RENCANA INDUK NASIONAL SPBE DAN SIDEKA

BAB III RENCANA INDUK NASIONAL SPBE DAN SIDEKA

Pasal 6

(1) Rencana Induk Nasional SPBE dan SIDEKA disusun dalam rangka memberikan arah pelaksanaan SPBE dan SIDEKA agar pengembangan sistem elektronik pemerintah, pemerintahan daerah dan Pemerintahan Desa berjalan terpadu dan berkesinambungan.

(2) Rencana Induk Nasional SPBE dan SIDEKA terdiri atas 6 (enam) program utama yaitu:

a. Keamanan Informasi Pemerintah (Government Infor- mation Security)

b. Jaringan Intra Pemerintah (Government Internet Ex- change)

c. Sistem Penghubung Layanan Pemerintah (Govern- ment Service Bus)

d. Pusat Data Elektronik Terpadu (Government Inte- d. Pusat Data Elektronik Terpadu (Government Inte-

grated Data Center)

e. Sistem Perizinan Nasional Satu Pintu (National Single Window)

f. Sistem Portal Layanan Publik (Citizen Services System)

Bagian Kesatu Keamanan Informasi Pemerintah (Government Information Security)

Pasal 7

(1) Pimpinan Badan Pemerintahan menugaskan kepada Unit

Kerja untuk melindungi keamanan SPBE sesuai ketentuan keamanan informasi pemerintah, serta melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan dari tugas tersebut.

(2) Pemerintah Desa menugaskan kepada perangkat desa

yang melakukan pengelolaan SIDEKA untuk melindungi keamanan SIDEKA sesuai ketentuan keamanan informasi pemerintah, serta melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan dari tugas tersebut.

(3) Pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah dan

Pemerintahan Desa serta personil yang merencanakan, membuat, dan/atau mengoperasikan sistem elektronik memastikan arsitektur dan desain teknis sistem elektronik, perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem keamanan, telah lulus uji keamanan atau sesuai ketentuan keamanan informasi pemerintah.

(4) Pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintah Daerah dan

Permerintah Desa menetapkan prosedur keamanan sistem elektronik dan melakukan uji risiko sebelum Permerintah Desa menetapkan prosedur keamanan sistem elektronik dan melakukan uji risiko sebelum

menerapkan prosedur keamanan sistem elektronik agar prosedur tersebut dapat beroperasi secara efektif dan efisien.

(5) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dan (2), pimpinan Unit Kerja serta Perangkat Desa mengacu kepada ketentuan keamanan informasi pemerintah.

(6) Ketentuan keamanan informasi pemerintah sebagaimana di maksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (5) diatur oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi.

Pasal 8

Government CIO Nasional bertanggung jawab terhadap keamanan informasi penyelenggaraan SPBEdan SIDEKA secara nasional.

Pasal 9

(1) Setiap Unit Kerja bertanggung jawab menjaga keamanan informasi SPBE di masing-masing Badan Pemerintahan. (2) Setiap Pemerintah Desa bertanggungjawab menjaga keamanan informasi SIDEKA di masing-masing Pemerintah Desa

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud dalam ayat (1), kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. membangun mekanisme yang berfungsi dan berperan sebagai CSIRT (Computer Security Incident Response Team);

b. melakukan pemantauan terhadap kinerja teknis dari b. melakukan pemantauan terhadap kinerja teknis dari

sistem;

c. menerima laporan gangguan dari pengguna sistem, CSIRT, atau pihak manapun yang mengetahui adanya gangguan;

d. melakukan penanganan terhadap gangguan teknis yang dilaporkan;

e. meneruskan persoalan gangguan teknis yang tidak berhasil ditangani sendiri ke Government CIO Nasional, dan;

f. melaporkan jenis gangguan, penanganan yang dilakukan, dan hasil penanganannya kepada Govern- ment CIO Nasional;

g. melakukan koordinasi dengan CSIRT sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

Bagian Kedua Jaringan Intra Pemerintah (Government Internet Exchange)

Pasal 10

(1) Jaringan intra pemerintah merupakan infrastruktur dasar

yang menghubungkan semua layanan pemerintah melalui sebuah jaringan yang aman dan handal.

(2) Jaringan intra pemerintah menghubungkan semua

komponen TIK dasar pemerintah yang termasuk di dalamnya adalah pusat data elektronik, sistem penghubung layanan pemerintah, dan semua aplikasi pemerintahan.

konsep rancangan peraturan presiden

Pasal 11

Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa harus berkonsolidasi dalam melakukan pengadaan semua infrastruktur jaringan maupun jaringan internet secara terpusat.

Pasal 12

(1) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi bertugas untuk menyiapkan dan mengelola Jaringan Intra Pemerintah.

(2) Penyiapan dan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

a. menyusun desain Jaringan Intra Pemerintah;

b. membangun Jaringan Intra Pemerintah;

c. menyediakan sarana yang dapat digunakan oleh penyedia jasa akses Internet untuk terhubung ke dalam Jaringan Intra Pemerintah;

d. mengoperasikan jaringan internet pemerintah sesuai ketentuan keamanan informasi pemerintah, dan;

e. menyusun dan mensosialisasikan prosedur operasional pemanfaatan Jaringan Intra Pemerintah ke seluruh Badan Pemerintahan dan penyedia jasa akses internet.

Bagian Ketiga

Sistem Penghubung Layanan Pemerintah (Government Service Bus)

Pasal 13

(1) Sistem penghubung layanan pemerintah berfungsi sebagai sistem manajemen informasi dan pertukaran data (1) Sistem penghubung layanan pemerintah berfungsi sebagai sistem manajemen informasi dan pertukaran data

dalam lingkungan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa yang mampu melakukan integrasi informasi dari beberapa sistem informasi atau penyedia layanan dan data.

(2) Sistem penghubung layanan pemerintah dilakukan melalui

pengaturan aplikasi dan konsolidasi aplikasi berbasis standar terbuka.

Pasal 14

(1) Aplikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) terdiri atas

a. aplikasi umum; dan

b. aplikasikhusus. (2) Aplikasi umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a ditentukan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi. (3) Aplikasi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b dikembangkan sesuai tugas dan fungsi Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa, yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi.

(4) Aplikasi Umum dioperasikan secara seragam di seluruh

Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa, sedangkan Aplikasi Khusus dioperasikan hanya di Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa yang membuatnya dan/ atau Badan Pemerintahan lain sesuai fungsinya.

(5) Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan (5) Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan

Pemerintahan Desa melaporkan dan mendaftarkan aplikasi yang digunakannya kepada Menteri yang bertanggungjawab dalam urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi.

(6) Setiap Badan Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah mengoperasikan Aplikasi Umum di Badan Pemerintahan dan Pemerintahan Daerahnya.

(7) Setiap Pemerintahan Desa mengoperasikan Aplikasi Umum di Pemerintahan Desanya

Pasal 15

(1) Aplikasi sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 14 memenuhi ketentuan interoperabilitas, keamanan sistem informasi, antar muka, dan akses.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi.

Pasal 16

(1) Konsolidasi aplikasi berbasis standar terbuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 menggunakan kode sumber terbuka (open source).

(2) Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa dapat menggunakan aplikasi dengan kode sumber tidak terbuka setelah berkoordinasi dan mendapat rekomendasi dari Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi.

rancangan peraturan presiden tentang tata kelola ....

Pasal 17

(1) Hak cipta atas aplikasi dan kode sumber yang dibangun

oleh Badan Pemerintahandan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam peraturan presiden ini menjadi milik negara.

(2) Kode sumber aplikasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan dokumen-dokumen teknisnya disampaikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasiuntuk dapat dimanfaatkan bagi negara sesuai ketentuan perundang- undangan yang berlaku.

(3) Ketentuan mengenai tatakelola hak cipta dan kode

sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 18

(1) Pembangunan dan/atau pengembangan aplikasi yang

melibatkan lebih dari satu Badan Pemerintahan dikoordinasikan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi.

(2) Pembangunan dan/atau pengembangan aplikasi bagi

Pemerintahan desa dikoordinasikan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi

Pasal 19

Aplikasi yang digunakan untuk SPBEdan SIDEKA dapat diperiksa kesesuaian fungsinya melalui audit yang dilakukan oleh tenaga Aplikasi yang digunakan untuk SPBEdan SIDEKA dapat diperiksa kesesuaian fungsinya melalui audit yang dilakukan oleh tenaga

ahli yang kompeten yang ditunjuk Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi.

Pasal 20

(1) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa memastikan sistem elektronik yang dibangunmenggunakan standar teknis terbuka, mempersiapkan tabel alokasi file untuk kepentingan pertukaran data, dan mencatat log transaksi pertukaran data.

(2) Mekanisme Pertukaran data dan/atau pemanfaatan data bersama (data sharing) antara Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa dilakukan sesuai kewenangan dan kualifikasi informasi.

