Buku SMK Agroindustri - Teknologi Pangan - Jilid 2.pdf

TEKNOLOGI PANGAN JILID 2

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang

TEKNOLOGI PANGAN JILID 2

Untuk SMK

Penulis

: Sri Rini Dwiari

Danik Dania Asadayanti Nurhayati Mira Sofyaningsih Sandi Frida A.R. Yudhanti Ida Bagus Ketut Widyana Yoga

Editor

: Tarkus Suganda

Perancang Kulit : TIM Ukuran Buku

: 17,6 x 25 cm

DWI DWIARI, Sri Rini t Teknologi Pangan Jilid 1 untuk SMK/oleh Sri Rini Dwiari, Danik Dania Asadayanti, Nurhayati, Mira Sofyaningsih, Sandi Frida A.R. Yudhanti, Ida Bagus Ketut Widyana Yoga ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

vi. 216 hlm Daftar Pustaka : I-VI

Glosarium : VII-XXVI ISBN : 978-979-060-164-2

Diterbitkan oleh

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008

Diperbanyak oleh PT Macanan Jaya Cemerlang

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik- baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT kerena berkat rahmat dan hidayah Nya, penulis dapat menyelesaikan buku ajar untuk Sekolah Menengah Kejuruan dengan judul TEKNOLOGI PANGAN. Buku ini merupakan hasil kerjasama antara penulis dengan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Buku TEKNOLOGI PANGAN membahas tentang pengetahuan bahan hasil pertanian, dasar-dasar proses pengolahan atau pengawetan, pasca panen, sanitasi, pengemasan, penanganan limbah, kimia pangan, bioteknologi dan analisis usaha.

Buku ini ditulis dengan tujuan dapat digunakan sebagai salah satu sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan wawasan dibidang Teknologi Pangan. Buku ini ditulis dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional Bidang Teknologi Hasil Pertanian yang telah diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Penulis mengaharapkan masukkan, saran dan koreksi dari para pembaca demi sempurnanya buku ini. Semoga buku Teknologi Pangan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Amiin

Penulis

Daftar Isi

Kata Sambutan ............................ iii

VIII. Kimia Pangan ................... 281

Kata Pengantar ........................... v

8.1 Karbohidrat ......................... 281 Daftar Isi ...................................... vi

8.2 Protein ................................ 287

8.3 Lemak dan minyak ............. 295

8.4 Enzim .................................. 298

VI. Pengemasan dan Penyimpanan

8.5 Vitamin dan Mineral ............ 302

Hasil Pertanian Pangan dan

8.6 Rangkuman ........................ 346

Produknya ........................ 211

IX. Bioteknologi Industri

6.1 Sejarah Pengemasan ......... 211

Pangan ............................. 351

6.2 Fungsi dan Peranan

9.1 Fisiologi sel mikroba ........... 351 Kemasan ............................ 213

9.2 Fermentasi Metabolit

6.3 Klasifi kasi Pengemasan ..... 214 Primer ................................. 356

6.4 Jenis-jenis bahan

9.3 Fermentasi metabolit pengemas ........................... 215 sekunder ............................. 369

6.5 Pembotolan (Bottling) ......... 235

9.4 Teknologi Fermentasi ......... 373

6.6 Pengalengan ...................... 241

9.5 Genetically Modifi ed Organism

6.7 Teknik Penutupan Wadah .. 243 (GMO) dalam pangan ......... 377

6.8 Labelling (Pemberian Label) 244

9.6 Bioteknologi Bakteri Asam

6.9 Peraturan-peraturan dalam Laktat .................................. 380 Kemasan Pangan ............... 242

X. Analisis Kelayakan

VII. Limbah .............................. 249 Usaha ................................ 389

7.1 Pendahuluan ...................... 249

10.1 Pengantar ........................... 389

7.2 Pengelolaan Limbah Hasil

10.2 Usaha Agroindustri Tempe . 389 Pertanian Pangan ............... 250

10.3 Pinjaman Modal .................. 389

7.3 Limbah Industri Pertanian ... 256

10.4 Skala Usaha ....................... 389

7.4 Pencemaran Air dan

10.5 Biaya Produksi .................... 389 Indikasinya .......................... 258

10.6 Perhitungan Pendapatan .... 392

7.5 Penangana Limbah Cair ..... 259

10.7 Hasil Penjualan ................... 392

7.6 Teknologi Pengomposan .... 265

10.8 BEP .................................... 392

7.7 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ...................... 274

Daftar Pustaka Glossary

6.1. Sejarah Pengemasan

Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fi sik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.

Bahan atau produk pangan bila tidak dikemas dapat mengalami kerusakan akibat serangan binatang (seperti tikus), serangga (seperti kecoa), maupun mikroba (bakteri, kapang dan khamir). Kerusakan bisa terjadi mulai dari bahan pangan sebelum dipanen, setelah dipanen, selama penyimpanan, pada saat transportasi dan distribusi maupun selama penjualan. Adanya mikroba dalam bahan pangan akan mengakibatkan bahan menjadi tidak menarik karena bahan menjadi rusak, terjadi fermentasi atau ditumbuhi oleh kapang. Bakteri yang tumbuh dalam bahan pangan akan mempengaruhi kualitasnya, disamping itu ada kecenderungan menghasilkan senyawa beracun bagi konsumen

(manusia), sehingga menimbulkan sakit, bahkan bisa menyebabkan kematian. Industri pangan hendaknya memproduksi bahan pangan yang memiliki kualitas bagus dan aman bila dikonsumsi. Pengemasan bahan pangan ikut berperan dalam menghasilkan produk dengan kualitas baik dan aman bila dikonsumsi.

Pengemasan menjadi hal yang penting karena akan memudahkan dalam kegiatan transportasi dan penyimpanan. Pengertian transportasi tidak selalu memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Akan tetapi bisa juga diartikan memindahkan bahan pangan dari piring atau gelas ke dalam mulut kita. Sebagai contoh: untuk minum diperlukan wadah atau gelas atau cangkir. Gelas atau cangkir ini juga merupakan salah satu wujud pengemasan. Contoh lain, memindahkan nasi dari piring ke mulut menggunakan sendok, maka sendok berperan sebagai bahan pengemas.

