemenuhan kebutuhan spiritualitas lansia di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan (Notoadmodjo, 2012).

2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan yang berusia lebih dari 60 tahun berjumlah 160 orang. Seluruh lansia yang ada di panti tersebut tinggal dalam beberapa wisma. Masing- masing dalam satu wisma terdiri dari 9-10 orang lansia.

2.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian menurut Notoatmodjo (2012) adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti. Adapun besar sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus perkiraan sampel untuk populasi kecil atau apabila diketahui ukuran populasinya menurut rumus Slovin dalam Notoatmodjo (2010) sebagai berikut:


(47)

� = + �

= 61,5 orang, dibulatkan menjadi 62 responden Keterangan : N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan (10%) 2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampling atau teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara menghitung terlebih dahulu jumlah populasi yang akan dipilih sampelnya. Kemudian peneliti menentukan sampel yang akan diambil adalah lansia yang ada pada nomor ganjil pada setiap wisma. Alasan peneliti menggunakan teknik ini adalah karena populasinya sudah dianggap homogen dan jumlah populasinya sudah diketahui oleh peneliti (Notoadmodjo, 2012).

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan. UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan merupakan salah satu panti sosial terbesar di Sumatera Utara yan g dikelola oleh pemerintah dengan jumlah populasi sebesar 160 orang. Karakteristik populasinya sesuai dengan kriteria sampel dalam penelitian yaitu lansia yang berusia 60 tahun ke atas.


(48)

Sampel penelitian yang memadai sesuai dengan kriteria sampel penelitian. Lokasi ini mudah dijangkau peneliti dan belum ada peneliti yang melakukan penelitian tentang spiritualitas pada lansia di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan sehingga peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Mei-1 Juni 2016.

4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari institusi Fakultas Keperawatan dan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara serta izin dari UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.

Selanjutnya peneliti melakukan beberapa langkah-langkah penelitian mulai dari pertimbangan etik penelitian yang meliputi: persetujuan dari responden penelitian (informed consent), lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan dan disertai judul penelitian. Sebelum menyerahkan informed consent (lembar persetujuan sebagai responden), peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden. Apabila responden tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghargai hak-hak responden. Bagi responden yang bersedia untuk diteliti, peneliti menyerahkan informed consent untuk ditandatangani sebagai bukti kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.


(49)

Penelitian dilakukan dengan rahasia (Anomity), dan untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka saat penelitian ini, peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode penelitian (Confidentiality), kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti sebagai kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Penelitian ini tidak menyakiti aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual dari responden. 5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka dari Bukhardt (1993 dalam Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 2004) dan Potter, P. A, & Perry, A.G. (2005). Serta sesuai dengan kerangka konsep. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian berisi: Kuesioner Data Demografi (KDD) dan Kuesioner Spiritualitas (KS).

5.1 Data Demografi (DD)

Data demografi adalah aspek data tentang responden meliputi jenis kelamin, usia, suku bangsa, pendidikan terakhir, agama, status perkawinan, berapa lama dirawat di panti, dan frekuensi dikunjungi atau mengunjungi ahli agama selama dirawat di panti, riwayat penyakit, lama menderita, dan riwayat pengobatan. Biodata ini diisi pada bagian yang telah disediakan pada lembar kuesioner.


(50)

5.2 Kuesioner Spiritualitas

Kuesioner spiritualitas diidentifikasi berdasarkan karakteristik spiritualitas yaitu hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain dan hubungan dengan alam menggunakan pernyataan yang memberikan gambaran spiritualitas responden. Kuesioner ini terdiri dari 23 butir pernyataan yang dibuat sendiri oleh peneliti yang sesuai dengan kebutuhan penelitian yang menggunakan jenis kuesioener Multiple Choice Closed Ended dengan skala Likert.

Kuesioner spiritualitas (KS) terdiri dari 24 pernyataan yang terbagi atas pernyataan hubungan dengan Tuhan sebanyak 6 butir yang terdapat pada kuesioner nomor 1-6, pernyataan hubungan dengan diri sendiri sebanyak 6 butir yang terdapat pada nomor 7-12, pernyataan hubungan dengan orang lain sebanyak 6 butir yang terdapat pada nomor 13-18, pernyataan hubungan dengan alam sebanyak 5 butir yang terdapat pada nomor 19-24 dengan pilihan jawaban Tidak Pernah (TP), Kadang-kadang (K), Sering (S), dan Selalu (SL). Skor tertinggi pada skala ini adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Seluruh kuesioner dalam penelitian ini adalah pernyataan positif.

Spiritualitas pada lansia tersebut akan dikategorikan berdasarkan rumus statistika yaitu:


(51)

Dimana i merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah). Dari hasil skoring pemenuhan kebutuhan spiritualitas nilai tertinggi 96 dan nilai terendah adalah 24, maka rentang kelas adalah 72 dengan 3 kategori banyak kelas, sehingga diperoleh panjang kelas sebesar 24. Data untuk kuesioner spiritualitas (KS) dikategorikan sebagai berikut: 24-47 adalah pemenuhan kebutuhan spiritualitas dalam kategori kurang, 48-71 adalah pemenuhan kebutuhan spiritualitas dalam kategori cukup, dan 72-96 adalah pemenuhan kebutuhan spiritualitas dalam kategori baik.

6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Sinulingga, 2014). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan memenuhi unsur penting dengan menentukan validitas pengukuran instrumen yaitu: relevansi isi, instrumen disesuaikan dengan tujuan penelitian agar dapat mengukur objek dengan jelas. Jenis penelitian ini digunakan uji content validity, yang mana instrumen diujikan pada dosen yang ahli di bidang Spiritualitas di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dinyatakan valid dengan nilai satu.


