2: Transaksi yang Biasa Terjadi di Luar Aturan
Ilustrasi 12.2: Transaksi yang Biasa Terjadi di Luar Aturan
Umum
Saat
Sebelum Pengiriman
Setelah Pengiriman
Special Sale
Wara Konsi
laba nyasi Produksi
Sebelum Selama Penye- Uang
Biaya
Produksi lesaian
Produk Diterima
Umum
si
Beberapa contoh berikut ini diberikan untuk penyimpangan pengakuan pendapatan pada kasus yang menyimpang dari aturan umum (general rule)
1. Penjualan dengan persetujuan pembelian
Bila sebuah perusahaan menjual produk dalam suatu periode dan setuju untuk membelinya kembali dalam periode akuntansi, perusahaan belum bisa di katakan menjual produk, karena bila persetujuan pembelian kembali dilakukan pada harga tertentu dan harga tersebut menutup semua biaya persediaan di tambah biaya penyimpanan yang berkaitan, maka persediaan dan kewajiban yang berkaitan tetap ada di pembukuan penjual.
2. Pengakuan penjualan dimana terdapat hak retur
Tiga metode pengakuan pendapatan dengan adanya retur produk:
a. Tidak mencatat penjualan sampai hak retur habis masa berlakunya.
b. Mencatat penjualan tetapi menguranginnya dengan taksiran retur mendatang.
c. Mencatat penjualan dan memperhitungkan retur sewaktu terjadi.
Bila suatu perusahaan menjual produkya tetapi memberikan kepada pembeli hak retur, pendapatan dari transaksi penjualan dapat diakui pada saat penjualan hanya jika seluruh 6 syarat berikut terpenuhi:
a. Harga penjual kepada pembeli intinya tetap atau dapat ditentukan pada waktu penjualan .
b. Pembeli telah/berkewajiban membayar kepada penjual dan kewajiban itu bukan merupakan konsinyasi pada penjualan kembali produk.
c. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak berubah karena kasus pencurian atau kehancuran secara fisik terhadap produk.
d. Pembeli memperoleh produk yang dapat dijual kembali yang memiliki substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh pembeli.
e. Penjual tidak memiliki kewajiban berarti pada prestasi kerja masa depan yang secara langsung mengakibatkan penjualan kembali produk oleh pembeli.
f. Jumlah retur masa depan dapat di taksir secara layak.
3. Penjualan Cicilan
Penjualan cicilan merupakan contoh pengakuan pendapatan untuk jenis transaksi after delivery, yang merupakan suatu jenis penjualan dimana pembayarannya diwajibkan didalam periode cicilan selama periode waktu yang diperpanjang. Ini digunakan dalam perdagangan eceran dimana segala jenis peralatan dan perabotan untuk pertanian dan rumah tangga dijual dengan dasar cicilan. Kadang-kadang ini juga dipakai untuk industri alat-alat berat dimana instalasi mesin dibayar untuk periode yang panjang.
Metode cicilan menekankan penagihan dari pada penjualan, metode ini mengakui laba pada periode penagihan dan bukan pada saat periode penjualan. Dasar akuntansi cicilan dibenarkan atas dasar bahwa tidak ada lagi dasar yang cocok untuk menaksir tingkat yang dapat ditagih, pendapatan seharusnya tidak diakui sampai ditagihnya kas.
Untuk mengilustrasikan metode penjualan cicilan dalam akuntansi penjualan barang dagang, asumsikan data berikut merupakan saldo penjualan cicilan untuk periode tahun 2005–tahun 2007.
2007 Saldo Penjualan Cicilan (Rp.)
250.000 240.000 Biaya Penjualan Cicilan (Rp.)
190.000 168.000 Laba Kotor (Rp.)
Tingkat Laba Kotor Penjualan
Penerimaan Kas: Penjualan 2005 (Rp.)
100.000 40.000 Penjualan 2006 (Rp.)
100.000 125.000 Penjualan 2007 (Rp.)
Untuk menyederhanakan ilustrasi tersebut, diasumsikan tidak ada beban bunga. Ikhtisar ayat-ayat jurnal dalam bentuk jurnal umum ditunjukkan di bawah ini.
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2005 Piutang Dagang Cicilan, 2005
Keterangan
Reff.
200.000 Penjualan Cicilan
(mencatat penjualan cicilan)
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2005 Kas
Keterangan
Reff.