Sebelum dibuat oleh manusia, alam juga telah menyediakan kemasan untuk bahan pangan, seperti jagung dengan kelobotnya, buah-buahan dengan kulitnya, buah kelapa dengan sabut dan tempurung, polong-polongan dengan kulit polong dan lain-lain. Manusia juga

VI. PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN HASIL PERTANIAN PANGAN DAN PRODUKNYA

menggunakan kemasan untuk pelindung tubuh dari gangguan cuaca, serta agar tampak anggun dan menarik.

Pada mulanya, orang menggunakan daun yang lebar sebagai bahan pengemas, seperti daun jati, daun talas, dan daun pisang untuk membungkus daging. Kulit binatang digunakan untuk mengambil atau membawa air, keranjang bambu atau yang sejenis untuk menyimpan atau membawa hasil panen. Pada awal abad ke 19, Napoleon menginginkan bahan pangan yang dapat dibawa oleh tentara dalam jumlah banyak dan aman yang terkemas dengan baik. Kemudian dia menawarkan 12000 france bagi siapa saja yang dapat menemukan suatu teknologi yang dapat membawa bahan pangan dalam jumlah banyak dan aman selama dalam transportasi maupun penyimpanan. Pada tahun 1810, seorang berkebangsaaan Perancis bernama Nicolas Appert memenangkan hadiah tersebut. Dia mengembangkan pengemasan “canning proses” meskipun pada saat itu untuk pengemasan produk digunakan botol. Pada abad 19, dimana masyarakat di Amerika hidup berpindah- pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk bercocok tanam, biasanya mereka menggunakan kereta atau dikenal dengan wagon. Untuk mempertahankan hidupnya sebelum tanaman yang mereka tanam dapat dipanen, maka mereka membawa makanan dalam kaleng. Karena makanan kaleng tersebut

dapat tahan lama dan aman dikonsumsi maka sejak itu pula pengembangan pengalengan di Amerika berkembang dengan pesat. Contoh di atas

menunjukkan pada kita semua, bahwa pengemasan bahan pangan sangat erat hubungannya dengan kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu makanan harus tersedia kapan saja dan dimana saja di dunia ini. Untuk menyediakan bahan pangan yang tersedia kapan saja dan dimana saja, maka pengemasan menjadi hal yang penting selain teknologi pengolahannya.

Bahan kemasan yang sering digunakan untuk mengemas produk hasil pertanian adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang karton. Hasil-hasil pertanian yang dapat dimakan oleh manusia berasal dari sumber hewani dan nabati. Hasil pertanian itu dapat dikonsumsi dalam bentuk bahan mentah atau matang. Persiapan suatu hasil pertanian menjadi bentuk yang dapat dimakan melibatkan pengolahan. Di dalam proses pengolahan makanan terjadi perubahan-perubahan fi sik maupun kimiawi yang dikehendaki atau tidak dikehendaki. Disamping itu setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi tidak stabil, akan mengalami perubahan, sehingga sangat diperlukan pemilihan pengemasan yang tepat untuk itu sehingga masa simpan bahan pangan dapat ditingkatkan dan nilai gizi bahan pangan masih dapat dipertahankan.

Dengan demikian teknologi pengemasan dan pemilihan jenis bahan pengemas dirancang sedemikian rupa sehingga bahan pangan dapat terhindar dari serangan serangga maupun mikroba. Disamping itu juga dapat menghasilkan produk yang memiliki daya simpan Dengan demikian teknologi pengemasan dan pemilihan jenis bahan pengemas dirancang sedemikian rupa sehingga bahan pangan dapat terhindar dari serangan serangga maupun mikroba. Disamping itu juga dapat menghasilkan produk yang memiliki daya simpan

berbahaya seperti air keras, gas meningkatkan nilai tambah bahan yang

beracun dan produk yang dapat dikemas seperti bahan/produk lebih

menularkan warna, maka dengan menarik, harga jual lebih tinggi.

mengemas produk dapat melindungi produk- produk lain di sekitarnya.

f. Memperluas pemakaian dan pema-

6.2. Fungsi dan Peranan

saran produk, misalnya penjualan ke-

Kemasan

cap dan sirup yang semula dikemas dalam botol gelas, namun sekarang

Fungsi paling mendasar dari kemasan berkembang dengan menggunakan

adalah untuk mewadahi dan melindungi kemasan botol plastik.

produk dari kerusakan-kerusakan,

g. Menambah daya tarik calon pembeli sehingga lebih mudah disimpan,

h. Sebagai sarana informasi dan iklan diangkut dan dipasarkan. Secara umum

i. Memberi kenyamanan bagi kon- fungsi pengemasan pada bahan pangan

sumen.

adalah :

a. Mewadahi produk selama distribusi Fungsi f, g dan h merupakan fungsi

dari produsen hingga kekonsumen, tambahan dari kemasan, akan tetapi

agar produk tidak tercecer, terutama dengan semakin meningkatnya per-

untuk cairan, pasta atau butiran saingan dalam industri pangan, fungsi

b. Melindungi dan mengawetkan tambahan ini justru lebih ditonjolkan,

produk, seperti melindungi dari sinar sehingga penampilan kemasan harus

ultraviolet, panas, kelembaban udara, betul-betul menarik bagi calon pembeli.

oksigen, benturan, kontaminasi dari Beberapa cara untuk meningkatkan

kotoran dan mikroba yang dapat

penampilan kemasan:

merusak dan menurunkan mutu • Kemasan dibuat dengan beberapa

produk. warna dan mengkilat sehingga

c. Sebagai identitas produk, dalam menarik dan berkesan mewah

hal ini kemasan dapat digunakan • Kemasan dibuat sedemikian rupa

sebagai alat komunikasi dan sehingga memberi kesan produk

informasi kepada konsumen melalui yang dikemas bermutu dan mahal

label yang terdapat pada kemasan. • Desain kemasan dibuat sedemikian

d. Meningkatkan efi siensi, misalnya: rupa sehingga memudahkan bagi

memudahkan penghitungan (satu

konsumen

kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross • Desain teknik wadahnya selalu

dan seterusnya), memudahkan mengikuti teknik mutahir sehingga

pengiriman dan penyimpanan. Hal ini produk yang dikemas terkesan

penting dalam dunia perdagangan. mengikuti perkembangan terakhir.

e. Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk

Di samping fungsi-fungsi di atas, kemasan Berdasarkan frekuensi pemakaian, maka juga mempunyai peranan penting dalam kemasan digolongkan menjadi tiga, industri pangan, yaitu :

yaitu:

• sebagai identitas produk • kemasan sekali pakai (disposable), • media promosi

merupakan kemasan yang langsung • media penyuluhan, seperti memberi-

dibuang setelah digunakan. Contoh: kan informasi tentang petunjuk cara

daun pisang, daun waru, untuk penggunaan dan manfaat produk

membungkus tempe, daun jati untuk yang ada di dalamnya

membungkus daging segar, kantong • bagi pemerintah kemasan dapat di-

plastik untuk es.

gunakan sebagai usaha perlindung an • kemasan yang dapat digunakan konsumen

beberapa kali (multi trip), seperti • bagi konsumen kemasan dapat

botol kecap, botol bir, botol teh dalam digunakan sebagai sumber informasi

kemasan, peti telur, peti kemas dll.

tentang isi/produk, sebagai dasar • kemasan yang tidak dibuang atau dalam mengambil keputusan untuk

digunakan kembali oleh konsumen membeli produk tersebut atau tidak.

