Anemia Abortus spontan Dampak Paparan Pestisida pada Perempuan Usia Subur

terhadap sistem tiroid pada semua tahap dari aksis hipotalamus-pituitari-tiroid, misalnya pada sistem transport, metabolisme dan ekskresi dari T4 dan derivat- derivatnya. 15 Selmanoglu et al membuktikan bahwa pajanan terhadap fungisida sistemik, karbendazim, yang terjadi terus menerus sub-kronik dapat menyebabkan kerusakan pada kelenjar tiroid, paratiroid, dan adrenal. 26

2. Anemia

Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas Hb dan volume pada sel darah merah hematokrit per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh anamnesa dan pemeriksaan fisik yang diteliti, serta didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 27 Kejadian anemia dapat terjadi pada penderita keracunan organofosfat dan karbamat adalah karena terbentuknya sulfhemoglobin dan methemoglobin di dalam sel darah merah. Sulfhemoglobin terjadi karena kandungan sulfur yang tinggi pada pestisida sehingga menimbulkan ikatan sulfhemoglobin. Zineb akan terurai menjadi etilentiourea, karbon disulfida dan hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida merupakan agen yang memproduksi sulfhemoglobin. Selain itu, nitrogen dalam molekul hidrogenasi juga mempunyai peranan yang penting terhadap pembentukan sulfhemoglobin. Sulfhemoglobin merupakan bentuk hemoglobin yang berikatan dengan atom sulfur di dalamnya. Hal ini menyebabkan hemoglobin menjadi tidak normal dan tidak dapat menjalankan fungsinya dalam menghantarkan oksigen. Methemoglobin terbentuk ketika zat besi dalam Hb teroksidasi dari ferro menjadi ferri. Selain itu juga dapat disebabkan karena terjadi ikatan nitrit dengan Hb sehingga membentuk methemoglobin yang menyebabkan Hb tidak mampu mengikat oksigen. Sulfhemoglobin dan methemoglobin di dalam sel darah merah tidak dapat diubah kembali menjadi hemoglobin normal. Kehadiran sulfhemoglobin dan methemoglobin di dalam sel darah akan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin di dalam sel darah merah sehingga terjadi hemolitik anemia. Hemolitik anemia yang terjadi akibat kontak dengan pestisida disebabkan karena terjadinya kecacatan enzimatik pada sel darah merah dan jumlah zat toksik yang masuk ke dalam tubuh. 16

3. Abortus spontan

Eastman mendefenisikan abortus spontan sebagai keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400 – 1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pajanan pestisida pada ibu hamil merupakan faktor risiko untuk terjadinya abortus spontan. 28 . Risiko abortus spontan telah diteliti pada sejumlah kelompok pekerja yang menggunakan pestisida. Suatu peningkatan prevalensi abortus spontan terlihat pada istri-istri pekerja yang menggunakan pestisida di Italia, India, dan Amerika Serikat, pekerja rumah hijau di Kolombia dan Spanyol, pekerja kebun di Argentina, petani tebu di Ukraina, dan wanita yang terlibat di bidang agrikultural di Amerika Serikat dan Finlandia. Suatu peningkatan prevalensi abortus yang terlambat telah diamati juga di antara wanita peternakan di Norwegia, dan pekerja agrikultural atau holtikultural di Kanada. 29 Pada penelitian di Kabupaten Brebes oleh Denny 2000 menemukan bahwa perempuan yang bekerja di pertanian mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami kejadian abortus spontan dengan nilai OR 1,8. Sedangkan bila terpajan pestisida tinggi 15.250 – 63.750 gram per hektar, maka OR menjadi 2,2. 12 Berdasarkan penelitian Sulistomo, di sentra pertanian Kabupaten Brebes Jawa Tengah, selama kurun waktu April – November 2007, ditarik kesimpulan, wanita yang terpajan pestisida berisiko 59 lebih tinggi mengalami abortus spontan dibandingkan wanita yang tidak terpajan. Hipotesis adanya pengaruh dari intensitas pajanan pestisida yang lebih tinggi terhadap kejadian abortus juga dapat diterima dengan nilai OR =3,57 95 CI = 1,55 – 8,30. 13

4. Berat Badan Lahir Rendah BBLR