1.4. Komplikasi
Setelah terjadi infeksi melalui saluran napas, di dalam gelembung paru alveoli berlangsung reaksi peradangan setempat dengan timbulnya
benjolan-benjolan kecil tuberkel. Sering kali sistem-tangkas tubuh yang sehat dapat memberantas basil dengan cara menyelubunginya dengan
jaringan pengikat. Infeksi primer ini lazimnya menj adi abses “terselubung”
incapsulated dan berlangsung tanpa gejala hanya jarang disertai batuk dan napas berbunyi.
Pada orang-orang dengan sistem-imun lemah anak-anak, manula, penderita AIDS dapat timbul radang paru hebat. Basil TBC memperbanyak
diri di dalam makrofag dan benjolan-benjolan bergabung menjadi infiltrat yang akhirnya menimbulkan rongga caverna di paru-paru. Bila kemudian
terjadi hubungan antara paru-paru dan cabang bronchi, maka terjadilah TBC terbuka tuberculosis cavernosus dengan adanya basil di dahak sputum.
TBC terbuka ini berbahaya sekali. Walaupun hanya bercirikan batuk kronis, tetapi bersifat sangat menular. Penderita dengan kondisi seperti itu
merupakan sumber merajalelanya TBC dengan mendadak di sekelompok masyarakat. Hal ini terjadi lebih kurang 10 dari semua infeksi.
1.5. Pengobatan Pada Tuberculosis paru
Penderita TBC dapat diobati dengan pemberian antibiotik oleh dokter. Pengobatan secara teratur selama 6-12 bulan dapat mencegah TBC
kambuh lagi. Penyakit TBC merupakan penyakit menular. Oleh karena itu, pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan
Universitas Sumatera Utara
penderita TBC. TBC dapat menular misalnya melalui dahak penderita TBC yang secara tidak langsung terhirup manusia yang sehat. Penularan perlu
diwaspadai dengan mengambil tindakan-tindakan pencegahan selayaknya untuk menghindarkan infeksi tetes dari penderita ke orang lain. Salah satu
cara adalah batuk dan bersin sambil menutup muluthidung dengan sapu tangan atau kertas tissue untuk kemudian didesinfeksi dengan lysol atau
dibakar. Bila penderita berbicara, jangan terlampau dekat dengan lawan bicaranya. Ventilasi yang baik dari ruangan juga memperkecil bahaya
penularan. Selain itu pengobatan TB paru lebih di utamakan dalam pengobatan medikamentosa diantaranya adalah dasar terapi medikamentosa
TB : 1
Kombinasi: minimal dua macam tuberculosis. 2
Kontinue: makan obat setiap hari. 3
Lama : berbulan-bulan tahun. 4
Bila obat pertama sudah diganti, dianggap telah resisten terhadap obat tersebut.
5 Semua obat sebaiknya diberikan dalam dosis tunggal kecuali
pirazidinamid 6
obat pertama : tuberkulostatika yang dipakai adalah: Obat-obat primer first line drugs :
1 INH isoniazid
2 Rifampisin
3 Etambutol
Universitas Sumatera Utara
4 Streptomisin
5 Pirazidinamid
Obat Alternatif second line drugs : 1
Keptromisin 2
Sikloserin 3
Etionamid 4
Viomisin 5
kanamisin Alternatif Drugs
1 PAS para amino salcylic acid
2 Tioasetazon.
Sekarang banyak yang dianut terapi jangka pendek, yaitu: 1
INH + rifampisin plus salah satu dari: 2
Streptomisin 3
Etambutol 4
Pirazinamid Diberikan setiap hari selama 1-2 bulan,dilanjutkan dengan:
INH plus salah satu dari : 1
Rifampisin 2
Etambutol 3
Streptomisin Diberikan 2-3 kali seminggu selama 4-7 bulan dengan demikian,
lamanya pengobatan 6-9 bulan.
Universitas Sumatera Utara
1.6. Upaya pencegahan TB paru Menurut Jack 2010 upaya pencegahan TB paru, Yaitu: