Penilaian Piutang Usaha

D. Penilaian Piutang Usaha

Piutang akan dicantumkan dalam neraca sebesar jumlah yang akan dapat direalisasikan (nilai realisasi/penyelesaian/ realizable/settlement value) yaitu jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Jumlah yang diharapkan dapat ditagih dihitung dengan cara mengurangi jumlah piutang yang ada dengan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih. Misalnya PT Cendekia pada tanggal 31 Desember 2006 mempunyai saldo piutang usaha Rp. 100.000.000,-. Dari piutang tersebut yang diperkirakan tidak dapat tertagih sebesar Rp. 15.000.000,- dikarenakan kondisi pelanggannya mengalami kebangkrutan. Jadi jumlah yang diharapkan diterima adalah Rp. 85.000.000 (Rp. 100.000.000,- dikurangi Rp. 15.000.000,-).

nilai realisasi/

Jumlah piutang yang tidak dapat

penyelesaian/realizable/

tertagih diakui sebagai kerugian piutang.

settlement value) yaitu

Kerugian piutang ini dilaporkan dalam

jumlah yang diharapkan

laporan laba rugi periode berjalan sebagai

dapat ditagih.

beban lain-lain. Besarnya kerugian piutang dapat ditentukan dengan

menggunakan metode penghapusan langsung atau metode cadangan.

1. Metode penghapusan langsung

Jumlah kerugian piutang atau piutang yang dihapuskan dapat diakui dan dilaporkan jika terdapat bukti yang meyakinkan bahwa pelanggan benar-benar tidak dapat melunasinya. Sehingga jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca adalah sebesar nilai bruto bukan nilai yang diharapkan dapat diterima.

Contoh, misalnya PT Rajawali pada tanggal 31 Desember menerima memo berupa copy surat keputusan dari pengadilan bahwa pelanggan tersebut dinyatakan pailit, maka pada tanggal tersebut PT Rajawali akan menghapus piutangnya senilai Rp. 15.000.000,-.

Ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah:

Kredit 2006 Desember 31

Tanggal Keterangan

Ref.

Debit

Kerugian Piutang Usaha Rp. 15.000.000 Piutang usaha

Rp. 15.000.000

2. Metode Cadangan

Jika menggunakan metode cadangan, perusahaan setiap akhir tahun harus menentukan berapa taksiran besarnya piutang tak tertagih yang akan diakui dan dilaporkan sebagai kerugian piutang pada periode berjalan. Sehingga jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca adalah sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima.

Ada dua dasar untuk menentukan jumlah kerugian piutang sebagaimana dalam ilustrasi 4.1.

Ilustrasi 4.1: Metode Cadangan Kerugian Piutang

Persentase dari Penjualan Persentase dari Penjualan

Penandingan Nilai Realisasi Kas

Penjualan Penghapusan

Kerugian Piutang

Didasarkan atas Laba-Rugi Didasarkan atas Neraca

a. Jumlah penjualan

Kerugian piutang ditentukan dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan yang diakui pada periode tersebut khususnya penjualan kredit. Dasar ini digunakan karena yang menimbulkan piutang adalah penjualan kredit. Tetapi jika sulit memisahkan berapa jumlah penjualan tunai dan berapa jumlah penjualan kredit maka yang digunakan adalah jumlah penjualan keseluruhan periode tersebut.

Contoh, misalnya penjualan yang diperoleh oleh PT Setia Jaya pada tahun 2006 adalah Rp. 300.000.000,- dimana Contoh, misalnya penjualan yang diperoleh oleh PT Setia Jaya pada tahun 2006 adalah Rp. 300.000.000,- dimana

Penjualan tahun 2006 Rp. 300 juta Penjualan tunai tahun 2006 (1/4 x 300 juta)

Rp. 75 juta Penjualan kredit tahun 2006

Rp. 225 juta

Piutang tak tertagih: 10% x Rp. 225 juta Rp. 22,5 juta Ayat jurnal untuk mencatat besarnya kerugian piutang pada tanggal

31 Desember 2006 adalah:

1. Jika pada periode tersebut baru menerapkan metode cadangan,

maka jurnalnya sebagai berikut:

Tanggal Keterangan

Kredit 2006 31 Des

Ref.

Debit

Kerugian Piutang Usaha

Rp. 22.500.000

Cadangan Kerugian Piutang Rp. 22.500.000

2. Jika perusahaan telah menggunakan metode cadangan dan misalkan saldo cadangan kerugian piutang pada periode

tersebut masih sebesar Rp. 5 juta

Tanggal

Kredit 2006 31 Des

Kerugian Piutang

Rp. 17.500.000

Cadangan Kerugian Piutang Rp. 17.500.000 ( Rp. 22.500.000,- -

Rp. 5.000.000,- = Rp. 17.500.000,-)