(semi disposal). Wadah atau kemasan produk biasanya tidak

Kemasan juga mempunyai beberapa dikembalikan ke produsen melainkan kelemahan, seperti:

digunakan untuk wadah sesuatu • Pengemasan bisa disalahgunakan

oleh konsumen atau dibuang begitu oleh produsen karena digunakan

saja. Contoh: kaleng susu bubuk dan

untuk menutupi kekurangan beberapa jenis botol yang menarik mutu atau kerusakan produk,

bagi konsumen.

mempropagandakan produk secara tidak proporsional atau menyesatkan Berdasarkan struktur sistem kemas, sehingga menjurus kepada penipuan maka bahan kemasan dapat dibedakan atau pemalsuan. Sehingga sering menjadi tiga, yaitu: disalahgunakan oleh produsen

• kemasan primer, merupakan • Pengemasan bahan pangan akan

bahan kemasan yang digunakan meningkatkan biaya produksi

untuk mengemas langsung produk makanan, seperti bungkus tempe, botol atau kaleng minuman, kantong

6.3. Klasifi kasi Pengemasan

keripik dll.

Menurut Syarief et al (1989), kamasan • kemasan sekunder, merupakan dapat digolongkan berdasarkan: frekuensi

kemasan yang berfungsi melindungi pemakaian, struktur sistem kemasan,

produk yang sudah dikemas sifat kekakuan bahan kemasan, sifat

menggunakan kemasan primer. perlindungan terhadap lingkungan dan

Kemasan ini akan membantu tingkat kesiapan pakai.

memudahkan kegiatan pengangkutan dan penyimpanan. Contoh: kardus memudahkan kegiatan pengangkutan dan penyimpanan. Contoh: kardus

pangan yang dikemas menjadi mengemas permen dll.

cepat rusak. Memberikan kemasan

• kemasan tersier, merupakan hermetis yang tidak berenamel dapat kemasan yang digunakan untuk

memberikan bau (odor) terhadap mengemas produk setelah dikemas

produk yang dikemas. Contoh dalam kemasan primer dan sekunder.

kemasan hermetis: kaleng dan botol Kemasan ini memudahkan kegiatan

gelas.

pengangkutan, terutama untuk jarak • Kemasan tahan cahaya, wadah ini jauh. Contoh: peti kemas.

tidak transparan atau tidak tembus cahaya. Kemasan ini sangat cocok

Berdasarkan kekakuan bahan kemas, untuk mengemas produk yang maka bahan kemasan dapat dibedakan

banyak mengandung lemak dan menjadi tiga, yaitu:

vitamin tinggi dan makanan hasil • kemasan fl eksibel, bahan jenis ini

fermentasi. Produk pangan yang mudah dilenturkan atau dibentuk

mengandung lemak dan vitamin tinggi sesuai keinginan, contoh plastik,

bila terkena cahaya langsung akan kertas, aluminium foil.

cepat mengalami oksidasi sehingga • kemasan kaku, kemasan ini tidak

produk akan cepat mengalami dapat ditekuk-tekuk atau tidak dapat

penurunan mutu. Disamping itu dilenturkan, contoh bahan kemasan

cahaya dapat mengaktifkan reaksi dari bahan gelas, kayu dan logam.

kimia dan reaksi enzimatis. Contoh: • kemasan semi kaku atau semi

kemasan dari kertas, kardus, botol fl eksibel, contoh botol plastik.

yang tidak tembus cahaya, plastik tidak tembus cahaya atau aluminium

Berdasarkan sifat perlindungan terhadap

foil.

kemasan, maka bahan kemasan dapat • Kemasan tahan suhu tinggi. Jenis dibedakan menjadi tiga, yaitu:

kemasan ini banyak digunakan untuk • kemasan hermetis (kemasan tahan

mengemas produk yang memerlukan uap dan gas), merupakan wadah

proses pemanasan, pasteurisasi atau yang secara sempurna tidak dapat

sterilisasi.

dilewati oleh udara maupun uap air. Selama kemasan ini masih Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, dalam keaadaan hermetis, maka maka bahan kemasan dibedakan kemasan tidak dapat ditembus oleh menjadi dua, yaitu wadah siap pakai dan bakteri, kapang dan debu. Akan wadah siap dirakit. tetapi bila pada proses penutupan tidak sempurna atau salah akan mengakibatkan wadah tidak lagi

6.4. Jenis-jenis bahan

hermetis. Dengan kata lain bakteri,

pengemas

kapang atau debu dapat masuk Bila diperhatikan di pasaran maka untuk kapang atau debu dapat masuk Bila diperhatikan di pasaran maka untuk

6.4.2. Gelas/kaca

susu bubuk, ada yang dikemas langsung dalam aluminium foil, ada juga setelah Bahan gelas terbuat dari 10% tanah dikemas dalam aluminium foil kemudian lempung, 15% soda abu dan pasir silika dikemas lagi dalam kardus, tetapi ada sekitar 75%, kadang- kadang digunakan pula susu bubuk yang dikemas dalam pula sedikit tambahan aluminium oksida, kaleng. Contoh lain: produk keripik atau kalium oksida, magnesium oksida dan dicairkan pada suhu 1540 chips, produk ini ada yang dikemas dalam O C.

kantong plastik, ada pula yang dikemas dalam aluminium foil, ada juga setelah Pembentukan menjadi berbagai bentuk dikemas dalam aluminium foil kemudian wadah dari gelas ini dilakukan pada saat dikemas lagi dalam kardus, tetapi ada adonan masih dalam kondisi semi padat, pula yang dikemas dalam kaleng yang sehingga memudahkan pembentukan terbuat dari kertas dengan diberi lapisan sesuai dengan keinginan (Griffi n et al, plastik tipis.

