9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Tuberculosis Paru 1.1. Definisi
Tuberculosis paru
adalah penyakit
yang disebabkan
oleh Mycobakterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi,
diantaranya adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam derajad rendah, nyeri dada dan batuk darah
Mansjoer, 2001. Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis Sylvia, 2005. Tuberculosis adalah contoh lain infeksi pernafasan bawah, penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme
Mycobacterium Tuberculosis, yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah droplet, orang ke orang dan mengkolonisasi bronkiolus
atau alveolus Corwin, 2000 Berdasarkan defenisi diatas, maka Penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa Tuberculosis Paru adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman “Mycobakterium Tuberculosis” dengan gejala khasnya berupa batuk
lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum.
1.2. Etiologi
Penyebabnya adalah kuman Mycobacterium Tuberculosis yaitu kuman batang aerobik dan tahan asam yang merupakan organisme patogen maupun
saprofit.Ada beberapa mikobakteri patogen,tetapi hanya strain bovin yang
Universitas Sumatera Utara
patogenik terhadap manusia.basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil dari pada sel darah merah Wilson,2006.
1.3. Tanda Dan Gejala
Keluhan dan gejala pada penderita tuberkulosis paru dapat dibagi menjadi gejala lokal diparu dan keluhan pada selurh tubuh secara umum.
Keluhan diparu pun akan banyak tergantung pada jaringan paru yang sudah rusak karena teberkulosis ini dan bagaimana bentuk kerusakan yang ada.
Harus diketahui pula bahwa tidak ada keluhan yang khas untuk tuberkulosis. Artinya keluhan-keluhan yang ada bisa saja menyerupai
keluhan pada penyakit lain. Batuk misalnya, memang dapat terjadi pada tuberkulosis tetapi dapat terjadi juga pada penyakit flu biasa Tjandra,
2002. Menurut Depkes RI 2009 tanda dan gejalanya diantara lain:
a. Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih.
b. Batuk bercampur darah.
c. Sesak nafas dan nyeri dada.
d. Badan lemah.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Berat badan turun.
g. Rasa kurang enak badan lemas.
h. Demam meriang berkepanjangan.
i. Berkeringat dimalam hari walaupun tidak melakukan kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Komplikasi
Setelah terjadi infeksi melalui saluran napas, di dalam gelembung paru alveoli berlangsung reaksi peradangan setempat dengan timbulnya
benjolan-benjolan kecil tuberkel. Sering kali sistem-tangkas tubuh yang sehat dapat memberantas basil dengan cara menyelubunginya dengan
jaringan pengikat. Infeksi primer ini lazimnya menj adi abses “terselubung”
incapsulated dan berlangsung tanpa gejala hanya jarang disertai batuk dan napas berbunyi.
Pada orang-orang dengan sistem-imun lemah anak-anak, manula, penderita AIDS dapat timbul radang paru hebat. Basil TBC memperbanyak
diri di dalam makrofag dan benjolan-benjolan bergabung menjadi infiltrat yang akhirnya menimbulkan rongga caverna di paru-paru. Bila kemudian
terjadi hubungan antara paru-paru dan cabang bronchi, maka terjadilah TBC terbuka tuberculosis cavernosus dengan adanya basil di dahak sputum.
TBC terbuka ini berbahaya sekali. Walaupun hanya bercirikan batuk kronis, tetapi bersifat sangat menular. Penderita dengan kondisi seperti itu
merupakan sumber merajalelanya TBC dengan mendadak di sekelompok masyarakat. Hal ini terjadi lebih kurang 10 dari semua infeksi.
1.5. Pengobatan Pada Tuberculosis paru