(3) Setiap pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa mempersiapkan sarana tatap muka yang dibutuhkan untuk interkoneksi.

(4) Setiap pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa mengatur agar pertukaran data yang menyangkut data pribadi penduduk dan data aparatur negara dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 21

Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa yang telah membuat dan/atau mengembangkan dan mengoperasikan aplikasi pada saat ditetapkannya Peraturan Presiden ini telah menyelesaikan Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa yang telah membuat dan/atau mengembangkan dan mengoperasikan aplikasi pada saat ditetapkannya Peraturan Presiden ini telah menyelesaikan

pekerjaan pembuatan dan/atau pengembangannya paling lambat 3 (tiga) tahun sejak ditetapkan Peraturan Presiden ini.

Bagian Keempat Pusat Data Elektronik Terpadu (Government Integrated Data Center)

Pasal 22

Pusat data elektronik terpadu merupakan suatu fasilitas yang digunakan untuk menampung semua data-data pemerintahan agar setiap Badan Pemerintahandan Pemerintahan Desa dapat berbagi data untuk kebutuhan pelayanan masyarakat yang lebih efektif.

Pasal 23

(1) Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan

Pemerintahan Desa melakukan pendataan terhadap data- data yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan, wilayah dari subyek atau obyek kerja, atau peristiwa.

(2) Data sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa

data statistik, data geospasial, atau data lain yang jenisnya ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

(3) Agar data sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memiliki

tingkat keakurasian tinggi dan dapat digunakan dengan mudah untuk kegiatan perencanaan pembangunan nasional, maka Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional secara berkala dapat menyampaikan permintaan data kepada setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa.

konsep rancangan peraturan presiden

(4) Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa mengisi permintaan data sebagaimana di maksud dalam ayat (3) secara lengkap, menyampaikannya secara tepat waktu, dan mengacu pada standar teknis data yang telah dibakukan oleh Lembaga yang menangani statistik dan/atau informasi geospasial.

(5) Pemanfaatan data antar Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa dilakukan melalui mekanisme layanan terpadu.

(6) Pengembangan dan pengoperasian layanan terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikoordinasikan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi.

Pasal 24

(1) Setiap data dan dokumen elektronik yang dibuat oleh Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa disimpan dalam format data terbuka.

(2) Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa melaporkan seluruh basis data elektronik yang telah dikelola dan rencana pengembangannya secara elektronik kepada Government CIO Nasional, paling lama

1 (satu) tahun sejak Peraturan Presiden ini ditetapkan. (3) Terhadap laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Government CIO Nasional berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku:

a. menambah, mengurangi, mengubah, dan/atau menghilangkan satu atau beberapa elemen di dalam a. menambah, mengurangi, mengubah, dan/atau menghilangkan satu atau beberapa elemen di dalam

basis data elektronik nya, dan/atau;

b. menghubungkan, menggabungkan, atau mengintegrasikan basis data elektroniknya dengan basis data elektronik di Badan Pemerintahan lain.

Pasal 25

(1) Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan

Pemerintahan Desa menyediakan data secara elektronik sebagai informasi publik.

(2) Dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik, setiap

pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa mempertimbangkan perlindungan terhadap aspek privasi, data pribadi, keselamatan warganegara, dan/atau keamanan dan keselamatan negara.

Pasal 26

(3) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang komunikasi dan informasi bertugas untuk membangun Pusat Data Elektronik Nasional.

(4) Pusat Data Elektronik Nasional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berfungsi sebagai tempat penyimpanan dokumentasi sistem elektronik, data elektronik, dan basis data elektronik dari seluruh Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa yang dimanfaatkan untuk kepentingan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik pada ayat (1) berfungsi sebagai tempat penyimpanan dokumentasi sistem elektronik, data elektronik, dan basis data elektronik dari seluruh Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa yang dimanfaatkan untuk kepentingan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik

Pasal 27

(1) Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa menggunakan fasilitas pusat data dan pusat pemulihan data (data recovery center) yang berupa sarana dan prasarana terpusat yang berada di wilayah hukum Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasimenyediakan fasilitas pusat data nasional yang terintegrasi dengan seluruh fasilitas pusat data sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pusat data elektronik nasional dan pusat pemulihan data (data recovery center) diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi.