1985). Adapun bagian-bagian dari botol dapat dilihat pada Gambar 6.1 berikut

Menurut Griffi n et al. (1985), bahan ini. pengemasan dikelompokkan menjadi empat, yaitu: • Keramik, yang termasuk dalam

kelompok jenis ini adalah bahan- bahan dari gelas, dan keramik

• Logam, termasuk plat/ lempengan timah (tinplate), aluminium • Bahan alami (dari tanaman), seperti: kayu, serat tanaman dan karet

• Plastik Gambar 6.1. Bagian-bagian botol Wadah atau bahan pengemas dari

6.4.1. Keramik

bahan gelas umumnya digunakan Keramik diartikan sebagai bahan yang untuk mengemas bahan cair seperti

berasal dari partikel tanah termasuk dari parfum, bahan kosmetik (pelembab dan pasir dan lempung. Bahan pengemas dari pembersih wajah), pickle (asinan), jam keramik merupakan bahan pengemas (selai), jelly dan lain-lain. Saat ini juga tertua. Umumnya bahan pengemas banyak digunakan untuk mengemas tersebut dalam bentuk botol, guci, pot produk-produk padat untuk hiasan atau vas bunga. Untuk fermentasi pada ruangan, contoh beberapa macam biji- berasal dari partikel tanah termasuk dari parfum, bahan kosmetik (pelembab dan pasir dan lempung. Bahan pengemas dari pembersih wajah), pickle (asinan), jam keramik merupakan bahan pengemas (selai), jelly dan lain-lain. Saat ini juga tertua. Umumnya bahan pengemas banyak digunakan untuk mengemas tersebut dalam bentuk botol, guci, pot produk-produk padat untuk hiasan atau vas bunga. Untuk fermentasi pada ruangan, contoh beberapa macam biji-

semakin tinggi. Oleh karena itu, untuk produk-produk yang sensitif terhadap

Pengemasan bahan/produk dengan basa, seperti obat-obatan atau cairan menggunakan bahan gelas, memiliki transfus maka digunakan kemasan gelas beberapa keuntungan, yaitu: bersifat inert yang yang diberi perlakuan sulphating terhadap bahan kimia, jernih/transparan, dengan cara memasukkan sulfur dioksida tahan terhadap tekanan dari dalam, tahan ke dalam bahan gelas pada suhu 500 O C. panas dan relatif murah harganya.

Dengan demikian gas yang bersifat asam akan cepat bereaksi dengan sodium pada

Gelas bersifat inert terhadap bahan permukaan bahan gelas membentuk

kimia

sodium sulfat. Sodium sulfat akan mudah Gelas bersifat inert (lambat bereaksi) tercuci oleh air. terhadap bahan kimia dan hampir tidak

bereaksi dengan bahan/produk yang Selain bersifat inert terhadap bahan dikemas. Sifat inert dari bahan gelas kimia, gelas juga merupakan barrier memang relatif, namun hampir setiap (dapat melindungi) penguapan air dan bahan gelas tidak bereaksi dan tidak gas. Namun kehilangan uap air dan gas menimbulkan efek dengan bahan kimia. masih dapat terjadi pada saat terjadi Kecuali asam hidrofl orik berbentuk cair proses penutupan botol gelas. dapat bereaksi dengan cepat pada

suhu kamar (Paine dan Paine, 1992). Gelas memiliki sifat jernih

Disamping itu kemasan gelas dapat Bahan kemasan dari gelas memiliki digunakan untuk mengemas bahan/ keunggulan karena bahan gelas bersifat produk berbentuk cair, padat dan gas jernih. Dengan demikian pada saat karena mampu mencegah penguapan, pemasaran produk (terutaman makanan kontaminasi bau atau fl avor dari luar.

dan minuman), maka konsumen dapat melihat langsung isi/produk dalam botol/

Pada suhu kamar, air dan larutan dapat wadah gelas. Untuk produk- produk bereaksi dengan gelas tetapi kecepatan yang tidak tahan terhadap cahaya, reaksinya sangat rendah. Reaksi terjadi maka digunakan botol gelas berwarna, akibat adanya ion hydrogen dari air umumnya menggunakan warna coklat. digantikan oleh natrium dari bahan gelas

dalam jumlah yang sama. Akibatnya Gelas bersifat kaku/kokoh (rigid)

membentuk sodium hidroksida sehingga Sifat kemasan gelas yang kaku/kokoh air atau cairan sedikit bersifat basa. (rigid) hampir bisa digunakan untuk membentuk sodium hidroksida sehingga Sifat kemasan gelas yang kaku/kokoh air atau cairan sedikit bersifat basa. (rigid) hampir bisa digunakan untuk

dalam kemasan. sangat baik untuk mengemas produk Bir biasanya dilakukan pasteurisasi

dengan kondisi vacuum. dalam kemasan, dengan demikian untuk mengemas produk ini

Sifat kemasan gelas yang kaku/kokoh digunakan bahan kemasan gelas (rigid) kurang baik untuk mengemas

karena tahan terhadap panas. produk powder, seperti bedak dan produk • Sterilisasi kemasan kosong baik cair untuk bahan saniter, seperti sabun

menggunakan uap panas maupun tangan cair, pengharum pakaian cair,

udara panas.

lantai cair dan bahan-bahan yang sejenis. Hal ini dikarenakan kemasan gelas tidak Meskipun bahan kemasan gelas dapat dapat berfungsi sebagai dispenser bagi tahan terhadap suhu tinggi, namun per- produk-produk tersebut.

bedaan suhu yang mencolok di dalam dan di luar kemasan dapat menyebabkan

Tahan terhadap tekanan dari dalam

kemasan gelas retak atau pecah. Ketah- Bahan kemasan gelas memiliki sifat anan terhadap perbedaan suhu tersebut

tahan terhadap tekanan dari dalam. Oleh dipengaruhi oleh bentuk dan ketebalan karena itu kemasan gelas sangat sesuai kemasan gelas. Adapun kisaran perbe- untuk mengemas minuman berkarbonat, daan suhu antara di luar dan di dalam seperti soft drink, bir dan bahan- bahan kemasan tanpa mengalami retak atau yang mengandung aerosol.