(52)

6.2 Reliabilitas

Sebagai pemeriksaan pendahuluan sebelum melaksanakan penelitian, dilakukan suatu uji tentang kesamaan hasil apabila pengukuran dilakukan dengan orang yang berbeda atau waktu yang berbeda (Setiadi, 2012). Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan di ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel yang sama.

Instrumen ini akan dilakukan uji reliabilitas terhadap 30 orang responden yang tidak termasuk dalam jumlah sampel penelitian dengan menggunakan metode uji Cronbach’s Alpha Coefficient melalui program komputerisasi. Uji reliabilitas panelitian ini dilakukan terhadap responden yang memenuhi kriteria sampel penelitian, kemudian jawaban dari responden diolah menggunakan komputerisasi. Bila dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach’s Alpha (α) lebih dari 0,70 maka instrumen dinyatakan reliabel (Polit & Beck, 2012). Hasil uji reliabilitas dari 24 pertanyaan yang diberikan kepada 30 responden di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan adalah 0, 826. Oleh karena itu kuesioner yang digunakan peneliti reliabel.


(53)

7. Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) dan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU kemudian permohonan izin kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara, kemudian ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumatera Utara untuk mendapatkan surat rekomendasi ke Dinas Kesejahteraan dan Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Setelah mendapatkan surat rekomendasi kemudian peneliti meminta ijin ke pengelola UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan. Peneliti menentukan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden tersebut tentang tujuan, manfaat dan cara pengisian kuesioner. Kemudian bagi calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani inform consent. Peneliti membacakan isi kuesioner kepada responden yang tidak bisa membaca, kemudian responden menjawab sesuai dengan keadaan yang dialaminya saat itu selanjutnya peneliti menandai jawaban yang diberikan responden di lembar kuesioner. Serta memberikan kuesioner secara langsung kepeda responden yang mampu membaca dan didampingi oleh peneliti. Dalam penelitian ini ada beberapa sampel yang tidak bersedia menjadi responden. Maka peneliti membatalkan responden tersebut dengan mengganti responden yang lain yang bersedia.


(54)

Selain pengisian peneliti memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang kurang lengkap, dapat langsung dilengkapi, selanjutnya data yang terkumpul dianalisa. 8. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian data yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisis data. Kemudian memasukkan (entry) data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat, dimana data univariat untuk menampilkan data demografi yang meliputi jenis kelamin, usia, suku bangsa, pendidikan terakhir, berapa lama dirawat di panti, dan frekuensi dikunjungi atau mengunjungi ahli agama selama dirawat di panti, dan spiritualitas pada lansia dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase (Setiadi,2012).


(55)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan, diperoleh melalui pengumpulan data pada tanggal 10Mei-1Juni 2016 dan menggunakan kuesioner terhadap 62 orang responden yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan. Hasil penelitian ini menggambarkan tentang karakteristik responden dan gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan berdasarkan tiga kategori.

1.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan terhadap responden sebanyak 62 orang dengan karakteristik sebagai berikut: jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan, agama, status perkawinan, lama lansia tinggal di panti, frekuensi mengunjungi/dikunjungi ahli agama, riwayat penyakit dan lama menderita penyakit. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah usia sangat tua sebanyak 32 orang (51,6%), jenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang (41,9%) dan perempuan sebanyak 36 orang (58,1%), suku bangsa Batak sebanyak 23 orang (37,1%), Jawa sebanyak 30 orang (48,4%), melayu sebanyak 3 orang (4,8%), Pendidikan SD sebanyak 23 orang (37,1%), SMP sebanyak 15 orang (24,2%), agama Islam sebanyak 54 orang (87,1%).


(56)

Status perkawinan Janda sebanyak 30 orang (48,4%) dan Duda 15 orang (24,2%), menikah sebanyak 12 orang (19,4%), lansia yang tinggal di panti paling lama adalah 20 tahun sebanyak 2 orang (3,2%) dan riwayat penyakit paling banyak dialami oleh lansia yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan adalah rematik sebanyak 23 orang (37,1%), menderita dua penyakit kronis sekaligus yaitu Rematik dan Hipertensi sebanyak 11 orang (17,7%), dan Rematik dan Asam urat sebanyak 10 orang (16,1%)

Tabel 1. Distribusi dan Frekuensi karakteristik responden

Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%)

Jenis kelamin

Laki-laki 26 41,9

Perempuan 36 58,1

Umur

Usia lanjut (60-74 tahun) 45 72,6

Usia lanjut tua (75-89 tahun) 16 25,8 Usia sangat tua (lebih dari 90

tahun)

1 1,6

Suku

Batak 23 37,1

Jawa 30 48,4

Melayu 3 4,8

Dan lain-lain 6 9,7

Pendidikan terakhir

Tidak sekolah 15 24,2

SD 23 37,1

SMP 15 24,2

SMA 6 9,7

Perguruan tinggi 3 4,8

Agama

Islam 54 87,1

Protestan 8 12,9


(57)

Karakteristik

Frekuensi (n) Persentasi (%)

Status perkawinan

Kawin 12 19,4

Janda 30 48,4

Duda 15 24,2

Tidak kawin 5 8,1

Lama tinggal di panti

Kurang dari satu tahun 17 27,4

1-5 tahun 26 41,9

5-10 tahun 10 16,1

>10 tahun 9 14,5

Frekuensi

mengunjungi/dikunjungi ahli

agama

Tidak pernah 4 6,5

1 kali dalam seminggu 32 51,6

2 kali dalam seminggu 26 41,9

Riwayat penyakit

Rematik 23 37,1

Rematik dan Hipertensi 11 17,7

Rematik, Asam urat 10 16,1

Asam urat 3 4,8

Rematik, Diabetes 3 4,8

Gastritis 3 4,8

Hipertensi 2 3,2

Hipertensi, Gastritis 1 1,6

Diabetes, Katarak 1 1,6

Rematik, Katarak 1 1,6

Rematik, Hipertensi, Diabetes 1 1,6


(58)