Pasal 28

Pusat Data Elektronik Nasional diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. berlokasi di wilayah darat, laut, dan udara Republik Indo- nesia;

b. perangkat lunak dan keras dari sistem elektronik yang digunakan telah sesuai dengan standar keamanan informasi pemerintah.

c. personil yang mengoperasikan telah sesuai dengan ketentuan standar keamanan pemerintah.

d. sistem elektronik dan datanya dilindungi dengan sarana kriptografi yang mengacu pada standar yang ditetapkan d. sistem elektronik dan datanya dilindungi dengan sarana kriptografi yang mengacu pada standar yang ditetapkan

oleh Badan Pemerintahan yang bertanggungjawab dalam urusan persandian negara;

e. lokasi kedudukan pusat data elektronik dijaga secara fisik,

f. trafik masuk dan keluar dari pusat data elektronik dicatat dalam sistem; dan

g. area sekitar pusat data elektronik direkam secara terus menerus dengan perangkat kamera yang memiliki kemampuan merekam dalam gelap.

Bagian Kelima

Sistem Perizinan Nasional Satu Pintu (National Single Window)

Pasal 29

(1) Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan

Pemerintahan Desa yang memiliki kewenangan dalam mengeluarkan perizinan mengoperasikan 1 (satu) Aplikasi Khusus untuk mengadministrasikan seluruh ragam dan proses perizinan.

(2) Aplikasi Khusus yang dimaksud pada ayat (1) merupakan

aplikasi elektronik untuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima permohonan perizinan dari masyarakat;

b. memberikan tanda terima permohonan dari masyarakat;

c. menginformasikan kepada masyarakat, unit kerja atau perangkat desa yang sedang menangani permohonan;

d. menginformasikan kepada masyarakat, keputusan Pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintah Daerah, d. menginformasikan kepada masyarakat, keputusan Pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintah Daerah,

dan Pemerintah Desa mengenai penerimaan atau penolakan terhadap permohonan yang diajukan, dan;

e. kegiatan lain yang dipandang dapat mempermudah masyarakat dalam melaksanakan proses perizinan atau membuat proses perizinan semakin transparan dan cepat.

Bagian Keenam Sistem Portal Layanan Publik (Citizen Services System)

Pasal 30

Sistem Portal Layanan Publik merupakan pintu gerbang bagi layanan Pemerintah berbasis situsweb.

Pasal 31

(1) Setiap Badan Pemerintahandan Pemerintahan Desa mengelola situsweb dan menggunakan standar metadata. (2) Situsweb Badan Pemerintahandan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftarkan dengan menggunakan nama domain resmi Pemerintah dengan alamat .go.id.

(3) Informasi yang ditampilkan dalam web atau fasilitas terkait lainnya dimutakhirkan secara berkala dan berkelanjutan.

Pasal 31

(1) Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa mengelola situsweb dan menggunakan standar metadata.

(2) Situsweb Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, (2) Situsweb Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah,

dan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftarkan dengan menggunakan nama domain resmi Pemerintah dengan alamat .go.id.

(3) Informasi yang ditampilkan dalam web atau fasilitas terkait

lainnya dimutakhirkan secara berkala dan berkelanjutan. Pasal 32

(1) Setiap situsweb Badan Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah dikelola oleh Unit Kerja. (2) Setiap situsweb Pemerintahan Desa dikelola oleh Perangkat Desa yang telah diberikan wewenang. (3) Unit Kerja dan Perangkat Desa sebagaimana di maksud

dalam ayat (1) dan (2) memastikan hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam data kontak pendaftar nama domain (registrant contact) tercantum data kontak dari administrator situsweb di Penyelenggara SPBE dan SIDEKA pada Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa tersebut.

b. Dalam data kontak admin tercantum data kontak dari administrator situsweb penyelenggara SPBE dan SIDEKA pada Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desatersebut.

c. Dalam data kontak teknis (technical contact) tercantum data kontak dari administrator situsweb Penyelenggara SPBE dan SIDEKA pada Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desatersebut.

d. Dalam data Penagihan (billing contact), data kontak admin tercantum data kontak dari administrator d. Dalam data Penagihan (billing contact), data kontak admin tercantum data kontak dari administrator

situsweb Penyelenggara SPBE dan SIDEKA pada Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa tersebut.

e. Alamat surat elektronik yang digunakan dalam data kontak situsweb sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan alamat surat eletronik resmi Pemerintah dengan alamat .go.id.

Pasal 33

(1) Situsweb yang merupakan portal nasional dari Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Indonesia.go.id (2) Seluruh administrator situsweb Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa menghubungkan situswebnya dengan situsweb indonesia.go.id atau situs induk lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Badan Pemerintahan yang melaksanakan fungsi di bidang sekretariat negara mengelola portal nasional dibawah koordinasi Government CIO Nasional.