pecah dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tahan terhadap panas

Tabel 6.1. Perbedaan suhu di luar botol dan di botol untuk menghindari botol

Ketahanan bahan kemasan terhadap

retak atau pecah

panas merupakan sifat yang penting selama proses pengemasan. Bahan

gelas dapat tahan pada suhu 500 O C. Jenis botol Perbedaan

Ketahanan gelas terhadap panas ini suhu akan menguntungkan selama proses:

Botol kecil untuk obat-obatan 60 – 80 O C

(vial)

ƒ Pengisian dalam kondisi panas (hot fi lling). Botol ukuran sedang, ringan,

50 – 70 O C

seperti botol jam, pickle

Pengisian dalam kondisi panas diperlukan Botol ukuran sedang, dinding kemasan tebal, seperti botol

45 – 60 O C untuk mengemas produk-produk yang wine/anggur dan bir

berbentuk pasta pada suhu kamar, Botol ukuran sedang, seperti

30 – 40 seperti selai kacang (peanut butter), O C

botol untuk susu, bir

atau untuk menghasilkan hasil kemasan

Sumber: Paine dan Paine (1993)

Harga kemasan gelas murah

Harga kemasan gelas relatif murah, karena botol habis pakai masih bisa digunakan untuk mengemas ulang produk yang sama atau dapat digunakan untuk mengemas produk lain.

Akan tetapi pengemasan dengan bahan gelas juga memiliki kelemahan karena bahan gelas bersifat transparan maka produk dalam kemasan harus disimpan pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung (untuk menghindari oksidasi), kemasan gelas relatif berat dan mudah pecah sehingga diperlukan kemasan sekunder untuk melindunginya, bahan gelas merupakan konduktor yang buruk sehingga tidak dapat didinginkan dengan cepat. Bahan kemasan gelas yang mengalami retak atau pecah dapat membahayakan pekerja maupun konsumen. Misalnya saja kemasan gelas selama proses pengolahan mengalami pecah, kemudian ada serpihan/potongan kaca kemasan gelas masuk dalam produk, karena sulit untuk mendeteksi ada tidaknya potongan/serpihan kaca dalam produk, maka produk tersebut akan sangat berbahaya bila tertelan olah konsumen.

6.4.3 Logam

Bahan logam yang dimaksud termasuk bahan kemasan yang menggunakan bahan tembaga, perak dan emas atau campuran dari bahan-bahan tersebut. Bahan tersebut dibuat sedemikan rupa sehingga mudah dilakukan pembentukan. Karena emas dan perak relatif mahal maka digunakan pula bahan dari timah,

seng, kuningan dan besi tahan karat (stainless steel). Bahan kemasan dari stainless steel banyak digunakan dalam industri pangan karena bahan ini hampir tidak bereaksi dengan bahan pangan. Bahan stainless steel yang beredar di pasaran juga memiliki berbagai kualitas, tergantung dari jenis bahan baku yang digunakan. Pemilihan peralatan atau bahan kemasan dari stainless steel harus hati-hati, karena saat ini banyak peralatan terbuat dari seng atau logam lain kemudian dilapisi dengan stainless steel. Bahan demikian biasanya mudah mengalami korosi atau berkarat terutama pada bagian sambungan atau setelah kontak dengan bahan asam dalam jangka waktu lama.

Keuntungan wadah kaleng untuk makanan dan minuman : • mempunyai kekuatan mekanik yang

tinggi • barrier (pelindung/penahan) yang

baik terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermetis.

Toksisitasnya relatif rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas. • Tahan terhadap perubahan- perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim

Bentuk kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan pangan yaitu: bentuk kaleng tinplate, kaleng alumunium, bentuk alumunium foil. Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan digunakan sebagai komponen utama untuk tutup botol Bentuk kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan pangan yaitu: bentuk kaleng tinplate, kaleng alumunium, bentuk alumunium foil. Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan digunakan sebagai komponen utama untuk tutup botol

6.4.4 Aluminium

Bahan pengemas dari aluminium banyak diaplikasikan sebagai bahan kaleng, bahan pengemas yang agak kaku dan bahan pengemas yang fl eksibel. Contoh bahan pengemas dari aluminium yang fl eksibel adalah aluminium foil. Bahan pengemas dari aluminium foil memiliki kelebihan karena bersifat impermeable (tidak dapat ditembus) oleh cahaya, gas, air, bau dan bahan pelarut yang tidak dimiliki oleh bahan pengemas fl eksibel lainnya. Aluminium foil banyak digunakan untuk mengemas produk coklat, bahan- bahan bakery, produk olahan susu, keripik dan lain-lain.

Aluminium merupakan logam yang me- miliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan daripada baja, mudah dibentuk, tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat menahan masuknya gas, mempu- nyai konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang. Tetapi penggunaan aluminium sebagai bahan kemasan juga mempunyai kelemahan yaitu kekuatan (rigiditasnya) kurang baik, sukar disolder sehingga sambungannya tidak rapat aki- batnya dapat menimbulkan lubang pada kemasan, harganya lebih mahal dan mudah berkarat sehingga harus diberi lapisan tambahan. Reaksi aluminium den-

gan udara akan menghasilkan aluminium oksida yang merupakan lapisan fi lm yang tahan terhadap korosi dari atmosfi r. Penggunaan aluminium sebagai wadah kemasan, menyebabkan bagian sebelah dalam wadah tidak dapat kontak dengan oksigen, hal ini menyebabkan terjadinya pengkaratan di bagian dalam kemasan. Untuk mencegah terjadinya karat, maka di bagian dalam dari wadah aluminium ini harus diberi lapisan enamel.

Secara komersial penggunaan aluminium murni tidak menguntungkan, sehingga harus dicampur dengan logam lainnya untuk mengurangi biaya dan memperbaiki daya tahannya terhadap korosi. Logam- logam yang biasanya digunakan sebagai campuran pada pembuatan wadah aluminium adalah tembaga, magnesium, mangan, khromium dan seng (pada media alkali).

