Desain Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Instrumen Penelitian Metode Pengumpulan Data

19

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan variabel yang diteliti. Pada penelitian ini yang ingin diketahui oleh peneliti adalah gambaran depresi pada lansia di Unit Pelayanan Terpadu Pelayanan Sosial Lajut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan 2013.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi Penelitian

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh lansia di Unit Pelayanan Terpadu Pelayanan Sosial Lajut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan 2013 yang berjumlah 180 orang.

4.2.2 Sampel Penelitian

Pengambilan sampel ini secara Purposive sample didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diamati sebelumnya. Dalam menentukan sampel, peneliti memakai teori Darley W. Morgan. Maka sampel yang didapat adalah sebesar 123 dari 180 orang. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut : s = � 2 ��1 − � ÷ � 2 � − 1 + � 2 �1 − � Keterangan : s = Ukuran contoh yang diberikan � 2 = Nilai untuk derajat kebebasan atau kepercayaan yang diinginkan 3,841 N = Ukuran populasi P = Proporsi populasi dengan ketetapan 0,50 d = Derajat kesaksamaan menyatakan sebagai proporsi dengan ketetapan 0.05 Jadi besar sampel yang didapatkan sebesar 123 dari 180 populasi yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lajut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan 2013. Adapun yang menjadi kriteria Inklusi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a Pasien lansia yang tinggal dipanti werdha b Pasien yang dapat berkomunikasi dan sehat jasmani, rohani c Mampu di wawancarai walaupun ada keterbatasan dalam mobilisasi d Bersedia untuk diwawancarai yang dinyatakan secara tertulis dan menandatangani inform consent.

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Terpadu Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan 2013 pada bulan November- Desember 2013.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner dengan skala GDS Geriatric Depression Scale untuk menjadi screening awal deteksi dini gejala depresi, namun bukan berarti hasil ini menjadi kesimpulan atas diagnosis medis depresi mayor dikarenakan depresi mayor adalah kondisi klinis yang butuh penanganan tindak lanjut sedangkan hasil penelitian hanya digunakan untuk merujuk klien jika diperlukan. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama data “Demografi” yang terdiri dari umur, jenis kelamin, agama, lama tinggal di panti, status sudah menikahbelum dan penyakit yang di derita. Bagian kedua berupa kuisioner GDS geriatric depression scale yang terdiri dari 15 pertanyaan yaitu 10 pertanyaan dengan pernyataan positif pada nomor 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15 yang akan diberi skor 1 apabila menjawab“ Ya” dan untuk jawaban “tidak” diberi skor 0 sedangkan untuk 5 pertanyaan dengan pernyataan negative pada nomor 1, 5, 7, 11, dan 13, untuk setiap jawaban “ tidak” diberi skor 1, untuk skor jawaban “Ya” diberi skor 0. Untuk jumlah Skor 0-4 dikatakan normal, untuk jumlah skor 5-8 dikatakan ringan, untuk jumlah skor 9-11 dikatakan sedang, dan untuk jumlah skor 12-15 dikatakan berat. Instrumen ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. 4.5 Validitas dan Reliabelitas 4.5.1 Uji Validitas Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur Notoadmodjo, 2010. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah GDS geriatric depression scale, uji validitas tidak dilakukan karena diadopsi dari instrument yang sudah baku. Instrument yang digunakan juga sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh ahli bahasa dan ahli bahasa yang mengerti konsep terkait penelitian ini.

4.5.2 Uji Reliabelitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengkuran dapat di percaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asan ajeg bila dilakukan dua kali pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama Notoatmotdjo, 2010. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya benar sesuai dengan kenyataannya sehingga walaupun data diambil berulang- ulang hasilnya akan tetap sama. Kuisioner penelitian ini akan diuji dengan reliabelitas internal yang diperoleh dengan cara menaganalisa data dari satu kali pengetasan. Uji reliabelitas dilakukan sebelum pengumpulan data kepada responden yang memenuhi kriteria sebanyak 20 orang. Hal pertama yang dilakukan adalah memperkenalkan diri lalu memberikan inform consent bukti bahwa bersedia menjadi responden. Apabila responden setuju, lalu peneliti membagikan lembar kuisioner kepada responden lansia dipanti. Uji reliabelitas pada kuisioner tentang tingkat depresi pada lansia menggunakan rumus Kuder Richardson 20 KR 20. Uji reabilitas untuk instrumen ini dalam bentuk litotomi dan diolah secara manual. Suatu instrument dikatakan reliabel bila nilai reliabelitasnya lebih besar dari 0.632 Arikunto, 2006. Hasil reliabelitas yang didapatkan dengan tingkat kemaknaan 5 adalah 0,72731.

4.6 Metode Pengumpulan Data

Setelah proposal disetujui, peneliti mempersiapkan diri untuk turun ke lapangan untuk mengambil data. Peneliti harus membuat surat izin penelitian dari fakultas terlebih dahulu untuk diajukan ke Dinas Sosial Medan. Surat izin penelitian dari fakultas diproses selama 1 minggu oleh Dinas Sosial Medan. Lalu Dinas Sosial mengeluarkan surat izin penelitian ke Balitbang. Lalu pihak Balitbang mengeluarkan surat izin penelitian. Surat izin dari Dinas Sosial ini diberikan kepada pihak panti. Setelah memperlihatkan berkas tersebut kepada pihak panti, secara resmi mahasiswa dapat melakukan penelitian di panti yaitu di UPT Pelayanan Sosial Lajut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan 2013. Penelitian berlangsung 2 minggu dengan jumlah responden 123 responden lansia. Pihak panti sangat menerima kehadiran peneliti dan memberikan penjelasan terkait lingkungan panti. Pada setiap panti lansia di wisma laki-laki dan perempuan di satukan. Jumlah lansia yang bersedia menjadi responden memenuhi jumlah sampel yang diharapkan. Pertama sekali yang dilakukan peneliti adalah memperkenalkan diri lalu memberikan inform consent persetujuan kepada lansia dan setelah lansia menyetujui infom consent, peneliti membagikan kuisioner kepada lansia. Apabila lansia kurang mengerti terkait dengan pertanyaan tersebut, maka peneliti membantu membacakan kembali dan menjelaskan apa maksud dari pertanyaan. Peneliti melakukan penelitian dalam waktu senggang seperti pagi hari menjelang siang. Kontrak waktu dalam melakukan wawancara hanya 10 menit. Sehingga para lansia terbuka menerima melakukan penelitian yang sebenarnya, peneliti sudah melakukan dan terhindar dari ketidaknyamanan atas kehadiran peneliti. Pada penelitian ini, jumlah lansia yang menjadi responden ada sebanyak 123 orang. Secara umum, penelitian ini menggambarkan tingkat depresi pada lansi di panti dan beberapa karakteristik lansia yang tiggal dipanti. Karakteristik tersebut adalah persebaran jenis kelamin, umur, alasan masuk ke panti, lama tinggal di panti, dan keluhan medis yang dirasakan saat ini. Kendala yang didapatkan oleh peneliti adalah pada saat pengisian kuesioner sebagian responden kurang mengerti dengan maksud dari pertanyaan kuesioner yang dibagikan. Peneliti akhirnya menjelaskan kembali maksud dari pertanyaan kuesioner dengan bahasa yang lebih sederhana agar mudah dimengerti oleh responden lansia. Sebagian juga ada responden sulit untuk membaca kuesioner akibat penglihatan yang sudah tidak baik lagi kabur sehingga peneliti membacakan setiap pertanyaan kuesioner kepada responden lansia. Bahkan ada responden yang kurang pendengaran sehingga peneliti harus bertanya dengan jarak dekat dan suara yang kuat agar responden lansia mendengar dan menjawab pertanyaan yang di lontarkan. Dari sisi lain, kendala yang dirasakan oleh peneliti adalah jarak panti yang cukup jauh dari tempat tinggal peneliti. Sehingga peneliti harus datang pagi hari agar bertemu responden lansia dengan jumlah yang banyak. Jika peneliti datang siang hari, responden lansia jarang bisa ditemui karna jadwal istirah dan berkegiatan kembali dengan aktivitas masing-masing.

4.7 Etika Penelitian