1.2 Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia

Tujuan terpenting dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran pemenuhan kebutuhan Spiritual lansia. Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan pemenuhan kebutuhan spiritual pada lansia dalam kategori baik sebanyak 45 orang (72,6%), dan pemenuhan kebutuhan spiritual dalam kategori cukup sebanyak 17 orang (27,4%). Untuk lebih data lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia

Pernyataan Frekuensi (n) Persentasi (%) Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas

Baik (72-96) 45 72,6

Cukup (48-71) 17 27,4

Kurang (24-47) 0 0

Total 62 100

1.3 Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia Berdasarkan Karakteristik Spiritual

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual berdasarkan karakteristik spiritual dalam hubungannya dengan Tuhan termasuk dalam kategori baik sebanyak 47 responden (75,8%), berdasarkan karakteristik spiritual dalam hubungannya dengan diri sendiri sebagian besar lansia dalam kategori cukup yaitu sebanyak 43 responden (69,4%), berdasarkan karakteristik spiritual dalam hubungannya dengan orang lain mayoritas lansia temasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 56 responden (90,3%) dan berdasarkan karakteristik


(59)

spiritual dalam hubungannnya dengan lingkungan sebanyak 40 responden (64,5%) lansia dalam kategori baik.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Lansia berdasarkan karakteristik spiritualitas

Karakteristik Frekuensi (%) Persentasi (%)

Hubungan dengan Tuhan

Baik 47 75,8

Cukup 15 24,2

Kurang

Hubungan dengan diri sendiri

Baik 17 27,4

Cukup 43 69,4

Kurang 2 3,2

Hubungan dengan orang lain

Baik 56 90,3

Cukup 6 9,7

Kurang 0 0

Hubungan dengan lingkungan

Baik 40 64,5

Cukup 22 35,5

Kurang 0 0

1.3.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Tuhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42 responden (67,7%) lansia menyatakan beribadah (berdoa, sembahyang/meditasi) untuk mendekatkan diri dengan Tuhan yang Maha Kuasa selama mereka tinggal di Panti, 30 responden (48,4%) mengatakan sering mengikuti kegiatan ibadah sesuai agama mereka masing-masing, dan 22 responden (35,5%) mengatakan selalu mengikuti kegiatan ibadah keagaamaan selama mereka tinggal di panti.


(60)

Sebanyak 50 responden (80%) yakin dan percaya bahwa Tuhan akan membrikan mereka kesembuhan dan doa membantu mereka dalam mengambil setiap keputusan.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Tuhan

Pernyataan Frekuensi (Persentasi) TP n(%) KK n(%) S n(%) SL n(%) Saya beribadah (berdoa, sembahyang/meditasi)

untuk mendekatkan diri kepada Tuhan selama saya tinggal di Panti

0 4

(6,5)

16 (25,8)

42 (67,7) Saya mengikuti kegiatan ibadah sesuai agama

saya, selama saya tinggal di panti

1 (1,6) 9 (14,5) 30 (48,4) 22 (35,5) Saya membaca buku-buku keagamaan sesuai

dengan agama saya selama saya tinggal di panti

23 (37,1) 20 (32,3) 15 (24,2) 4 (6,5%) Saya merasa senang ketika ahli agama datang

berkunjung ke panti

0 6

(9,7)

20 (32,3)

36 (58,1) Bila saya sakit, saya berobat dan percaya bahwa

Tuhan akan memberikan kesembuhan pada saya

0 1

(1,6)

11 (17,7)

50 (80,6) Doa membantu saya dalam mengambil

keputusan 1 (1,6) 1 (1,6) 14 (22,6) 46 (74,2)

1.3.2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Diri Sendiri

Hasil penelitia terhadap hubungan dengan diri sendiri didapati bahwa sebanyak 34 (54,8%) lansia menyatakan telah menemukan makna dan tujuan hidup mereka, dan sebanyak33 responden (53,2%) menyatakan dapat menerima perubahan-perubahan dalam hidup mereka.


(61)

Sebanyak 24 responden (40,3%) menyatakan bahwa mereka meyakini dan percaya bahwa hari tua mereka bahagia walaupun mereka tidak tinggal bersama keluarga.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Diri Sendiri

Frekuensi Persentase

TP N(%) KK N(%) S n(%) SL (%) Saya mampu menerima seluruh

situasi hidup saya

0 10

(16,1)

37 (59,7)

15 (24,2) Saya dapat menerima

perubahan-perubahan dalam hidup saya

0 13

(21,0)

33 (53,2)

16 (25,8) Saya telah menemukan makna dan

tujuan hidup saya

4 (6,5) 14 (22,6) 34 (54,8) 10 (16,1) Saya mempunyai peranan penting

dalam keluarga 29 (46,8) 21 (33,9) 6

9,7) 6 (9,7) Saya berpartisipasi aktif dalam

pengambilan keputusan terkait perawatan kesehatan saya

8 (12,9) 18 (29,0) 25 (40,3) 11 (17,7) Saya meyakini dan percaya bahwa

hari tua menjadi hari bahagia walaupun keluarga tidak tinggal bersama saya 2 (3,2) 27 (43,5) 24 (38,7) 9 (14,5)

1.3.3 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Orang Lain

Hasil penelitian berdasarkan hubungan dengan orang lain menunjukkan bahwa 44 responden (71,0%) mengatakan cukup baik bergaul dengan orang lain yang ada di sekitar panti, 29 (46,8%) responden mengatakan sering senang ketika kelurga datang menjenguk mereka, sebanyak 47 responden (75,8%) mudah untuk memaafkan dan mengampuni orang lain.