6.4.4.1. Aluminium foil

Aluminium foil adalah bahan kemasan berupa lembaran logam aluminum yang padat dan tipis dengan ketebalan <0.15 mm. Kemasan ini mempunyai tingkat kekerasan dari 0 yaitu sangat lunak, hingga H-n yang berarti keras. Semakin tinggi bilangan H-, maka aluminium foil tersebut semakin keras. Ketebalan dari aluminium foil menentukan sifat protektifnya. Jika kurang tebal, maka foil tersebut dapat dilalui oleh gas dan uap. Pada ketebalan 0.0375 mm, maka permeabilitasnya terhadap uap air = 0, artinya foil tersebut tidak dapat dilalui oleh uap air. Foil dengan ukuran 0.009 mm biasanya digunakan untuk permen dan susu, sedangkan foil dengan ukuran

0.05 mm digunakan sebagai tutup botol retort pouch ke dalam air mendidih multitrip.

selama 5 menit. • dapat dipanaskan dalam microwave Sifat-sifat dari aluminium foil adalah

oven.

hermetis, fl eksibel, tidak tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk

6.4.4.2. Penggunaan Aluminium

mengemas bahan-bahan yang berlemak

untuk Kemasan Bahan

dan bahan-bahan yang peka terhadap

Pangan

cahaya seperti margarin dan yoghurt. Aluminium foil banyak digunakan sebagai Aluminium dapat digunakan untuk bahan pelapis atau laminan. Kombinasi mengemas produk buah-buahan dan aluminium foil dengan bahan kemasan sayuran, produk daging, ikan dan kerang- lain dapat menghasilkan jenis kemasan kerangan, produk susu dan minuman. baru yang disebut dengan retort pouch. Beberapa hal yang perlu diperhatikan Syarat-syarat retort pouch adalah harus dalam penggunaan kemasan aluminium mempunyai daya simpan yang tinggi, adalah : teknik penutupan mudah, tidak mudah • Untuk produk buah. Aluminium yang sobek bila tertusuk dan tahan terhadap

digunakan untuk mengemasan suhu sterilisasi yang tinggi.

produk buah-buah harus dilapisi dengan enamel untuk mencegah ter-

Retort pouch mempunyai keunggulan jadinya akumulasi gas hidrogen yang dibanding kaleng, yaitu:

dapat menyebabkan terbentuknya • Memliki luas permukaan lebih besar

gelembung gas dan karat. Penyim- dibandingkan kaleng dan kemasan-

pangan warna pada saus apel yang nya tipis sehingga memungkinkan

dikemas dengan aluminium, dapat terjadinya penetrasi

dicegah dengan menambahkan • Memiliki sifat perambatan panas

asam askorbat

yang lebih cepat dan lebih efi sien. • Produk daging. Pengemasan daging Dengan demikian waktu sterilisasi

dengan wadah aluminium tidak akan berkurang, maka mutu produk

menyebabkan terjadinya perubahan dapat diperbaiki, karena nilai gizinya

warna sebagaimana yang terjadi lebih tinggi dan sifat- sifat sensori

pada logam lain. Produk yang seperti rasa, warna dan tekstur dapat

mengandung asam amino dengan dipertahankan.

sulfur seperti daging dan ikan dapat • retort pouch lebih disukai konsumen

bereaksi dengan besi dan membentuk karena praktis dan awet,

noda hitam. Penambahan aluminium • produk yang telah disterilisasi dalam

yang dipatri pada kaleng tin plate kemasan retort pouch dapat langsung

dapat mencegah pembentukan noda dikonsumsi tanpa harus dipanaskan.

karat.

• pemanasan cukup mudah, yaitu • Ikan dan kerang-kerangan. Penge- dengan cara memasukkan kemasan

masan ikan sarden dalam minyak atau saus tomat dan saus mustard masan ikan sarden dalam minyak atau saus tomat dan saus mustard

dari bahan potongan kayu yang dilem • Produk susu. Kemasan aluminium sedemikian rupa sehingga menyerupai untuk produk susu memerlukan papan. lapisan pelindung, terutama pada susu kental yang tidak manis. Peng- Kayu merupakan bahan pengemas tertua gunaan aluminium untuk produk- yang diketahui oleh manusia, dan secara produk susu seperti margarin dan tradisional digunakan untuk mengemas mentega bertujuan untuk melindungi berbagai macam produk pangan padat

dan cair yang sudah dikemas seperti • Minuman. Pengemasan minuman buah- buahan dan sayuran, teh, anggur, dengan wadah aluminium harus bir dan minuman keras. Kayu juga diberi pelapis, epoksivinil atau epoksi digunakan sebagai bahan baku dalam jernih untuk bir dan epoksivinil atau pembuatan pallet, peti atau kotak kayu vinil organosol untuk minuman di negara-negara yang mempunyai ringan atau minuman berkarbonasi. sumber kayu alam dalam jumlah banyak. Pengemasan teh dengan aluminium Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk yang tidak diberi pelapis dapat pembuatan kemasan juga banyak menyebabkan terjadinya perubahan menimbulkan masalah karena makin warna dan fl avor.

produk dari cahaya dan O 2 .

langkanya hutan penghasil kayu.

6.4.5 Kayu

Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti, tong kayu atau pallet sangat umum

Kayu umumnya digunakan sebagai di dalam transportasi berbagai komoditas container (peti kemas). Kayu banyak dalam perdagangan internasional. Pen- digunakan sebagai peti kemas karena giriman botol gelas di dalam peti kayu dapat dibuat sesuai dengan ukuran yang dapat melindungi botol dari resiko pecah. diinginkan, meskipun tidak sekuat peti Kemasan kayu umumnya digunakan kemas yang terbuat dari logam (untuk sebagai kemasan tersier untuk melind- ketebalan bahan yang sama). Disamping ungi kemasan lain yang ada di dalamnya. sebagai peti kemas, kayu juga dibuat Kelebihan kemasan kayu adalah mem- untuk wadah atau kemasan telur, tomat, berikan perlindungan mekanis yang baik buaah- buahan dan lain-lain. Wadah dari terhadap bahan yang dikemas, memberi- kayu juga masih banyak dijumpai untuk kan bentuk tumpukan yang baik. Peng- menyimpan bahan-bahan yang akan Kayu umumnya digunakan sebagai di dalam transportasi berbagai komoditas container (peti kemas). Kayu banyak dalam perdagangan internasional. Pen- digunakan sebagai peti kemas karena giriman botol gelas di dalam peti kayu dapat dibuat sesuai dengan ukuran yang dapat melindungi botol dari resiko pecah. diinginkan, meskipun tidak sekuat peti Kemasan kayu umumnya digunakan kemas yang terbuat dari logam (untuk sebagai kemasan tersier untuk melind- ketebalan bahan yang sama). Disamping ungi kemasan lain yang ada di dalamnya. sebagai peti kemas, kayu juga dibuat Kelebihan kemasan kayu adalah mem- untuk wadah atau kemasan telur, tomat, berikan perlindungan mekanis yang baik buaah- buahan dan lain-lain. Wadah dari terhadap bahan yang dikemas, memberi- kayu juga masih banyak dijumpai untuk kan bentuk tumpukan yang baik. Peng- menyimpan bahan-bahan yang akan