Pasal 34

(1) Setiap administrator situsweb dan fasilitas lain terkait Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa menyediakan fitur di situsweb Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan saran, keluhan, usulan, pendapat, kritik, atau gagasannya.

(2) Setiap administrator situsweb dan fasilitas lainterkait, (2) Setiap administrator situsweb dan fasilitas lainterkait,

mendata seluruh saran, keluhan, usulan, pendapat, kritik, atau gagasan yang masuk dan melaporkannya secara elektronik kepada Unit Kerja.

(3) Setiap administrator situsweb dan fasilitas lain terkait di

Pemerintahan Desa, mendata seluruh saran, keluhan, usulan, pendapat, kritik, atau gagasan yang masuk dan melaporkannya secara elektronik kepada Perangkat Desa yang telah diberikan wewenang pengelolaan.

(4) Unit Kerja dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2) dan ayat (3) melakukan analisis dan menentukan langkah untuk menindaklanjuti saran dan keluhan tersebut.

Pasal 35

(1) Setiap pemilik sistem elektronik privat menjaga keamanan

sistem, pusat data, dan/atau basis data elektroniknya masing-masing.

(2) Administrator keamanan komputer di setiap sistem

elektronik privat berkoordinasi dengan Government CIO Kabupaten/Kota untuk saling berbagi informasi seputar adanya serangan atau ancaman serangan terhadap sistem, pusat data, dan/atau basis data elektronik, agar secara bersama-sama dapat melakukan upaya untuk menanggulanginya.

Pasal 36

(1) Setiap pimpinan Badan Pemerintahan dan Pemerintahan

Daerah memprioritaskan pemanfaatan barang, jasa, dan personil dalam negeri dalam pembangunan dan Daerah memprioritaskan pemanfaatan barang, jasa, dan personil dalam negeri dalam pembangunan dan

pengelolaan infrastruktur SPBE dan SIDEKA dengan memperhatikan ketentuan perdagangan dunia.

(2) Setiap Penyelenggara SPBE dan SIDEKA meneliti terlebih dahulu kebutuhan internal dan spesifikasi teknis dari setiap tawaran bantuan untuk pembangunan atau pengelolaan infrastruktur dan melakukan kajian manajemen resiko, uji keamanan terhadap perangkat keras, lunak, dan prosedurnya sebelum memutuskan untuk menerima bantuan.

Pasal 37

(1) Setiap korporasi dapat bekerjasama dengan Badan Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah untuk membangun dan mengelola infrastruktur SPBE.

(2) Setiap korporasi dapat bekerjasama dengan Pemerintahan Desa untuk membangun dan mengelola infrastruktur SIDEKA.

(3) Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa bertanggung jawab atas pembangunan dan pengelolaan infrastruktur SPBE dan SIDEKA.

(4) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan yang terkait.

Pasal 38

Rencana Induk Nasional SPBEdan SIDEKA sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

rancangan peraturan presiden tentang tata kelola ....

BAB IV PETA JALAN Pasal 39

(1) Peta jalan dan tahapan pengembangan SPBE dibuat untuk

memandu pemerintah dalam mencapai visi dan tujuan yang ada dalam rencana induk.

(2) Peta jalan dan tahapan pengembangan SIDEKA dibuat

untuk memandu Pemerintah Desa dalam mencapai visi dan tujuan yang ada dalam rencana induk.

(3) Peta jalan dan tahapan pengembangan SPBE dan SIDEKA

dibuat dengan membandingkan antara kondisi saat ini (ex- isting) dan kondisi ideal yang terdapat di rencana induk

(4) Peta jalan dan tahapan pengembangan SPBE dan SIDEKA

dirumuskan dalam 5 (lima) tahap dengan tema yang berbeda di setiap tahapannya. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

a. Informasi, Mendekatkan informasi ke publik dan pengguna.

b. Interaksi, Publik dan pengguna dapat berinteraksi

dengan pemerintah melalui sistem TIK terpadu.

c. Transaksi, Publik dan pengguna dapat melakukan transaksi (misalnya perizinan) melalui sistem TIK pemerintah.

d. Kolaborasi, Antar kementerian dan lembaga berkolaborasi untuk memadukan layanan dalam sistem TIK pemerintah.

e. Optimalisasi, Layanan yang telah terpadu terus dioptimalisasikan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi.

konsep rancangan peraturan presiden

(5) Peta Jalan dan tahapan pengembangan SPBE dan SIDEKA sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

BAB V TATA KELOLA Pasal 40

Tata Kelola SPBE dan SIDEKA, meliputi:

a. Perencanaan;

b. Organisasi dan Tata Laksana;

c. Penguatan Sumber Daya Manusia;

d. Pembiayaan dan Pengadaan; dan

e. Pengawasan dan Evaluasi.

Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 41

(1) Seluruh Badan Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah melakukan perencanaan SPBE untuk melaksanakan administrasi pemerintahan dan menyelenggarakan pelayanan publik.

(2) Seluruh Pemerintahan Desa melakukan perencanaan SIDEKA untuk melaksanakan administrasi pemerintahan dan menyelenggarakan pelayanan publik.

(3) Dalam penyusunan dokumen perencanaan, setiap Pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa:

a. melaksanakan inventarisasi seluruh kegiatan a. melaksanakan inventarisasi seluruh kegiatan

administrasi pemerintahan dan administrasi Pemerintahan Desa serta pelayanan publik yang dapat dilakukan secara elektronik;

b. memastikan sistem elektronik yang akan dioperasikan telah memenuhi standar kelaikan sistem elektronik pemerintah;

c. memastikan sistem elektronik yang akan dioperasikan dapat terhubung dengan sistem elektronik di Badan Pemerintahan lain;

d. memastikan data yang dihasilkan dapat diakses oleh

Badan Pemerintahan lain dan/atau masyarakat;

e. memastikan sistem elektronik yang dioperasikan dilindungi dengan sistem keamanan informasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan;

f. melaksanakan pengelolaan, perawatan, dan pemutakhiran sistem elektronik.

(4) Perencanaan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dan

ayat (2) diprioritaskan untuk melaksanakan indikator kinerja utama SPBE dan SIDEKA, baik yang bersifat jangka pendek maupun yang jangka menengah.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara

perencanaan SPBE dan SIDEKA diatur lebih lanjut oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.

Bagian Kedua Organisasi dan Tata Laksana

Pasal 42

(1) Dalam rangka pelaksanaan Kebijakan SPBEdan Kebijakan (1) Dalam rangka pelaksanaan Kebijakan SPBEdan Kebijakan

SIDEKA, maka menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang Komunikasi dan Informasi berperan dan berfungsi serta bertanggung jawab sebagai Government CIO Nasional.

(2) Government CIO Nasional sebagaimana di maksud dalam ayat (1) menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi, pengendalian keterpaduan, monitoring, dan evaluasi SPBEdanSIDEKA secara nasional.

b. mensosialisasikan Kebijakan SPBEdan Kebijakan SIDEKA ke setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa;

c. membantu Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa dalam menyusun rencana pengimplementasian Kebijakan SPBEdan Kebijakan SIDEKA.

d. membantu Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa dalam menyusun desain sistem elektronik sesuai dengan Kebijakan SPBEdan Kebijakan SIDEKA;

e. membantu Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa dalam menyusun norma tata kelola SPBEdan Kebijakan SIDEKA;

f. membantu Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan desa dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk melaksanakan SPBEdanSIDEKA,

g. meneliti, mengevaluasi, dan merekomendasikan aplikasi sistem elektronik di Badan Pemerintahan, g. meneliti, mengevaluasi, dan merekomendasikan aplikasi sistem elektronik di Badan Pemerintahan,

Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa yang dapat dilanjutkan, diintegrasikan, dimodifikasi, atau dihentikan pengoperasiannya, dan;

h. menyelenggarakan secara berkala Forum Data dan Konsolidasi Nasional.

Pasal 43

(1) Pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah,

dan Pemerintah Desa memastikan terlaksananya transformasi Sistem Pemerintahan Non-elektronik menjadi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

(2) Transformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. melakukan perumusan kebijakan, pengendalian, penetapan tahap-tahap implementasi.

b. melakukan digitalisasi dokumen atau pengarsipan, administrasi perkantoran, dan surat menyurat secara elektronik, di lingkungan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan di lingkungan Pemerintahan Desa;

c. menggunakan sistem surat elektronik pemerintah bagi Aparatur Sipil Negara;

d. menetapkan pengelolaan tata naskah dinas secara elektronik pada Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa;

e. mengaplikasikan sistem penandatanganan elektronik berbasis kriptografi untuk naskah dinas, terutama keputusan berbentuk elektronis;

f. menstandarisasikan pengisian informasi kontak ad- f. menstandarisasikan pengisian informasi kontak ad-

ministrator di setiap situsweb yang dikelola oleh Unit Kerja dan Perangkat Desa;