(62)

Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Orang Lain

Pernyataan Frekuensi

TP n(%) KK n(%) S n(%) SL n(%) Saya cukup baik dalam bergaul

dengan orang lain yang ada disekitar panti 2 (3,2) 3 (4,8) 13 (21,0) 44 (71,0) Saya senang ketika keluarga datang

menjenguk saya ke panti

5 (8,1) 10 (26,1) 29 (46,8) 18 (29,0) Saya butuh dukungan dan

pendampingan daari keluarga ketika saya sakit 11 (17,7) 10 (16,1) 24 (38,7) 17 (17,7) Saya senang saaat berbagi dengan

orang lain

1 (1,6)

0 14

(22,6)

47 (75,8) Saya mampu menerima dan

mengasihi sesama lansia yang ada di panti 1 (1,6) 3 (4,8) 13 (21,0) 45 (72,6) Saya mudah untuk memaafkan dan

mengampuni orang lain

1 (1,6) 3 4,8) 11 (17,7) 47 (75,8)

1.3.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Lingkungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang tinggal di panti senang berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka. Berdasarka hasil penelitian menunjukkan bahwa 24 responden (38,7%) sering menikmati udara sekitar panti di pagi hari dan 33 responden (53,2%) mengatakan selalu menikmati udara sekitar panti di pagi hari. Serta sebanyak 27 responden (43,5%) mengatakan sering melakukan aktivitas di pekarangan panti dan 28 responden (45,2) selalu melakukan aktivitas di pekarangan panti.


(63)

Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Lingkungan

Pernyataan Frekuensi

TP n(%)

KK n(%)

S (%) SL n(%) Saya merasa nyaman dengan

lingkungan panti

3 (4,8)

0 6

(9,7)

53 (85,5) Saya senang bercocok tanam selama

saya tinggal di panti

5 (8,1) 31 (50,0) 15 (24,2) 11 (17,7) Saya turut serta menjaga kebersihan

lingkungan panti 3 (4,8) 5 (8,1) 36 (58,1) 18 (29,0) Bila saya sakit saya lebih senang tinggal

di rumah 22 (35,5) 17 (27,4) 9 (14,5) 14 (22,7) Saya senang menikmati udara di sekitar

panti di pagi hari

0 5

(8,1) 24 (38,7)

33 (53,2) Saya senang melakukan aktivitas di

pekarangan panti 1 (1,6) 6 (9,7) 27 (43,5) 28 (45,2) 2. Pembahasan

Hasil dari penelitian yang di peroleh, pembahasaan akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.

2.1 Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia di UPT pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

Hasil pengolahan data didapat bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai dan Medan termasuk dalam kategori baik dengan frekuensi 45 orang dengan persentase (72,6%). Hal ini disebabkan karena mayoritas responden berada pada rentang usia 60-74 tahun sebanyak 32 orang (51,6%) dan pada rentang usia 75-89 tahun sebanyak (48,4%). Semakin tinggi usia maka spiritual seseorang akan semakin tinggi.


(64)

Spiritual adalah komponen yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan bagi kaum lanjut usia dan akan menjadi lebih penting ketika seseorang semakin tua (Frederick, 2013). Perawatan di usia senja menekankan aspek perawatan spiritual dan fisik. Banyak orang yang menderita penyakit di usia senja menimba kekuatan dan kepercayaan keagamaan dan spiritual mereka (Mueller et al, 2001). Sehingga lansia berusaha untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya untuk mendapatkan kekuatan dan pengharapan dalam hidupnya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Astaria (2010) tantang gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual pada lansia di kelurahan tanjung Gusta kecamatan Medan Helvetia termasuk dalam kategori cukup baik dengan frekuensi 19 (61,3%) yang disebabkan mayoritas responden (61%) berada pada rentang usia 60-69 tahun dan pada usia tersebut sudah mengalami penurunan kemampuan untuk hidup secara produktif disertai keterbatasan secara fisik dan keadaan yang mereka yang hidup sendiri.

Berdasarkan data demografi responden jumlah responden perempuan lebih banyak di bandingkan dengan jumlah responden laki-laki. Hal ini menujukkan bahwa umur harapan hidup perempuan perempuan lebih tinggi dibandingkan umur harapan hidup laki-laki (Kemenkes, 2013).

Apabila di hubungkan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual lansia, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual responden perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual laki-laki.


(65)

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Gupta & Chadha, 2013) yang menyatakan bahwa adanya perbedaaan yang signifikan antara penglaman spiritual perempuan dibandingkan dengan pengalaman spiritual laki-laki. Perempuan telah terbina dengan etika kepedulian rasa percaya terhadap rahmat dan kasih tanpa pamrih terhadap orang lain.

Kerendahan hati dan kepatuhan dalam perawatan lebih tinggi pada perempuan dalam masyarakat patrialkal india. Sehingga menyebabkan perempuan memiliki pengalaman yang lebih sering merasa bersyukur atas berkat seseorang merasa peduli tanpa pamrih untuk orang lain dan menerima orang lain bahkan ketika melakukan sebuah kesalahan.

Menurut Asumsi Peneliti, pemenuhan kebutuhan spiritual dengan kategori baik mencapai (72,6%) kemungkinan dapat dipengaruhi oleh data demografi responden yang terkait dengan frekuensi mengunjungi/dikunjungi ahli agama selama tinggal di panti. Hal ini merupakan salah satu ekspresi yang ditunjukkan oleh lansia dalam pemenuhan kebutuhan spiritualnya yaitu mengikuti ahli agama untuk meningkatkan kepercayaannya.

Pemenuhan kebutuhan spiritual lansia dalam hubungannya dengan Tuhan di panti tersebut termasuk dalam kategori baik karena lansia berusaha memenuhi kebutuhan spiritualnya sendiri untuk mempertahankan tingkat spiritual mereka. Terutama bagi lansia yang tinggal UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan semuanya menderita satu penyakit kronis atau lebih. Orang yang hidupnya terancam atau dalam kondisi kesehatan kronis dapat memetik manfaat yang besar dari spiritualitas dan praktik keagamaan.