Kelemahan dari penggunaan kayu sebagai kemasan adalah pengetahuan tentang struktur kayu, metode perakitan masih lemah. Hingga saat ini perakitan kemasan kayu masih dilakukan dengan cara yang sederhana, dan jarang sekali dilakukan pengamatan terhadap kandungan air kayu, rancang bangun/ disain yang efi sien, pengikatan/ pelekatan tidak dengan jenis pengikat dan ukuran yang benar, sehingga dihasilkan kemasan kayu dengan kekuatan yang rendah. Akibatnya nilai ekonomis kemasan kayu menjadi rendah.

Walaupun mempunyai kelemahan, tetapi kemasan kayu tetap digunakan pada industri-industri alat berat dan mesin. Kemasan kayu juga tetap merupakan alternatif untuk mengemas buah- buahan, sayur-sayuran dan ikan yaitu dengan kemasan kayu berat- ringan (light-weigh wooden). Peranan kemasan kayu di masa depan masih tetap baik terutama pada aplikasi pallet, dan merupakan salah satu alernatif penting disamping kertas dan plastik.

6.4.5.1. Aplikasi Kemasan Kayu Untuk Bahan Pangan

Kemasan kayu yang berbentuk peti, krat atau tong kayu merupakan

bentuk kemasan yang umum untuk pengangkutan berbagai komoditas dalam perdagangan inernasional. Penggunaan peti kayu untuk transportasi botol minuman baik untuk melindungi botol agar tidak pecah. Pengemasan buah segar dalam transportasi hingga saat ini juga masih banyak dilakukan. Kemasan kayu biasanya digunakan sebagai kemasan tersier yaitu kemasan yang digunakan untuk mengemas kemasan lain yang ada di dalamnya.

Tanda atau label pada kemasan kayu harus berisi informasi tentang: • Nama barang yang dikemas • Ukuran • Isi (jumlah atau volume bahan) • Mutu Kayu • Jenis Kayu • Identitas dan nama perusahaan

6.4.5.2. Pallet Kayu

Pallet kayu banyak digunakan untuk transportasi barang dari satu departemen ke departemen lain dalam suatu perusahaan, atau dari produsen ke konsumen. Pallet kayu dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : pallet untuk satu kali perjalanan (expendable pallets) dan pallet yang bersifat permanen atau untuk beberapa kali perjalanan.

Pallet permanen bisa tahan sampai 15 bulan. Bagian bawah dari pallet kayu terdiri atas dasar dan kaki kemasan yang biasanya berbentuk datar dan terbuat dari papan yang tersusun teratur dan memiliki jarak tertentu. Kayu pada pallet mempunyai minimum 2 kaki penyangga yang sesuai dengan panjang kemasan.

Dasar alas kemasan berupa papan Sifat-sifat kemasan kertas sangat kering dan kuat berukuran tebal. Kaki tergantung pada proses pembuatan dan alas kemasan bisa dilepas atau diikat perlakuan tambahan pada proses bersama kemasannya dengan paku.

pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fl eksibel atau kemasan

6.4.6 Kertas atau Karton

kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan sebagai kemasan fl eksibel

Bahan kertas atau karton banyak adalah kertas kraft, kertas tahan lemak digunakan sebagai bahan pengemas. (grease proof). Glassin dan kertas lilin Produk bakery (kue, roti dan pastry) (waxed paper) atau kertas yang dibuat biasanya dikemas dalam kertas atau dari modifi kasi kertas- kertas ini. Wadah- karton. Karton jarang digunakan langsung wadah kertas yang kaku terdapat dalam sebagai bahan pengemas. Biasanya bentuk karton, kotak, kaleng fi ber, drum, sebelum dikemas dalam karton, produk cawan-cawan yang tahan air, kemasan pangan dikemas dahulu dalam kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat plastik, kemasan kaleng, kemasan botol dibuat dari paper board (kertas berbentuk atau kemasan dalam tetra pack.

papan), kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board/papan

Penggunaan karton sebagai kemasan dari kertas khusus. Wadah kertas sekunder biasanya ditujukan untuk biasanya dibungkus lagi dengan bahan- melindungi produk dari kerusakan bahan kemasan lain seperti plastik dan mekanis dan fi sis. Disamping itu juga foil logam yang lebih bersifat protektif. bertujuan untuk memudahkan dalam proses pengangkutan atau transportasi

6.4.6.1. Jenis-jenis Kertas

dan penyimpanan. Ada dua jenis kertas utama yang Kemasan kertas merupakan kemasan digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas fl eksibel yang pertama sebelum lunak. Kertas yang digunakan sebagai ditemukannya plastik dan aluminium foil. kemasan adalah jenis kertas kasar, Saat ini kemasan kertas masih banyak sedangkan kertas halus digunakan untuk digunakan dan mampu bersaing dengan buku dan kertas sampul. Kertas kemasan kemasan lain seperti plastik dan logam yang paling kuat adalah kertas kraft karena harganya yang murah, mudah dengan warna alami, yang dibuat dari diperoleh dan penggunaannya yang luas. kayu lunak dengan proses sulfatasi. Ada Selain sebagai kemasan, kertas juga beberapa jenis kertas, antara lain: berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan • Kertas glasin dan kertas tahan kertas untuk mengemas bahan pangan

minyak (grease proof). Kertas ini adalah sifatnya yang sensitif terhadap air

dibuat dengan cara memperpanjang dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban

waktu pengadukan pulp sebelum udara lingkungan.

dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan- bahan dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan- bahan

• Kertas Perkamen, digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, teh dan kopi. Sifat-sifat kertas perkamen adalah: tahan terhadap lemak, mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih, permukaannya tidak berserat, tidak berbau, tidak berasa, transparan sehingga sering disebut kertas glasin, tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan tertentu.

• Kertas lilin merupakan kertas yang dilapisi oleh lilin parafi n. Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.

