55 Kepailitan CV itu berarti kepailitan sekutu para sekutu
komplementer, yaitu pengurus CV. Oleh karena itu tanggung jawab CV terhadap pemenuhan tagihan-tagihan Kreditor adalah sampai dengan
seluruh harta kekayaan CV yang ada dan diperoleh selama kepailitan, barulah apabila tidak mencukupi menjadi tanggung jawab para sekutu
komplementer untuk memenuhi kekurangan pembayar tersebut dari kekayaan pribadinya.
4. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Badan Hukum dalam kepailitan.
Badan usaha yang termasuk badan hukum disini adalah Perseroan Terbatas, Perseroan Pertanggungan Timbal Balik dan Perkumpulan
Koperasi serta Yayasan. Badan hukum itu bukan makluk hidup sebagaimana halnya manusia.
Badan hukum tidak mempunyai daya pikir dan kehendak. Oleh karena itu iabadan hukum tidak dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum
sendiri. Ia harus bertindak dengan perantaraan orang-orang biasa, akan tetapi orang yang bertindak itu tidak bertindak untuk dirinya melainkan
untuk dan atas pertanggungan gugat badan hukum.
41
Dengan demikian terhadap badan hukum seperti Perseroan Terbatas, Perseroan
Pertanggungan Timbal Balik, Perkumpulan Koperasi dan Yayasan, maka yang dijatuhi putusan kepailitan adalah perseroannya, bukan pengurusnya,
41
Ali Rido, Badan Hukum Dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan Koperasi, Yayasan Wakap
, Alumni, Bandung, 1986, hal. 17.
56 sepanjang direksi atau pegawai lainnya bertindak atas pertanggungan
gugat badan hukum. Pasal 90 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas yang menyatakan: dalam hal kepailitan Perseroan Terbatas terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi, dan kekayaan perseroan
tidak cukup untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas
kerugian itu. Kriteria tanggung jawab direksi :
1 Tanggung jawab itu hanya timbul jika perusahaan itu melalui prosedur kepailitan;
2 Harus ada kesalahankelalaian; 3 Tanggung jawab itu bersifat residual, artinya tanggung jawab itu
timbul jika nanti ternyata aset perusahaan yang diambil itu tidak cukup;
4 Tanggung jawab itu secara renteng artinya walaupun hanya seorang direktur yang bersalah, direktur lain dianggap turut bertanggung jawab;
5 Presumsi bersalah dengan beban pembuktian terbalik.
42
Jadi dalam hal badan usaha yang berbentuk badan hukum sebagai pelaku usaha jatuh pailit, maka seluruh kekayaan badan usaha tersebut
yang menjadi tanggungan utang-utangnya. Kecuali apabila dapat dibuktikan bahwa kepailitan tersebut akibat kesalahan atau kelalaian
42
Munir Fuady, Op. Cit, hal. 91.
57 direksi, maka secara tanggung renteng setiap anggota direksi ikut
bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerugian badan usaha jika nanti aset perusahaan tidak cukup untuk membayar tagihan-
tagihan Kreditor.
C. PENYELESAIAN UTANG DEBITOR TERHADAP KREDITOR