1.6.  Upaya pencegahan TB paru Menurut  Jack 2010 upaya pencegahan TB paru, Yaitu:
1. Makan cukup Gizi setiap hari.
2. Bekerja tidak terlalu berat.
3. Istirahat cukup dan teratur.
4. Vaksinasi  Imunisasi BCG kepada bayi 0- 3 bulan.
5. Usahakan  agar  sinar  matahari    dapat  masuk  setiap  ruangan  dalam
rumah  melalui  jendela  atau  genting  kaca,  karena  kuman  TBC  mati dengan sinar matahari.
6. Kebersihan ruangan dalam rumah terjaga terutama kamar tidur.
7. Setiap  ruangan  dalam  rumah  dilengkapi  jendela  yang  cukup  untuk
pencahayaan alami dan ventilasi unutk pertukaran udara. 8.
Menjemur kasur, bantal secara teratur. 9.
Luas rumah mencukupi sebanding dengan jumlah penghuni. 10.
Rumah sehat dapat mencegah penularan penyakit TBC. Menurut jurnal dari kompas 2012 dalam pencegahan penyakit TB paru
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
10.1. Cara pencegahan penularan penyakit TB adalah:
1 Mengobati  pasien  TB  Paru  BTA  positif,  sebagai  sumber
penularan hingga sembuh, untuk memutuskan rantai penularan. 2
Menganjurkan  kepada  penderita  untuk  menutup  hidung  dan mulut bila batuk dan bersin.
Universitas Sumatera Utara
3 Jika batuk berdahak, agar dahaknya ditampung dalam pot berisi
lisol 5 atau dahaknya ditimbun dengan tanah. 4
Tidak membuang dahak di lantai atau sembarang tempat. 5
Meningkatkan kondisi perumahan danlingkungan. 6
Penderita TB dianjurkan tidak satu kamar dengan keluarganya, terutama selama 2 bulan pengobatan pertama.
10.2. Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit TB:
1 Meningkatkan gizi.
2 Memberikan imunisasi BCG pada bayi.
3 Memberikan  pengobatan  pencegahan  pada  anak  balita  yang
tidak mempunyai gejala TB tetapi mempunyai anggota keluarga yang menderita TB Paru BTA positif.
Selain  itu  jika  seseorang  memilki  tbc  aktif,  hal  pertama  yang  perlu dicatat  adalah  menjaga  kuman  dari  diri  sendiri.  Hal  ini  biasanya  memakan
waktu beberpa minggu pengobatan dengan obat tbc sebelum tidak menular lagi.  Ikuti  tips  ini  untuk  membantu  menjaga  dan  mencegah  penyakit  tbc
kepada taman dna keluarga dari infeksi bakteri: a.
Tinggal  dirumah  .  jangan  pergi  kerja  atau  sekolah  atau  tidur  dikar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk
tbc aktif. b.
Ventilasi ruangan. Kuman tbc menyebar lebih mudah dalam ruangan tertutup  kecil  dimana  udara  tidak  bergerak.  Jika  ventilasi  ruanga
Universitas Sumatera Utara
masih  kurang  membuka  jendela-jendela  dan  menggunakan  kipas untuk meniup udara dalam ruangan luar.
c. Tutup mulut dengan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut
kapan saja ketika di diagnosis tb, ini merupakan langkah pencegahan tb secara efektif dan jangan lupa untuk membuangnya secara tepat.
Selain pencegahan tbc  menyelesaikan seluruh terapi  obat  sangat baik untuk melawan infeksi sehingga lebih cepat, ini adalah langkah yang paling
penting yang dapat diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari tbc.  Bila  penderita  menghentikan  pengobatan  diri  atau  melewatkan  dosis
bakteri  tbc  memiliki  kesempatan  untuk  mengembangkan  mutasi  yang memungkinkan  mereka  untuk  bertahan  hidup  bahkan  jika  diberi  obat  tbc
yang paling kuat sekalipun . Tahap  Pencegahan  Penyakit  TB  Paru
Berkaitan  dengan  perjalanan alamiah  dan  peranan
Agent,  Host dan  Lingkungan  dari  TBC,  maka  tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,  walaupun  hanya  mengandung  tujuan  pengukuran  umum  dan  mempertahankan
standar  kesehatan  sebelumnya  yang  sudah  tinggi.  Proteksi  spesifik  dengan  tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; 1 Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG
secara  nasional  dan  internasional  pada  daerah  dengan  angka  kejadian  tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang
tidak absolut
dan tergantung
Host tambahan
dan lingkungan,
2
Universitas Sumatera Utara
Chemoprophylaxis,  obat  anti  TBC  yang  dinilai  terbukti  ketika  kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak,
3  Pengontrolan  Faktor  Prediposisi,  yang  mengacu  pada  pencegahan  dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental
2. Pencegahan Sekunder
Dengan  diagnosis  dan  pengobatan  secara  dini  sebagai  dasar  pengontrolan kasus  TBC  yang  timbul  dengan  3  komponen  utama  ;
Agent , Host dan Lingkungan.  Kontrol  pasien  dengan  deteksi  dini  penting  untuk  kesuksesan
aplikasi  modern  kemoterapi  spesifik,  walau  terasa  berat  baik  dari  finansial, materi  maupun  tenaga.  Metode  tidak  langsung  dapat  dilakukan  dengan
indikator anak  yang terinfeksi  TBC sebagai  pusat,  sehingga pengobatan  dini dapat  diberikan.  Selain  itu,  pengetahuan  tentang  resistensi  obat  dan  gejala
infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif. Langkah kontrol  kejadian  kontak  adalah  untuk  memutuskan  rantai  infeksi  TBC,
dengan  imunisasi  TBC  negatif  dan Chemoprophylaxis
pada  TBC  positif. Kontrol  lingkungan  dengan    membatasi  penyebaran  penyakit,  disinfeksi  dan
cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan  memegang peranan terhadap epidemi  TBC. Melalui
usaha  pembatasan  ketidakmampuan  untuk  membatasi  kasus  baru  harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
3. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi  merupakan  tingkatan  terpenting  pengontrolan  TBC.  Dimulai dengan  diagnosis  kasus  berupa  trauma  yang  menyebabkan  usaha  penyesuaian  diri
Universitas Sumatera Utara
secarapsikis,  rehabilitasi  penghibur  selama  fase  akut  dan  hospitalisasi  awal pasien,  kemudian  rehabilitasi  pekerjaan  yang  tergantung  situasi  individu.
Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk  mengurangi  cacat  sosial  dari  TBC,  serta  penegasan  perlunya
rehabilitasi . Selain itu, tindakan pencegahan sebaiknya juga dilakukan untuk
mengurangi perbedaan pengetahuan tentang TBC, yaitu dengan jalan sebagai berikut: a. Perkembangan media b. Metode solusi problem keresistenan obat.
c. Perkembangan obat  Bakterisidal baru. d. Kesempurnaan perlindungan dan efektifitas  vaksin.  e.  Pembuatan  aturan  kesehatan  primer  dan  pengobatan
TBC yang fleksibel. f. Studi lain yang intensif. g. Perencanaan yang baik dan investigasi epidemiologi TBC yang terkontrol.
Bagan 2.1. Pengontrolan  Kasus TB paru 2.  Pengetahuan
2.1. Pengertian