• Daulang (Container board). Kertas daulang banyak digunakan dalam pembuatan karton beralur. Ada dua jenis kertas daluang, yaitu: line board disebut juga kertas kraft yang berasal dari kayu cemara (kayu lunak) dan corrugated medium yang berasal dari kayu keras dengan proses sulfatasi.

• Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan kertas maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan- bahan tambahan tertentu.

• Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut juga kertas sintetis yang terbuat dari lembaran stirena, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: daya sobek dan ketahanan lipat yang baik, daya kaku lebih kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan masalah dalam pencetakan label, tidak mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH), tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang, dapat dicetak dengan suhu pencetakan yang tidak terlalu tinggi, karena polistirena akan lunak pada

suhu 80 0 C.

6.4.6.2. Bentuk kemasan kertas

Bentuk amplop sering digunakan sebagai pembungkus dari kantong kertas.

Kantung kertas dapat dibuat secara sederhana oleh industri rumah tangga, tetapi dapat juga dibuat secara fabrikasi. Bentuk lain dari kemasan kertas adalah karton lipat dan kardus. Karton lipat dan kardus merupakan jenis kertas yang populer karena praktis dan murah. Dalam perdagangan disebut juga folding carton (FC) atau karton lipat. Bahan yang banyak digunakan untuk membuat karton lipat adalah cylinder board yang terdiri dari beberapa lapisan, dan bagian tengahnya terbuat dari kertas- kertas daur ulang, sedangkan kedua sisi lainnya berupa kertas koran murni dan bahan murni yang dipucatkan. Untuk memperbaiki sifat-sifat Gambar 6.2. Pola-pola dasar untuk membuat

karton lipat, maka dapat dilapisi dengan kemasan karton lipat. selulosa asetat dan polivinil klorida

(PVC) yang diplastisasi. Kasein yang dicampurkan pada permukaan kertas akan memberikan permukaan cetak yang lebih halus dan putih. Keuntungan dari karton lipat adalah dapat digunakan untuk transportasi, dan dapat dihias dengan bentuk yang menarik untuk barang- barang mewah. Tetapi kelemahannya adalah kecenderungan untuk sobek di bagian tertentu. Model dasar yang paling umum dari karton yang terdiri dari : • lipatan terbalik (reverse tuck) • dasar menutup sendiri (auto-lock

bottom) • model pesawat terbang (airplane style) • model lipatan lurus

Gambar 6.3. Model kotak karton lipat dari

• model perekatan ujung (seal end)

pengembangan pola dasar

• model perkakas dasar (hardware bottom)

Garis putus-putus pada Gambar 6.2 dan

6.3, menunjukkan letak lipatan. Dari keenam model dasar ini dikembang-

kan model-model lain (Gambar 6.10 dan Pemilihan jenis atau model karton 6.11)

lipat yang akan digunakan sebagai pengemas, tergantung pada jenis produk lipat yang akan digunakan sebagai pengemas, tergantung pada jenis produk

A = Wadah Celah Teratur (RSC) B = Wadah Celah Terpusat (CSSC)

lipat dapat berupa uji jatuh bagi wadah

C = Wadah Celah Tumpang tindih (FOL)

yang sudah diisi, pengujian tonjolan atau

D = Bliss Box

bulge, pengujian kekuatan kompresi dan

E = Pembungkus Buku

daya kaku dalam hubungannya dengan F = Kotak Laci Tiga kelembaban udara.

Gambar 6.4. Berbagai jenis kotak karton kerdut

Penggunaan karton tipis (folding box Corrugated box tanpa inner (individual atau cardboard box ) untuk kemasan, box) digunakan sebagai kemasan primer mendapat tambahan bahan-bahan untuk mengemas buah dan sayur, ikan tertentu dan kualitas karton tipis yang beku dan lain-lain. Untuk pengemasan dihasilkan tergantung dari jenis bahan buah atau sayuran segar, maka pada tambahan tersebut. Misalnya: untuk dinding kotak harus diberi lubang ventilasi. bahan pangan yang harus selalu dalam Penggunaan karton bergelombang pada keadaan segar yang disimpan dalam produk yang dikemas dengan botol gelas lemari es, maka digunakan karton tipis atau plastik dapat memakai partition yang dilapisi Corrugated box (karton divider atau pemisah untuk mencegah kerdut) disebut juga karton bergelombang terjadinya benturan. atau karton beralur terdiri dari 2 macam corrugated sheet, yaitu: kertas kraft

6.4.7 Plastik

(kraft liner) untuk lapisan luar dan dalam kertas medium untuk bagian tengah yang Penemuan dan pembuatan plastik, bergelombang.

pertama kali dilaporkan oleh Dr.Montgomerie pada tahun 1843, yaitu

Jenis karton bergelombang yang paling oleh penduduk Malaya dengan cara umum adalah jenis RSC (Regular Slotted memanaskan getah karet kemudian Container) atau wadah celah teratur. dibentuk dengan tangan dan dijadikan Jenis-jenis kartton bergelombang dapat sebagai gagang pisau. Pada tahun 1845 dilihat pada Gambar 6.4.

J.Peluoze berhasil mensintesa sululosa nitrat. Cetakan bahan plastik yang pertama, dipatenkan oleh J.L.Baldwin pada tangal 11 Februari 1862 yang disebut dengan molds for making daguerreotype cases. Cetakan ini kemudian digunakan secara luas untuk membentuk bahan-bahan plastik yang terdiri dari campuran getah karet dengan berbagai bahan pengisi, humektan dan pemplastik.

Penemuan selulosa nitrat atau seluloid pertama kali dilakukan oleh Dr.John Wesley Hyatt dari New York yaitu untuk menggantikan bola bilyard yang sebelumnya erbuat dari gading. Seluloid digunakan juga untuk mainan anak- anak, pakaian, cat dan vernis, serta fi lm untuk foto. Tahun 1920 Dr.Leo Hendrik Baekeland (Belgia) menemukan reaksi antara fenol dan formaldehida yang menghasilkan bakelite, dan penemuan ini dianggap sebagai awal industri plastik. Berbagai jenis bahan kemasan plastik baru bermunculan sesudah perang dunia kedua usai.

Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi (Syarief, et al., 1989).

Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama- sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar (Syarief, et al., 1988).

Kemasan plastik dapat berbentuk kemasan kaku maupun kemasan yang mudah dibentuk atau fl eksibel. Untuk