Kebijakan Pemerintah di Bidang Ekonomi Makro

4. Kebijakan Pemerintah di Bidang Ekonomi Makro

Untuk mengatasi masalah-masalah pemerintah di bidang ekonomi, pemerintah menggunakan kebijakan-kebijakan tertentu. Secara garis besar terdapat tiga kebijakan pemerintah di bidang ekonomi makro. Kebijakan tersebut adalah kebijakan skal, kebijakan moneter, dan kebijakan perdagangan luar negeri.

a. Kebijakan Fiskal

Kebijakan skal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pengendali sektor publik. Kebijakan skal dalam hal penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik, dengan instrumen utamanya perpajakan. Dengan demikian, peranan

kebijakan skal dalam perekonomian menjadi semakin penting. Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan atau mengarahkan perekono mian ke kondisi yang lebih baik (pertumbuhan ekonomi meningkat) atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Instrumen utama kebijakan skal adalah pajak (T) dan pengeluaran negara (G). Kebijakan skal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan skal ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang menghadapi masalah penganggu ran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya, menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak. Adapun kebijakan skal kontraktif adalah bentuk kebijakan skal yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapi in asi. Tindakan yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran pemerintah atau memperbesar tingkat pajak.

Ekonomika

b. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Biaya pengembalian moneter tahun pemerintah melalui Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk

ini diperkirakan mencapai Rp20 triliun mengendalikan atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang

atau naik dibandingkan tahun 2005 lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang beredar

sebesar Rp18 triliun. Hal tersebut dan tingkat suku bunga melalui pasar uang.

dikatakan Gubernur Bank Indonesia

Kebijakan moneter memiliki tujuan yang sama dengan kebijakan (BI) Burhanudin Abdullah, saat

menyampaikan orasi ilmiah dalam ekonomi pemerintah lainnya. Perbedaannya terletak pada instrumen

acara pelantikan pengurus Ikatan kebijakannya. Jika dalam kebijakan skal pemerintah menggunakan

Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). pengendalian penerimaan dan pengeluaran pemerintah, dalam

Sumber: Kompas, 21 Juli 2006

kebijakan moneter peme rintah mengendalikan jumlah uang beredar.

Kebijakan Ekonomi Pemerintah

Kebijakan moneter dilakukan dengan mempertahan kan cara, menambah, atau mengurangi jumlah uang beredar untuk memacu

Logika Ekonomi

pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan kestabilan harga. Berbeda dengan kebijakan skal, kebijakan moneter memiliki selisih

Menurut pendapat Anda, apakah waktu (time lag) yang relatif lebih singkat dalam hal pelaksanaannya. sudah tepat pemerintah mengambil

Hal tersebut terjadi karena Bank Sentral tidak memerlukan izin dari kebijakan moneter untuk

mengendalikan uang yang beredar DPR dan kabinet untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan untuk

saat ini? mengatasi masalah yang sedang dihadapi dalam perekonomian.

Seperti halnya kebijakan skal, kebijakan moneter dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif dilakukan pemerintah jika ingin menambah jumlah uang beredar di masyarakat atau dengan tujuan akhir mempercepat roda perekonomian yang lebih dikenal sebagai kebijakan uang longgar (easy money policy). Sebaliknya, jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, kebijakan moneter yang ditempuh adalah kebijakan moneter kontraktif atau yang lebih dikenal dengan nama kebijakan uang ketat (tight money policy ) dengan tujuan akhir menurunkan tingkat in asi.

c. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

Kebijakan perdagangan luar negeri merupakan salah satu bagian dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan perdagangan luar negeri adalah tindakan atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang memengaruhi struktur atau komposisi dan arah transaksi perda- gangan dan pembayaran internasional. Kebijakan luar negeri tidak berdiri sendiri, melainkan saling memengaruhi terhadap komponen- komponen lain dari kebijakan ekonomi makro, seperti kebijakan

skal dan kebijakan moneter.

Tujuan kebijakan perdagangan luar negeri adalah sebagai berikut:

1) meningkatkan ekspor untuk meningkatkan penerimaan devisa;

2) melindungi industri nasional dari persaingan barang-barang

impor;

3) melindungi kepentingan nasional dari pengaruh buruk atau negatif yang berasal dari luar negeri. misalnya, dampak in asi di luar negeri terhadap in asi di dalam negeri melalui impor, atau efek resesi ekonomi dunia terhadap pertumbuhan ekonomi di dalam negeri melalui pengaruh negatifnya terhadap pertum buhan ekspor Indonesia;

4) menjaga keseimbangan neraca pembayaran, sekaligus menjamin persediaan valas yang cukup terutama untuk kebutuhan impor dan pembayaran cicilan serta bunga utang luar negeri;

5) menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil;

6) meningkatkan kesempatan kerja.

Kebijakan perdagangan luar negeri terbagi menjadi dua macam, yaitu kebijakan pengembangan ekspor dan kebijakan impor.