(3) Unit Kerja menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. mengkonsolidasikan pengelolaan seluruh sistem informasi yang tersebar ke dalam satu sistem pengelolaan yang menyeluruh dan terintegrasi;

b. mengelola, merawat, memperbaiki, dan memutakhirkan sistem elektronik, yang sekurang- kurangnya meliputi: infrastruktur jaringan, koneksi internet, sistem informasi, penyimpanan data elektronik, aplikasi elektronik, keamanan sistem dan data, dan portal atau situsweb Badan Pemerintahan;

c. melaporkan hasil pencapaian kinerja SPBE beserta kendala dan usulan perbaikan, secara berkala kepada Pimpinan Badan Pemerintahan.

(4) Perangkat Desa yang diberikan wewenang pengelolaan SIDEKA menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. mengkonsolidasikan pengelolaan seluruh sistem informasi yang tersebar ke dalam satu sistem pengelolaan yang menyeluruh dan terintegrasi;

b. mengelola, merawat, memperbaiki, dan memutakhirkan sistem elektronik, yang sekurang- kurangnya meliputi: infrastruktur jaringan, koneksi internet, sistem informasi, penyimpanan data elektronik, aplikasi elektronik, keamanan sistem dan data, dan portal atau situsweb Pemerintahan Desa;

c. melaporkan hasil pencapaian kinerja SIDEKA beserta kendala dan usulan perbaikan, secara berkala kepada Pemerintah Desa.

rancangan peraturan presiden tentang tata kelola ....

Pasal 44

Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa memanfaatkan unit kerja, Perangkat Daerah, dan Perangkat Desa yang telah ada, dengan melakukan langkah- langkah penguatan kapasitas melalui:

a. mengumpulkan data dari berbagai unit kerja lain, Perangkat Daerah, dan Perangkat Desa lain;

b. memastikan penyajian data, metadata statistik, dan metadata informasi geospasial dalam format dan struktur yang sudah dibakukan oleh Kepala Lembaga yang menangani statistik dan/atau informasi geospasial;

c. menyampaikan data dan metadata kepada Unit Kerja lain, Perangkat Daerah, dan Perangkat Desa lain untuk digunakan sebagai rujukan pertama dan utama bagi penyusunan rencana, anggaran, dan evaluasi rencana pembangunan;

d. menyediakan data untuk pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Desa dan masyarakat;

e. melakukan koordinasi penyelenggaraan data melalui Fo- rum Data dan Konsolidasi Nasional.

Pasal 45

Pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa memastikan bahwa penguatan tugas dan fungsi pada Unit Kerja, Perangkat Daerah, dan Perangkat Desa di lingkungan masing-masing telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

konsep rancangan peraturan presiden

Pasal 46

(1) Struktur kelembagaan pelaksana SPBE sebagaimana

terlampir dalam lampiran Peraturan Presiden ini. (2) Struktur pengelola SIDEKA diatur dalam Peraturan Desa.

Bagian Ketiga Penguatan Sumber Daya Manusia

Pasal 47

(1) Setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa menyiapkan sumber daya manusia dengan kualifikasi keahlian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan SPBE dan kebijakan SIDEKA sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(2) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan, Pemerintah Daerah,dan Pemerintah Desa melakukan perekrutan, pendidikan, pelatihan, dan pembinaan terhadap sumber daya manusia agar memiliki kualifikasi keahlian sebagaimana di maksud dalam ayat (1);

(3) Sumber daya manusia pelaksana SPBE adalah Aparatur Sipil Negara; (4) Sumber daya manusia pelaksana SIDEKA adalah ___________________ (5) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi menyusun jabatan fungsional dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan SPBE sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku.

rancangan peraturan presiden tentang tata kelola ....

Bagian Keempat Pembiayaan dan Pengadaan

Pasal 48

(1) Pembiayaan untuk penyelenggaraan SPBE di setiap Badan

Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah dapat diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), atau sumber lain yang sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

(2) Pembiayaan untuk pengelolaan SIDEKA di setiap

Pemerintahan Desa dapat diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) atau sumber lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang keuangan dapat menolak pengajuan anggaran pembiayaan dari setiap Badan Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah yang tidak sesuai Rencana Induk Nasional SPBE.

Pasal 49

Pembiayaan yang termasuk dalam kelompok anggaran SPBE dan SIDEKAmeliputi:

a. operasional satuan kerja pengelola SPBEdan SIDEKA;

b. pembuatan dan/atau pengembangan aplikasi khusus sesuai dengan tugas dan fungsi spesifik setelah disetujui oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi;

c. penyediaan akses internet secara menyeluruh dan terpadu; c. penyediaan akses internet secara menyeluruh dan terpadu;

d. penyimpanan data elektronik pada pusat data yang telah lulus uji keamanan;

e. pengadaan perangkat keras dan/atau lunak yang berfungsi untuk penyelenggaraan sistem elektronik untuk pelayanan publik di Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa tersebut yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan kartu tanda penduduk elektronik dan/atau mengautentikasi identitas penduduk dan data elektronik;

f. pengoperasian tandatangan digital yang terhubung dengan infrastruktur kunci publik pemerintah;

g. penyediaan jasa profesional dalam rangka mendukung pengembangan dan pelaksanaan SPBEdan SIDEKA;

h. pengamanan sistem elektronik dan/atau data elektronik untuk mendeteksi, mengantisipasi, dan menanggulangi serangan, akses yang tidak sah, modifikasi yang tidak sah, dan/atau intersepsi yang tidak sah;

i. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan yang hasilnya akan meningkatkan kompetensi pengelolaan SPBEdan SIDEKA dari personil di Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintah Desa; dan

j. penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, promosi, edukasi, atau publikasi yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan aparatur negara dalam memanfaatkan SPBE dan SIDEKA yang diselenggarakan Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa tersebut.

rancangan peraturan presiden tentang tata kelola ....

Pasal 50

(1) Pengadaan barang dan/atau jasa untuk melaksanakan

rencana dan anggaran di setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Khusus untuk pengadaan akses Internet, setiap Badan

Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa memiliki peta kebutuhan pita lebar pada tiap-tiap unit internal dan melaksanakan pengadaan akses internet secara terpusat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

(3) Pengadaan akses internet secara terpusat sebagaimana

di maksud dalam ayat (2) tidak berarti ada 1 (satu) penyedia jasa internet saja untuk setiap Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa.

Bagian Kelima Pengawasan dan Evaluasi

Pasal 51

(1) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan. Pemerintahan

Daerah, dan Pemerintah Desa bertanggung jawab melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan SPBE dan SIDEKA.

(2) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang aparatur negara bertanggungjawab atas pengawasan dan evaluasi kebijakan SPBE.

(3) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang _________ bertanggungjawab atas pengawasan dan evaluasi kebijakan SIDEKA.

(4) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan (4) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang komunikasi dan informasi bertanggung jawab atas pengawasan dan evaluasi pelaksanaan SPBE dan SIDEKA.

(5) Setiap Pimpinan Badan Pemerintahan dan Pemerintahan Desa melaporkan kinerja pelaksanaan SPBEdan SIDEKA kepada Presiden melalui Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi.

BAB VI KETENTUAN LAIN Pasal 52

(1) Dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun sejak ditetapkan Peraturan Presiden ini seluruh Badan Pemerintahan, Pemerintahan Daerah, dan Pemerintahan Desa telah melaksanakan SPBEdan SIDEKA.

(2) Untuk melaksanakan ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka:

a. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informasi bertanggung jawab terhadap penyediaan aplikasi, hal lain sebagaimana ditetapkan dalam peraturan ini serta pelaksanaan kebijakan SPBEdan SIDEKA;

b. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional bertanggung jawab terhadap pengendalian perencanaan SPBEdan SIDEKA

c. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan bertanggung c. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan bertanggung

jawab terhadap pembiayaan pelaksanaan SPBEdan SIDEKA

d. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara bertanggungjawab terhadap pengawasan dan evaluasi kebijakan SPBE

e. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara bertanggung jawab terhadap pengelolaan portal nasional

f. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri bertanggung jawab terhadap koordinasi pelaksanaan kebijakan SPBE di daerah

g. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan bertanggung jawab terhadap keamanan informasi lingkup militer

h. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang statistik dan/atau informasi geospasial bertanggung jawab terhadap penetapan standar teknis data yang terkait dengan bidang tugasnya masing-masing

i. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang

penerapan dan pengkajian teknologi bertanggung jawab terhadap kajian teknologi informasi

j. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang

sandi negara bertanggung jawab terhadap keamanan informasi publik

k. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang

penanaman modal bertanggung jawab terhadap tata penanaman modal bertanggung jawab terhadap tata

kelola perizinan penanaman modal l. kepala lembaga yang mempunyai tugas di bidang kearsipan bertanggung jawab terhadap pengelolaan penyimpanan dokumen kearsipan