60.000 Piutang Dagang Cicilan, 2005
(mencatat penagihan kas)
Ayat jurnal untuk mencatat biaya penjualan dalam cicilan pada tahun 2005 baik atas dasar persediaan periodik maupun atas dasar persediaan perpetual, sebagai berikut:
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2005 Biaya-biaya Penjualan Cicilan
Keterangan
Reff.
150.000 Persediaan atau Pembelian
Ayat jurnal untuk menutup penjulan cicilan dan biaya-biaya penjualan cicilan pada tahun tersebut, sebagai berikut:
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2005 Penjualan Cicilan
Keterangan
Reff.
200.000 Biaya-biaya Penjualan Cicilan
150.000 Laba Kotor yg Ditangguhkan, 2005
Ayat jurnal untuk memindahkan dari laba kotor yang ditangguhkan laba yang direalisasi melalui penagihan kas yaitu sebesar Rp. 60.000,- X25%
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2005 Laba Kotor yg Ditangguhkan, 2005
Keterangan
Reff.
15.000 Laba Kotor yg Direalisasikan dlm Penjualan cicilan
Ayat jurnal untuk mencatat realisasi laba kotor adalah:
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2005 Laba Kotor yg Direalisasikan dlm
Keterangan
Reff.
Penjualan cicilan 15.000 Ikhtisar Laba/ Rugi
Laba kotor yang direalisasi dan ditangguhkan dihitung untuk tahun 2005 sebagai berikut:
Tingkat laba kotor tahun 2005, 25%. Kas yang ditagih dari penjualan tahun berjalan
Rp. 60.000,- Laba kotor yang direalisasi(25% dari Rp. 60.000)
” 15.000,- Laba kotor yang di tangguhkan
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2006 Piutang Dagang Cicilan
Keterangan
Reff.
250.000 Penjualan Cicilan
(mencatat penjualan cicilan)
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2006 Kas
Keterangan
Reff.
200.000 Piutang Dagang Cicilan, 2005
100.000 Piutang Dagang Cicilan, 2006
(mencatat penagihan kas)
Ayat jurnal untuk mencatat biaya penjualan dalam cicilan pada tahun 2006, adalah:
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2006 Biaya-biaya Penjualan Cicilan
Keterangan
Reff.
190.000 Persediaan atau Pembelian
Ayat jurnal untuk menutup penjualan cicilan dan biaya- biaya penjualan cicilan pada tahun tersebut, sebagai berikut:
(dalam Rupiah)
Jurnal Umum
Hal:
Debit Kredit 2006 Penjualan Cicilan
250.000 Biaya-biaya Penjualan Cicilan
190.000 Laba Kotor yg Ditangguhkan, 2006
Ayat jurnal untuk memindahkan dari laba kotor yang ditangguhkan laba yang direalisasi melalui penagihan, adalah:
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2006
Keterangan
Reff.
Laba Kotor yg Ditangguhkan, 2005 (Rp.100,000 x 25%)
25.000 Laba Kotor yg Ditangguhkan, 2006 (Rp.100,000 x 24%)
24.000 Laba Kotor yg Direalisasikan dlm
Penjualan Cicilan 49.000
Ayat jurnal untuk mencatat realisasi laba kotor adalah:
(dalam Rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Debit Kredit 2006 Laba Kotor yg Direalisasikan dlm Penjualan Cicilan
Keterangan
Reff.
49.000 Ikhtisar Laba/ Rugi
Laba kotor yang direalisasi dan ditangguhkan dihitung untuk tahun 2006 sebagai berikut:
Tingkat laba kotor 24% Kas yang ditagih dari penjualan tahun berjalan Rp. 100.000,- Laba kotor yang direalisasi ” 24.000,- Laba kotor yang akan ditangguhkan (Rp. 60.000,- - Rp. 24.000,-)
” 36.000,- Penjualan tahun sebelumnya
Tingkat laba kotor 2005
Kas yangditagih dari penjualan tahun 2005 Rp. 100.000,- Laba kotor yang direalisasi 2006 dari penjualan 2005 (25% dari Rp. 100.000) ” 25.000,-
Total laba yang kotor yang direalisasi Pada tahun 2006 Realisasi penagihan penjualan tahun 2005 Rp.
25.000,- Realisasi penagihan penjualan tahun 2006 ”
24.000,-
Total Rp. 49.000,-
(dalam rupiah)
Hal: Tanggal
Jurnal Umum
Uraian
Ref
Debet Kredit
2007 Mei
1 Kas 2.500.000 Pendapatan bunga
1.000.000 Pendapatan dividen
500.000 Pendapatan royalti
1.000.000