(66)

Para penderita penyakit kanker, asma, HIV, dan penyakit krosnis semuanya melaporkan bahwa kepercayaan daan praktik keagamaan dan spiritual membantu mereka dalam menghadapi penyakit yang mereka derita. Banyak orang yang menderita penyakit di usia senja menimba kekuatan dan harapan dari kepercayaan keagamaan dan praktik spiritual mereka (Mueller et al, 2001). Karena spiritualitas menekankan pemaknaan atas hidup dan penghayatannya, orang yang terlibat secara aktif terlibat dalam usaha menemukan makna hidup dan derita (Skokan & Bader, 2000).

Berbeda dengan pemenuhan kebutuhan spiritual lansia berdasarkan karakteristik hubungan dengan diri sendiri, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden (6,6%) menyatakan tidak pernah menemukan makna dan tujuan hidup mereka serta sebanyak 14 responden (22,6%) kadang-kadang menemukan makna dan tujuan hidup mereka. Hal ini merupakan salah satu tanda atau perilaku maladaptif ekspresi pemenuhan kebutuhan spiritual. Selain itu ketika peneliti mengkaji tentang peranan lansia di dalam keluarga sebanyak 29 responden (46,8%) menyatakan tidak pernah lagi mempunyai peranan penting dalam keluarga.

Sebanyak 21 responden (33,9%) mengatakan hanya kadang-kadang mempunyai peranan penting dalam keluarga. Hal ini juga merupakan salah satu tanda perilaku maladaptif ekspresi pemenuhan kebutuhan spiritual (Hamid, 2009). Menurut asumsi peneliti responden menarik diri dan merasa terisolasi dari kepercayaan masyarakat atau keluarga.


(67)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual berdasarkan karakteristik hubungan dengan orang lain yaitu 44 responden (71,0%) menyatakan cukup baik bergaul dengan orang lain yang ada disekitar panti, 29 responden (46,8%) menyatakan senang ketika keluarga datang menjenguk mereka ke panti, 24 responden ((38,7%) menyatakan butuh dukungan dan pendampingan dari keluarga ketika sakit, sebanyak 47 responden (75,8%) menyatakan mudah memaafkan dan mengampuni orang lain

Hasil penelitian ini sesuai dengan pandangan Hart (2002, dalam Astaria 2010) keinginan untuk menjalin dan mengembnagkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dapat memberikan memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit. Seseorang yang mempunyai pengalaman cinta kasih dan dukungan sosial yang kuat cenderung menentang perilaku tidak sehat dan melindungi individu dari penyakit.

Pandangan ini didukung oleh teori yang dinyatakan oleh (Dewi, 2014) yang menyatakan bahwa aspek perilaku spiritualitas meliputi cara seseorang memanifestasikan kepercayaannya, yang meliputi arti dan tujuan hidup, kepercayaan, harapan, cinta dan pengampunan.


(68)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa dan pembahasan dapat di ambil beberapa kesimpulan dan saran mengenai gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.

1. Kesimpulan

Gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan dalam kategori baik. Dari data demografi terlihat karakteristik responden: perempuan, usia 60-74 tahun, agama Islam, pendidikan SD, berstatus Janda/duda, penyakit kronis yang di derita adalah reumatoid arttrhitis. Karakteristik pemenuhan kebutuhan spiritual yang tertinggi adalah hubungan dengan orang lain. Tetapi ada juga pemenuhan kebutuhan spiritual yang di nilai kurang berdasarkan karakteristik hubungan dengan diri sendiri. Hal ini karena disebabkan karena lansia kurang terlibat dalam kegiatan di keluarga sehingga mereka menarik diri dengan mengatakan bahwa mereka tidak berperan aktif dalam kegiatan keluarga.

2. Saran

2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan informasi yang berguna bagi mahasiswa keperawatan dan institusi dalam meningkatkan asuhan keperawatan dibidang spiritualitas.


(69)

2.2 Bagi keluarga, Masyarakat dan Pengelola Panti

Keluarga sebagai orang yang terdekat sebagai lansia hendaknya mencurahkan segala perhatian kepada lansia, mengikutsertakan lansia dalam setiap kegiatan di keluarga walapun mereka tinggal di Panti. Karena hal ini dapat meningkatkan spiritualitas lansia. Kepada pihak yang bertugas mengelola panti diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan lansia terutama dalam bidang spiritualitas. Mengembangkan program kunjungan dan kariatif kepada lansia yang mengalami gangguan anggota gerak. Menciptakan suasana doa, serta menyediakan bahan bacaan rohani.

2.3 Bagi penelitian Selanjutnya

Pada penelitian ini, peneliti tidak mengkaji lebih dalam kebutuhan spiritual yang dibutuhkan oleh lansia, sehingga peneliti mengharapkan untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengembangan instrumen dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua orang khususnya lansia. Selain itu peneliti juga menyarankan pada peneliti selanjutnya menggunakan desain kualitatif sehingga peneliti dapat menggali informasi lebih banyak tentang pemenuhan kebutuhan spiriual.


(70)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Spiritualitas

1.1 Defenisi Spiritualitas

Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta (Hamid, 2008). Sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai pencipta atau sebagai Maha Kuasa. Menurut Stanley dan Beare (2007) spiritualitas adalah hubungan transenden antara manusia dengan yang Maha Tinggi, sebagai kualitas yang berjalan di luar afiliasi agama tertentu, yang berjuang keras untuk mendapatkan penghormatan, kekaguman dan inspirasi dan yang memberi jawaban tentang sesuatu yang tidak terbatas. Spiritual telah di gambarkan sebagai sumber kekuatan dan harapan. Banks (1980 dalam Stanley dan Beare, 20007) menyebutkan bahwa spiritualitas sebagai kekuatan yang menyatukan, memberi makna pada kehidupan dan terdiri dari nilai-nilai individu, persepsi dan kepercayaan juga keterikatan diantara individu.

