BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ras Deutro-Melayu Sebagian besar dari penduduk Indonesia termasuk ras Paleomongoloid yang
disebut dengan ras Melayu. Ras Melayu terdiri dari kelompok Proto-Melayu Melayu tua dan Deutro-Melayu Melayu muda. Kelompok Proto-Melayu pada 2000 S.M.
datang ke Indonesia sedangkan Deutro-Melayu pada 1500 S.M. Pada mulanya kelompok Proto-Melayu menempati pantai-pantai Sumatra Utara
Batak, Kalimantan Barat Dayak dan Sulawesi Barat Toraja kemudian pindah ke pedalaman karena terdesak oleh kelompok Deutro-Melayu. Suku yang termasuk
kelompok ras Deutro-Melayu adalah suku Aceh kecuali Gayo, Minangkabau, Lampung, Renjang Lebong, Jawa, Madura, Bali, Makasar, Bugis, Melayu, Betawi, Manado dan
Sunda.
25
25
Ciri fisik kedua kelompok ras ini berbeda dilihat dari bentuk kepala yaitu dolicocephalis pada Proto-Melayu dan brachycephalis pada Deutro-Melayu. Bentuk dan
ukuran rahang pada kedua ras ini juga berbeda karena dipengaruhi ras dan bentuk kepala yang berbeda.
11
2.2 Lengkung Gigi Menurut Barber, lengkung gigi merupakan suatu garis lengkung imaginer yang
menghubungkan sederetan gigi pada rahang atas dan bawah.
3
Moorrees dan Reed menyatakan bahwa lengkung gigi adalah lengkung yang dibentuk oleh susunan mahkota
gigi.
8
Universitas Sumatera Utara
Garis oklusi merupakan garis lengkung gigi yang mulus, tidak terputus dan simetris.Garis ini ditarik dari gigi molar pertama kanan ke kiri. Garis lengkung gigi atas
ditarik melalui fossa sentral gigi molar, singulum kaninus, insisivus, dan garis lengkung gigi bawah ditarik melalui tonjol buka l molar dan tepi insisivus Gambar 1.
8
Gambar 1. Garis oklusi identik dengan lengkung gigi
8
Menurut Moyers lengkung gigi dibedakan atas lengkung alveolar dan lengkung basal. Lengkung alveolar atau lengkung prosessus alveolar adalah tempat gigi tertanam di
dalam tulang basal. Lengkung alveolar menghubungkan ukuran dan bentuk lengkung basal dengan lengkung gigi. Lengkung basal adalah lengkung korpus mandibula dan
merupakan bagian terbesar rahang bawah. Bentuk dan ukuran lengkung basal tidak berubah meskipun gigi telah hilang atau prosessus alveolaris mengalami resorpsi
Gambar 2.
8
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Hubungan lengkung gigi, lengkung basal dan lengkung alveolar
8
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Lengkung Gigi Perubahan lengkung gigi dipengaruhi beberapa faktor antar lain genetik dan
lingkungan seperti trauma fisik, kebiasaan, penyakit, dan malnutrisi. Faktor genetik sangat berpengaruh pada dimensi lebar, panjang, dan perimeter lengkung gigi. Gen ibu
lebih banyak diturunkan pada anak perempuan. Saudara kandung dengan jenis kelamin berbeda mempunyai ukuran dan bentuk lengkung gigi sedikit berbeda makna.
Menurut Van der Linden, faktor yang mempengaruhi perubahan dan karakteristik lengkung gigi antara lain fungsi rongga mulut, kebiasaan oral, dan otot rongga mulut.
Fungsi rongga mulut masa neonatal antara lain infantile suckling dan swallowing, pemeliharaan jalan nafas, menangis, batuk, dan gagging, sedangkan fungsi rongga mulut
postnatal adalah untuk mengunyah, ekspresi wajah, berbicara, dan penelanan matur. Kebiasaan oral yang mempengaruhi lengkung gigi antara lain mengisap ibu jari atau jari-
jari tangan, bernafas melalui mulut, dan tongue thrusting. Peran kebiasaan oral terhadap perubahan dan karakteristik lengkung gigi tergantung dari frekuensi, intensitas, dan lama
durasi. Dampak perubahan dapat mengenai seluruh morfologi fasial yaitu mengenai gigi,
8
Universitas Sumatera Utara
rahang, dan skelet fasial. Otot yang berperan terhadap perubahan karakter lengkung gigi adalah otot orofasial dan pengunyahan. Gangguan otot sering dihubungkan dengan
kelainan neuromuskuler, genetik, dan penyakit.
8
2.4 Ukuran Lengkung Gigi