3. Terdapat bukti yang jelas jika pelanggan benar benar tidak

dapat melunasi piutangnya

Misalkan pada tanggal 5 Januari 2007 terdapat bukti surat keputusan pengadilan menyatakan bahwa salah satu pelanggan dinyatakan pailit yang berpiutang sebesar Rp. 10.000.000,- , sehingga piutangnya benar benar tidak dapat ditagih dan harus dihapuskan maka ayat jurnal untuk mencatat kejadian ini adalah:

Tanggal

Kredit 2007 5 Jan

Cadangan Kerugian Piutang Usaha

Rp. 10.000.000

Piutang Usaha Rp. 10.000.000 Piutang Usaha Rp. 10.000.000

Perhitungan kerugian piutang atas dasar saldo piutang akhir periode dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1. jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang

2. cadangan ditambah persentase tertentu dari saldo piutang

3. jumlah cadangan dinaikkan sampai jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur piutang

Untuk memberikan ilustrasi penggunaan ketiga metode di atas, misalnya PT Anggara Permana per 31 Desember 2006 mempunyai saldo piutang sebesar Rp. 15.602.900,- dengan rincian sebagaimana tertera di dalam tabel daftar saldo piutang dibawah ini. Sedangkan saldo cadangan kerugian piutang sebesar Rp. 250.000,-. Untuk tahun 2006 perusahaan menetapkan persentase kerugian piutang sebesar 2% dari saldo piutang.

PT Anggara Permana Daftar Saldo Piutang per 31 Desember 2006 (dalam rupiah)

Menunggak No.

Belum

Pelanggan Saldo

Jatuh

lebih dari

1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-120 120 hari 1 UD. Panca

2 Ny. Haris 1.244.500

3 Toko Abadi 760.000

4 Tn. Andika 987.500

5 Tn. Heri 1.567.800

1000.800 6 Toko Siantar

275.000 275.000 7 Nn. Fitri

8 Nn. Permana 888.000 888.000 9 UD. Afifah

600.000 1.150.000 10 CV. Tirta Tiara

Dari data di atas perhitungan besarnya kerugian piutang dan pencatatannya dilakukan sebagai berikut:

1) Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang

Besarnya kerugian piutang adalah persentase kerugian dikalikan saldo piutang yaitu 2% x Rp. 15.602.900 = Rp. 312.058,-. Karena saldo cadangan kerugian piutang masih sebesar Rp. 250.000 maka jumlah kerugian piutang tahun tersebut yang ditambahkan ke akun cadangan kerugian piutang adalah Rp. 312.058 – Rp. 250.000 = Rp. 62.058. Sedangkan ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah:

Tanggal Keterangan

D K 2006 31 Des

Ref

Kerugian Piutang Usaha Rp. 62.058 Cadangan Kerugian Piutang Rp. 62.058 Usaha

2) Cadangan ditambah persentase tertentu dari saldo piutang

Jumlah kerugian piutang yang diakui pada tanggal 31 Desember 2006 adalah hasil kali persentase kerugian dengan saldo piutang ditambah dengan saldo cadangan kerugian piutang yang masih ada pada tanggal tersebut.

Perhitungannya adalah sebagai berikut: Persentase kerugian dikalikan saldo piutang (2% x Rp. 15.602.900 )

Rp. 312.058 Ditambah Saldo cadangan kerugian piutang yang ada

Rp. 250.000 Jumlah kerugian piutang

Rp. 562.058

Sedangkan ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah:

Tanggal

Debit Kredit 2006 31 Des

Keterangan

Ref

Kerugian Piutang Usaha Rp. 312.058 Cadangan Kerugian Piutang Rp. 312.058 Usaha

Dengan ayat jurnal di atas maka saldo cadangan kerugian piutang pada tanggal 31 Desember menjadi Rp. 562.058,-.

3) Jumlah cadangan dinaikkan sampai jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur piutang

Berdasarkan daftar piutang yang dimiliki PT Anggara Permana pada tanggal 31 Desember 2006 dimana piutangnya sudah dikelompokkan menjadi dua golongan utama yaitu yang belum jatuh tempo dan yang menunggak. Jika PT Anggara Permana mempunyai kebijakan untuk menetapkan besarnya kerugian untuk masing masing golongan piutang sebagai berikut:

Persentase Taksiran Kelompok Umur Piutang

Saldo

Kerugian Kerugian

Piutang Belum Jatuh Tempo

Piutang

21.061,5 Menunggak 1-30 hari

6.071,25 Menunggak 31-60 hari

141.625 Menunggak 61-90 hari

215080 Menunggak 91-120 hari

177.600 Menunggak > 120 hari

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas besarnya kerugian piutang adalah Rp. 879.837,75. Karena saldo cadangan kerugian piutang yang masih ada sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp. 250.000 maka akun cadangan kerugian piutang ini akan ditambah sebesar Rp. 879.837.74 – Rp. 250.000 = Rp. 629.837,75.

Sedangkan ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah:

Tanggal Keterangan

Kredit 2006 31 Des

Ref

Debit

Kerugian Piutang Rp. 629.837,75 Cadangan Kerugian Piutang

Rp. 629.837,75