Mickley et al (1992 dalam Hamid, 2008) menguraikan spiritualitas sebagai suatu yang multidimensi, yaitu dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehiduan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Penguasa.

Stoll (1998 dalam Hamid, 2009) juga menguraikan bahwa spiritualitas sebagai konsep dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan yang Maha Kuasa atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang. Sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan.


(71)

Terdapat hubungan yang terus menerus antara dua dimensi tersebut. Aspek perilaku dari dari spiritualitas meliputi cara seseorang memanifestasikan kepercayaannya. Bentuk kebutuhan spiritulitas tersebut meliputi arti dan tujuan hidup, kepercayaaan, harapan, cinta dan pengampunan (Dewi, 2014).

Menurut Burkhardt (1993 dalam Hamid, 2008) spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut: (1) berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan; (2) menemukan arti dan tujuan hidup; (3) menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.

Spiritualitas adalah bagian integral dari kesehatan dan kesejahteraan kaum usia lanjut, terutama disaat mereka menghadapi tantangan masa tua. Agama dan spiritualitas menyediakan bagi kaum lelaki dan perempuan strategi-strategi efektif dalam kasus-kasus kehilangan, kesulitan-kesulitan peersonal, stress, penyakit, pembedahan dan kematian (Young & Koopsen, 2007).

1.2 Teori-teori Spiritualitas 1.2.1 Teori teologis

Mendeskripsikan spiritualitas sebagai iman seseorang pada Tuhan yang diungkapkan melalui rumusan iman dan praktik keagamaan.

1.2.2 Teori psikologis

Spiritualitas merupakan ekspresi dari motivasi dan dorongan dalam diri manusia yang diarahkan pada kedalaman hidupnya dan pada Tuhan. Spiritualitas disebut juga sebagai usaha seseorang dalam mencari makna, tujuan dan arah hidup.


(72)

1.2.3 Teori sosiologi

Menurut sosiologi seseorang dapat dipengaruhi oleh orang-orang yang disekitarnya, ataupun oleh kelompok orang yang ada disekitarnya. Menurut sosiologi spiriualitas tidak hanya pada praktik spiritual dan ritual, tetapi juga sebagai moralitas sosial yang terdapat dalam relasi personal (Meraviglia,1999 dalam Young & Koopsen, 2007).

1.2.4 Teori kedokteran

Ilmu kedokteran hingga akhir ini, memberikan sedikit sekali perhatian pada dimensi spiritual, karena hal ini dianggap kurang berperan dalam proses penyembuhan. Akan tetapi, kini ilmu kedokteran memusatkan perhatian pada penjelajahan hubungan antara kebutuhan spiritual pasien dan aspek perawatan kesehatan tradisional. Mereka mulai menawarkan mata kuliah tentang spiritualitas, agam dan kesehatan (Hiatt,1986; Koenig et al,1999 dalam Young & Koopsen, 2007).

1.2.5 Teori keperawatan

Keperawatan melingkupi pandangan- pandangan yang telah disebut pada teori teologi, psikologi, sosiologi, dan kedokteran. Selain itu keperawatan juga memandang spiritualitas itu dari sudut pandang lain meliputi kesehatan spiritual, kesejahteraan spiritual, perspektif spiritual, transendensi diri, iman, kualitas hidup, harapan, kesalehan, tujuan hidup, dan kemampuan mengatasi masalah spiritual (Moraviglia, 1999 dalam Young & Koopsen, 2007)


(73)

1.3 Elemen Hakiki Spiritualitas

Agar dapat mengenali kebutuhan spiritual pasien dan menyelenggarakan perawatan kesehatan yang memadai, penyelenggaraan kesehatan harus memahami eleman spritualitas dan bagaimana elemen itu diekspresikan oleh orang yang berbeda-beda. Berikut ini dijelaskan elemen-elemen pokok spiritualitas:

1.3.1 Diri sendiri, Sesama, dan Tuhan

Relasi spiritual dengan diri sendiri, sesama, dan Tuhan dapat menjadi sumber penghiburan tak terbatas, seraya memberi dan daya yang menyembuhkan kepada pasien. Energi ini dapat bersifat timbal balik, mandalam dan kaya makna baik bagi penyelenggara perawatan kesehatan maupun pasien (Dyson et al, 1997; Walton,1996 dalam Young & Koopsen, 2007).

1.3.2 Makna dan tujuan Hidup

Pencarian akan makna dan tujuan hidup telah menjadi tema utama dalam spiritualitas. Burkhardt (1989) memberikan pengertian makna hidup sebagai suatu misteri yang selalu menyingkap diri. Kebutuhan akan tujuan dan makna hidup merupakan ciri universal dan bahkan menjadi hakikat hidup itu sendiri. Apabila seseorang tidak mampu menemukan tujuan dan makna hidupnya, seluruh aspek hidupnya akan rusak dan mengalami penderitaan karena kesepian dan kehampaan. Kemudian mengalami distress spiritual, dan akhirnya fisik (Burkhardt & Nagai-Jacobson, 2002 dalam Young & Koopsen, 2007)


(74)

1.3.3 Harapan

Orang yang memperhatikan hidup spiritual cenderung berpengharapan tinggi daripada sesamanya yang tidak memperhatikan hidup spiritual (Mahoney & Graci,1999 dalam Young & Koopsen, 2007). Seringkali dikatakan bahwa dimana ada hidup, disitulah ada harapan; akan tetapi, Kleindiest (1998 dalam Young & Koopsen, 2007) juga percaya bahwa, dimana ada harapan, disitu ada hidup.

1.3.4 Keterhubungan/keterkaitan

Spiritualitas juga melibatkan hubungan dengan seseorang atau sesuatu yang mengatasi diri sendiri. Orang atau sesuatu itu dapat menopang atau menghibur, membimbing dalam pengambilan keputusan, memaafkan kelemahan kita, dan merayakan perjalanan hidup kita (Spaniol,2002 dalam Young & Koopsen, 2007).

