Mills mengukur lebar lengkung dengan penggaris plastik transparan millimeter dengan pendekatan 0,5 mm pada regio premolar kedua dan molar pertama permanen.
Lebar lengkung pada regio premolar kedua diukur langsung pada rongga mulut dengan penggaris dari puncak tonjol bukal ke puncak tonjol bukal premolar berseberangan. Pada
regio molar pertama permanen dilakukan pengukuran dari fisur bukal ke fisur bukal molar pertama permanen berseberangan.
Raberin dan peneliti lainnya juga melakukan pengukuran terhadap lebar lengkung gigi, dimana diukur jarak antara :
12
1. puncak tonjol kaninus kiri dan kanan
2. puncak tonjol mesio-bukal molar pertama permanen kiri dan kanan
3,4,5,19
3. puncak tonjol disto-bukal molar kedua permanen kiri dan kanan
3,4,5 3,4,5,19
2.6. Metode Pengukuran Panjang Lengkung Gigi Rahang Bawah
Pengukuran panjang lengkung gigi dilakukan dengan cara menarik garis yang melalui titik-titik kontak gigi belakang sampai insisal gigi depan. Metode odontometri
mempergunakan banyak titik-titik kontak gigi dan titik-titik pada gigi untuk pengukuran lengkung gigi.
Panjang lengkung gigi terdiri atas panjang lengkung anterior dan posterior. Panjang lengkung anterior merupakan garis yang ditarik dari pertengahan insisivus
sentral tegak lurus terhadap garis interkaninus. Sedangkan panjang lengkung posterior merupakan garis yang ditarik dari pertengahan insisivus sentral tegak lurus terhadap garis
intermolar Gambar 4.
9,20
8
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Panjang anterior 1 dan posterior 2 lengkung gigi
8
Mills melakukan pengukuran panjang lengkung gigi yang diukur dengan penggaris plastik pada permukaan mesiolingual dari molar pertama permanen ke
pertengahan insisivus sentralis permanen puncak papilla ginggival. Lihat gambar 5.
12
Gambar 5. Metode pengukuran panjang dan lebar lengkung gigi rahang bawah dengan
menggunakan penggaris plastik
12
Hasan N, dkk menggunakan sebuah alat ukur elektronik dengan keakuratan 0,1 mm. Panjang lengkung gigi diukur dari pertengahan gigi insisivus sentralis tegak lurus
terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol kaninus dan puncak tonjol disto-bukal gigi molar permanen kedua kiri dan kanan. Raberin menambahkan dengan mengukur
jarak dari pertengahan gigi insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang
Universitas Sumatera Utara
menghubungkan tonjol mesio-bukal gigi molar pertama permanen kiri dan kanan Gambar 6.
5,19
Gambar 6. Metode pengukuran panjang dan lebar lengkung gigi Rahang bawah menurut Raberin
5
2.7 Bentuk Lengkung Gigi Rahang Bawah
Lengkung gigi mempunyai bentuk yang sangat bervariasi. Pada umumnya lengkung gigi rahang atas berbentuk elips dan bawah seperti parabola. Bentuk lengkung
gigi dikategorikan sebagai bentuk U atau empat persegi panjang, dengan susunan gigi anterior datar terhadap bidang frontal, sudut kaninus tajam, dan gigi posterior hampir
sejajar dengan bidang sagital. Bentuk U disebut sebagai bentuk karakteristik primitif atau antropoid. Beberapa peneliti juga berpendapat bahwa bentuk lengkung gigi merupakan
bentuk geometri sederhana seperti elips, parabola, dan garis lurus yang menghubungkan titik dalam lingkaran, atau modifikasi bulat.
Beberapa penulis telah mencoba mengidentifikasi kurva geometri yang dapat menentukan bentuk lengkung secara akurat. Banyak bentuk geometri dan fungsi
matematika diusulkan sebagai model lengkung gigi manusia. Bonwill dan Hawley menggambarkan susunan dari gigi anterior atas sebagai lengkung melingkar, sementara
1,8,19,22
Universitas Sumatera Utara
Mac Concill dan Scher menyatakan bahwa lengkung gigi seperti kurva catenary. Izard menghubungkan ukuran lengkung gigi terhadap ukuran wajah dan menemukan bahwa
bentuk lengkung dapat digambarkan seperti kurva elips atau bulat panjang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Raberin pada bangsa Perancis
menyatakan bahwa bentuk lengkung gigi rahang bawah pada ras kaukasoid dibagi atas lima bentuk yaitu narrow,wide,mid,pointed dan flat.
19,21,23,24
3,5
2.8 Penyesuaian Bentuk Archwire Dengan Bentuk Lengkung Gigi