Spiritualitas juga diungkapkan dan dialami melalui saling keterhubungan dengan alam, bumi, lingkungan, dan kosmos. Seluruh rangkaian hidup ada dalam jejaring saling keterhubungan, apa yag terjadi pada bumi mempengaruhi tiap manusia, dan tiap perilaku manusia mempengaruhi bumi. Maka sangat penting untuk menyadari dan menghormati jejaring saling keterhubungan hidup (Dossey,1997; Spaniol, 2002 dalam Young & Koopsen, 2007)


(75)

1.3.5 Kepercayaan dan Sistem Kepercayaan

Iman dapat menjadi bagian penting dari kepercayaan seseorang dan keputusan yang dibuatnya dalam hidup. Iman yang bertumbuh selalu merupakan proses aktif dan berlangsung terus-menerus serta unik bagi masing-masing orang, karena tertanam dimasa lampau, sekarang, dan harapan akan masa depan (Carson, 1989 dalam Young & Koopsen, 2007)

1.4 Karakteristik Spiritualitas

Beberapa karakteristik yang meliputi hubungan spiritualitas antara lain adalah hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan alam, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan Tuhan (Hamid, 2009).

1.4.1 Hubungan dengan diri sendiri

Hubungan ini merupakan kekuatan dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan pada masa depan, ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan diri sendiri (Burkhdat, 1989 dalam kozier, Erb, Blais & Wilkinson. 1995).

1.4.1.1 Kepercayaan

Merupakan penerimaan individu terhadap kebenaran yang tidak dapat dibuktikan dengan pikiran logis. Kepercayaan memberikan kekuatan pada individu dalam menjalani kehidupan ketika individu mengalami kesulitan atau penyakit (Kozier, Erb, Blais &Wilkinson, 2004).


(76)

1.4.1.2 Harapan

Merupakan suatu proses interpersonal yang terbina melalui hubungan dengan orang lain dan Tuhan yang didasarkan pada kepercayaan. Harapan berperan penting dalam mempertahankan hidup ketika individu sakit (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 2004).

1.4.1.3 Makna kehidupan

Merupakan suatu hal yang berarti bagi kehidupan individu ketika individu merasa dekat dengan Tuhan, orang lain dan lingkungan. Individu merasakan kehidupan sebagai sesuatu yang membuat hidup lebih terara, memiliki masa depan, dan merasakan kasih sayang dari orang lain. (Kozier, Erb, Blais & Wiklinson, 2004). 1.4.2 Hubungan dengan orang lain

Hubungan ini terdiri atas harmonis dan tidak harmonisnya hubungan dengan orang lain. Keadaaan harmonis meliputi pembagian waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik, mengasuh anak, mengasuh orang tua, dan orag yang sakit, serta meyakini kehidupan dan kematian. Sedangkan kondisi yang tidak harmonis berkaitan dengan konflik terhadap orang lain dan resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi (Burkhdat, 1989 dalam kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).

1.4.3 Hubungan dengan alam

Harmoni merupakan keadaan yang menggambarkan hubungan seseorang dengan alam yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut (Burkhdat, 1989 dalam Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).


(77)

1.4.4 Hubungan dengan Tuhan

Pemenuhan kebutuhan spiritualitas berkaitan dengan hubungan dengan Tuhan dapat dilakukan melalui doa dan ritual agama. Doa dan ritual agama merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari individu dan memberikan ketenangan pada individu (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995). Selain itu doa dan ritual agama dapat membangkitkan harapan dan rasa percaya diri pada seseorang yang sedang sakit dan dapat meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh sehingga mempercepat proses penyembuhan (Hamid, 2009). 1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

Faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah pertimbangan tahap perkembangan, keluarga, latar belakang etnik dan budaya, pengalaman hidup sebelumnya, krisis, terpisah dari ikatan spiritual, isu moral terkait dengan terapi, serta asuhan keperawatan yang kurang tepat (Taylor, et al 1997 dalam Hamid, 2009).

1.5.1 Tahap Perkembangan

Setiap individu memilki bentuk pemenuhan spiritualitas yang berbeda-beda sesuai dengan usia, jenis kelamin, agama dan kepribadian individu. Semakin beratambah usia, individu akan memriksa dan membenarkan keyakinan spiritualitasnya (Taylor et al,1997 dalam Hamid 2009). Menurut Westerhoff’s (1976 dalam Kozier, et al, 1995), perkembangan spiritualitas berdasarkan usia terdiri dari:


(78)

1.5.1.1 Pada masa anak-anak

Spiritualitas pada masa ini belum bermakna pada dirinya. Spiritualiatas didasarkan pada perilaku yang didapat melalui interaksi dengan orang lain misalnya keluarga. Pada masa ini anak-anak belum mempunyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan mengikutu ritual atau meniru orang lain. 1.5.1.2 Pada masa remaja

Spiritualitas pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spiritualitas seperti keinginan melalui berdoa kepada penciptanya. Berdoa kepada sang Pencipta yang berati sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan. Bila pemenuhan kebutuhan spiritualitas tidak terpenuhi, akan menimbulkan kekecewaan.

1.5.1.3 Pada masa dewasa pertengahan dan lansia

Spiritualias pada masa ini yaitu semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan dirinya. Perkembangan spiritualitas pada tahap ini lebih matang sehingga membuat individu mampu untuk mengatasi masalah dan menghadapi kenyataan.

1.5.2 Latar Belakang Etnik dan Budaya

Sikap keyakinan dan nilai dipengruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya sesorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Apapun tradisi dan sistem kepercayaan yang dianut oleh individu, pengalaman spiritual merupakan hal yang unik bagi setiap individu (Hamid, 2009).


(79)

1.5.3 Keluarga

Keluarga sangat berperan dalam perkembangan spiritualitas individu. Keluarga merupakan tempat pertama kali individu memperoleh pengalaman dan pandangan hidup. Dari keluarga, individu belajar tentang Tuhan, kehidupan dan diri sendiri. Keluarga memiliki peran yang penting dalam memenuhi kebutuhan spiritualitas karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan individu (Hamid, 2009).

1.5.4 Pengalaman Hidup Sebelumnya

Pengalaman hidup yang positif maupun negatif akan mempengaruhi spiritualitas seseorang. Pengalaman hidup mempengaruhi seseorang dalam mengartikan secara spiritual kejadian yang dialaminya. Pengalaman hidup yang menyenangkan dapat menyebabkan seseorang bersyukur atau tidak bersyukur. Sebagian besar individu bersyukur terhadap pengalaman hidup yang menyenangkan (Hamid, 2009).

1.5.5 Krisis dan Perubahan

Krisis dan perubahan dapat menguatkan spiritualitas pada seseorang. Krisis sering dialami seseorang ketika mengahadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan kematian. Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang dialami seseorang merupakan pengalaman spiritualitas yang bersifat fisikal dan emosional.


(1)

10. Bapak Barita Sihite, S.Sos selaku kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta seluruh pihak terkait yang telah memberikan ijin penelitian

11. Orang tua saya yakni, Bapak saya D. Manik dan Ibu saya E. Saragi Turnip yang selalu menyemangati saya, mencukupi setiap kebutuhan saya, dan yang selalu menyebutkan nama saya di setiap doanya, Namboru saya K. Br Manik dan Amang Boru saya R. Sitanggang yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan

13. Teman-teman F.Kep 2012, yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama kuliah. terima kasih telah mengajariku banyak hal.

14. Semua pihak yang telah membantu, baik secara moril atau materil penulis ucapkan terima kasih.

Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mencurahkan berkat dan kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat demi kemajuan Ilmu Pengetahuan khususnya profesi Keperawatan.

Medan, Juni 2016 Penulis

Dina Manik 121101076


(2)

vi Daftar Isi

halaman

Halaman judul ... i

Halaman Orisionalitas ... ii

Prakata ... iii

Daftar isi ... iv

Daftar skema ... v

Daftar tabel ... vi

Abstrak ... vii

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1. Latar belakang ... 1

2. Pertanyaan penelitian ... 5

4. Tujuan Penelitian ... 5

5. Manfaat penelitian ... 5

Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Spiritualitas ... 7

1.1 Defenisi Spiritualitas ... 7

1.2 Teori-teori Spiritualitas... 8

1.3 Elemen hakiki spiritualitas ... 10

1.4 Karakteristik spiritualitas ... 12

1.5 Faktor yang mempengaruhi spiritualitas ... 14

1.6 Kebutuhan Spiritualitas ... 18

2. Lanjut Usia ... 20

2.1 Defenisi lansia ... 20

2.2 Klasifikasi lansia ... 20

2.3 Teori Proses Menua ... 22

3. Spiritualitas pada usia lanjut ... 23

3.1 Manfaat Spiritualitas dalam penuaan ... 23

3.2 Perkembangan Spiritualitas pada orang lanjut usia ... 25

3.3 Kehilangan, harapan, spiritualitas dan usia lanjut ... 26


(3)

Bab 3. Kerangka Penelitian ... 28

1. Kerangka konsep ... 28

2. Defenisi konseptual ... 29

3. Defenisi operasional ... 39

Bab 4. Metodologi Penelitian ... 30

1. Desain penelitian ... 30

2. Populasi dan sampel penelitian... 30

2.1 Populasi penelitian ... 30

22 Sampel penelitian ... 30

2.3 Teknik Sampling ... 31

3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

4. Pertimbangan etik penelitian ... 32

5. Instrumen penelitian ... 33

6. Validitas dan reliabilitas instrument ... 35

7. Pengumpulan data ... 37

8. Analisa data ... 38

Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 39

1. Hasil Penelitian ... 39

1.1 Karakteristik Responden ... 39

1.2 Gambaran Pemenuhan kebutuhan Spiritualitas lansia ... 42

1.3 Gambaran Pemenuhan kebutuhan Spiritualitas lansia Berdasarkan Karakteristik Spiritual ... 42

2. Pembahasan ... 47

2.1 Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Lansia ... 47

Bab 6. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 52

2. Saran ... 52

Daftar Pustaka ... 54 Lampiran

Lampiran 1 Jadwal tentatif penelitian Lampiran 2 Informed consent

Lampiran 3 Instrument penelitian Lampiran 4 Lembar bukti bimbingan Lampiran 5 Taksaksi dana

Lampiran 6 Riwayat hidup


(4)

viii Lampiran 8 Lembar persetujuan valid Lampiran 9 Surat komisi etik

Lampiran 10 Surat survey awal Lampiran 11 Surat ijin reliabilitas Lampiran 12Surat ijin pengambilan data Lampiran 13 Surat selesai penelitian Lampiran 14 Uji reliabilitas

Lampiran 15 Master data

Lampiran 16 Hasil pengolahan data demografi


(5)

Daftar Skema

halaman Skema 1. Kerangka Penelitian ... 28


(6)

x Daftar tabel

halaman Tabel 3. Tabel Defenisi Operasional ... 29 Tabel 1.3.1 Ekspresi kebutuhan spiritual yang adaptif dan maladaptif ... 18 Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase karakteristik responden ... 40 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Pemenuhan Kebutuhan

Spiritualitas Lansia ... 42 Tabel 3.Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Pemenuhan Kebutuhan

Spiritualitas Lansia berdasarkan karakteristik spiritualitas ... 43 Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan

Spiritual Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Tuhan ... 44 Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Diri Sendiri ... 45 Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Lansia Berdasarkan Karakteristik Hubungan Dengan Orang Lain ... 46 Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual